Anda di halaman 1dari 87

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN

TRANSMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DESA

DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL DASAR

UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

OHOI : EVU

KECAMATAN : HOAT SORBAY

KABUPATEN : MALUKU TENGGARA

PROVINSI : MALUKU

TAHUN : 2017
PENYUSUN :

TIM PUSAT PEMBELAJARAN PELAYANANSOSIAL DASAR (P3SD)

bersama

KELOMPOK MAHASISWA KKN UNPATTI

ANGKATAN XLIII GELOMBANG II TAHUN AJARAN 2016/2017

DESA EVU

HASAN T. B. SALAMPESSY FAK. KEDOKTERAN

SUSIANTY HUKUBUN FAK. KEDOKTERAN

FADILAH M. AGUN FAK. KEDOKTERAN

FATIMAH RAHARUSUN FAK. ISIP

RINDI MOLLE FAK. ISIP

ANTHON NGARBINGAN FAK. ISIP

WENLY FAR FAR FAK. ISIP

MARDAN R MORIOLKOSU FAK. ISIP

RICHARDO O. FUTWEMBUN FAK. PERIKANAN

BELLA NAINGGOLAN FAK. PERIKANAN

VIETHZEL J. LEWERISSA FAK. PERIKANAN


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

Hikmat serta RahmatNya kepada kami selaku Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Universitas Pattimura Ambon Angkatan XLIII Gelombang II Tahun Akademik

2016/2017 di Ohoi Evu, Kecamatan Hoat Soarbay, Kabupatem Maluku Tenggara,

sehingga telah menyelesaikan laporan akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan penuh rasa

suka cita.

Laporan akhir ini disusun sebagai pemenuhan syarat akademik dalam menyelesaikan

Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kami juga menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak

terlepas dari kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, kami mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr.M.J.Saptenno selaku Rektor Universitas Pattimura Ambon.

2. Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPKM) UNPATTI.

3. Tim Pengelola KKN UNPATTI Angkatan XLIII Gelombang II Tahun ajaran 2016/2017.

4. Tim Pusat Pembelajaran Pelayanan Sosial Dasar ( P3SD)

5. D.Tahya, S.Pd, M.Pd selaku Instruktur KKN di Desa Evu, Maluku Tenggara.

6. Lambertus Songbes selaku kepala Ohoi/Desa Evu beserta Perangkat Pemerintahan.

7. Seluruh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan XLIII Gelombang II Tahun Akademik

2016/2017 di Ohoi Evu

8. Seluruh Masyarakat Ohoi/Desa Evu.


Yang telah membantu kami dalam proses kuliah kerja nyata ataupun dalam penyelesaian

laporan ini. Kami menyadari sungguh bahwa tak ada gading yang tak retak dan tak ada

sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari

para pembaca. Semoga laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Ohoi Evu, Mei 2017

Penyusun
BAB I
DATA DASAR SPASIAL

A. LETAK DESA
Desa evu adalah salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Hoat Sorbay,
Kabupaten Maluku Tenggara,Provinsi Maluku. Secara geografis posisi astronomi
Ohoi Evu antara 5º47’30” lintang selatan (LS) dan 132º41’50” bujur barat(BT).

B. ORBITASI
Desa evu adalah salah satu desa terjauh dari wilayah provinsi Maluku dan
dalam wilayah Kabupaten Maluku Tenggara. Jarak dari Ohoi Evu ke kantor
kecamatan berjarak 23 KM dengan waktu tempuh 30 menit dengan kendaraan roda
dua dan roda empat. Jarak Ohoi Evu dari kantor Bupati Maluku Tenggara sekitar 22
KM dengan waktu tempuh 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua dan
roda empat. sedangkan jarak antara Ohoi Evu dengan desa tetangga Ohoi Letvuan
sekitar 2 KM dengan waktu tempuh ≤ 10 menit.

C. BATAS DAN LUAS WILAYAH


Secara administrative, Ohoi Evu berbatasan dengan Ohoi Letvuan sebelah
utara, dibagian selatan Ohoi Evu berbatasan dengan Ohoi Warwut, sebelah barat Ohoi
Evu berbatasan dengan Hoat Sorbay dan disebelah timur berbatasan dengan
OhoiNgabub, Ohoi Wain, Kecamatan Kei Kecil Timur. Secara keseluruhan luas
wilayah Ohoi Evu adalah 27.000 Ha.

D. TOPOGRAFI, IKLIM DAN CUACA


Ohoi Evu dalam wilayah Kei Kecil bagian tengah selatan, pada kawasan teluk
sempit atau dataran dengan ketinggian rata-rata 85 meter diatas permukaan laut. Suhu
rata-rata di Ohoi Evu 30,00º C. selain itu kondisi Ohoi Evu dipengaruhi oleh iklim
laut banda, laut arafura, samudera Indonesia, bagian barat pulau papua dan benua
Australia. Pada sewaktu-waktu terjadi perubahan musim, di Ohoi Evu terdapat
beberapa musim yaitu:
1. Keadaan musim kemarau berlangsung dari bulan April - Oktober.
2. Keadaan musim hujan berlangsung bulan Oktober - Februari. Pada periode ini
terjadi curah hujan cukup tinggi disertai angin kencang.
3. Musim panca roba (masa transisi) terjadi pada bulan Maret-April dan Oktober-
Nopember. Pada bulan April-Oktober bertiup angin tenggara dan semakin kencang
pada Januari-Pebruari, diikuti hujan dan gelombang. Bulan April-September
bertiup angin tenggara dan selatan, didominasi oleh angin tenggara (91%). Bulan
Oktober-Maret bertiup angin barat dan barat laut dengan prosentase 50%,
didominasi oleh angin barat laut 28%.

E. SEJARAH SINGKAT OHOI EVU

Ohoi Evu adalah salah satu desa yang berada dalam wilayah Hukum
Kabupaten Maluku Tenggara. Setiap desa memiliki sejarahnya masing-masing. Di
Ohoi Evu, informasi mengenai sejarahnya diperoleh berdasarkan cerita para orang tua
yang meliputi sejarah nama desa, nama pusat desa, nama gelar laki-laki dan
perempuan, pintu masuk desa serta kedatangan marga atau faam di Ohoi Evu.
Nama Ohoi Evu diambil dari nama “ohoiwur”. Ohoiwur merupakan nama tempat
bermukimnya seorang raja yang sekarang letaknya berdekatan dengan Ohoi Letvuan.
Pada zaman itu, sang raja datang dari Bali dan mencoba mengumpulkan
beberapa orang yang berasal dari berbagai desa termasuk Ohoi Evu. Orang-orang
yang dipanggil sang raja kemudian bermukim di Ohoiwur untuk beberapa masa.
Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak orang yang bermukim di
Ohoiwur. Hal ini membuat raja meminta agar setiap orang yang datang harus kembali
ke tempat asalnya. Maka kembalilah orang tua-tua dari Ohoiwur ke tempat asalnya
termasuk ke Ohoi Evu yang saat itu disebut sebagai Ohoivu, “ohoi” yang artinya
datang dari Ohoiwur. Saat ini Ohoivu dikenal dengan nama Ohoi Evu.
Setiap desa yang ada di Kei mempunyai pintu masuk. Di Ohoi Evu, nama
pintu masuknya yaitu “Vidnang Armau”. “Vid” artinya pintu “nang” artinya naga,
“armau” merupakan nama orang tua pada waktu itu, sehingga Vidnang Armau dapat
diartikan sebagai pintu yang besar, buas dan bertuan. Nama pusat desa yaitu Woma El
Wowot yang merupakan tempat untuk melakukan doa-doa adat serta hal-hal lainnya
yang berkaitan dengan hukum atau aturan adat.

Gambar 1. Desa Woma El Wowot

Gambar 2. Vid Nang Armau Ohoi Evu

Perempuan yang ada di Ohoi Evu diberi gelar atau panggilan Dit Vel Kemas
dan laki-laki disebut Mebut Narko. Pada mulanya di Ohoi Evu hanya dihuni oleh mata
rumah Rahan Yaan yang sekarang disebut dengan marga Elmas. Setelah itu disusul
oleh beberapa marga atau faam yaitu Ruslau, Songbes, Rahadat dan Sirken. Sebagai
tuan tanah, marga Elmas kemudian memberikan tugas atau peran kepada marga-
marga lainnya. Tuan tanah merupakan orang-orang pertama yang mendiami suatu
tempat atau wilayah yang direbut pada jaman dulu.

Gambar 3. Tugu Dit Vel Kemas dan Mebut Narko Ohoi Evu

Berdasarkan cerita rakyat tersebut maka dapat ditarik mundur sesuai sejarah
dari generasi ke generasi bahwa Ohoi Evu diperkirakan ada di kisaran tahun 1580.
Ohoi Evu sebagaimana desa-desa lain, juga mempunyai tempat sakral berdasarkan
sejarah desanya yaitu :
1. Larmidan
2. Vatlakes
3. Foar Kidmes
4. Lumifar
Gambar 4. Proses pembuatan nama tempat keramat yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN Unpatti Angkatan XLIII
Gelombang II Tahun Ajaran 2016/ 2017

Gambar 5. Salah satu tempat keramat di Ohoi Evu

Ohoi Evu oleh masyarakat Evu disebut sebagai Evu Ohoitel yang artinya Ohoi Evu.
Pada jaman dulu di Desa Evu ada tiga tempat yang dijadikan sebagai perkampungan
yaitu Yervuan, Mayoran, Ohoi Tuak.
Batas petuanan dari Desa Evu yaitu di sebelah timur berbatasan dengan Ohoi Wain
dan Ohoi Ngabub, sebelah barat berbatasan dengan Hoat Varang /surbay, di sebelah
utara berbatasan dengan Ohoi Letvuan dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Warwut. Adapun nama pada batas-batas pertuanan yaitu petuanan:
1. Wew
2. Fratanbib
3. Vavu hablang
4. Kaswar
5. Hoar Vulak
6. Sar kumis
7. Hoar Ngaru

F. SEJARAH SINGKAT KEBERADAAN MARGA-MARGA DI EVU

MARGA ELMAS
Ohoi Tuak
Ohoi tuak adalah tempat berkumpul warga Evu Ohoi Tel. Saat itu jumlah penduduk evu ohoi
tel sebanyak 380 orang. Ohoi tuak ini digunakan sebagai tempat berkumpul untuk mengatur
strategi perang. Satu ketika ada serangan dari luar hingga sampai di pantai ohoi evu maka
ketika mendengar hura atau teriakan sebanyak tiga kali maka pasukan perang yang datang
menyerang dengan menggunakan belang secara spontan membalikan badan dan mendayung
belang perang tersebut dalam keadaan terbalik. Maka sejak saat itu tempat tersebut
dinamakan OHOI TUAK.
 Lawadar Tavun
Tempat Tua rahan yaan duduk membahas
hal-hal atau kejadian yang terjadi di evu.
Semua hasil dipersembahkan di tempat
tersebut. Tempat ini digunakan juga untuk
pembersihan diri bagi yang bersala,
melanggar hukum. Maka tempat ini di sebut
lawadar tavun.

 Foar kidmes
MARGA RUSLAU (toker)

 FOAR LUMEFAR
Suatu tempat sakral dari leluhur terdapat tiga buah batu berbentuk tunggku, dan diatas tiga
tungku batu tersebut terdapat satu buah papan
yang berbentuik segi empat dengan ukuran tiga
pulu kali tiga pulu
centi.dan diatas
batu papan
tersebut terdapat
sebuah batu
berbentuk seekor

cicak yang kepalanya menghadap ke sebelah utara.Cicak tersebut


biasanya mengeluarkan tiga suara seperti tembakan yaitu;
Bunyi suara seperti pistol maka pertanda ada anak-anak yang
akan meninggal, Bunyi suara seperti senjata panjang maka
pertanda orang dewasa akan meninggal,
Bunyi suara seperti meriam maka pertanda orang tua atau
pimpinan yang meninggal.
Suara tersebut biasanya mengara ke kampung dan biasanyatiga hari kemudian ada orang yang
meninggal.

Tugas dan Kekuasaan Marga Ruslau


Menjaga batas tanah ohoi evu Soin rat (bagian selatan) moyang pertama yang menjaga
bernama VUR. Vur kemudian bertemu dengan helaai vua’ar. Lalu vur menegur helaai vuaar
tiga kali, laai vuaar tidak menjawab maka vur wahan menyayi sebuah lagu yaitu; hira ki hauk
entam soin rat, vid sorngai netvatun vid malak su ntub lean, metmatano…metmatan babaoo.
Pada saat itulah mereka menyatukan batas antara ohoi evu dan ohoi wain.

Alat perang
Alat perang yang digunakan untuk menjaga wilayah perbatasan tersebut adalah sebuah busur
dan tiga buah anak panah. Jenis Bambu yang digunakan untuk membuat busur dan panah
masi di jaga dan pelihara sampai sekarang.
MARGA SONGBES (Marval)

Pada awal mula seorang bapak bersama sanask


saudara berangkat dari tempat tinggal mereka untuk
masuk ke tempat yang baru. Di tengah perjalanan mereka
menemukan ikan yang banyak lalu mereka tangkap.
Setelah sampai di darat mereka masak ikan hasil

tangkapan tersebut lalu makan.


Mereka menemukan tempat persinggahan mereka itu yang
namanaya WU. Lalu tempat itu yang dinamai pleh leluhur dari
margta Songbes bersama RAT YAR BADANG.
Kemudian dari leluhur kami ini diberikan tempat tinggal dan
tempat untuk berkebun. Setelah leluhur membangun rumah
tempat tinggal mereka kemudian masuknya air, lalu merusak semua
yang ada di kampunh sehingga ada yang meninggal dan ada yang menghilang, sedangkan
rumah dari marga songbes terbalik atau miring sehingga disebut RIIN MARVAL.
Dari tempat tinggal tersebut, terdapat juga sebuah batu
sakral yang bunyinya atau kekuatan sama dengan kilat dan
guntur. Maka itu dijaga oleh leluhur kami sampai saat ini.
Ditempat itu juga terdapat dua marga besar yakni; marga
YAN dan TOKER masing-masding dengan tempat tinggal,
maka disebut ohoi sekarang ini; EVU OHOITEL yang
berawal dari tiga tempat yang berbeda.
1. Marga SONGBES tinggal di sebelah timur
2. Marga ELMAS tinggal disebelah utara
3. Marga Ruslau tinggal di sebelah sel;atan
Dari ketiga tempat tersebut berkumpul bersama-sama dan menjadikan satu tempat saja
kemudian mereka menemukan masing-masing dengan tradisi adat mereka. Sehingga marga
Songbes diberikan kekuasaan untuk memimpin OHOI EVU kedepan.
MARGA RAHADAT

Awal mulanya leluhur Rahadat datang dari Ohoi Marfun


ke Ohoi Warwut dan kemudian terus ke salah satu
tempat di petuanan Ohoi Evu, yaitu JERVUAN. Para
leluhur ini kemudian ini tinggal dan bercocok tanam.
Suatu ketika moyang dari OHOINOL datang dan
mengajak untuk pulang ke OHOI MARFUN tapi
moyang Rahadat tidak mau akhirnya moyang dari
OHOINOL ini marah lalu menggulingkan batu besar
untuk menutup mata air yang ada. Maka tempat itu
sekarang dinamakan VATHINOL yang pada awalnya
dinamakan JERVUAN.

 Vat Lakes
Vat Lakes merupakan julukan dari dua orang perempuan
dan laki-laki yang memiliki tugas untuk menjaga aturan-aturan adat yang berlaku saat itu
gvuna mempertahankan hak setiap orang karena waktu itu orang belum mengenal Tuhan.
Maka tempat tersebut merupakan sarana untuk mempertahankan nilai-nilai luhur yang
dinamakan FID HUKUM.
MARGA SIRKEN (Rahan Ham Mitu)

Marga Sirken terdiri dari tiga riin (mata rumah) yaitu; VAVNGER, KUSTELUBUN, dan
KAFREHEUBUN. Marga Sirken memiliki Motto; NGIRAN-NGIRAN, TUNGUN NGIRAN
artinya dalam mengambil keputusan adalah sah dan tidak dapat di ganggu gugat. Apa yang
sudah dianggap benar adalah benar. Rahan HAM MITU artinya berhak melakukan
pembagian terhadap hasil buruan atau hasil panen. Tempat tinggal marga Sirken dulunya di
MAYORAN yang dalam bahasa kei di kenal dengan sebutan NUHU FUHAR atau mulin
yang sekarang dikenal dengan nama FAU SERMORAN.
BAB II
DATA DASAR SOSIAL

1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH


A. VISI
VISI OHOI ADALAH :

”TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN MASYARAKAT OHOI EVU


DALAM MENJAMIN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR SERTA
MENGAKUI HAM, DEMOKRASI, KESETARAAN GENDER,
KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PLURALISME DENGAN
MENGHARGAI KEARIFAN LOKAL”.

B. MISI
MISI OHOI ADALAH :

”MEMASTIKAN MASYARAKAT OHOI EVU PEREMPUAN LAKI-LAKI


MEMILIKI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN UNTUK
MEMANFAATKAN SUMBERDAYA ALAM YANG DIKUASAINYA
SECARA BERKELANJUTAN”

Kepala Ohoi Evu dari tahun 1901-1991

No Kepala Ohoi Evu Jabatan Masa pemerintahan


1 STEVANUS VALIW ORANGKAI 1901-1943
SONGBES
2 EDMUNDUS SONGBES ORANGKAI 1943-1980
3 LUKAS ELMAS PENJABAT 1980-1983
4 GABRIEL SONGBES ORANGKAI 1983-1991
C. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA OHOI EVU

1.
BADAN SANIRI
2.
KEPALA OHOI / ORANG KAY
3.
4.
5.
6.
7.
8. JURTULIS / SEKRETARIS
9.
10.

KEPALA KEPALA KEPALA URUSAN KEPALA


KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI URUSAN UMUM dan URUSAN
SEKSI
PEMERINTAHAN KESEJATERAAN TATA USAHA KEUANGAN PERENCANAAN
PELAYANAN

Sumber : Data Dinding Ohoi Evu Kecamatan Hoat Sorbay, Tahun 2017

Tabel 1. Daftar Nama Aparat Pemerintah Ohoi Evu Tahun 2016


MASYARAKAT

No. Nama Jabatan

1 Lambertus Songbes Kepala Desa

2 Frits Elmas Sekretaris Desa

3 Antonius Sirken Kepala Seksi

4 Honoratus Sirken Kepala Seksi

5 Siprianus Elmas Kepala Seksi

6 Margareta Elmas, SE Kepala Urusan

7 Yosep Mafi Elmas, SE Kepala Urusan

8 Mozes Sirken Kepala Urusan

Sumber : RPJM Ohoi Evu Tahun Tahun 2017


2. PEMERINTAHAN
Pemerintahan di maluku tenggara menggunakan sistem pemerintahan adat seperti
salah satunya di ohoi evu. Dalam sistem pemerintahan adat, Pemilihan Kepada
Desa/Ohoi di pilih melalui kesepakatan kelompok marga atau adanya faktor
keturunan, hal itu karena di satu sisi negara menghargai kehidupan dan keberagaman,
kearifan dan hak asal usul masyarakat adat yang ada di desa, selain itu Kepala
Desa/Ohoi di pilih harus memenuhi kriteria/persyaratan yang di tetapkan oleh
pemerintah dan di atur oleh Undang-Undang. Di Ohoi Evu juga terdapat salah satu
badan pengurus Ohoi yang dimana memiliki fungsi pengawasan terhadap Kepada
Desa/Ohoi maupun masyarakat secara keseluruhan yaitu BSO (Badan Seniri Ohoi)
yang mana badan tersebut di bentuk oleh Pemerintah Daerah secara langsung. Adapun
fungsi, wewenang, hak maupun kewajiban serta larangan dari BSO (Badan Seniri
Ohoi) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 06 Tahun
2009 sebagai berikut:

FUNGSI DAN WEWENANG BADAN SENIRI OHOI

Badan Saniri Ohoi / Ohoi Rat mempunyai fungsi ;


a. Menetapkan peraturan ohoi/ohoi Rat bersama Orong Kai;
b. Memberikan pertimbangan kepada kepala pemerintah Ohoi/Ohoi Rat dalam
melaksanakan tugas;
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Ohoi/Ohoi Rat dalam
rangka pemantapan kinerja sehari-hari dari Orong Kai/soa.

Badan Saniri Ohoi / Ohoi Rat mempunyai Wewenang ;


a. Membahas peraturan ohoi/ohoi rat bersama Orong Kai;
b. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Orong Kai;
c. Membentuk panitia pemilihan Orong Kai
d. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat; dan
e. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Orong Kai dalam
penyelenggaraan pemerintahan Ohoi/Ohoi Rat pada setiap tahun.

HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN BADAN SANIRI OHOI

Badan Saniri Ohoi/Ohoi Rat mempunyai Hak:


a. Mengajukan rancangan peraturan Ohoi/Ohoirat;
b. Mengajukan pertanyaan;
c. Menyampaikan usul dan pendapat;
d. Memilih dan dipilih;
e. Memperoleh tunjangan.

Badan Saniri Ohoi/Ohoi Rat mempunyai Kewajiban:


a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Ohoi/Ohoi rat;
c. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan;
d. Memahami dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat
masyarakat Ohoi/Ohoi Rat;
e. Menggerakan dan mengembangkan partisipasi, gotong-royong dan swadaya
masyarakat Ohoi/Ohoi Rat;
f. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan
lainnya yang ada di Ohoi/Ohoi Rat;
g. Memproses pemilihan Orang Kay;
h. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

Pimpinan dan Anggota Badan Saniri Ohoi / Ohoi Rat dilarang:


a. Sebagai pelaksana proyek desa;
b. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
c. Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan/atau jasa
dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
d. Menyalahgunakan wewenang
e. Melanggar sumpah/janji jabatan;
f. Merangkap jabatan Orong Kai atau perangkat Ohoi /Ohoi Rat lainnya.

Tabel 1.2. Daftar Nama Anggota Badan Saniri Ohoi (BSO) Ohoi Evu Tahun
2016

No. Nama Jabatan

1. 1Kostantinus Sirken Ketua

2. 2 Vegilius Elmas Wakil Ketua

3. 3 Remigius Sirken Sekretaris

4. 4 Thomas Rahadat Anggota

5. 5 Jimswet Elmas Anggota

6. 6 Esebius Ruslau Anggota

7. 7 Weli Yahawadan Anggota


8. 8 Romaldu Sirken Anggota

9. 9Inosensius Songbes Anggota


Sumber :RPJM Ohoi EvuTahun 2017

Di ohoi Evu Badan Seniri Ohoi bersama Kepala Desa/Kepala Ohoi bersama
membentuk salah satu Badan yang memiliki tugas dalam mengelola kelompok-
kelompok usaha ekonomi di Ohoi. Berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan
BSO dan Kepala Desa/Ohoi jenis usaha BUMO meliputi:

a. Pemberdayaan lembaga keuangan mikro yang telah ada di Ohoi;


b. Pelayanan Jasa antara lain simpan pinjam, perkreditan, angkutan darat dan air,
listrik, dan lain sejenis;
c. Penyaluran 9 (sembilan) bahan pokok;
d. Perdagangan umum antara lain hasil pertanian, pertambangan, Perikanan, industri
kecil dan kerajinan rakyat;
e. Pasar Ohoi;
f. Kegiatan perekonomian lainnya yang sesuai potensi Ohoi dan mampu
meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat antara lain wisata Ohoi dan
pengelola galian c;
g. Hasil pertanian dalam arti luas yang meliputi hasil bumi, pertanian, tanaman
pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan agro bisnis;
h. Industri kecil dan kerajinan rakyat;
i. Jasa Wisata;
j. Usaha sah lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Ohoi.

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN OHOI EVU


Strategi Pembangunan ohoi:
1. Program ohoi dilaksanakan melalui musyawarah yang dilakukan oleh berbagai
komponen yang adalah presentasi dari semua kelompok yang ada di ohoi antara
lain; perwakilan dari unsur, adat, agama, pemerintahan, pemuda, perempuan,
badan saniri ohoi dan staf pemerintahan ohoi;
2. Kegiatan yang dilakukan antara lain, melalui penggalian gagasan serta penetapan
tim yang bertanggungjawab terhadap semua kegiatan yang akan dilaksanakan di
ohoi.
3. Dari kegiatan penggalian gagasan ini kemudian akan ditemukan berbagai
persoalan yang nantinya menjadi acuan bagi pemerintah ohoi atau tim yang
berkompoten untuk melakukan berbagai proses.

Arah Kebijakan Keuangan Ohoi:


1. Arah Pengelolaan Sumber-sumber Pendapatan Desa
Sumber-sumber Pendapatan ohoi berasal dari Dana ADD dan penerimaan
retribusi masuk tempat wisata. Dari dana ini kemudian pemerintah ohoi bersama
badan saniri akan memanfaatkannya untuk kepentingan pembangunan di ohoi.
2. Arah Pengelolaan Belanja Ohoi;
a. ADD pembiayaannya meliputi :
- Anak dan remaja
- PKK
- Pembelanjaan ATK inventaris ohoi
- Pembangunan sarana dan prasarana
b. Retribusi pembiayaannya meliputi:
- Biaya operasional kegiatan yang berhubungan dengan ohoi

3. Kebijakan Umum Anggaran;


Pemerintah ohoi bersama badan saniri melaksanakan musyawarah guna
membahas besarnya anggaran yang akan dibutuhkan selama setahun dengan
mengacu kepada RPJM Ohoi pada setiap tahun berjalan.

Arah Kebijakan Pembangunan Ohoi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan


masyarakat desa, kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan di Ohoi
Evu

A. Sarana dan prasarana;


1. Pembangunan talud
2. Pembangunan drainase
3. Rehabilitasi jembatan dan dermaga
4. Perbaikan jalan
5. Pembangunan pagar ohoi

B. Pendidikan ;
1. Pembangunan perumahan guru
2. Pembangunan ruang perpustakaan sekolah
3. Penambahan tenaga guru mata pelajaran khusus

C. Kesehatan;
1. Penyediaan obat-obatan
2. Pengadaan peralatan medis
3. Rehabilitasi mck umum
4. Perbaikan jaringan pipa air bersih

D. Bangunan Ohoi
1. Pembangunan balai ohoi
2. Pembangunan kantor ohoi
3. Pembangunan gereja
4. Renovasi goa Maria
5. Rehabilitasi rumah pastoran
6. Rehabilitasi rumah penduduk
E. Pariwisata
1. Penataan kolam renang
2. Penataan wisata pantai

F. Budaya
1. Pembentukan sanggar tari tradisional
2. Perawatan tempat sejarah
3. Bantuan modal bagi pengrajin tradisional

G. Ekonomi
1. Darat
- Bantuan modal bagi kelompok tani/perkebunan/kehutanan
- Pelatihan dan penyuluhan pertanian/perkebunan/kehutanan
- Perlu dibuat peraturan ohoi menyangkut pengelolaan dan perlindungan
2. Pesisir
- Pembentukan kelompok perlindungan hutan mangroof
- Program penanaman kembali hutan mangroof
- Perlu dibuat peraturan ohoi
3. Tanah dan batuan
- Perlu dilakukan pengelolaan secara baik
- Adanya peraturan ohoi
4. Laut
- Bantuan modal bagi kelompok perikanan
- Pelatihan dan penyuluhan bagi kelompok perikanan
- Peraturan menyangkut pengelolaan

3. KEPENDUDUKAN

Berdasarkan Data Administrasi Pemerintah Ohoi, jumlah penduduk yang tercatat


secara administrasi, jumlah total 685 jiwa. Dengan rincian penduduk berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 327 jiwa, sedangkan berjenis kelamin perempuan
berjumlah 358 jiwa. Tabel di bawah menunjukan Jumlah usia produktif lebih
banyak dibanding dengan usia anak-anak dan lansia. Perbandingan usia anak-anak,
produktif dan lansia adalah sebagai berikut : 34 % : 53 % : 13 %. Dari 562 jumlah
penduduk yang berada pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan
jumlahnya hampir sama / seimbang.
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Ohoi Evu Tahun 2017

No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 327 47,73%

2 Perempuan 358 52,27%

Jumlah 685 100 %

Sumber: RPJM Ohoi Evu Tahun 2017

Agar dapat mendeskripsikan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan


di Ohoi Evu dilakukan identifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada
klasifikasi usia dan jenis kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran tentang
kependudukan Ohoi Evu yang lebih komprehensif. Untuk memperoleh informasi
yang berkaitan dengan deskripsi tentang jumlah penduduk di Ohoi Evu berdasarkan
usia dan jenis kelamin secara detail dapat dilihat dalam Tabel 1.2 berikut ini :

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia


Ohoi Evu Tahun 2016
JUMLAH PENDUDUK MENURUT USIA
NO KELOMPOK KELOMPOK JUMLAH
PENDIDIKAN TENAGA KERJA
1 00 – 03 th 29
2 04 – 06 th 49
3 07 – 12 th 104
4 13 – 15 th 38
5 16 – 18 th 30
6 19 – keatas 107
7 10 - 14 th -
8 15 - 19 th 12
9 20 – 26 th 28
10 27 – 40 th 87
11 41 – 56 th 27
12 57 – keatas 3

Sumber : RPJM Ohoi Evu, Tahun 2017


4. SOSIAL BUDAYA

Berbicara mengenai kebudayaan masyarakat di Kepulauan Kei, Ohoi Evu adalah


salah satu desa yang hingga saat ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan.
Masyarakat Ohoi Evu di seluruh kegiatan aspek kehidupannya ditata dan di
laksanakan berdasarkan aturan-aturan adat yang di anut, sebab bagi masyarakat Ohoi
Evu yang membesarkan meraka adalah adat dan kepercayaan terhadap para leluhur.
Ohoi Evu adalah salah satu desa di kepulauan kei yang asal usul atau sejarahnya
tertulis atau dibukukan, hal itulah yang menjadi alasan mengapa setiap generasi di
Evu tahu tentang budaya, cerita leluhurnya, adat, kebiasaan, maupun cara hidup
masyarakatnya. Bukti nyata masyarakat Evu masih menjunjung tinggi nilai-nilai
adatnya salah satunya dengan masih terjaganya lokasi-lokasi sakral yang dianggap
dan percaya merupakan tempat tinggal para leluhur atau tempat yang di anggap
memiliki nilai sejarah yang tinggi. Selain itu bukti lain yang masih kental nilai
adatnya dan di lestarikan dari generasi ke generasi yaitu Budaya Maren dan Budaya
Yelim.
Budaya maren adalah salah satu pola hidup yang berlaku di Ohoi Evu. Maren atau
lebih dikenal dengan budaya gotong royong sudah mendarah daging di masyarakat
karena sudah dilakukan oleh nenek moyang masyarakat Evu sejak dahulu. Maren
(gotong royong) biasanya di lakukan ketika ada keluarga yang membuka lahan
kebun baru, melakukan pembangunan dll. Bantuan maren yang diberikan
masyarakat dalam bentuk kerjasama moriil. Sedangkan pihak yang menerima maren
biasaya melayani dengan memberikan makanan selama proses pekerjaan
berlangsung. Sedangkan budaya Yelim merupakan pemberian bantuan berupa
barang kepada pihak yang sedang ingin melangsungkan acara seperti pesta
pernikahan, pelantikan dll atau yelim diberikan kepada pihak yang sedang dalam
musibah seperti sanak keluarga meninggal dunia dll. Yelim biasanya dilakukan
berkelompok sesuai FAAM (marga) di Ohoi.
Dari tahun ke tahun Ohoi Evu selalu melakukan upacara adat atau pesta adat yang
melibatkan seluruh pihak baik tokoh-tokoh atau pemangku adat Ohoi ( desa)
maupun seluruh masyarakat baik tua-muda, besar-kecil. Salah satu upacara atau
pesta adat yang dilakukan masyarakat Evu di tahun 2017 adalah Belan Adat. Belan
adat adalah pesta adat yang menggunakan perahu (belan) yang terbuat dari beberapa
helai janur kuning sebagai simbol kegiatan. Namun Belan adat ini dilakukan antara
masyarakat Ohoi Evu bersama dengan rombongan Tnebar Evav (Tanimbar Kei)
kali ini tanpa menggunakan perahu tetapi nilai adatnya tetap ada.
Kegiatan ini berlangsung selama sehari dengan tujuan yaitu penggalangan dana
kegiatan Missa di Tanimbar Kei. Acara adat yang berlangsung sakral dan meriah
tersebut dimulai dari prosesi penjemputan dan penerimaan masyarakat Tanimbar Kei
di pintu masuk Ohoi Evu yakni Vid Nang Armau.
Gambar 1: Orang Kai (kepala Ohoi) dan keluarga serta pemangku adat menuju Vid Nang Armau untuk
menjemput rombongan dari Tnebar Evav

Menerima dan menjamu tamu sudah menjadi kebiasaan masyarakat Ohoi Evu.
Pelayanan yang diberikan oleh masyarakat Ohoi Evu terhadap tamu dinilai sangat
baik. Hal itu dapat dilihat pada hari berlangsungnya Belan Adat dimana seluruh
keluarga tanpa terkecuali mereka menyumbangkan beberapa kebutuhan pangan
maupun uang kepada masyarakat Tnebar Evav yang hadir.
Hal itu dikarenakan mayrakat Ohoi Evu sangat menjujung tinggi nilai-nilai
kekerabatan dan kekeluargaan.

Gambar 2 : Warga Evu sedang menunggu kedatangan rombongan dari Tnebar Evav
Gambar 3 & 4: Orang Kai bersama Dit Vel Kemas sedang menunggu rombongan Tnebar Evav
Tidak lama berselang rombongan Tnebar Evav pun tiba di depan Vid nang Armau dan
disambut oleh Orang Kai beserta seluruh masyarakat Ohoi yang hadir.

5. MATA PENCAHARIAN
Berdasarkan data yang diperoleh secara umum mata pencaharian warga masyarakat
Ohoi Evu dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti :
petani, nelayan, PNS, karyawan swasta, pedagang, wiraswasta, pensiunan, buruh
bangunan/tukang, peternak. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Ohoi Evu Tahun 2016

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase

1. Petani
1 365 77%

2. Nelayan
2 5 1,0%

3. PNS/TNI/POLRI
3 47 10%

4. Karyawan
4 swasta 5 1,0%

5. Pedagang
5 14 3%

6. Pemulung
6 0 0%

7. Pensiunan
7 9 2%

8. Tukang
8 bangunan 28 6%
9. Peternak
9 0 0%

Jumlah 473 100%

Sumber : Buku Monografi Desa Kabupaten Maluku Tenggara, Ohoi Evu, 2016

Berdasarkan tabulasi data tersebut teridentifikasi, di Ohoi Evu jumlah penduduk yang
mempunyai mata pencaharian ada 40,81 % dari jumlah total penduduk Desa. Dari
jumlah tersebut, kehidupannya bergantung di sektor pertanian ( petani dan buruh tani
), ada 36,87% dari total jumlah penduduk.
Jumlah ini terdiri dari buruh tani terbanyak, dengan 48,5% dari jumlah penduduk
yang mempunyai pekerjaan atau 19,83 % dari total jumlah penduduk. Petani sebanyak
41,7% dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau 17,04 % dari total
jumlah penduduk.
Terbanyak ketiga adalah pedagang dengan 2,6% dari jumlah penduduk yang
mempunyai pekerjaan atau 1,05% dari total jumlah penduduk. Sementara penduduk
yang lain mempunyai mata pencaharian yang berbeda-beda, ada yang berprofesi
sebagai PNS, pedagang, karyawan swasta, sopir, wiraswasta, tukang bangunan, dan
lain-lain.
Dengan demikian dari data tersebut menunjukkan bahwa warga masyarakat di Ohoi
Evu memiliki alternatif pekerjaan selain sektor tani dan buru bangunan. Setidaknya
karena kondisi lahan pertanian mereka sangat tergantung dengan curah hujan alami.
Di sisi lain, belum ada air irigasi yang dapat mencukupi untuk kebutuhan lahan
pertanian di Ohoi Evu secara keseluruhan terutama ketika musim kemarau. Sehingga
mereka pun dituntut untuk mencari alternatif pekerjaan lain.

6. AGAMA
Dalam perspektif agama, masyarakat di Ohoi Evu termasuk kategori masyarakat yang
mendekati homogen. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Ohoi Evu
beragama Katolik. Secara kultural, pegangan agama ini didapat dari hubungan
kekeluargaan atau kekerabatan yang kental di antara mereka. Selain itu perkembangan
agama berkembang berdasarkan turunan dari orang tua ke anak dan ke cucu. Hal
inilah membuat agama Katolik mendominasi agama di pedukuhan-pedukuhan Ohoi
Evu.
Jumlah penduduk Ohoi Evu berdasarkan agama dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut
ini :
Tabel 4.1Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Ohoi Evu Tahun 2016

No. Agama Jumlah Prosentase

1. Islam
1 0 0%

2. Katholik
2 678 99 %

3. Kristen
3 7 1.0 %

4. Hindu
4 0 0%

5. Budha
5 0 0%

Jumlah 685 100 %

Sumber : Buku Monografi Ohoi Evu Tahun 2016

Tabel 4.2 Jumlah Tempat Ibadah ohoi Evu Tahun 2016

No. Tempat Ibadah Jumlah Prosentase

1 Masjid 0 0,00 %

2 Pura 0 0,00 %

3 Gereja 2 100 %

4 Wihara 0 0,00 %

5 Musholla 0 0,00 %

Jumlah 2 100%

Sumber : Buku Monografi Ohoi Evu Tahun 2016

Dalam Tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Ohoi Evu yang beragama
Katolik mendominasi dengan jumlah 100,00 % dari total jumlah penduduk. Pemeluk
agama Islam berjumlah 0,00 %, pemeluk agama Kristen 1,00 %, sedangkan pemeluk
agama Hindu sejumlah 0,00 %.
Katolik sebagai agama yang paling banyak dipeluk warga, mendominasi di seluruh
pedukuhan yang ada di Ohoi Evu sedangkan pemeluk agama Islam, Kristen dan
Hindu tinggal tersebar di wilayah desa. Meskipun begitu, perbedaan agama tidak
menghalangi masyarakat Ohoi Evu untuk saling menghormati dan bekerja sama.
Gambar 1: tampak dari luar gereja Kristen Khatolik di Ohoi Evu

Gambar 2: tampak dari dalam gereja khatolik Ohoi Evu


Gambar 3 : tampak gereja katolik dalam proses pembangunan

Gambar 4: bangunan pastoran Ohoi Evu


BAB III
DATA DASAR SEKTORAL

1. PENDIDIKAN

Tabel 1 tingkat pendidikan di Ohoi Evu


Tingkat Pendidikan Jumlah Pelajar/Siswa Jumlah Fasilitas Gedung
(Orng)
PAUD 40 2
SD 104 1
SMP 38 -
SMA 30 -
Akademi D1-D3 15 -
Strata 1 (sarjana) 16 -

PAUD bersekolah di rumah


Dari hasil pendataan yang dilakukan pada PAUD ditemukan anak-anak dengan
rentang usia yang berbeda dari 1 tahun sampai dengan 6 tahun yang dibagi menjadi
dua kelompok belajar. Fasilitas gedung yang dipakai sejauh ini masih menggunakan 2
rumah warga karena gedung belajarnya masih dalam proses pembangunan. Jarak
kedua tempat belajarnya pun saling berdekatan untuk mempermudah guru dalam
mengawasi dan mengajar anak-anak. Jarak tempuh anak-anak menuju tempat belajar
±5 menit dari tempat tinggal. Adapun tenaga pengajar pada PAUD berjumlah 4 orang
yang diangkat dan dibiayai oleh pemerintah Ohoi dengan menggunakan APBDes
Tahun 2016 dabn dibangun Tahun 2017. Sejauh ini kesadaran orang tua mengenai
pendidikan anak usia dini sudah sangat baik, hal ini dapat dilihat dari jumlah anak-
anak yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Gambar 1: PAUD yang masih menggunakan rumah warga

Gambar 2 : bangunan PAUD baru


SD – siswa meningkat tenaga pengajar minim
SD Naskat Evu adalah satu-satunya sekolah dasar yang berada di Ohoi Evu dengan
waktu tempuh siswa ke sekolah <10 menit. Sekolah ini merupakan sekolah swasta
yang berada pada naungan Yayasan Katolik Keuskupan Amboina. Walaupun sekolah
ini menjadi tanggung jawab yayasan, namun pemerintah lebih banyak berkontribusi
terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah. Sejauh ini kontribusi pemerintah
terhadap sekolah berupa pengadaan buku bacaan, dana BOS, program Gizi Anak
Sekolah (PROGAS), pengadaan alat komputer/leptop dll.

Gambar 3 : SD Naskat Ohoi Evu

Di lain sisi minat baca pada siswa-siswi juga sangat minim meskipun dari pihak
sekolah dan pemerintah telah menyediakan ruang baca atau perpustakaan dan
pengadaan buku baca yang begitu banyak.

Gambar 4 : Perpustakaan SD Naskat Evu


Gambar 1: buku bacaan yang didapat dari bantuan pemerintah dan sumbangan salah satu sekolah tinggi swasta di
kota Tual kepada SD Naskat Evu

Gambar 2 & 3 : Mahasiswa KKN unpatti Angkatan XLIII Gelombang II mengajak para siswa agar menumbuhkan
minat baca
Untuk sistem belajar mengajar meskipun telah di berlakukan sistem kurikulum 2013
(K13) namun SD Naskat Evu masih tetap menggunakan sistem KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan). Hal ini dikarenakan pada sistem kurikulum K13 siswa
dituntut untuk lebih aktif 80% dalam belajar dan guru hanya aktif 20%. Sedangkan
untuk SD Naskat Evu, fasilitas-fasilitas pendukungnya masih belum memadai dan
mendukung sistem K13. Menurut pihak sekolah Untuk tahun 2017/2018 akan
diberlakukan kembali sistem K13.
Berdasarkan data yang di ambil oleh Mahasiswa KKN Unpatti Ambon Jumlah tenaga
pengajar pada SD Naskat Evu berjumlah 7 orang dengan jumlah PNS 4 orang dan
tenaga pengajar tambahan/honorer 3 orang. Dari data yang didapatkan terdapat
beberapa guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keilmuannya. Hal ini
disebabkan karena kurangnya tenaga pengajar. Ada beberapa guru yang harus
mengajar di beberapa kelas dengan mata pelajaran yang berbeda-beda. Selain itu dari
data yang ditemukan salah seorang guru PNS sudah lebih dari setahun tidak aktif
mengajar di sekolah akibat kondisi fisik yang tidak sehat yakni mengidap penyakit
stroke. Sejauh ini tenaga pengajar di SD Naskat Evu adalah guru yang berasal dari
daerah lain dan tidak ditemukan tenaga pengajar dari Ohoi Evu sendiri.

Gambar 4: beberapa tenaga pengajar di SD Naskat Evu sedang memberikan informasi kepada Mahasiswa KKN
unpatti
Begitu banyaknya kendala yang didapatkan di SD Naskat Evu menjadikan sekolah
tersebut sangat sulit untuk berkembang dan maju. Namun terlepas dari segala
keterbatasan fasilitas dan minimnya tenaga pengajar yang tersedia, bukanlah menjadi
suatu alasan untuk mengendorkan semangat dari para guru untuk mengajar,
membimbing dan menuntun siswa-siswi agar dapat memperoleh bekal ilmu
pengetahuan demi mencapai cita-cita mereka.
Gambar 4: siswa siswi dengan serius mengikuti pelajaran di kelas

SMP & SMA – perjuangan mengejar ilmu


Dalam melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP dan SMA, diperlukan usaha yang
cukup besar. Hal ini dikarenakan tidak adanya SMP atau SMA di Ohoi Evu sehingga
harus menempuh jarak beberapa kilometer untuk tiba di sekolah. Setiap harinya
pelajar SMP harus berjalan kaki sejauh 2 km ke desa sebelah yaitu Ohoi Letvuan
untuk menempuh pendidikan di SMP Negeri 13 Kei Kecil, sehingga bukanlah hal
baru jika ada yang terlambat ke sekolah. Sedangkan untuk pelajar SMA di Ohoi Evu,
mereka harus menempuh jarak ±18 km untuk sampai di sekolah. Adanya jarak yang
jauh antara desa dengan sekolah, maka ada sebagian pelajar SMA yang lebih memilih
untuk tinggal di kota bersama dengan keluarga maupun teman mereka. Berbeda
dengan para pelajar yang tetap tinggal di desa, mereka harus mengelurkan biaya
tambahan untuk transportasi sebesar Rp. 24.000,00- PP dan belum ditambah dengan
biaya konsumsi mereka.

Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh menunjukkan bahwa di Ohoi Evu jika
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk hanya memiliki bekal pendidikan
formal pada level pendidikan dasar 15 % SMP dan SMA 9,92 %. Sementara yang
dapat menikmati pendidikan di Perguruan Tinggi hanya 4,52%. Dari keseluruhan
jumlah penduduk yaitu 685 jiwa. Dari data yang didapat alasan mengapa sebagian
siswa putus sekolah pada tingkat SMA selain kurangnya perhatian orangtua akibat
sibuk dalam bekerja alasan putus sekolah juga disebabkan karena jarak tempuh dari
desa ke sekolah sangatlah jauh sehingga menimbulkan sifat malas pada siswa.
2. PERIKANAN

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki potensi perikanan dan kelautan yang
sangat besar. Perikanan menyediakan sumber penting bagi pemenuhan sumber makanan,
pendapatan, pekerjaan dan rekreasi. Jutaan manusia bergantung kepada sumberdaya
perikanan dan kelautan sebagai mata pencaharian, sehingga perlu keterlibatan semua
stakeholder untuk mengelola perikanan dunia guna menjamin sumberdaya laut untuk
generasi mendatang.

Salah satu desa yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar
adalah desa Evu, Kecamatan Hoat Sorbay, Kabupaten Maluku Tenggara (Tual). Potensi
sumberdaya perikanan yang sangat melimpah di desa Evu membuat masyarakat tertarik
untuk membudidayakan hasil perikanan disana untuk dijual dan menghasilkan prospek pasar
yang baik, sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa Evu.
Sesuai data yang diperoleh dan hasil pengamatan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) dalam
kegiatan pengabdian masyarakat di desa Evu, maka dapat dijelaskan beberapa aspek sebagai
berikut :

a. MATA PENCAHARIAN
Masyarakat desa Evu memiliki mayoritas mata pencaharian sebagai nelayan rumput
laut dan nelayan kepiting yang beroperasi di Teluk Hoat Sorbay, desa Evu. Potensi
rumput laut dan kepiting yang melimpah di desa Evu membuat para nelayan disana
memiliki tekad untuk mengelola sumberdaya rumput laut dan kepiting untuk dijual
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan untuk dikonsumsi. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut :
i. Nelayan Rumput Laut
Profesi nelayan rumput laut di desa Evu telah digeluti dari tahun 1994 hingga
tahun 2017. Potensi rumput laut yang cukup besar dan habitat yang cocok bagi
kehidupan rumput laut membuat masyarakat bertahan dengan profesinya
sebagai nelayan rumput laut, sehingga dapat meningkatkan kehidupan
masyarakat nelayan di desa Evu. Nelayan rumput laut bukan saja dari kaum
pria, melainkan juga berasal dari kaum wanita.
Dari hasil wawancara yang diperoleh, alasan kaum wanita menjadi nelayan
rumput laut disebabkan karena untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan
membantu profesi suami. Lain hal juga untuk menggantikan profesi suami
sebagai nelayan rumput laut dikarenakan telah meninggal. Profesi nelayan
rumput laut ini digeluti bebas oleh sebagian banyak masyarakat yang menetap
di desa Evu dan tidak membentuk suatu kelompok nelayan rumput laut secara
khusus.

Gbr.1. Nelayan rumput laut di desa Evu

ii. Nelayan Kepiting


Nelayan Kepiting yang beroperasi di desa Evu memiliki Kelompok Nelayan
Kepiting Bakau yang bernama Sinar Abadi (Hoat Furang). Alat tangkap
tradisional yang digunakan oleh nelayan kepiting di desa Evu adalah Bubu.
Wilayah penangkapan kepiting bagi masing – masing nelayan sendiri berbeda
antara satu dengan yang lain di Hoat Sorbay, desa Evu. Zona penangkapan
kepiting ditentukan oleh titik koordinat. Namun di wilayah Hoat Sorbay, desa
Evu juga memiliki zona terlarang di suatu pulau kecil yang tidak boleh
diadakan proses penangkapan kepiting. Pekerjaan sampingan Nelayan
Kepiting juga berupa tangkap ikan menggunakan jaring dan nelayan rumput
laut. Ikan yang biasanya didapat berupa Ikan samandar, Ikan Kerapu, Ikan
sapu – sapu, Ikan Kakap Merah. Ikan hasil ini dapat langsung dikonsumsi
dalam rumah tangga. Hasil produksi kepiting ini dapat dimanfaatkan untuk
konsumsi rumah tangga dan juga sebagai hasil olahan konsumsi ke luar daerah
diantaranya pemasaran mentah dan pemasaran katering hingga permintaan
restoran.
Gbr.2. Nelayan kepiting di desa Evu

b. POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN


i. Rumput Laut
1. Jenis Rumput Laut
Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, jenis rumput laut
yang terdapat di desa Evu adalah jenis rumput laut Gracilaria sp. dan
Eucheuma sp. Namun potensi rumput laut terbanyak yaitu jenis
Gracilaria sp. Hal ini dapat diketahui dari bentuk morfologinya berupa
bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari
yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun. Di atas
percabangan umumnya bentuk thalli (Kerangka tubuh tanaman) agak
mengecil dan permukaannya halus atau berbintil-bintil. Morfologi
Gracilaria sp.tidak memiliki perbedaan antara akar, batang dan daun.
Tanaman ini berbentuk batang yang disebut dengan thallus (Jamak :
thalli) dengan berbagai bentuk percabangannya. Secara alami
Gracilaria sp. hidup dengan melekatkan (Sifat bentik) talusnya pada
substrat yang berlumpur pada kedalaman sekitar 15 - 20 meter.
Gbr.3. Jenis rumput laut yang Gbr.4. Jenis rumput laut Gracilaria
terdapat di Desa Evu sp.yang banyak ditemukan di Desa Evu

2. Proses Pembudidayaan dan Pasca Panen


Dari hasil pengamatan, proses pertama dari pembudidayaan hingga
produksi penjualan yakni Proses Pembibitan. Bibit rumput laut yang
digunakan diambil di Desa Arso. Bibit rumput laut yang baik dapat
dilihat dari bentuk ujungnya yang tajam, tidak kotor dan tumbuh
selama 25 hari. Pengontrolan bibit rumput laut dilakukan selama 1
Minggu (2 – 3 kali). Proses pembibitan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
- Tali Long Line ditarik sekitar 100 meter. Jarak antar tali Long Line
satu dengan yang lain adalah sekitar 1 meter. Biasanya para
Nelayan di Desa Evu memiliki tali Long Line sebanyak 10 – 30.
- Setelah tali Long Line ditarik, bibit rumput laut diikat terdahulu
pada tali senar. Jarak tali senar yang satu dengan yang lain adalah
30 cm – 50 cm, tergantung dari panjang dan banyaknya tali Long
Line.
- Dibagian tengah masing – masing tali Long Line terdapat
penyangga berupa bambu yang berfungsi untuk menahan tali agar
tidak berdekatan jika terbawa arus.
Gbr.5. Tali Long Line yang digunakan
dalam proses pembibitan rumput laut

Setelah proses pembibitan, rumput laut yang berumur selama 40 – 55


hari, maka rumput laut harus ditangani dengan proses panen. Proses
pasca panen rumput laut dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Rumput laut yang sudah layak untuk panen dilepas dari ikatan tali
senar pada Long Line.

Gbr.6. Proses pemanenan rumput laut di


desa Evu

- Setelah rumput laut diangkat, rumput laut dicuci dengan air laut
hingga bersih. Proses pencucian rumput laut dilakukan dengan
tujuan untuk membersihkan rumput laut dari kotoran, lumpur,
karang dan lain sebagainya.
Gbr.7. Proses pencucian rumput laut

- Selain pencucian rumput laut, tali senar dan tali Long Line dicuci
bersih dengan menggunakan sikat atau pencuci kuali (Kawat
bendrat). Proses pencucian ini dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang menempel pada setiap tali sekaligus mencegah
timbulnya hama atau penyakit yang menyerang rumput laut.
Setelah dicuci, tali senar dan tali Long Line digunakan kembali
untuk proses pembibitan rumput laut.
- Setelah proses pencucian, baik rumput laut maupun tali,
selanjutnya rumput laut dibawa ke darat dan dilakukan proses
penjemuran (Pengeringan).
- Proses penjemuran rumput laut dilakukan di ruang terbuka
(Terkena sinar matahari langsung) dan di Para – para. Proses
pengeringan rumput laut berlangsung selama 3 hari (Terkena sinar
matahari langsung). Proses pengeringan rumput laut juga dapat
berlangsung selama 1 minggu (Terhambat oleh cuaca yang tidak
menentu/buruk).
-

Gbr.8. Proses pengeringan rumput laut di


ruang terbuka (Terkena sinar matahari)

ii. Kepiting
1. Jenis Kepiting
Kepiting bakau (Scylla sp) merupakan salah satu komoditas perikanan
yang hidup di perairan pantai, khususnya di hutan bakau (Mangrove).
Dengan sumberdaya hutan bakau yang membentang luas di kawasan
hoat sorbay, maka tidak heran jika desa Evu memiliki potensi kepiting
yang cukup besar. Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan,
jenis kepiting yang terdapat di desa Evu adalah jenis Kepiting Darat
dan Kepiting laut. Jenis kepiting yang terdapat di desa Evu adalah jenis
Scylla serrata. Jenis kepiting ini termasuk dalam jenis kepiting bakau.

Gbr.9. Kepiting laut (Kiri) dan Kepiting darat (Kanan)


Hal ini dapat dilihat dari ciri – ciri morfologinya yaitu Kepiting bakau
(Scylla sp) memiliki ukuran lebar karapas lebih besar dari pada ukuran
panjang tubuhnya dan permukaannya agak licin. Pada dahi antara
sepasang matanya terdapat enam buah duri dan disamping kanan serta
kirinya terdapat sembilan buah duri. Kepiting bakau jantan mempunyai
sepasang capit yang dapat mencapai panjang hampir dua kali lipat
daripada panjang karapasnya, sedangkan kepiting bakau betina relatif
lebih pendek. Selain itu, kepiting bakau juga memiliki 3 pasang kaki
jalan dan sepasang kaki renang. Kepiting bakau berjenis kelamin jantan
ditandai dengan abdomen bagian bawah berbentuk segitiga meruncing,
sedangkan pada betina kepiting bakau melebar (Soim 1994).

2. Proses Penangkapan
Dari hasil pengamatan, proses penangkapan kepiting yang dilakukan
oleh nelayan di desa Evu adalah dengan menggunakan alat tangkap
yang dinamakan Bubu. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
- Alat tangkap bubu sebelumnya sudah diletakkan terlebih dahulu
pada setiap titik lokasi penangkapan kepiting, yaitu di kawasan
mangrove hoat sorbay. Untuk menangkap kepiting, nelayan
kepiting meletakkan umpan berupa ikan atau udang di dalam bubu.

Gbr.10. Umpan dalam alat tangkap (Bubu)


untuk menangkap kepiting

- Setelah bubu diletakkan selama beberapa hari, nelayan kepiting


kemudian mengecek ke titik lokasi habitat kepiting. Jika terdapat
kepiting di dalam bubu, maka kepiting langsung diangkat dan
dimasukkan ke dalam karung. Biasanya para nelayan memasukkan
1 kepiting pada 1 karung saja. Jika lebih dari 1 kepiting
dimasukkan ke dalam 1 karung saja, maka kepiting yang satu
dengan yang lain akan saling mencapit sehingga kepiting yang
ditangkap akan terlihat cacat (Capit lepas). Untuk pencegahannya,
teknik yang dilakukan para nelayan kepiting yaitu memasukkan
daun mangrove ke dalam karung berisi kepiting. Hal ini bertujuan
untuk menutup mata kepiting dan sebagai makanan kepiting agar
mencegah kepiting saling mencapit.

Gbr.11. Proses penangkapan kepiting

- Setelah diangkut ke darat, kepiting kemudian diikat dengan tali


rafia. Kepiting yang sudah ditangkap dapat diletakkan ke dalam
tambak, langsung dijual atau dapat juga dikonsumsi langsung.
Gbr.12. Kepiting diangkut ke darat dan diikat

c. ASPEK EKONOMI
Dilihat dari aspek ekonomi, maka sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan di
lapangan dapat dijelaskan hasil pendapatan hingga penjualan bahan baku rumput laut
dan kepiting adalah sebagai berikut :
i. Rumput Laut
Harga 1 Kg bibit rumput laut adalah Rp. 7.000/Kg. Bibit rumput laut diperoleh
dari Desa Arso. Harga ini juga tidaklah tetap bagi masyarakat setempat karena
adanya hubungan kekerabatan (Keluarga) sehingga bibit ini dapat diperoleh
secara gratis. Setelah proses pembudidayaan, rumput laut akan di panen.
Rumput laut pasca panen kemudian dicuci dan dikeringkan. Rumput laut yang
sudah kering dimasukan ke dalam karung ukuran 50 kg dan siap untuk di jual.
Harga 1 Kg rumput laut kering yaitu, Rp. 7000/Kg.
Rumput laut kering ini dijual ke perusahaan yang berlokasi di desa Debut dan
di Kota Tual. Rumput laut kering dijual dengan tujuan untuk diolah dan
diproduksi menjadi produk agar – agar. Hasil pendapatan nelayan dari
penjualan rumput laut adalah ± Rp.800.000 – Rp. 1.000.000/Bulan. Dari hasil
pendapatan nelayan rumput laut biasanya dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga, pendidikan anak dan sebagian hasil pendapatan
disimpan dalam tabungan di Credit Union (CU).
Gbr.13. Rumput laut kering ditimbang (1 Kg = Rp.7000)

ii. Kepiting
Hasil tangkapan kepiting yang diperoleh biasanya 1 – 2 ekor per hari dan 10
ekor per minggu. Harga kepiting tergantung dari produsen, yakni Nelayan
Kepiting dan berat serta besar kepiting yang harus sesuai dengan aturan
pemerintah. Standar dari 600 – 700 ekor dihitung dari besar dan berat, dimana
panjang karapas 15 cm sebesar Rp. 50.000/Ekor. Panjang karapas 16 – 17 cm
sebesar Rp. 80.000/Ekor. Ukuran jumbo 18 – 21 cm sebesar Rp. 120.000 – Rp.
150.000. Untuk hasil pendapatan yang diperoleh Nelayan Kepiting adalah
sebesar Rp. 1.000.000/Bulan setiap kali pengiriman kepiting. Kepiting yang
utuh akan dikemas dan dikirim ke Makassar. Sedangkan Kepiting yang cacat
(Capit kepiting lepas) akan langsung ditampung atau dijual ke rumah makan di
daerah Tual.
Dari hasil pendapatan nelayan kepiting ini biasanya digunakan untuk biaya
pendidikan anak, kebutuhan rumah tangga dan tabungan Bank. Hasil
pendapatan dari penangkapan kepiting ini juga dapat digunakan untuk
membantu masyarakat Evu, khususnya anggota Nelayan Kepiting yang
mengalami kesusahan dalam hasil tangkapan kepiting. Hasil pendapatan ini
dapat dikelola oleh kelompok dan diberikan sebagian kepada kepala Desa Evu
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Evu.
d. PENGEMBANGAN PRODUKSI SUMBERDAYA PERIKANAN
i. Rumput Laut
Dari hasil pengamatan, rumput laut kering dengan berat 50 kg dijual ke
perusahaan yang berlokasi di desa Debut dan di Kota Tual. Harga 1 Kg rumput
laut kering yaitu Rp. 7000/Kg. Rumput laut kering dijual dengan tujuan untuk
diolah dan diproduksi menjadi produk agar – agar. Rumput laut kering
kemudian dimuat ke Pabrik yang berlokasi di desa Letvuan. Pabrik ini
dinamakan Pabrik Rumput Laut Letvuan ini beroperasi dalam hal pengolahan
rumput laut menjadi Chip.

Gbr.14. Pabrik Rumput Laut Letvuan

Olahan hasil bentuk chip rumput laut tidak dapat ditampilkan dikarenakan
olahan hasil tersebut diolah di pabrik rumput laut yang lain.
Gbr.15. Rumput laut kering yang sudah
diproses dan siap diolah menjadi bentuk
ii. Kepiting chip

Nelayan Kepiting di desa Evu memiliki Kelompok Nelayan Kepiting Bakau


yang dinamakan Sinar Abadi (Hoat Furang). Awal terbentuknya kelompok ini
berawal dari suatu komunitas yang terdiri atas kaum orang tua dan sesepu.
Tujuan awal dari kelompok ini hanya menangkap kepiting dan dikonsumsi
secara langsung dalam skala rumah tangga. Setelah melihat adanya peluang
pasar, maka ada beberapa orang mendirikan Kelompok Nelayan Kepiting
Bakau Sinar Abadi (Hoat Furang).
Kelompok ini telah berdiri sejak tanggal 16 Oktober tahun 2015 dan
diresmikan pada tahun 2016 di desa Evu. Jumlah kelompok ini terdiri atas 10
orang. Masing – masing anggota bukan hanya berasal dari desa Evu,
melainkan juga berasal dari Irian, Dullah laut dan desa Horen dengan keahlian
yang berbeda. Tujuan dari kelompok ini juga untuk memperkenalkan desa Evu
sebagai Desa Nelayan yang memiliki hasil kepiting yang dapat setara dengan
sumberdaya perikanan yang lain. Oleh karena itu, kelompok ini bekerja sama
dengan Kepala Desa guna meningkatkan ekspor kepiting dan mangrove, baik
dalam negeri maupun ke luar negeri/internasional.
Dalam kelompok ini juga terdapat adanya pelatihan dan penelitian mengenai
karakteristik, perkembangbiakan, reproduksi hingga pembentukkan gonad dari
kepiting bakau. Kegiatan ini dilakukan dalam kelompok guna meningkatkan
pengetahuan spesifik mengenai kepiting bakau dan proses penangkapan
hingga produksi kepiting. Pelatihan kepada Nelayan Kepiting bertujuan untuk
mengetahui daerah penangkapan yang baik, waktu air laut surut dan air laut
pasang dalam proses penangkapan Kepiting. Kegiatan ini pun telah
dipublikasikan ke media sosial seperti pembuatan video di Youtube mengenai
kegiatan Kelompok Sinar Abadi (Hoat Furang) beserta kegiatan produksi
kepiting dari penangkapan hingga distribusi. Untuk Kepiting cacat berukuran
kecil dapat langsung diolah katering. Harga Kepiting cacat berbeda dengan
kepiting utuh. Harga kepiting cacat biasanya dibawah standar harga pada
umumnya. Hasil produksi kepiting ini dapat dimanfaatkan sebagai hasil olahan
konsumsi ke luar daerah diantaranya pemasaran mentah dan pemasaran
katering hingga permintaan restoran.
Hasil produksi kepiting ini bekerja sama dengan institut di Jakarta yang
mendatangkan Koki dari Negara Perancis untuk diolah menjadi Seafood di
Restoran. Hasil tangkapan kepiting dari Desa Evu ini biasanya dibeli oleh
pelanggan dari Makassar. Kepiting yang dikirim ke Makassar biasanya melalui
jalur laut dengan menggunakan Kapal Tidar.

Gbr.16. Kelompok Nelayan Kepiting


Bakau Sinar Abadi (Hoat Furang), Desa
Evu

Gbr.17. Contoh Kepiting yang siap


diproduksi ke Konsumen

Adapun rincian harga kepiting di desa Evu adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Harga Kepiting Bakau di Desa Evu, Hoat Sorbay, Maluku Tenggara
BERAT ISI Harga
NO KATEGORI
KEPITING KEPITING/Kg Rupiah/(Kg)

1 0,35 - 0,5 Kg Biasa 2 - 3 Ekor 90.000

2 0,5 - 1 Kg Jumbo 1 - 2 Ekor 95.000

3 > 1 Kg Super Jumbo 1 Ekor 110.000


Sumber : Kelompok Nelayan Kepiting Bakau Sinar Abadi (Hoat Furang) – Desa Evu, Malra, 2016
Tabel 2. Perhitungan Rincian Biaya Penjualan Kepiting di Desa Evu, Maluku Tenggara

Rekomendasi Harga
Biaya (Rp) Margin Keuntungan
Akhir (Rp)
Ukuran
NO Kepiting Keterangan
Bumbu 30%/Pasar
(gr) Spesifikasi Pengiriman Tenaga Pasar Fish n
dan Bahan Kemasan Lokal 50%/FnB
Kepiting ke Kota Masak Lokal Blues
Masak (Wisatawan)

1 500 Rp.50.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.96.200 Rp.111.000 Rp.100.000 Rp.115.000

2 600 Rp.60.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.109.200 Rp.126.000 Rp.110.000 Rp.130.000 Pengiriman
ke FnB belum
3 700 Rp.70.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.122.200 Rp.141.000 Rp.125.000 Rp.145.000 termasuk :

4 800 Rp.80.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.135.200 Rp.156.000 Rp.140.000 Rp.160.000

5 900 Rp.90.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.148.200 Rp.171.000 Rp.150.000 Rp.175.000

6 1000 Rp.100.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.161.200 Rp.186.000 Rp.165.000 Rp.190.000 a) Box
styrofoam (±
7 1100 Rp.110.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.174.200 Rp.201.000 Rp.175.000 Rp.210.000 Rp.100.000)

8 1200 Rp.120.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.187.200 Rp.216.000 Rp.190.000 Rp.220.000

9 1300 Rp.130.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.200.200 Rp.231.000 Rp.210.000 Rp.235.000 b) Biaya
cargo pesawat
10 1400 Rp.140.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.213.200 Rp.246.000 Rp.215.000 Rp.250.000 (Harga cargo
Rp.22.500 ke
11 1500 Rp.150.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.226.200 Rp.261.000 Rp.230.000 Rp.265.000
Jakarta) via
SN Cargo,
Armada
12 > 1500 Rp.160.000 Rp.6.000 Rp.10.000 Rp.4.000 Rp.4.000 Rp.239.200 Rp.276.000 Rp.240.000 Rp.280.000 Wings +
Lions
Tabel 3. Perhitungan Rincian Biaya Produksi Per Masak 10 Kepiting

Bumbu
(Bawang Minyak Minyak Tenaga Transportasi Box
Rempah
BIAYA Putih dan Goreng Tanah Masak ke Kota (PP) (Styrofoam)
Rica)

15000 20000 15000 10000 40000 40000 100000

Total
Biaya 60000 40000 40000 100000
Produksi

Biaya
Produksi
6000 4000 4000 10000
per
Kepiting
Sumber : Kelompok Nelayan Kepiting Bakau Sinar Abadi (Hoat Furang) – Desa Evu, Malra, 2016

: Kelompok Nelayan Kepiting Bakau Sinar Abadi (Hoat Furang) – Desa Evu, Malra, 2016

e. BANTUAN DAN KERJASAMA PEMERINTAH


i Rumput Laut
Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, bantuan yang diperoleh
dari Nelayan rumput laut berasal dari Komunitas IFAD dan Dinas Perikanan di
Kab. Maluku Tenggara berupa tali, mesin ketinting ukuran 5,1, sampan,
minyak fiber. Bantuan ini diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan
kebutuhan nelayan dalam budidaya rumput laut.

Gbr.18. Salah satu contoh bantuan


sampan bagi Nelayan rumput laut di desa
Evu
ii Kepiting
Kelompok Nelayan Kepiting Bakau ini bekerja sama dengan instansi
pemerintah, yakni WWF, Dinas Perikanan, Jaring Nusantara. Instansi ini dapat
menunjang pemeliharaan, penangkapan, budidaya hingga produksi penjualan
serta konsumsi masyarakat kepiting bakau hingga konservasi alam dan
perlindungan laut. Kepiting yang ditangkap maupun didistribusi ke pasar harus
sesuai dengan ukuran standar dan aturan pemerintah. Kelompok Nelayan
Kepiting Bakau bekerja sama dengan instansi terkait dalam bidang perikanan
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengembalikan berat
kepiting 3 Kg dan panjang karapas 21 cm pada tahun sekarang dan
menemukan spesies kepiting yang baru di kawasan hoat sorbay sesuai dengan
titik koordinat dan semua itu diterapkan dalam kelompok berdasarkan aturan
pemerintah dan instansi dinas perikanan, yaitu penangkapan kepiting dengan
ukuran panjang karapas > 15 cm. Apabila ukuran panjang karapas < 15 cm,
maka kepiting yang telah ditangkap dikembalikan ke laut guna menjaga
kelestariannya dan melindungi konservasi sumberdaya kepiting. Bantuan yang
diperoleh Nelayan Kepiting berasal dari LSM berupa 1 mesin ketinting dan 10
bubu per orang bagi setiap nelayan kepiting.

Gbr.19. Salah satu contoh bantuan mesin


ketinting yang diperoleh Nelayan
Kepiting di Desa Evu

Gbr.20. Instansi yang bekerjasama dengan


Kelompok Nelayan Kepiting Bakau Sinar
Abadi (Hoat Furang) di desa Evu
f. PERMASALAHAN
i Rumput Laut
Dari hasil pengamatan di lapangan, maka permasalahan yang dialami para
nelayan adalah sebagai berikut :
- Hama/Penyakit yang menyerang rumput laut, baik pra panen maupun
pasca panen.
- Cuaca yang buruk (Hujan) dapat mengganggu atau mempersulit proses
pengeringan rumput laut. Kondisi rumput laut yang terkena hujan akan
menghasilkan kualitas rumput laut yang tidak baik.
- Bantuan alat pengering rumput laut yang belum terpenuhi secara
maksimal. Hal ini dapat dilihat dari proses penjemuran rumput laut di
ruang terbuka/terkena sinar matahari langsung. Jika terkena hujan secara
langsung, para nelayan menjadi repot untuk mengangkat dan melindungi
rumput laut yang cukup banyak.
- Bantuan pemerintah untuk kebutuhan sampan dalam membantu proses
budidaya rumput laut, baik pra panen maupun pasca panen belum
terpenuhi secara maksimal.
- Penjualan harga rumput laut masih di bawah rata – rata harga pada
umumnya atau masih berubah – ubah.
- Timbangan rumput laut yang tidak sesuai dengan timbangan perusahaan
sehingga tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para nelayan
rumput laut. Sebagai contoh, rumput laut yang ditimbang dengan
timbangan nelayan rumput laut sendiri sebanyak 50 Kg. Setelah ditimbang
di timbangan perusahaan hanya sebanyak 30 Kg. Hal ini menjadi
permasalahan yang dapat mengurangi pendapatan para nelayan rumput
laut di desa Evu.
Gbr.21. Kondisi rumput laut yang dijemur di
ruang terbuka

Gbr.22. Perbedaan berat timbangan rumput laut

(Timbangan Pabrik : Kiri ; Timbangan Nelayan desa Evu : Kanan)

ii Kepiting
Dari hasil pengamatan di lapangan, maka permasalahan yang dihadapi para
nelayan kepiting adalah kurangnya tambak kepiting dan kurangnya kartu
nelayan yang harus dimiliki setiap nelayan. Untuk saat ini, hanya 4 orang dari
10 orang nelayan kepiting yang baru mendapatkan kartu nelayan.

Gbr.23. Contoh Kartu Nelayan yang belum


dimiliki oleh sebagian nelayan di desa Evu
g. PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT
Usaha produksi rumput laut merupakan salah satu mata pencaharian penting bagi
masyarakat desa Evu. Selama ini, penanganan pasca panen rumput laut oleh
masyarakat di desa Evu hanya sampai pada tingkat pengeringan dengan menggunakan
sinar matahari (Ruang Terbuka).. Pada proses pengeringan harus mampu menurunkan
kadar air minimal sampai batas maksimal kadar air yang memenuhi standar mutu.
Dilihat dari situasi di lapangan, proses pengeringan alami rumput laut di desa Evu
biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama karena suhu dan energinya
tergantung pada sinar matahari. Selain itu, pengaruh cuaca, musim serta pergantian
siang dan malam membuat proses ini semakin terbatas. Apabila kondisi cuaca tidak
mendukung, maka kadar air semakin bertambah tinggi sehingga dapat menjadi media
pertumbuhan kapang dan jamur sehingga membuat masyarakat kerepotan dalam
melakukan proses pengeringan rumput laut. Terlebih lagi jika penjemuran dilakukan
di ruang terbuka. Hal ini akan memicu hadirnya kontaminan - kontaminan yang
menurunkan kualitas produk rumput laut, seperti debu, kotoran, unggas maupun
benda – benda asing yang tak diinginkan. Hal ini juga tentunya akan berpengaruh
langsung terhadap kualitas dan mutu serta daya jual dari rumput laut itu sendiri.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka diperlukan adanya suatu upaya
pengembangan alat pengering rumput laut yang efisien, efektif serta tepat guna dalam
proses pengeringan rumput laut. Upaya ini diharapkan mampu menurunkan kadar air
sesuai standarnya dengan proses pengeringan yang lebih cepat, tidak tergantung hanya
pada energi sinar matahari, cuaca serta iklim daerah setempat, khususnya pada musim
penghujan. Oleh karena itu, diperlukan pembuatan sebuah alat pengering rumput laut
yang dapat meningkatkan kualitas produksi rumput laut di desa Evu terutama terkait
dengan higenis, kadar air, lama pengeringan serta kondisi iklim dan cuaca yang tidak
menentu dan diharapkan dapat meningkatkan kombinasi energi panas secara cepat
dalam proses pengeringan rumput laut serta pengurangan kontaminasi dari benda –
benda asing, sehingga akan diperoleh rumput laut kering yang mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi bagi kebutuhan masyarakat desa Evu.
Adapun proses kegiatan pembuatan alat pengering rumput laut ini berawal dari bentuk
seperti rumah, sehingga alat pengering ini dinamakan Rumah Pengering Rumput
Laut. Rumah Pengering Rumput Laut ini menyerupai basis rumah kaca karena
berfungsi sebagai penyerap panas. Pembuatan alat pengering rumput laut oleh
Mahasiswa KKN Unpatti masih bersifat tradisional dikarenakan bahan yang
digunakan masih sederhana. Adapun bahan yang digunakan dalam proses pembuatan
rumah pengering rumput laut adalah :
- Kayu Rep 55 (4 m) = 10 Buah
- Terpal Bening (10 atau 15 m/Lebih)
1 1
- Paku 4 cm (2 Kg) ; 5 cm (2 Kg) dan 7 cm (1 Kg)

- Perangkat Engsel (1 Pasang)


- Grendel Kecil (2 Buah)
- Kawat Ram (4 m)
Adapun alat yang digunakan dalam proses pembuatan rumah pengering rumput laut
adalah Alat perkakas, seperti palu gergaji, gunting besi, mistar siku, meteran dan lain
sebagainya.
Waktu pelaksanaan pembuatan rumah pengering rumput laut ini berlangsung pada
tanggal 11 April 2017 – 12 April 2017. Sasaran program ini diperuntukan bagi
masyarakat desa Evu, khususnya Nelayan rumput laut agar dapat menunjang proses
pengeringan rumput laut yang lebih efektif. Adapun sumber dana dari pelaksanaan
program kerja ini berasal dari kontribusi Kelompok Mahasiswa KKN Unpatti, Kepala
Desa Evu dan Masyarakat Desa Evu.

Gbr.24. Tampilan rumah pengering rumput laut


(Tampak Depan dan Tampak Belakang)
Gbr.25. Rumput laut dimasukkan ke dalam
rumah pengering rumput laut

Dari hasil pelaksanaan program kerja ini, maka dapat dirincikan sebagai berikut :
h. KELEBIHAN
- Waktu proses pengeringan rumput laut dengan menggunakan rumah
pengering rumput laut terlihat lebih cepat dibandingkan dengan waktu
proses pengeringan rumput laut di ruang terbuka. Dari hasil pengamatan
dapat disampaikan bahwa rumput laut yang dijemur hingga kering di ruang
terbuka (Terkena sinar matahari langsung) dapat berlangsung selama 3
hari. Proses pengeringan rumput laut juga dapat berlangsung selama 1
minggu (Terhambat oleh cuaca yang tidak menentu/buruk). Sedangkan
rumput laut yang dijemur pada rumah pengering rumput laut dapat
berlangsung selama 2 – 3 hari jika terkena matahari langsung tanpa ada
hambatan cuaca. Proses pengeringan rumput laut pada rumah pengering
rumput laut juga dapat berlangsung selama 3 – 5 hari jika terhambat oleh
cuaca yang tidak menentu/buruk. Hal ini disebabkan karena proses
pengeringan rumput laut pada rumah pengering rumput laut menyerupai
rumah kaca, sehingga proses penyerapan panas menjadi lebih cepat.

Gbr.26. Rumput laut yang dijemur di Rumah


Pengering Rumput Laut hingga kering
- Aspek pencegahan masuknya debu, kotoran, unggas dan potensi terkena
hujan pada proses pengeringan di rumah pengering rumput laut dapat
dikurangi, lebih efektif dan tepat guna dibandingkan dengan proses
pengeringan rumput laut di ruang terbuka. Dari hasil pengamatan, pada
musim penghujan, rumput laut yang dijemur pada rumah pengering
rumput laut dapat terlindungi sehingga tidak perlu repot untuk mengangkat
atau melindungi ke tempat kering yang lain. Begitu juga dengan debu,
kotoran dan unggas yang tidak dapat kontak langsung dengan rumput laut
sehingga rumput laut tetap terlindungi.

Gbr.27. Rumput laut yang dijemur di Rumah


Pengering Rumput Laut terlindungi dari unggas,
debu, kotoran dan kontaminan asing lainnya

Sedangkan rumput laut yang dijemur pada ruang terbuka berpotensi terkena
hujan sehingga kualitas rumput laut menjadi berkurang/rusak serta para
nelayan rumput laut kerepotan jika menghadapi cuaca seperti ini pada saat
penjemuran rumput laut. Begitu juga dengan debu dan kotoran di pinggiran
jalan yang secara langsung dapat kontak pada rumput laut sehingga terlihat
tidak higenis dan berpotensi membuat tekstur rumput laut menjadi rusak.
Begitu pula dengan unggas seperti Ayam dan Bebek yang dapat merusak
rumput laut sehingga dapat menurunkan jumlah rumput laut yang dijemur dan
penataan penjemuran terlihat acak – acakan. Dari hasil pengamatan di
lapangan, rumah pengering rumput laut dapat menjadi alat tepat guna yang
dapat membantu proses pengeringan rumput laut milik masyarakat desa Evu.

i. KELEMAHAN
Dari hasil pengamatan di lapangan, pembuatan rumah pengering rumput laut
memiliki kerangka dasar penjemuran rumput laut dari bahan besi, yaitu kawat
ram. Selama proses penjemuran rumput laut berlangsung dalam kurun waktu
tertentu, kawat ram berubah menjadi karat dikarenakan adanya kontak garam
yang berasal dari rumput laut yang kontak langsung dengan besi, sehingga
menyebabkan korosif pada besi. Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi
tekstur dan warna alami dari rumput laut sehingga menjadi rusak.

Gbr.28. Kawat Ram dapat menimbulkan korosif


akibat adanya garam rumput laut yang kontak
dengan besi

- Dari hasil pengamatan, ukuran rumah pengering rumput laut masih dalam
bentuk skala kecil, sehingga muatan rumput laut yang dijemur masih
sedikit. Keuntungan berat dari hasil satu kali penjemuran rumput laut yang
sudah kering minimal 1 Kg – 3 Kg (1Kg = Rp.7.000) sehingga dapat
dikatakan masih dibawah standar pendapatan yang harus diperoleh nelayan
rumput laut dalam memenuhi kebutuhan hidup.
- Dari hasil pengamatan, rumah pengering rumput laut masih bersifat
tradisional, sehingga perlu dimodifikasi sedemikian rupa agar tidak mudah
rusak. Seperti contoh, terpal bening yang digunakan mudah rusak jika ada
kelalaian individu dan diserang unggas atau hewan lainnya, sehingga perlu
diganti dengan bahan yang lebih kuat dan tahan lama, seperti seng plastik
bening tebal atau fiber glass. Kayu yang digunakan sebagai kerangka
rumah pengering rumput laut dapat saja cepat mengalami proses
pelapukan sehingga tidak tahan lama dan cepat rusak sehingga perlu
dimodifikasi sedemikian rupa dengan menggantinya dengan bahan lain
seperti tiang/pipa besi (Sesuai ukuran) atau fiber glass.

Gbr.29. Proses pengerjaan rumah pengering


rumput laut di Desa Evu
3. KESEHATAN

Keadaan Umum Kesehatan Warga


Upaya pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pemberian pelayanan
kesehatan secara cepat dan tepat diharapkan mampu mengatasi sebagian masalah kesehatan
yang terjadi di Ohoi Evu.
Di Ohoi Evu, masyarakat lebih dominan menggunakan pengobatan tradisional dalam
mengatasi penyakit yang dialami jika dibandingkan dengan pengobatan non-tradisional. Hal
ini dikarenakan masyarakat Evu lebih mengetahui manfaat dan khasiat dari obat-obatan
tradisional yang memamg sudah digunakan secara turun-temurun misalnya daun sirsak untuk
menurunkan tekanan darah, kayu ular untuk mengobati malaria, dan lain sebagainya.
Taraf kesehatan masyarakat di Ohoi Evu belum mendekati kondisi kesehatan yang ideal. Hal
ini dikarenakan adanya beberapa masalah kesehatan yang belum dapat diselesaikan dan
adanya fasilitas kesehatan yang belum memadai, serta jumlah praktisi kesehatan yang masih
terbatas. Melalui proses wawancara dengan bidan desa diketahui terdapat beberapa jenis
penyakit yang paling sering terjadi di Ohoi Evu.

Tabel 1. 10 Penyakit Terbanyak Pada Poskesdes Ohoi Evu


Bulan Januari – Juni Tahun 2017

Jenis Kelamin
No Jenis Penyakit Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 ISPA 93 112 205
2 Penyakit Kulit Infeksi 30 37 67
3 Cefalgia 27 36 63
4 Gastritis 22 38 60
5 Rematik 19 23 42
6 Kecelakaan/ Ruda Paksa 12 18 390
7 Hipertensi 6 17 23
8 Ginggivitis 10 9 19
9 Diare 10 5 15
10 Penyakit Kulit Alergi 0 14 14
TOTAL 229 307 536

Jaminan Kesehatan
Jaminan kesehatan yang dimiliki oleh masyarakat Ohoi Evu antara lain J

Ketersediaan Sarana dan Prasarana


Di Ohoi Evu prasarana kesehatan yang tersedia yaitu Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang sudah ada sejak tahun 1980an. Letak Poskesdes
berdekatan dengan Posyandu.

Gambar 1. Poskesdes dan Posyandu Ohoi Evu

Tabel 2. Peralatan Kesehatan pada Poskesdes Ohoi Evu Tahun 2017


Kondisi
No Nama Alat Jumlah Ket
Baik Rusak
1 Poskesdes KIT 1 
2 Tensi Air Raksa 1 
3 Stetoskop 2 
4 Termometer 1 
5 Inkubator 1 
6 Lumpang 1 
7 Kom Kecil 2 
8 Kom Sedang 1 
9 Bak Instrumen Sedang 2 
10 Nirbeken 2 
11 Pinset bergerigi 2 
12 Pinset Anatomis 1 
13 Meter 1 
14 Buli-buli Panas 1 
15 Standar Infus 1 
16 Sampiran 1 
17 Timbangan Bayi 1 
18 Timbangan Dewasa 1 
19 Pot Urine 1 
20 Parlak 1 
21 Selimut 1 
22 Gunting Kain Kasa 1 
23 Gunting Episiotomi 1 
24 Khohor 1 
25 Slem Seher 1 

Tabel 3. Keadaan Mobeler Pada Poskesdes Evu Tahun 2017


Kondisi
No Nama Alat Jumlah Ket
Baik Rusak
1 Meja Tulis 2 
2 Lemari Kayu 2 
3 Lemari Kaca 1 
4 Kursi Panjang Sandaran 1 
5 Bangku Duduk Pasien 1 
6 Bangku Duduk 2 
7 Tempat Tidur Pasien 1 
8 Tempat Tidur Ginekologi 1 
9 Kasur 1 

Ketersediaan Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan di Poskesdes Evu sampai sekarang adalah 1 orang tenaga paramedis (1
orang bidan desa) dan dibantu oleh 1 orang tenaga administrasi. Selain itu, juga ada seorang
bidan yang ditugaskan di Puskesmas Pembantu (Pustu) tetapi berdomisili di Ohoi Evu
sehingga turut membantu dalam melayani kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.
Poskesdes dibuka setiap harinya dari pagi hingga siang hari. Apabila ada masyarakat yang
ingin mendapatkan pelayanan kesehatan diluar jam tersebut, maka dapat langsung ke rumah
bidan karena letaknya tidak jauh dari Puskesdes.
Selain tenaga paramedis, juga terdapat 5 kader aktif Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang
terdiri dari ibu-ibu rumah tangga di Ohoi Evu. Hingga saat ini mereka masih aktif
menyelenggarakan kegiatan berkala tetap sebulan sekali di tanggal 18. Kegiatan Posyandu
yang dilaksanakan antara lain mencakup kegiatan pelayanan kesehatan ibu hamil dan ibu
nifas, pemeriksaan antenatal, pelayanan KB, penimbangan berat badan bayi dan balita,
pemberian vitamin A, dan imunisasi dasar.
Gambar 2 a. Kegiatan pencatatan dan Gambar 2 b. Pemberian imunisasi untuk balita
pemeriksaan untuk KMS

Saat ini di Ohoi Evu sudah tidak lagi memakai alat kontrasepsi karena jumlah anak-anak
yang begitu sedikit.

Kesehatan Ibu dan Anak


Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu hamil dan anak terus meningkat. Hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan ibu hamil, bayi dan balita
ke Posyandu setiap bulan dengan membawa buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Kartu
Menuju Sehat (KMS) setiap kali dilakukan pemeriksaan. Namun, rata-rata ibu hamil di Ohoi
Evu masih kurang peduli akan pentingnya makanan yang mengandung zat besi seperti hati,
daging, sayur-sayuran. Hal ini terlihat jelas dari hasil pemeriksaan tekanan darah tiap
bulannya yang menunjukkan hipotensi (90/70 mmHg) dan tampak tanda-tanda anemis.
Selain itu, mereka juga lupa HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) sehingga untuk
menentukkan taksiran persalinan juga sulit. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian ekstra saat
dilakukan pemeriksaan leopold. Dalam pemeriksaan Leopold haruslah ditunjang dengan alat
kesehatan yang memadai, namun di posyandu sendiri juga masih terkendala dengan adanya
kerusakan alat seperti Doopler untuk mendengarkan Denyut Jantung Janin (DJJ), gel yang
habis, dan lain-lain. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan yaitu tidak adanya
perlengakapan persalinan (partus set) di Ohoi Evu. Sehingga, setiap ibu hamil yang akan
melahirkan harus dibawa ke Puskesmas Pembantu di Ohoi Letvuan.

Sebelum adanya bidan yang bertugas di Ohoi Evu, proses persalinan dibantu oleh biang
kampung dengan peralatan seadanya. Namun saat ini sudah jarang ditemukan adanya biang
kampung yang membantu proses persalinan seorang diri di rumah, melainkan harus
didampingi oleh bidan. Hal ini turut berdampak terhadap angka kematian ibu dan anak saat
proses persalinan yang sangatlah rendah. Dari awal tahun 2016 hingga Mei 2017 hanya
terdapat satu kasus kematian neonatus.
Gambar 3. Pemeriksaan Ibu Hamil

Terlepas dari segala kekurangan yang ada, praktisi kesehatan dan para kader posyandu terus
berusaha melakukan yang terbaik di setiap kegiatan apapun sehingga dapat mencapai taraf
kesehatan ibu dan anak yang lebih baik lagi di Ohoi Evu.
Selain itu perlu adanya sosialisasi bagi masyarakat Ohoi Evu untuk meningkatkan
pengetahuan masayarakat mengenai kesehatan. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan
puskesmas induk dari Debut diperkirakan setiap 2-3 bulan satu kalinya. Begitupun kader-
kader yang mendapat sosialisasi dan pelatihan untuk menambah pengetahuan mereka.
Kesadaran masyarakat Evu akan pentingnya kebersihan juga sudah mulai terlihat dengan
MCK yang sudah mencapai 90 %.

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN OHOI EVU


Kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian bersama serta
menjadi tolak ukur kesejahteraan suatu daerah. Mahasiswa KKN UNPATTI Tahun 2017 juga
menyadari akan pentingnya kesehatan sehingga mengadakan berbagai macam kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu kesehatan di Ohoi Evu. Adapun berbagai kegiatan yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Senam Pagi
Senam pagi dilakukan setiap hari jumat yang meliputi kegiatan senam zumba dan goyang
tobelo. Kegiatan ini dilakukan mulai pukul 05.30 WIT. Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu
untuk meningkatkan kebugaran masyarakat, menyadarkan masyarakat Ohoi Evu tentang
pentingnya berolaraga dan sebagai ajang untuk saling menjalin kerja sama, kerukunan dan
kekebaratan antar sesama melalui adanya kegiatan Senam Zumba dan Goyang Tobelo.
Sasaran dalam kegiatan senam zumba dan goyang tobelo yaitu masyarakat Ohoi Evu dari
kalangan bapak-bapak, ibu-ibu, kaula muda dan anak–anak. Kegiatan ini disambut dengan
tangan terbuka oleh masyarakat.
a. Senam Zumba
Zumba berasal dari bahasa Kolombia yang berarti bersenang–senang dan bergerak cepat.
Senam ZUMBA adalah gerakan kardiovaskular yang menyenangkan, mudah diikuti, dan
diiring oleh musik. Gerakan aerobik berbasis tarian ini diiringi oleh musik latin dan
internasional dengan irama cepat maupun sedang. Gerakan senam ZUMBA bermanfaat
melancarkan peredaran darah, membakar kelebihan kalori, meningkatkan koordinasi
antar-anggota tubuh, meningkatkan stamina tubuh, membuat percaya diri dan hati merasa
senang. Senam Zumba telah diketahui bagi kalangan muda dan anak–anak di Ohoi Evu
sehingga mereka dapat mempraktekan gerakan ini dengan baik dibandingkan dengan
para orang tua

Gambar . Senam Zumba bersama masyarakat Ohoi Evu

b. Goyang Tobelo
Goyang Tobelo sedang populer bagi masyarakat Maluku. Goyang Tobelo berasal dari
lagu yang berjudul “Tobelo”, dinyanyikan oleh Kevin Fordatkosu, penyanyi POP lagu
daerah di Ambon. Sejak lagu itu dirilis pada tahun 2016, musiknya kerap kali digunakan
oleh masyarakat sebagai iringan tarian berkelompok. Goyang Tobelo dapat
mengembangkan potensi diri, mewujudkan rasa kebersamaan dan solidiritas yang tinggi.
Hal terlihat pada masyarakat Ohoi Evu yang bersemangat untuk melakukan Goyang
Tobelo setiap hari Jumat. Goyang Tobelo sangat diminati oleh kaum ibu-ibu dan anak-
anak. Masyarakat Ohoi Evu ikut berpartisipasi dan sangat antusias saat diajarkan cara
melakukan gerakan Goyang Tobelo. Bukan hanya masyarakat Ohoi Evu saja yang
deman Goyang Tobelo, mahasiswa KKN UNPATTI juga ikut berpartisipasi dalam

kegiatan ini.

Gambar . Goyang Tobelo bersama masyarakat Ohoi Evu

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


a. PHBS Sekolah

Mahasiswa KKN Unpatti melakukan program kesehatan dalam bentuk penyuluhan dan
demonstrasi kegiatan. Dengan target utama penyuluhan kepada siswa-siswi di SD Naskat Evu
serta penyuluhan kepada Ibu Rumah Tangga di Rahan Madivun Ohoi Evu. Program
penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang merupakan upaya untuk
mewujudkan kesehatan anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat. Perilaku ini perlu dilakukan dan diterapkan mengingat pentingnya
kesehatan, baik kesehatan keluarga maupun kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Tujuan
mahasiswa KKN melaksanakan program ini adalah agar adik-adik Sekolah Dasar dan
masyarakat Evu mengetahui bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat, mengupayakan
lingkungan yang sehat, mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, mengetahui cara
menyikat gigi dan mencuci tangan yang baik dan benar. Serta manfaat Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat ialah setiap rumah tangga meningkat kesehatannya agar tidak mudah sakit, anak
tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas kerja anggota keluarga meningkat, Pengeluaran biaya
rumah tangga dapat dialihkan untuk pemenuhan gizi keluarga, biaya pendidikan dan modal
usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

Penyuluhan PHBS dilaksanakan di SD Naskat Evu yang berlangsung pada tanggal 15


april 2017. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa cara menyikat gigi dan mencuci tangan
dengan sabun yang baik dan benar kepada adik-adik. Serta penyuluhan PHBS kepada ibu-ibu
di Rahan Madivun Ohoi Evu yang berlangsung pada tanggal 26 April 2017 berupa cara
mencuci tangan dengan baik dan benar. Narasumber untuk penyuluhan itu sendiri dari
mahasiswa KKN bagian program studi kedokteran. Program terlaksana sebagai bentuk
kerjasama tim KKN UNPATTI dengan Masayarakat serta Pihak Puskesamas induk Ohoi
Debut.

Alat dan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan penyuluhan PHBS di SD berupa:
Sabun cair, Tissue, Sikat gigi , Pasta gigi. Sementara penyuluhan di Rahan Madivun hanya
memerlukan Hand Sanitaiser untuk mendemonstrasikan cara mencuci tangan dengan 7
langkah yang baik dan benar.

Sehari sebelum penyuluhan PHBS di Sekolah Naskat Evu, mahasiswa KKN


memberikan informasi kepada adik-adik untuk besoknya ketika ke sekolah tidak lupa
membawa gelas, dan sikat gigi mereka masing-masing. Sudah terlihat begitu antusiasnya
adik-adik menyambut mahasiswa KKN yang datang.

Gambar 4. Mahasiswa KKN Unpatti be rsama adik-adik sebelum kegiatan PHBS

Pada hari Sabtu, 15 April 2017, Kegiatan berlangsung sekitar pada pukul 09.30 dimulai
dengan pembukaan sekaligus perkenalan singkat dengan adik-adik sambil menyampaikan
maksud dan tujuan mahasiswa KKN datang ke Sekolah mereka.
Dilanjutkan dengan penyampaian materi PHBS oleh mahasiswa KKN sendiri. Ini
merupakan pengalaman bagi mahasiswa KKN

juga kepada
Gambaradik-adik. Materi
5. Perkenalan yang
sambil disampaikan
mahasiswa mengenai
KKN Unpatti cara menyikat
menyampaikan tujuangigi yang benar
ke Sekolah
serta mencuci tangan 7 langkah memakai sabun dengan baik dan benar. Diharapkan agar
adik-adik bisa dapat menerapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Gambar 6. Mahasiswa KKN Unpatti sedang memberikan materi dan mengajari cara mencuci tangan
yang baik dan benar.

Kemudian adik-adik diminta ke lapangan upacara untuk mempraktikan bersama cara


menyikat gigi dan mencuci tangan yang baik dan benar.

Gambar 7. Mengajari adik-adik SD bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar
Gambar 8. Mahasiswa KKN Unpatti mengajarkan 7 langkah cara mencuci tangan yang baik
dan benar dengan sabun

Melihat adik-adik yang begitu semangat walaupun di bawah teriknya matahari


membuat mahasiswa KKN sangat bangga. Tidak sampai disitu saja, adik-adik serta
mahasiswa kembali ke kelas untuk mengikuti kegiatan selanjutnya yakni pemberian hadiah
oleh mahasiswa KKN Unpatti sendiri kepada adik-adik kelas 1- 6 yang bisa menjawab serta
mempraktikan kembali materi PHBS yang telah diajarkan sebelumnya.

Gambar 9. Adik-adik SD mempraktikan kembali cara menyikat gigi dan mencuci


tangan yang baik dan benar.
Gambar 10. Pemberian hadiah kepada adik-adik yang berani dan berhasil
menjawab pertanyaan

Mahasiswa KKN Unpatti berharap dengan adanya kegiatan PHBS ini yang hnya
beberpa jam saja, tetapi semoga adik-adik SDN Naskat Evu bisa mengetahui dan
mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Terlihat begitu sederhana kegiatan ini tetapi
begitu bernmanfaat bagi adik-adik. Akhir kegiatan ditutup dengan ucapan terima kasih
kepada pihak sekolah yang telah membantu dalam kelancaran penyuluhan ini serta adik-
adik SD Naskat Evu yang tetap semangat dari awal hingga selesainya kegiatan
Gambar 11. Foto bersama mahasiswa KKN Unpatti bersama bapak guru serta
adik-adik SD Naskat Evu

b. PHBS Keluarga

Penyuluhan PHBS keluarga dilakukan pada tanggal 26 April 2017 di Raahan Madivun Ohoi
Evu. Kegiatan yang pada kesempatan kali ini mahasiswa KKN mengambil salah satu point
PHBS yakni langkah mencuci tangan yang baik dan benar memakai sabun, yang meterinya
sendiri disampaikan oleh Mahasiswa KKN Unpatti Ambon. Kegiatan ini merupakan bentuk
kerjasama mahasiswa KKN dengan masyarakat Evu agar lebih peduli akan kesehatan.
Kesehatan bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Begitulah
mahasiswa KKN berpikir untuk memulai dari hal kecil seperti Perilaku hidup bersih dan
sehat ini yang memberi manfaat besar bagi masyarakat. Oleh karena itu sasaran mahasiswa
KKN pada ibu-ibu rumah tangga karena memegang peranan penting di dalam keluarga.

Penyampaian materi sendiri dilakukan oleh mahasiswa KKN Unpatti yang memberikan
penyuluhan PHBS keluarga sekaligus mendemonstrasikan kepada ibu-ibu rumah tangga
bagaimana 7 langkah mencuci tangan yang baik dan benar memakai sabun.

Gambar 13. Penyampaian materi penyuluhan PHBS serta mendemonstrasikan


cara mencuci tangan

3. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan

Penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan


(TB, BB, TD, Glukosa, Asam Urat dan Kolesterol)
Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat dan kolesterol merupakan jenis
pemeriksaan yang paling sering dilakukan di instalasi kesehatan. Pada kondisi-kondisi
tertentu pemeriksaan ini menjadi sangat penting untuk dilakukan dengan segera untuk
mendeteksi penyakit-penyakit tertentu seperti hipertensi, diabetes mellitus, gout arthritis, dan
penyakit-penyakit kardiovaskular.

Tekanan darah merujuk pada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
kertika darah di pompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah normal adalah 120/80
mmHg. Dikatakan tekanan darah tinggi atau hipertensi apabila tekanan darah ≥140/80
mmHg. Adapun gejala yang sering ditemui pada pasien hipertensi yaitu leher terasa tegang
dan kepala terasa pusing.

Diabetes Mellitus (DM) atau yang sering dikenal dengan istilah penyakit gula atau
kencing manis, saat ini merupakan penyakit yang paling sering dijumpai di seluruh dunia.
Penyakit ini dapat terjai pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar glukosa dalam
darah sebagai akibat dari kekurangan insulin atau reseptor insulin yang tidak berfungsi
dengan baik. Diagnosis DM umumnya dapat ditentukan bila terdapat keluhan klasik yaitu
polidipsi, poliuria, polifagia dan adanya penurunan berat badan yang tidak diketahyui
penyebabnya secara pasti. Selain terdapat keluhan klasik DM, juga harus dikonfirmasi
dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Bila kadar gula darah sewaktu terlalu
rendah (<60mg/dl) maka dapat terjadi hipoglikemia dan begitupun sebaliknya apabila
meningkat >200mg/dl dapat terjadi hiperglikemia. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat
menyebabkan masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan pula termasuk kerusakan
mata, ginjal, dan saraf. Begitupun dengan pasien yang mengalami hipoglikemia juga penting
untuk segera ditangani sehingga dapat mencegah kerusakan organ dan otak.

Asam urat merupakan turunan dari purin. Normalnya kadar asam urat untuk
perempuan 3,5-6 mg/dl dan untuk laki-laki 3,5 – 7 mg/dl. Bila kadar asam urat berlebihan,
maka mengakibatkan adanya penumpukan kristal asam urat di persendian sehingga sendi
terasa nyeri, bengkak dan meradang. Penderita asam urat dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan dan cenderung pada usia muda.

Kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan tubuh dengan bermacam-


macam fungsi antara lain, membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D dan
garam empedu. Kolesterol adalah zat yang berperan penting dalam tubuh apabila kadarnya
pas atau normal. Normalnya kadar kolesterol <200 mg/dl. Apabila kadar kolestrol >200 maka
akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Berdasarkan hal inilah maka mahasiswa
KKN Universitas Pattimura Angkatan XLIII Gelombang II Tahun Akademik 2016/2017
menyadari sungguh akan perlu dilakukannya pemeriksaan gula darah, kolesterol dan asam
urat serta tekanan darah di Ohoi Evu. Hal ini juga dilatarbelakangi dengan adanya keadaan
masyarakat Ohoi Evu yang belum mengetahui secara pasti kadar gula darah, asam urat, dan
kolesterol. Padahal apabila masyarakat sudah pernah melakukan pemeriksaan dan
mengetahui kadar glukosa, asam urat dan kolesterol mereka, maka mereka dapat melakukan
pencegahan ataupun penanganan berdasarkan hasil pemeriksaan itu.

Gambar 1: Spanduk pemeriksaan Kesehatan Mahasiswa KKN Unpatti yang berlokasi di Pokesdes
Ohoi Evu

Melalui pemeriksaan ini masyarakat di Ohoi Evu dapat mengetahui tingkat kesehatan mereka
dan apabila terdapat gangguan dari hasil pemeriksaan maka dapat menindaklanjuti dengan
melakukan pengobatan di puskesmas atau ke rumah sakit. Adapun tujuan dari pemeriksaan
kesehatan yaitu :
1. Untuk deteksi dini Diabetes Mellitus (DM) pada masyarakat di Ohoi Evu melalui
pemeriksaan gula darah sewaktu.
2. Untuk deteksi dini penyakit akibat peningkatan kolesterol dalam darah pada masyarakat
di Ohoi Evu melalui pemeriksaan kolesterol.
3. Untuk deteksi dini Gout Artritis pada masyarakat di Ohoi Evu melalui pemeriksaan asam
urat.
4. Untuk deteksi dini Hipertensi pada masyarakat di Ohoi Evu melalui pemeriksaan tekanan
darah.

Pemeriksaan kesehatan ini dikhususkan kepada masyarakat Ohoi Evu berusia ≥ 40 tahun
yang dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Mei 2017 di Posyandu Ohoi Evu. Dalam
pelaksanaannya, pemeriksaan ini diikuti oleh 58 orang. Penyuluhan dan pemeriksaan
kesehatan berlangsung dari pukul 09.00 WIT hingga 14.00 WIT. Pemeriksaan tinggi badan,
berat badan dan tekanan darah dilakukan kepada semua masyarakat, sedangkan proses
pemilihan pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol dilakukan berdasarkan keluhan
utama yang dialami oleh masyarakat. Setelah dilakukan pemeriksaan maka diberikan edukasi
atau penyuluhan singkat kepada tiap-tiap orang. Edukasi yang diberikan berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan secara langsung.

Gambar 2: pemeriksaan Kesehatan yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN Unpatti

Gambar 3. Pengukuran tinggi badan (kiri) dan pengukuran tekanan darah (kanan)
Secara umum berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan diketahui terdapat kasus
hipertensi, hiperurisemia dan hiperkolestrolemia. Hal ini sangat mungkin terjad i mengingat
pola hidup dan potensi utama yang dimiliki oleh Ohoi Evu adalah budidaya kepiting dan
rumput laut. Oleh karena itu masyarakat sangat sering mengkonsumsi kepiting, bia ataupun
makanan hasil laut lainnya dalam porsi yang banyak. Jenis makanan laut ini merupakan
makanan yang tinggi akan purin dan kolesterol. Selain itu kebiasaan-kebiasaan masyarakat
mengkonsumsi daun singkong (dikenal dengan daun embal) juga turut mempengaruhi tingkat
asam urat dalam darah.

Gambar 4: Mahasiswa KKN unpatti mengisi data Administrasi peserta pemeriksaan kesehatan

4. Penyuluhan Kanker Payudara dan Kanker Serviks

Pelaksanaan penyuluhan kanker payudara dan kanker serviks oleh pihak puskesmas
induk Ohoi Debut dilakukan bersamaan dengan kegiatan mahasiswa yakni penyuluhan
PHBS yang dilakukan pada hari kamis, 26 april 2017 di Rahan Madivun Ohoi Evu. Tujuan
dilakukannya penyuluhan ini yaitu memberikan informasi terkait kanker payudara dan
kanker serviks sekaligus mengetahui bagaimana cara mendeteksi lebih dini kanker tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini akan dilakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) untuk mendeteksi kanker serviks pada tanggal 18 Mei 2017. Kegiatan ini
dibantu oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Debut. Kegiatan ini disambut baik oleh
masyarakat, terlihat dari partisipasi mereka untuk mengikuti kegiatan ini.
Gambar 12. Penyuluhan pencegahan kanker oleh ibu bidan puskesmas Debut

Di akhir kegiatan kami mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu yang telah
berkenan hadir dan semoga bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat yang disampaikan
oleh mahasiswa dapat dipahami dan diterapkan di dalam keluarga. Serta menambah
pengetahuan ibu-iibu agar dapat mencegah terjadinya kanker serviks dan payudara.

Gambar 12. Foto bersama mahasiswa KKN Unpatti dengan ibu-ibu dan
petugas kesehatan dari puskesmas induk Debut.
5. LINGKUNGAN

Kepedulian Mahasiswa KKN Unpatti Angkatan XLIII Gelombang II

Ohoi Evu memiliki batas wilayah yang jelas dengan beberapa ohoi lainnya serta memiliki
sejarah asal usul ohoi yang dihormati dan diakui oleh seluruh warganya dalam kesatuan adat
kei .Sebagai kesatuan masyarakat hukum, Ohoi Evu tentu saja menginginkan kemajuan ohoi
dimasa yang akan datang. Untuk menjawab keinginan ini tentu disertai suatu perencanaan
yang matang dengan memaksimalkan potensi atau sumberdaya yang ada.
Ohoi Evu sebagai bagian dari wilayah kecamatan yang berada dalam lingkup wilayah
Kabupaten Maluku Tenggara, maka tentu saja memiliki perencanaan pembangunan enam
tahun kedepan yang juga menjadi acuan bagi kebijakan program pemerintahan Daerah
Kabupaten Maluku Tenggara.
Tujuan dari program ini adalah membantu mengurangi sampah yang berserakan dan
melestarikan kebersihan lingkungan Ohoi Evu. Sedangkan manfaat yang di dapat di ambil
yakni meningkatkan kesadaran masyarakat ohoi dalam menjaga kebersihan masyarakat dapat
hidup dalam lingkungan yang sehat, bersih dan indah. Pembuatan tempat sampah
dilaksanakan di Ohoi Evu Kecamatan Hoat Sorbay Maluku Tenggara, yang dimulai pada
tanggal 04 April 2017.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tempat sampah adalah :

Alat :

- Mesin Gurinda (untuk memotong drum besi)


- Mesin las (untuk mengelas pegangan sampah)
- Martil (untuk merapikan drum yang gelombang)
- Mistar siku besi (untuk mengukur panjang besi)
- Kunci L (untuk membengkokan besi)

Bahan :

- Besi ukuran 5 cm (untuk pembuatan pegangan sampah)


- Cat kaleng minyak berwarna (untuk pewarnaan)
- Kuas biasa dan lukis (untuk proses pengecatan)
- Isi gurinda (untuk memotong drum besi)
Proses kegiatan pembuatan tempat sampah dimulai dari pengadaan drum dari tempat
pembuatan aspal berjumlah 11 buah. Kemudian drum tersebut dibawa ke desa dan dilakukan
proses pemotongan dengan ukuran 60 cm. Setelah itu drum di potong dengan menggunakan
mesin pemotong (gurinda), dan langsung pembuatan pegangan tempat sampah menggunakan
mesin las dan kawat las.

Gambar 1. Pembuatan pegangan Gambar 2. Rapikan drum yang gelombang

Setelah itu drum tersebut di ratakan bagian yang bergelombang menggunakan martil. Selesai
itu, drum tersebut di bakar untuk mengeluarkan sisa-sisa aspal yang melekat, karena drum
tersebut diambil dari tempat pembuatan aspal. Ketika pembakaran selesai, langsung di
bersihkan menggunakan kawat bendrat (gosok belanga) untuk mengeluarkan sisa-sisa
pembakaran. Kemudaian badan drum tersebut digosok menggunakan kain yang dibasahi
dengan bensin agar menghilangkan karat. Setelah pembersihan selesai, selanjutnya
pembuatan pegangan tempat sampah yang di awali dengan pengukuran dan pemotongan besi
sebanyak 22 buah. Kemudian besi tersebut dan bagian ujungnya dibengkokan sama ukuran.

Gambar 3. Pembuatan pegangan Gambar 4. Drum yang siap di cat


Setelah pembersihan, drum tersebut didiamkan beberapa menit agar bensinnya dapat kering.
Kemudian drum tersebut dicat. Dasar drum dicat menggunakan cat besi berwarna hitam.
Setelah itu, dilakuakn proses pemotongan huruf yang akan di tempelkan pada badan drum.

Gambar 5. Pemotongan huruf Gambar 6. Huruf ditempelkan pada drum

Proses pewarnaan menggunakan cat berwarna, dengan cara dituangkan cat berwarna tersebut
pada selembar kertas, dan mencelupkan telapak jari pada cat tersebut dan di tempelkan pada
badan drum yang sudah dicat hitam. Setelah huruf di tempelkan pada badan drum,
selanjutnya proses pewarnaan huruf menggunakan pilox berwarna putih, tunggu beberapa
menit dan setelah itu di lepaskan huruf tersebut. itu mulai di variasi dengan titik-titik
berwarna.

Gambar 7. Pewarnaan pilox pada huruf Gambar 8. Proses pewarnaan dengan cat
Gambar 9. Pengecatan bagian badan drum

Setelah semua proses pembuatan tempat sampah yang di mulai dari pengadaan sampai
pengecatan, selanjutnya tempat sampah di bawa dan di tempatkan pada bagian-bagian yang
sudah di tentukan, yaitu :

1. SD NASKAT EVU (1 buah)


2. Balai desa dan posyandu (1 buah)
3. Gereja Katolik lama (1 buah)
4. Perempatan kuburan (1 buah)
5. Tempat wisata kolam pemandian (7 buah)
Gambar 10. Tempat sampah di SD Gambar 11. Tempat sampah diposyandu dan
balai desa

Gambar 12. Tempat sampah di Gereja Katolik Gambar 13. Tempat sampah pada pasar
penjualan

Gambar 14. Penempatan dikolam Gambar 15. Penempatan di perempatan


POTENSI AIR

Sejarah Munculnya Wear Mas-Il


Pada jaman dahulu tepat di ohoi Evu ada
seorang lelaki/tete bersama dua ekor
anjingnya berburu kehutan, dalam
perjalanannya beberapa saat kemudian

terdengar suara anjing menggonggong


kemudian lelaki tua tersebut mendekati
dimana suara anjing dan beberapa saat
kemudian lelaki tua tersebut
menemukan kedua anjingnya. Apa yang
terjadi ? Ternyata yang terlihat bukan
anjing menggonggong binatang tetapi
yang digonggong adalah seorang nenek tua yang tidak diketahui asal usulnya. Kemudian
tete mendekati kedua anjing dan menghentikan kedua anjingnya yang sedang menggonggong
nenek. Sapa lelaki tua tersebut kepada nenek; Eh, tebtuan (nenek tua) tolong berikan sedikit
air untuk kedua anjing saya ini karena kelihatan sudah haus dan kelelahan. Kata
nenek,”dekatkan kedua anjing itu di dekat saya”, dan tiba-tiba saja air keluar dari tubuh
nenek itu dan kedua anjing meminum sampai puas. Selanjutnya nenek tua itu balik bertanya,”
kampung sudah dekat atau jau? Jawab tete; kampung sudah dekat. Lalu nene berpesan tolong
kembali dan sampaikan kepada orang kampung bahwa setelah tiga hari ketika dengar suara
gemuru yang datang dari arah hutan maka jangan kaget karena itulah saya. Tete langsung
kembali ke kampung dan menyampaikan pesan nenek tadi namun orang kampung tidak
percaya karena menganggap tete ini hanya seorang pemburu sehingga tidak bisa pegang
kata-katanya.

Tiga hari kemudian terdengar suara gemuru yang


datang dari arah hutan. Banyak pohon besar
yang tumbang, batu-batu berguling dan
munculnya air yang mengalir sangat deras bak
air bah. Orang kampung jadi panic dan lari
tunggang langgang. Ada beberapa rumah beserta
penghuninya di geser dari posisi awalnya,
sementara sebagian lagi hanyut terbawah air.

Kini warga yang rumahnya di geser air di kenal


dengan nama MARVAL (nama dari mata rumah
songbes), sedangkan warga yang hanyut di
bawah air akhirnya terdampar di pulau tayando (kini lebih di kenal dengan marga Rahadat di
tayando). Sedangkan oleh tuan tanah dari marga elmas menyebutnya bahwa dengan
munculnya air ini maka telah kembali mas yang hilang.

Demikian karena waktu itu tuan tanah


(Elmas) memiliki dua buah (sepasang) mas
pusaka. Lalu salah satunya (mas
perempuan) pergi mencari makan dalam
waktu yang cukup lama. Sehingga oleh
tuan tanah, mas perempuan yang pergi kini
telah kembali dalam wujud air. Maka
WEAR MASIL artinya mas yang hilang
telah kembali dalam wujud air.

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN WEAR NEN MAS IL

Kolam Renang Wear Nen Mas Il

Anda mungkin juga menyukai