Anda di halaman 1dari 5

Cara Menanam Cabai/Cabe Panduan Lengkap Bagi Pemula

Cara Menanam Cabai/Cabe Panduan Lengkap Untuk Pemula – Cabai merupakan sayuran
yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman cabai memiliki daya adaptasi yang luas
sehingga bisa ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.

Di masyarakat cabai yang dibudidayakan pada umumnya yaitu cabai rawit, cabai merah besar
dan cabai merah keriting

Tanaman cabai dapat di tanam di lahan sawah maupun lahan kering. Namun untuk dapat optimal
tanaman cabai memerlukan lokasi lahan yang subur, tidak tergenang, suhu udara berkisar 25-27°
C, kelembapan udara 80%, curah hujan 600-1200 mm per tahun dan ber-pH 5,5-6,8.

Selain itu dalam pemilihan lokasi agar memilih lahan yang bukan endemik virus dan bukan
bekas tanaman se-family Solanacea.

Selain faktor di atas, pemilihan waktu tanam cabai sangat penting. Ini berkaitan erat dengan
ketersediaan air, curah hujan serta serangan hama penyakit, sehingga tanaman bisa tumbuh dan
berbuah secara optimal.

sedangkan pada lahan sawah bekas padi di tanam pada akhir musim hujan yaitu Agustus-
September.

Tanaman cabai sangat rentan terhadap serangan OPT, dimana OPT tersebut dapat menyebabkan
kerusakan tanaman dan berakibat kegagalan panen.

Ada beberapa cara untuk menekan serangan OPT yaitu dengan memodifikasi sistem tanam
seperti pola tumpang sari, pola tumpang gilir, menanam tanaman perangkap, menanam tanaman
penghadang atau menanam di rumah kasa (screen house).

Sobat BT, modifikasi sistem tanam sebenarnya sangat menarik dan cukup signifikan dalam
menekan serangan OPT.

Tapi pada postingan kali ini kita akan fokus pada bagaimana cara menanam cabai/cabe-nya dulu.
Secara garis besar budidaya/menanam tanaman cabai di bagi menjadi 4 proses inti yaitu
persiapan tanam, tanam, perawatan dan panen.

A. PERSIAPAN TANAM
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah adalah upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan
struktur tanah, pH (keasaman tanah) dan zat hara tanah. Perbaikan struktur tanah
dilakukan dengan membajak tanah dan penggaruan. Bajak bertujuan untuk membolak
balik tanah sehingga tanah yang di bawah yang subur berpindah ke bagian atas.
Penggaruan, atau kegiatan untuk meratakan tanah, bertujuan untuk memperbaiki aerasi
tanah. Perbaikan pH tanah bisa dilakukan dengan penambahan dolomit atau kapur
pertanian. Perbaikan unsur hara dilakukan dengan cara penambahan pupuk dasaran.
Pupuk dasaran yang digunakan antara lain pupuk kandang, NPK dan dolomit. Bila perlu
bisa ditambahkan SP-36 atau KCl. Pupuk kandang yang digunakan dapat berasal dari
kotoran ayam, kambing atau sapi. Penggunaan dolomit disesuaikan dengan tingkat
keasaman tanah atau pH, pH ideal untuk tanaman cabai yaitu 5,5-6,8. Jika pH tidak
sesuai maka berdampak pada pertumbuhan tanaman selain itu tanaman juga menjadi
rentan terhadap serangan hama penyakit. Oleh karena itu sebelum dilakukan olah tanah
perlu dilakukan pengecekan pH tanah tersebut.

Pupuk dasar dan Kebutuhan (kg/0,1 ha)

 Pupuk kandang : 1,5-2,0 ton


 Pupuk NPK : 30 kg
 Dolomit : 300-1000 kg

Tabel kebutuhan dolomit (kapur) berdasarkan pH tanah awal

 pH tanah awal 5,5 | kebutuhan dolomit (kg/0,1 ha) : 300 kg


 pH tanah awal 5,0 | kebutuhan dolomit (kg/0,1 ha) : 500 kg
 pH tanah awal 4,5 | kebutuhan dolomit (kg/0,1 ha) : 800 kg
 pH tanah awal 4,0 | kebutuhan dolomit (kg/0,1 ha) : 1000 kg

Setelah tanah dibajak dan digaru kemudian tambahkan pupuk dasaran dan dolomit.
Kemudian digacar (plotting) sesuai ukuran bedeng yang dikehendaki. Pemberian pupuk
dasaran juga bisa dilakukan setelah tanah digacar, teknik ini biasanya dilakukan jika
lahan hanya dicangkul dan tidak dibajak terlebih dahulu. Idealnya pupuk dasaran
diberikan pada dasar bedengan sebelum bedengan dibuat, bukan diberikan diatas
bedengan yang telah jadi. Hal ini berkaitan dengan efektifitas penyerapan hara tanaman
karena nantinya akar akan tumbuh ke bawah dan langsung dapat menyerap pupuk
tersebut.

2. Pemasangan mulsa

Pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari saat cuaca panas, antara jam 9-11 siang
agar mudah ditarik, direnggangkan dan dipotong sesuai panjang bedengan. Pada bagian
tepinya digunakan pasak bambu untuk menguncinya sehingga mulsa tidak mudah lepas,
terutama saat ada angin kencang. Mulsa pada penanaman cabai sangat direkomendasikan
karena mulsa bermanfaat dalam menjaga kelembapan tanah, menekan pertumbuhan
gulma serta menekan perkembangan hama vektor penyakit seperti trips, lalat buah, ulat
grayak yang berkepompong di tanah. Setelah itu mulsa dilubangi sesuai jarak tanam.
Jarak tanam cabai pada musim kemarau yaitu 40 x 50 cm, dan pada musim hujan 50 x 60
cm. Jarak tanaman dan lebar bedeng akan berpengaruh terhadap jumlah tanaman dalam
luasan tertentu. Jarak tanam dan lebar bedeng inilah yang digunakan sebagai acuan dalam
menghitung jumlah tanaman sehingga akan diketahui berapa jumlah benih yang
dibutuhkan. Secara otomatis hal ini juga memudahkan kita dalam menghitung kebutuhan
kita akan benih/bibit, lanjaran dan kebutuhan pupuk per tanaman atau per luasan tertentu.

B. PENANAMAN
1. Tanam (transplanting)

Penanaman dilakukan pada sore hari mulai jam 2-3 sore, agar tanaman tidak mati karena
layu yang disebabkan suhu yang tinggi. Dua hari sebelum tanam lahan di leb (digenangi)
setinggi ½ bedeng. Selanjutnya diberi insectisida berbahan aktif karbofuran misal furadan
atau wingran 1 g/tanaman 2 hari sebelum tanam. Setelah pindah tanam, disiram air
kurang lebih 250 ml/lubang tanam, pagi atau sore agar bibit bisa tumbuh dan tidak stress.
Selanjutnya disiram pagi dan sore, sementara penyulaman maksimal 3-7 hari
setelah tanam. Sebelum fase penanaman terlebih dulu bibit disiapkan dengan cara
menyemai benih cabai yang sudah disiapkan.

2. Pemasangan lanjaran dan ikat


Lanjaran dipasang ketika tanaman sudah berumur 3-4 minggu. Lanjaran berguna untuk
memperkokoh tanaman. Batang tanaman di ikat kan ke lanjaran dengan tali rafia.
selanjutnya pengikatan dilakukan mengikuti pertumbuhan tanaman.

C. PERAWATAN
1. Pengairan pada Cabai
Pengairan dilakukan dengan cara penyiraman atau pengocoran. Pengocoran dilakukan
setiap hari sejak tanam sampai tanaman cabai berumur 2-3 minggu. Setelah itu
pengocoran dilakukan dua kali seminggu disesuaikan dengan kondisi tanaman dan
lingkungan.

2. Penyiangan
Beberapa gulma atau rumput liar berperan sebagai inang dari beberapa jenis OPT.
Jadi untuk menekan perkembangan OPT sedini mungkin penyiangan perlu dilakukan
terhadap gulma. Gulma seperti wedusan (Ageratum conyzoides) merupakan inang dari
hama kutu kebul (Bemisia tabaci) yang merupakan vektor penyakit virus kuning gemini.
Selanjutnya untuk waktu yang tepat dalam melakukan penyiangan adalah sebelum
dilakukan pemupukan susulan.

3. Pewiwilan Cabai
Pewiwilan/perempelan berarti pembuangan tunas, bunga, buah serta daun pada tanaman
cabai. Pewiwilan pada tanaman cabai ada 4 jenis yaitu
 Pewiwilan tunas samping di bawah cabang Y
 Pewiwilan bunga pada cabang Y
 Pewiwilan daun tua di bawah cabang Y
 Pewiwilan cabang atau tunas tidak produktif di atas cabang Y
4. Pemupukan susulan Cabai
Pemupukan susulan diberikan dengan cara penugalan. Pengocoran efektif dilakukan pada
musim kemarau dan tugal dilakukan saat musim hujan.

Susulan I
Umur 10-15 hst : ZA + NPK, 10 g/tan (1:5), 10 cm di samping lubang tanam

Susulan II
Umur 20-25 hst : NPK 20 g/tan (1 sendok makan), 20 cm dibawah lubang tanam

Susulan III
Umur 50-60 hst : NPK 20 g/tan (1 sendok makan), 30 cm dibawah lubang tanam

Selain dosis pupuk diatas untuk mempercepat pertumbuhan penambahan pupuk lain
seperti Multi NP, Multi KP, KNO3 bisa digunakan (sesuai dengan dosis).

5. Pengendalian Hama Penyakit Cabai


Dalam menanam cabai kita seringkali dihadapkan dengan kendala serangan dari
organisme pengganggu tanaman antara lain berupa hama, penyakit dan gulma. Hama
yang biasanya menyerang cabai antara lain hama trips, kutu daun persik, ulat buah, ulat
grayak, kutu kebul, tungau, lalat penggorok daun Liriomyza, dan lalat buah. Dari
beberapa hama utama cabai di atas, ada hama trips, kutu kebul, kutu daun yang juga
dikenal sebagai hama vektor atau penyebar virus. Selanjutnya dalam pengendalian hama
sebaiknya memperhatikan ambang batas pengendalian Selain hama, ada penyakit yang
menjadi kendala juga dalam menanam cabai. Penyakit utama yang menyerang cabai ada
banyak antara lain busuk daun (phytoptora), antraknosa (patek), embun tepung (powdery
mildew), layu (jamur dan bakteri). Sementara untuk gulma walaupun tidak signifikan
sebagaimana hama dan penyakit, namun tetap merugikan Untuk mengendalikan hama
penyakit dan organisme peggangu tanaman lain, digunakan bahan yang disebut dengan
pestisida. Namun dari 6 cara aplikasi pestisida yang bisa dilakukan petani, penyemprotan
menjadi cara aplikasi pestisida yang paling banyak dilakukan. Penyemprotan pestisida
bisa anda lakukan tergantung intensitas serangan hama penyakit pada
cabai. Penyemprotan pestisida (mayoritasnya adalah jenis insektisida, akarisida dan
fungisida) dilakukan jika :
 Kondisi normal (preventif) : 1-2 x seminggu
 Banyak serangan (kuratif) : 2-4 x seminggu
Penyemprotan dalam kondisi normal merupakan pengendalian OPT secara preventif atau
pencegahan, sedangkan jika banyak serangan dilakukan secara kuratif yaitu jika populasi
hama atau intensitas serangannya telah mencapai ambang batas pengendalian. Ambang
batas pengendalian adalah tingkat populasi atau tingkat serangan hama yang harus
dikendalikan agar tidak menimbulkan kerugian atau kegagalan panen. Untuk tingkat
serangan yang berat gunakan variasi bahan aktif pestisida saat penyemprotan agar lebih
efektif juga menghindari resistensi hama penyakit. Atau bisa juga anda mix (campur),
misalnya jika terjadi serangan trips yang parah, bahan aktif imidakloprid di campur.

D. PANEN

Buah cabai yang dipanen adalah yang telah matang penuh yaitu yang telah merah
sempurna. Kemudian dalam panen cabai hendaknya diperhatikan hal-hal berikut;

1. Panen dilakukan saat cuaca cerah agar sisa-sisa embun yang menempel pada buah sudah
menguap sehingga dipastikan bebas dari penyakit.
2. Dalam memetik buah cabai agar dilakukan secara hati-hati agar ranting tidak patah.
3. Pengangkutan cabai jarak jauh sebaiknya menggunakan wadah plastik hal ini
menghindari buah cabai patah atau memar sehingga akan menurunkan kualitasnya.

Anda mungkin juga menyukai