Oleh:
HADRAWATI
Penggerek
batang
Werenghijau
Wereng coklat
Keong Mas
8
Keong mas
Tikus
Penggerek batang
Ulat grayak
HAMA STADIA GENERATIF
Tikus
Penggerek batang
Wereng coklat
Ulat grayak
OPT utama Tanaman Padi:
1. Tikus
2. Penggerek batang Padi
3. Wereng Batang Coklat (WBC)
4. Walang Sangit
5. Ulat Grayak
6. Blast
7. BLB/HDB (Kresek)
MENGENAL PERILAKU TIKUS
(5 betina)
Total = 80 ekor
TEKNIK PENGENDALIAN TIKUS
Pengendalian dilihat dari siklus hidupnya
Saat selepas panen sampai persiapan dan pengolahan tanah,
Mengendalikan tikus pada saat selepas panen, karena tikus masih
ada didalam gelengan dan sekitar petakan dengan jumlah rata-rata
per lubang 25 – 30 ekor tikus, sementara makanan masih tersedia
dari sisa panen berupa gabah yang tercecer dan pada tumpukan
padi. Pada saat ini, pengendalian yang tepat adalah pengemposan
dan gropyokan.
Pengolahan tanah, Menjelang pengolahan tanah sebaiknya seluruh
lahan dikeringkan, agar tikus yang masih tinggal di petakan dan
galengan merasa kehausan
Persemaian, Persemaian sebaiknya dipagar plastik yang dilengkapi
dengan bubu perangkap tikus. Bubu perangkap tikus yang
berukuran panjang 65 cm, lebar 24 cm dan tinggi 24 cm memiliki
kapasitas 20 – 30 ekor/ malam tergantung banyaknya populasi
tikus. Untuk 500 m2 persemaian cukup dipasang 4 bubu perangkap.
Lanjutan........
Tanam
serempak + +
Sanitasi
habitat + ++ + +
Gropyok
massal + ++ +
Fumigasi
++ ++
LTBS
++ + + ++
TBS
++ +
Rodentisida
+
Hama tikus sawah relatif sulit dikendalikan karena
memiliki sifat biologi dan ekologi yang berbeda dibanding
hama padi lainnya.
Monitoring yang lemah mengakibatkan terjadinya ledakan
populasi hama tikus sehingga menimbulkan kerusakan
parah.
Tidak dilakukan antisipasi yang serius sehingga
pengendalian lebih sulit dilakukan.
Pengendalian hama tikus pada umumnya dilakukan
setelah terjadi serangan.
Tidak dilakukan pengendalian secara intensif.
Peralatan dan sarana pengendalian hama tikus yang
terbatas.
Tidak ada kekompakan antara petani dalam
mengendalikan hama tikus.
Tidak dilakukan pengendalian berkelanjutan sehingga
populasi hama tikus terus meningkat.
Pengendalian hama tikus
Pagar
plastik
Pintu
masuk 20 m
tikus
Pintu
masuk Bubu
tikus
perangkap
Trap Barier system (TBS)
PENGGEREK BATANG PADI
SPESIES
S. incertulas S. innotata
C. suppressalis S. inferens
SIKLUS HIDUP PBP
SECARA UMUM
4 – 8 hari
4 – 7 hari 19 - 29 hari
8 – 12 hari
2 – 3 generasi per musim
Gejala serangan PB
- Larva menggerek batang bawah
masuk ke dalam batang, merusak
sistem jaringan
- Serangan pada fase vegetatif
disebut sundep & pada fase
generatif disebut beluk
- Tunas padi yang terserang mudah
dicabut dan malai yang terserang
menjadi kering berwarna putih
(bulir hampa).
GEJALA KERUSAKAN
Serangan pada
tanaman muda atau
fase vegetatif
menimbulkan gejala
sundep.
GEJALA KERUSAKAN (LANJUTAN…)
Serangan pada
tanaman tua atau fase
generatif/anakan
maksimum
menimbulkan gejala
beluk.
• Fisik:
penyabitan tanaman serendah
mungkin
Singkal dan penggenangan air
setinggi 10 cm agar jerami atau
pangkal jerami cepat membusuk
sehingga larva atau pupa mati
3. Pengendalian Hayati
• Pemanfaatan musuh alami parasitoid: Trichogramma
japonicum: dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit),
sejak awal pertanaman
Jantan Betina
Trichogramma minutum Riley Telenomus rowani (Gahan) Tetrastichus schoenobii Ferriere
(Hymenoptera: Trichogrammatidae) (Hymenoptera: Scelionidae) (Hymenoptera: Eulophidae)
(Pbs: 11x) (Pbs: 11x) (Pbs: 4x)
Pengendalian
Masukkan air dalam petakan sawah setinggi 15 - 20 cm
selama
1 - 2 hari untuk menenggelamkan klp telur grayak yang ada
pada pangkal batang padi agar tidak menetas (Umur 65 – 75
Hst).
9
Rice Blast
Cause: Pyricularia grisea.
Berkembang di padi sawah dan gogo
menginfeksi pada semua stadium
pertumbuhan padi
Mudah membuat ras baru, menghasilkan
racun:
(picolinic acid, pyricularin, pyriculol,
and tenuazonic acid).
SYMPTOMS:
blas daun, bercak belah ketupat.
Abu-abu dengan
ditengah keputihan di tengah.
Neck Blast
tangkai malai busuk kering, patah
dan gabah hampa
PHT Penyakit Blas
• Varietas tahan Blas
Pratanam: sanitasi sisa tanaman, tidak
menanam benih dari daerah endemis,
perlakuan benih/seed treatmen
(isoprotiolan)
Vegetatif dan Generatif: tidak
memupuk N berlebihan, pupuk K, aplikasi
fungisida binomil atau isoprotiolan pada
primordia/ awal berbunga.
Hawar pelepah daun
(Rhizoctonia solani Kuhn)
Status
• Kehilangan hasil mencapai
30%
• Banyak ditemukan di dataran
tinggi sampai rendah
Gejala penyakit
• Bercak pada pelepah dan
batang
• Menyebabkan tanaman
rebah
Biologi ekologi Pengendalian
• Soil born • Pengelolaan input produksi
• Membentuk sklerosia (pupuk, kompos, air, jarak
tanam, fungisida:benomyl,
• Bertahan lama pada tanah, difenoconasol, dithane,
jerami, dan gulma validamycin)
• Kisaran inang luas
• Varietas tahan belum tersedia
PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI
(Xanthomonas oryzae pv. oryzae)
CHARACTERISTIC OF PATHOGEN
• Mudah membentuk ras/patotipe baru
• Terbawa air, angin, biji
• Infeksi melalui luka atau lubang alami
• Gejala mulai dari tepi daun, memanjang
keujung maupun ke pangkal.
Disease symptoms
• Pada tanaman muda=
kresek/crackle
• Pada tanaman tua= hawar/blight
PHT Penyakit HDB