Anda di halaman 1dari 22

Sejarah Sumatera Utara

By : Sinta Marito Siagian, S.Si., M.Si.


Tujuan Pembelajaran:

memahami etnis memahami nilai


Memahami
dalam kebudayaan tiap
sejarah Sumatera
kebudayaan etnis yang ada di
Utara,
Sumatera Utara, Sumatera Utara.
Pada zaman pemerintahan Belanda tahun 1854,
Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang
Sejarah bernama Gouvernement van Sumatra dengan wilayah
meliputi seluruh pulau Sumatera

Sumatera Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite


Nasional Daerah (KND), Provinsi Sumatera kemudian

Utara
dibagi menjadi tiga subprovinsi yaitu: Sumatera Utara,
Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan

Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan


penggabungan dari tiga daerah administratif yang
disebut keresidenan yaitu: Keresidenan Aceh,
Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik
Indonesia (R.I.) No. 10 Tahun 1948 pada tanggal
15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi
Sejarah menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri

Sumatera
yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera
Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan

Utara
Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan
sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara
• Negara kesatuan Republik Indonesia adalah
salah satu negara yang sangat besar serta
Kebudayaan memiliki keanekaragaman budaya. Keragaman
dan Etnis di budaya yang dimiliki Indonesia karean memiliki
suku-suku yang mendiami setiap wilayah
Sumatera Indonesia.
• Sumatera Utara merupakan bagian dari
Utara masyarakat Indonesia yang memiliki beragam
suku dan keunikan masing-masing. Masyarakat
Sumatera Utara terdiri delapan etnis, yaitu
Melayu, Nias, Batak Toba, Simalungun, Karo,
Pakpak Dairi, Mandailing, dan Angkola
( Agustono,dkk, 2012).
1. Melayu
• Suku Melayu di Sumatera Utara kebanyakan
tinggal di berbagai kabupaten di kota
Medan.

1. Melayu • Etnis ini juga memberikan pengaruh dalam


kesenian serta bentuk banguan tradisional
Sumatera Utara. Uniknya, bagian atap
rumah ini terbuat dari ijuk, sementara
dinding dan lantainya terbuat dari papan
kayu. Rumah panggung ini identik dengan
warna kuning dan hijau, terutama di bagian
pegangan tangga dan balkonnya.
2. Karo
• Rumah adat Karo juga dikenal sebagai rumah adat Siwaluh
Jabu.

• Nama tersebut mengartikan bahwa rumah adat Karo dihuni


oleh delapan keluarga.
2. Karo
• Mereka memiliki peran masing-masing dalam kehidupan
rumah tangga.

• Rumah adat Karo terdiri dari Jabu Jahe (hilir) dan Jabu Julu
(hulu).

• Masing-masing jabu terbagi lagi menjadi dua dan


menghasilkan beberapa jabu.
3. Toba
• Rumah Balai Batak Toba terbagi atas dua
bagian yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon.
Berdasarkan fungsi, Jabu parsakitan adalah
tempat penyimpanan barang. Tempat ini
3. Toba terkadang dipakai sebagai tempat untuk
sesuatu yang terkait dengan hal-hal adat.

• Sedangkan Jabu bolon adalah rumah


keluarga besar. Tempat ini tidak memiliki
sekat atau kamar sehingga keluarga tinggal
dan tidur bersama.
4. Simalungun
• Ciri khas dari rumah adat Simalungun
diantaranya pada bangunannya yang berbentuk
limas dengan tipe rumah panggung. Bagian
kolong panggung dibuat setinggi dua meter
4. Simalungun dengan tujuan untuk menghindari serangan babi
hutan serta hewan liar lainnya. Sedangkan pada
kaki rumah adat Simalungun terdapat kayu-kayu
penyangga yang diukir dan diberi warna.

• Pada bagian pintunya sengaja dibuat pendek.


Hal ini bertujuan supaya tamu menghormati
pemilik rumah karena akan sedikit membungkuk
ketika masuk rumah.
5. Nias
• Bagi yang tidak tahu, rumah adat Nias masih
menjadi bagian dari rumah adat Sumatera
Utara namun berasal dari Kepulauan Nias.

5. Nias • Dalam istilah setempat, rumah adat Nias


disebut dengan nama Omo Sebua atau Omo
Hada.

• Umumnya rumah adat Nias terbuat dari


tiang kayu nibung berukuran besar, beratap
rumbia, dan berbentuk lonjong seperti telur.
6. Pakpak
• Rumah adat Pakpak mempunyai bentuk yang
khas di mana bangunan terbuat dari material
kayu dan atapnya dari ijuk.

6. Pakpak • Rumah adat yang juga disebut sebagai Jerro ini


merepresentasikan budaya Pakpak yang khas
dalam setiap bagian bangunannya.

• Bila dilihat secara umum, rumah adat Pakpak


memiliki karakteristik dan bentuk yang tak jauh
berbeda dengan rumah adat lainnya.
7. Mandailing
• Rumah adat Mandailing dihuni oleh suku
Mandailing yang tinggal berbatasan dengan
wilayah Provinsi Riau.

7. Mandailing • Dalam bahasa lokal, rumah adat Mandailing


disebut sebagai Bagas Godang di mana Bagas
bermakna rumah dan Godang bermakna banyak.

• Secara struktur, rumah adat Mandailing memiliki


bentuk yang cukup berbeda dengan rumah adat
Sumatera Utara lainnya sekaligus jadi ciri utama.
8. Angkola
• Banyak yang menyamakan suku Batak Angkola
dengan suku Batak Mandailing, padahal keduanya tak
sama dan memiliki rumah adat yang berbeda.

8. Angkola • Rumah adat Angkola ini bangunannya dibuat dari


papan kayu untuk lantai dan dinding. Sementara
atapnya ada yang dari ijuk dan ada yang
menggunakan tanah liat.
• Rumah adat ini memiliki bentuk yang lebih kotak
dengan bagian atap yang besar pada bagian depan,
lalu ada atap kecil lainnya di atasnya yang berbentuk
segitiga. Rumah adat Angkola juga didominasi
dengan warna coklat tua, oranye, dan putih.
Terimaka
sih

Anda mungkin juga menyukai