Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN ALSINTAN :

TRAKTOR RODA 4, TRAKTOR RODA 2 DAN CULTIVATOR1


Teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) adalah sebutan yang digunakan untuk menyebut
alat-alat atau mesin yang digunakan dalam bidang pertanian. Pada zaman dahulu, ketika manusia masih
hidup di zaman purba tapi sudah mengenal pola bercocok tanam, alat pertanian yang mereka gunakan
adalah berupa alat-alat dari batu atau kayu. Tapi di zaman modern ini, untuk bercocok tanam, manusia
mencari kemudahan-kemudahan dengan menciptakan alat yang bisa mempemudah proses bertani atau
bercocok tanam. Dan alat yang di ciptakan untuk tujuan pertanian ini kemudian di kenal dengan istilah
Alat dan mesin pertanian.
Teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) terus berkembang dan semakin canggih, semakin
mudah digunakan, semakin cepat dan menghemat biaya pengolahan lahan pertanian sehingga akan lebih
efisien dan murah. Kehadiran mesin traktor atau cultivator dengan ukuran kecil lebih mudah dikendalikan
serta dapat menggantikan fungsi cangkul atau bajak dengan tenaga manusia atau hewan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam SOP alsintan, antara lain :

A. Persiapan

1. Bahan Bakar

 Gunakan minyak diesel yang bersih


 Jaagalah minyak bahan
bakar bebas dari kotoran
debu dan air

2. Minyak Pelumas

Pemilihan minyak pelumas


yang cocok dan baik adalah hal
yang penting.

 Crank case dan Air filter (Peenyaring Udara), Gunakan minyak mesin S.A.E No.10W-
No50, tergantung dari keadaan suhu udara.
 Transmisi, Gunakan minyak mesin S.A.E No 90 – No 140, tergantung dari keadaan suhu
udara. (Jika menggunakan minyak mesin diatas SAE 90 (Yang lebih kental) kapasitas
minyak dalam bak transmisi supaya ditambahi sesuai dengan kebutuhan. Isi dengan minyak
pelumas yang bermerek sama).

3. Pelumasan

 Oli mesin, Untuk melihat kondisi oli mesin tarik pengukur level, dan lihat kondisi oli pada
pengukur level.

4. Air Pendingin

Isi motor diesel dengan air pendingin yang bersih.

A. SOP Traktor Roda 4

Traktor roda empat adalah salah satu alat pengolah tanah. Kelengkapan traktor roda empat
yakni: bajak singkal, bajak piring, garu piring dll. Traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga
penggerak dari motor diesel dengan didukung empat buah roda.

1
Meteri disampaikan pada Diklat Ketrampilan Agribisnis bagi Narapidana di Lapas Kelas IIA Kendari
Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil
mengemudikannya. Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor
melalui perangkat yang disebut three hitch point atau penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang
garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem penyambungan titik
tiga, disebut top link (tuas penyambung bagian atas).
Dengan menggunakan sistem penyambungan ini pengaturan posisi peralatan (bajak, dll.) yang
diinginkan dapat diatur dengan memanjangkan atau memendekkan tuas penyambung atas. Untuk
mengamankan agar traktor tidak terangkat pada saat dioperasikan untuk pengolahan tanah, maka
traktor perlu diseimbangkan dengan memasang beban tambahan pada bagian depan traktor. Dengan
melakukan persiapan seperti ini, maka traktor telah siap dioperasikan untuk pengolahan tanah.
Berikut urutan pengoprasian traktor roda 4 terdiri dari pengoprasian Discplow dan Rotary.
a. Pengoprasian Discplow

1. Periksa keadaan lahan bilamana ada batu atau sisa akar yang besar, hindari pengoprasian
pada area tersebut.

2. Turunkan discplow secara perlahan sampai menyentuh tanah.

3. Oprasikan traktor dengan posisi discplow sesuai dengan ketinggian pemotongan yang
diinginkan. Sebagai patokan awal, kecepatan traktor distel pada gigi persneling 2-3 ; L
dengan putaran mesin 2000 rpm.

4. Traktor dicoba untuk dioprasikan sejauh kira-kira 10 meter, kemudian hentikan traktor dan
periksa hasil olahan (kedalaman, pembalikan tanah) sudah sesuai dengan yang dikehendaki
atau tidak.

5. Saat implement sudah terpasang, dimensi traktor bertambah panjang dan lebar. Hati-hati dan
perhatikan keselamatan/keamanan saat unit berbelok/berbalik.

6. Untuk mengatur kedalaman kerja, lakukan penyetelan pada batang lift rod sebelah kiri dan
kanan. Setelah itu, lakukan pengaturan kerataan pemakanan antara piringan depan dengan
piringan belakang dengan menyetel batang top link.

7. Per pada piringan belakang dapat diatur sesuai dengan kondisi lahan. Bila lahannya lunak
maka setelan per dibuat panjang, bila lahannya keras maka setelan per dibuat pendek.
Penyetelan dilakukan dengan memutar mur penahan per. Besar kecilnya penyetelan
ditentukan dengan melihat hasil olahan discplow.

8. Penyetelan implement harus selalu dilakukan saat discplow berhenti dan traktor dalam
kondisi direm.

9. Saat discplow melewati bagian lahan yang berat sehingga putaran mesin traktor menurun,
naikkan discplow dan lewati bagian lahan yang sulit tersebut. Kemudian turunkan kembali
discplow pada posisi kedalaman yang diperlukan.

10.Selama mengoprasikan discplow, jangan biarkan seseorang berada dibelakang discplow.

11. Sebelum berbelok dilahan, angkat discplow kira-kira 15-20 cm. Turunkan kembali discplow
ke posisi semula setelah traktor berbelok (Berjalan lurus).

12. Pola pengerjaan lahan tergantung dari kondisi dan bentuk lahan yang akan diolah. Bila
menggunakan discplow, pengerjaan lahan dilakukan dengan putaran yang searah dengan
arah jarum jam. Sedangkan pola lintasan pengerjaan lahan ada beberapa metode yaitu :

Metode 1 :

Metode 2 :

b. Pengoprasian Rotary
1. Ketika memindahkan traktor dengan kondisi rotary pada posisi terangkat, pastikan tuas PTO
pada posisi netral.

2. Periksa keadaan lahan bila mana ada batu atau sisa akar yang besar, hindari pengoprasian
pada area tersebut.

3. Turunkan rotary secara perlahan sampai diatas tanah, aktifkan PTO kemudian naikkan
putaran mesin traktor hingga putaran PTO mencapai kecepatan 540 rpm.

4. Traktor dioprasikan dengan posisi rotary diturunkan pada kedalaman yang diinginkan.

5. Traktor dicoba untuk dioprasikan sejauh kira-kiraa 10 meter, kemudian hentikan traktor dan
periksa kondisi tanah yang telah diolah apakah sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak.
Kemudian jika perlu sesuaikan kecepatan traktor.

6. Untuk mengatur kedalaman kerja, kendorkan baut setelan dan naik atau turunkan skid pada
posisi yang diinginkan. Pengaturan posisi skid menyesuaikan tipe dan kondisi tanah yang
akan diolah

7. Saat beroprasi pada lahan dengan kondisi khusus dimana rotary membutuhkan tenaga mesin
yang besar, menaikan rotary dan lewati bagian lahan yang sulit tersebut. Kemudian turunkan
rotary kembali pada posisi kedalaman yang diperlukan.

8. Sebelum berbelok dilahan, angkat rotary kira-kira 15-20 cm. Turunkan kembali rotary
setelah traktor berbelok (Berjalan lurus).

9. Penyetelan implement harus selalu dilakukan saat rotary berhenti dan traktor dalam kondisi
direm.

10. Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan tahap:

Tahap 1 (Menggunakan kecepatan PTO 1): Mencacah lahan hingga menjadi bongkahan-
bongkahan tanah.

Tahap 2 (Menggunkan kecepatan PTO 2): Melembutkan lahan.

11. Pola pengerjaan lahan tergantung dari kondisi dan bentuk lahan yang akan diolah. Bila
menggunakan rotary, pengerjaan lahan dilakukan dengan putaran yang berlawanan
dengan arah jarum jam. Sedangkan pola lintasan pengerjaan lahan ada beberapa metode,
yaitu :
B. SOP Traktor Tangan (Hand Traktor)/Traktor Roda 2

Traktor roda dua biasa dikenal dengan nama traktor tangan. Traktor ini tidak bisa dikendarai
sehingga pengemudi harus berjalan di belakangnya. Alat kemudi berupa setang yang dipegang
dengan tangan kanan dan kiri. Hal inilah barangkali yang menyebabkan traktor tersebut dinamakan
traktor tangan. Traktor tangan adalah mesin penghela yang paling sesuai untuk kebanyak pedesaan di
Jawa. Hal tersebut bisa diperkirakan dengan melihat perkembangan penggunaannya yang pesat di
berbagai pedesaan.

a. Persiapan

1. Bahan Bakar

 Gunakan minyak diesel yang bersih


 Jaagalah minyak bahan bakar bebas dari kotoran debu dan air

2. Minyak Pelumas

Pemilihan minyak pelumas yang cocok dan baik adalah hal yang penting.

 Crank case dan Air filter (Peenyaring Udara), Gunakan minyak mesin S.A.E No.10W-
No50, tergantung dari keadaan suhu udara.
 Transmisi, Gunakan minyak mesin S.A.E No 90 – No 140, tergantung dari keadaan suhu
udara. (Jika menggunakan minyak mesin diatas SAE 90 (Yang lebih kental) kapasitas
minyak dalam bak transmisi supaya ditambahi sesuai dengan kebutuhan. Isi dengan minyak
pelumas yang bermerek sama).

3. Pelumasan
 Oli mesin, Untuk melihat kondisi oli mesin tarik pengukur level, dan lihat kondisi oli pada
pengukur level.

4. Air Pendingin

Isi motor diesel dengan air pendingin yang bersih.

b. Pengoprasian

1. Roda Karet

Pemasangan roda karet jangan sampai terbalik, kedudukan sirip (bilah) pada bagian atas
harus miring ke belakang. Bila terbalik daya tarik traktor akan berkurang dan kemungkinan
roda akan mengalami slip.

2. Diesel Penggerak

Pemasangan diesel penggerak harus benar dan baut pengunci jangan sampai kendor.
Posisi engine pulley dengan main pulley harus benar-benar lurus. (Catatan : Untuk memasang
engine, posisi engine pulley dan main pulley harus benar-benar lurus (Center), level kelurusan
engine pulley dan main pulley dengan benang agar posisinya benar-benar lurus(Center)).

3. Gasoline Engine

Untuk type YM70G-S menggunakan gasoline engine dengan power 6-7 hp dengan Rpm
2000. Karena pada traktor ini juga dilengkapi dengan engine base sehingga akan memudahkan
untuk setting dengan berbagai macam engine. Dan apabila traktor ini di setting dengan gasoline
engine hendaknya bagian depan supaya diberi pemberat (bisa dibeli dengan kondisi optional)
agar kondisi traktor bisa seimbang sehingga berat tidak hanya bertumpu di bagian kemudi yang
akan memberatkan pada saat pengoprasian.

4. Permulaan Menghidupkan Mesin

Sebelum menghidupkan motor diesel, tuas kopling utama pada posisi “stop” dan posisi
tuas gas (pengatur kecepatan) padaa posisi tinggi. Hidupkan motor diesel dengan engkol, atur
tuas gas pada posisi standart (tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah). Atur tuas gas
sedemikian rupa dan pada waktu traktor dijalan kan diesel tidak mati.

5. Menjalankan Traktor

Untuk menjalankan traktor ada beberapa ketentuan yang harus dilaksanakan yaitu:

 ¾ Apabila traktor digunakan pada jalan raya dengan menggunakan trailer (Gandengan),
pindah V-Belt pada posisi kecepatan tinggi.
 ¾ Bila traktor digunakan untuk oprasional(saat bekerja) posisi V-Belt dirubah kembali pada
posisi standart.
 ¾ Jangan langsung melepaskan tuas kopling utama bila keadaan di depan tidak
memungkinkan.
 ¾ Untuk menghentikan traktor, cukup dengan menarik tuas kopling utama dan tua pengatur
gas dikecilkan.
 ¾ Traktor dilengkapi dengan dua buah tuas kopling samping, fungsi tuas kopling digunakan
pada saat traktor akan berbelok atau pada saat digunakan di tanjakan atau pada jalan yang
menurun. (Catatan : Bila kondisi jalan menurun jangan sekali kali menggunakan kedua
kopling, gunakan kopling sesuai dengan petunjuk yang ada).

c. Pengoprasian Dengan Attachement

1. Roda Besi (Cage Whell)

Penggunaan roda besi hanya digunakan dilahan sawah, untuk dijalan raya gunakan roda
karet. Untuk pemasangan roda besi bila digunakan di sawah jangan sampai terbalik antara kanan
dan kiri, bila terbalik traktor tidak akan bisa jalan, bahkan bisa tenggelam kelumpur kalau
sawahnya kondisinya dalam.

2. Single Plow (Bajak Singkal)

Pasang kait penghubung pada Hitch (Dudukan traktor) dengan pen (Pin hitch). Tinggi
rendahnya kedudukan bajak terhadap tanah dapat diatur dengan merubah kedudukan pin pada
lubang pengatur tinggi rendah. Sedangkan untuk mengatur kedalaman bajak putar handle
pengatur kekanan sesuaikan dengan kedalamannya.

Untuk menggunakan bajak singkal dapat dilakukan dengan beberapa cara :

 Dari sisi lahan.


Pembajakan dimulai dari pinggir lahan dan berakhir di tengah lahan.
 Dari tengah lahan.
Pembajakan dimulai dari tengah lahan dan berakhir di pinggir lahan.

 Untuk mendapatkan hasil bajakan yang baik, usahakan posisi roda besi sebelah
kanan selalu melewati (masuk) alur bekas pembajakan yang terakhir dan selurus
mungkin.

3. Rotto Pudler (Glebek)

Rotto pudler (Glebek) digunakan untuk penghancuran tanah yang setelah dibajak.
Penghancuran tanah dapat dilakukan satu atau dua kali tergantung dari kondisi tanah yang
dihancurkan.

4. Rake (Garu)

Rake (Garu) adalah alat yang digunakan untuk meratakan tanah yang habis diglebek.
Kemiringan rake (Garu) dibuat 30o-40o atau sesuai dengan kondisi lahan.
C. SOP Cultivator

Sebelum melakukan pengoperasian Cultivator Honda FJ500, kita harus mengetahui bagian-
bagian dari cultivator dan fungsi masing-masing agar saat pengoperasian dapat berjalan dengan
benar dan tidak terjadi kecelakaan serius.

Berikut penjelasannya:

1. Bagian Utama Cultivator

Masing-masing bagian mempunyai fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda, jadi


andapun harus memperhatikan betul bagian tersebut.

2. Keran Bahan Bakar.


Sebelum menghidupkan mesin cek kran bahan bakarnya. Kran bahan bakar membuka
dan menutup koneksi antara tangki bahan bakar dan karburator. Keran bahan bakar harus pada
posisi ON agar mesin dapat berjalan. Setelah mematikan mesin, putar tuas keran bahan bakar ke
posisi OFF sampai menyentuh tombol stopper.

3. Knop Choke

Knop choke membuka dan menutup katup choke didalam karburator. Posisi TUTUP
memperkaya/ memperbanyak campuran bahan bakar agar mesin dapat dihidupkan dalam kondisi
dingin. Pada posisi BUKA menyediakan campuran bahan bakar yang benar selama
pengoperasian dan agar mesin dapat dihidupkan dalam kondisi panas.

4. Saklar Mesin

Saklar mesin berfungsi mengontrol system pengapian.

OFF – Mematikan mesin

ON – Pisisi mesin bekerja

5. Gagang Starter
Untuk menghidupkan mesin dengan cara recoil starter/ menarik gagang starter sehingga
mengengkol mesin dan menghidupkannya.

6. Tuas Throttle / Gas

Tuas throttle mengontrol kecepatan putaran mesin. Pemindahan tuas throttle seperti pada
gambar akan membuat laju mesin menjadi cepat atau lambat. Kecepatan dikontrol dengan cara
menyesuaikan tuas throttle. Pada posisi throttle maksimum, mata garu akan berotasi dengan
kecepatan tertinggi. Memindahkan tuas throttle ke posisi langsam akan mengurangi kecepatan
mata garu.

7. Pengatur Tinggi Setang

Tinggi setang dapat diatur untuk menyesuaikan dengan tinggi operator. Untuk
penggaruan normal, posisi operator yang paling nyaman adalah dengan setang setinggi pinggang.

8. Tuas Kopling Utama

Tuas kopling utama menekan dan melepas transmisi yang mendorong mata garu.
9. Tuas Transmisi

Transmisi terdiri atas pilihan : dua kecepatan maju, netral, dan mundur. Posisi tuas
transmisi ditunjukkan pada panel transmisi.

10. Batang Penarik

Batang penarik mengontrol kedalaman menggaru dan harus selalu diginakan saat
menggaru. Komponen ini memudahkan anda mengatasi kekerasan tanah. Ketinggian ideal batang
penarik akan tergantung pada tipe tanah saat digaru. Umumnya batang penarik harus disetel
sampai tiller agak miring kebelakang.

11. Hitch Box

Gunakan pasak cantum seperti pada gambar diatas untuk memasang batang penarik atau
alat tambahan lainnya pada hitch box.

Demikian penjelasan bagian penting dari cultivator Honda FJ500 yang anda ketahui sebelum
mengoperasikannya.
TRAKTOR RODA 4 :

TRAKTOR RODA 2 :

CULTIVATOR :

Anda mungkin juga menyukai