Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Penyakit bulai merupakan salah satu


penyakit

pada

tanaman

jagung

disebabkan oleh Peronosclerospora

yang
maydis

(Rac) Shaw. Penyakit ini elah tersebar luas di


sentra-sentra peoduksi jagung di Indonesia
dengan ;uas serangan bervariasi antara satu
musim

tanam

dan

musim

tanam

lainnya.

baik air embun, air hujan dan air gutasi. Di waktu

kecambah membentuk apresorium di muka

malam hari dalam corong daun tanaman jagung

mulut kulit ini.

muda selalu terdapat air gutasi. Air ini menurut


Semangun

dan

Sumadi

(1971)

sangat

membantu perkembangan spora.

Daur penyakit
P. Maydis hanya dapat hidup pada tanaman
hidup.

Mengingat

daerah

pertanian

di

Penyakit bulai sangat dipengaruhi oleh keadaan

Indonesia selalu tersedia tanaman jagung, P.

ketinggian tempat dan musim. Lebih sesuai

maydis pada tan. jagung selalu hidup.

perkembangannya di dataran rendah dan jarang


ditemukan di tempat-tempat yang lebih tinggi
(Burhanuddin,

2005).

Konidiumnya

berkecambah paling baik pada suhu 30

C.

Penyakit ini berkembang baik pada jagung yang


ditanam pada musim hujan terutama yang
ditanam pada tanah tegalan akan mendapat
serangan lebih berat dibvandingkan dengan
jagung yang ditanam pada lahan sawah pada
musim kemarau.
Semangun (1990) mengatakan bahwa
intensitas

serangan

penyakit

bulai

erat

Jamur dapat terbawa dalam biji tanaman

Gbr 1. Grjala serangan penyakit bulai sdan sporanya

sakit. Namun ini hanya terjadi pada biji yang

Gejala serangan

masih muda dan basah, pada jenis jamur


Gejal
yang rentan.

Gejala bulai dibedakan menjadi 3 tipe: bulai

Konidum terbentuk pada malam hari, waktu


daun

berembun,

dan

konidium

segera

dipencarkan oleh angin. Oleh karena embun


hanya terjadi pada udara tenang, umumya
konidium tidak dapat terangkut jauh oleh
angin.
Konidium

segera

berkecambah

dengan

hubungannya dengan kombinasi kelembaban

membentuk pembuluh kecambah yang akan

dan suhu. Infeksi hanya terjadi kalau ada air,

mengadakan infeksi pada daun muda dari


tanaman muda melalui mulut kulit. Pembuluh

1. Tanaman berumur 2-3 minggu


Gejala ditandai dengan bentuk daun
meruncing dan kecil.
dan

pertumbuhan

Warna

daun

Daun tampak kaku


batang

menguning

terhambat.
atau

kuning

kehijauan/kuning keputihan.
2. Tanaman berumur 3-5 minggu
Tanaman

yang

terserang

mengalami

gangguan pertumbuhan. Pada daun yang


sedang membuka terjadi perubahan warna

dan perubahan warna ini dimulai dari


bagian pangkal daun. Pada tanaman yang
mulai berbuah, tongkol yang dibentuk
menjadi tidak normal.

Serangan penyakit pada tanaman yang


hampir dawasa ditandai dengan garisgaris chlorotis kecoklatan dan berbatas
pada

serangan

daun-daun

tua.

Pada daerah endemis pengaturan pola


tanam yaitu pergiliran tanaman

PENYAKIT BULAI
PADA TANAMAN JAGUNG

Tidak menggunakan benih yang berasal

3. Tanaman dewasa / hampir dewasa

tegas

Pengendalian

Tetapi

pada tanaman dewasa ini

kurang berarti bagi tanaman yang telah


berproduksi.

dari tanaman sakit


Perlakuan benih (seed treatment) dengan
fungisida yang dianjurkan
Sanitasi dan eradikasi yaitu dengan
melakukan pencabutan tanaman yang
terserang kemudian dimusnahkan / dibakar
Aplikasi fungisida sesuai anjuran.

4. Pada sisi bawah daun terdapat lapisan


spora cendawan yang berwarna putih.

Ir.SUHARTATI
POPT MADYA

PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI SELATAN

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

UPTD BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN


HORTIKULTURA
Gbr 2. Gejala serangan penyakit bulai
pada tanaman jagung

JL. Dr. Ratulangi No. 69 MAROS TELP. (0411) 371593 371323

PENDAHULUAN

satu kelompok telur yang baru menetas per 30

Penggerek batang jagung Ostrinia

furnacalis, Guenee merupakan hama utama pada


tanaman

jagung yang menyerang daun dan

menggerek batang jagung. Gejala serangan


larva pada batang adalah ditandai dengan
adanya kotoran berupa serbuk yang keluar dari
liang

gerekan.

Serangan

yang

berat

menyebabkan batang patah sehingga aliran


makanan terhambat. Menurut Bato et al.
(1983) kehilangan hasil jagung oleh infestasi
hama ini berkisar 20-80%. Di Sulawesi Selatan
hama ini banyak menyerang tanaman di daerah
kabupaten Gowa, Sidrap, Wajo dan Luwu.
Serangan hama penggerek batang jagung mulai
muncul pada tanaman jagung sejak tanaman
berumur 3-4 minggu dan berakhir sampai
masaknya tongkol (Widodo et al 1987). Batas
toleransi kepadatan populasi dalam menentukan
strategi

pengendalian

adalah

ditemukannya

tanaman.

Larva mulai merusak pada umur tanaman 3-4


Menurut Nonci dan Baco (1987),

penggerek batang jagung mulai meletakkan


telur pada pertanaman yang berumur 2 minggu.
Puncak peletakan telur terjadi pada stadia
pembetukan malai sampai keluarnya bunga
jantan. Hama ini merusak daun, bunga jantan
dan menggerek batang jagung. Jadi hama ini
merusak

pada

setiap

fase

pertumbuhan

tanaman, dan fase vegetatif aktif sampai fase


pembentukan biji merupakan fase yang paling
rentan.

Gejala Serangan :

Menurut

Saito

(1980),

masa

pembetukan malai atau bunga jantan pada

mst, saat tanaman mulai membentuk tongkol.


Larva instar I-III memakan daun yang masih
menggulung, dan pada permukaan daun yang
terlindung dan memakan

bunga

Larva instar IV menggerek / membor bagian


buku tanaman dengan cara masuk ke dalam
batang

tanaman

sehingga

menghambat

transportasi hasil asimilasi dan penyerapan


unsur hara dari dalam tanah. Selain itu
serangga menyebabkan batang jagung patah,
tongkol rusak, serta mengurangi jumlah dan
bobot biji

tanaman jagung merupakan stadia yang paling


disenangi, kemudian larva meninggalkan bunga
jantan
tanaman

dan
atau

kemudian
tongkol

menggerek
tanaman.

jantan.

batang

Akibatnya

pengendalian dengan insektida sulit dilakukan.


Gbr 1. Grjala serangan Penggerek Batang

Pengendalian :

Sanitasi sisa-sisa tanaman jagung

Pergiliran tanaman

Penanaman serentak, tepat waktu

Penggunaan pathogen serangga Beauveria

bassiana

PENGGEREK BATANG
Ostrinia furnacalis
PADA TANAMAN JAGUNG

Gbr 3. Usolat Beauveria bassiana

Pemanfaatan musuh alami yaitu : tawon

Encyrtidae sp

Pengendalian kimiawi apabila


ditemukan 1 klp instar 1 / 30 tanaman
Gbr 4. Larva Penggerek Batang Jagung

Ir.SUHARTATI
POPT MADYA

Gbr. 2. Encyrtidae, endoparasit larva

PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI SELATAN

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA


Gbe 5 . Pupa Penggerek Batang Jagung

UPTD BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN


HORTIKULTURA
JL. Dr. Ratulangi No. 69 MAROS TELP. (0411) 371593 371323

Anda mungkin juga menyukai