Anda di halaman 1dari 20

TUGAS BESAR 3

STUDI DASAR ARSITEKTUR I


ARSITEKTUR DAN KEBUDAYAAN
“RUMAH ADAT TONGKONAN,TORAJA,
SULAWESI SELATAN”

CANGGITA LUSYA / 315170068


BIMO YUDHI PUTRA / 315170070
FRANSISCA ANGELINE JOHAM / 315170072
DESKRIPSI RUMAH ADAT TONGKONAN
Nama bangunan : Rumah Adat Tongkonan
Lingkungan Perumahan :
Lokasi :
Kondisi Geografis :
LOKASI
Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Terletak diantara 2”20´sampai


3º30´ Lintang Selatan dan
119º30´ sampai 120º10´ Bujur
Timur.
KONDISI GEOGRAFIS
LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA

Suku bangsa Cina


datang ke Beradaptasi
Indonesia

Menetap
Menempati
bermukim di
wilayah di
daerah dataran
pesisir Sulawesi
tinggi.
PENATAAN LINGKUNGAN
ORNAMEN
UKIRAN
UKIRAN
SISTEM STRUKTUR
DENAH
TAMPAK
POTONGAN
MATERIAL DINDING

BALOK

ATAP

KOLOM / TIANG
PONDASI A’RIRI
PINTU
TANGGA
KONSEP
• Perahu
• Sebab mengapa rumah adat Toraja berbentuk seperti perahu adalah
karena pada zaman dahulu saat nenek moyang warga Toraja akan
bermigrasi menggunakan perahu, namun karena dalam perjalanan
perahu yang digunakan untuk bermigrasi untuk mencari daratan baru
itu kandas ditengah jalan, sehingga dibuatlah rumah dari perahu
tersebut. Itu sebabnya rumah adat Toraja yang kita lihat sekarang
berbentuk seperti sebuah perahu. Budaya ini mengadopsi dari budaya
cina secara arsitektur, yaitu membangun rumah dari sebuah perahu.
ANALISIS
• Kolong di bagian bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau.
Bentuk atap rumah tongkonan melengkung dan dilapisi ijuk hitam. Ada
yang mengatakan bentuknya seperti perahu telungkup atau tanduk kerbau
• Jadi rumah adat Toraja sebenarnya berasal dari sebuah perahu yang
dirubah dan dijadikan sebuah rumah. Itu sebabnya bentuk dari atap rumah
adat Toraja berbentuk seperti sebuah perahu.
• Sebab mengapa rumah adat Toraja berbentuk seperti perahu adalah
karena pada zaman dahulu saat nenek moyang warga Toraja akan
bermigrasi menggunakan perahu, namun karena dalam perjalanan perahu
yang digunakan untuk bermigrasi untuk mencari daratan baru itu kandas
ditengah jalan, sehingga dibuatlah rumah dari perahu tersebut. Itu
sebabnya rumah adat Toraja yang kita lihat sekarang berbentuk seperti
sebuah perahu. Budaya ini mengadopsi dari budaya cina secara arsitektur,
yaitu membangun rumah dari sebuah perahu.
• mereka biasanya menempatkan tanduk kerbau terbaik didepan rumah mereka biasanya
12 sampi 24 tanduk kerbau. Semakin banyak semakin tinggi kasta atau semakin kaya sang
memilik rumah.
• Kemudian untuk bangsawan rendak atau Tana Bassi biasanya mereka menaruh 6 sampai
8 tanduk kerbau terbaik didepan rumah mereka. Kemudian untuk warga atau orang biasa
yaitu Tana Karurung biasanya mereka menaruh 3 sampai 4 tanduk kerbau didepan rumah
mereka. Sedangkan untuk Tana Kua Kua atau budak tidak diperbolehkan menaruh tanduk
kerbau didepan rumah mereka.
• Untuk dinding kayu dari rumah adat Toraja sendiri memiliki cara yang disebut tominaah,
mereka menggunakan kayu uruh yang banyak terdapat didaerah sekitar mereka tinggal.
Tominaah itu sendiri adalah tahapan yang harus dilalui sebelum seseorang membangun
rumah. Jadi orang Toraja pergi kehutan untuk mencari pohon yang sesuai kemudian
mereka potong, laku mereka diamkan didalam lumpur atau air yang mengalir selama
satu satun bahkan lebih fungsinya untuk menghindari kayu dari rayap. Setelah direndam
selama satu tahun kayu diangkat lalu dipotong-potong lantas dijemur selama satu
sampai dua bulan. Ketahanan kayu yang sudah melewati tahapan-tahapan ini bisa
bertahan hingga 70 tahun lamanya.
• Kemudian rumah mereka dibuat tinggi dan tidak rata dengan tanah dengan
alasan karena ditempat asal adat Toraja masih banyak terdapat hewan
buas sehingga untuk menghindari itu dibuatlah rumah panggung atau
rumah yang tinggi, dan dibawahnya biasanya dijadikan sebagai tempat
hewan-hewan ternak dipelihara seperti kerbau, babi, ayam dll.
• orang Toraja yang berada di dataran tinggi menyebabkan udara mereka
menjadi sejuk bahkan dingin, mengakibatkan mereka membangun rumah
dengan bukaan yang tidak terlalu besar. Yaitu pintu dan jendela-jendela
yang dibuat tidak terlalu besar.
• Untuk atap dari rumah bangsawan adat Toraja terbuat dari bambu,
memiliki lubang-lubang udara. Terbuat dari bambu yang dipotong dua
kemudian disusun dengan arah yang terbalik dengan maksud
melambangkan jantan dan betina.
KESIMPULAN
Rumah tongkonan dibangun berdasarkan kebudayaan masyarakatnya
dan setiap bagiannya memiliki makna tersendiri.
• THANKS

Anda mungkin juga menyukai