Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Maluku adalah sebuah provinsi yang meliputi bagian selatan Kepulauan
Maluku, Indonesia. Lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak zaman
kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah seperti kerajaan Mesir yang
dipimpin Firaun. Bukti bahwa sejarah Maluku adalah yang tertua di Indonesia
adalah catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia,
dan Mesirmenyebutkan adanya negeri dari timur yang sangat kaya,
merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan
mutiara.
daerah itu tak lain dan tak bukan adalah tanah Maluku yang memang
merupaka sentra
penghasil Pala, Fuli, Cengkeh dan Mutiara. Pala dan Fuli dengan mudah
didapat dari Banda Kepulauan.
Cengkeh dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon, Pulau-Pulau
Lease (Saparua, Haruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan
dalam jumlah yang cukup besar di Kota Dobo, Kepulauan Aru.

Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan
sebagai Ambon Manise, kota Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau
Ambon yaitu di jazirah Leitimur. Ada wacana bahwa Kota Ambon
Manise sudah semakin padat, sumpek, dan tidak lagi layak untuk menampung
jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun meningkat tajam yang merupakan ibu
kotapProvinsi akan menjadi kota biasa karena ibu kota direncanakan pindah ke
negeri Makariki di Kabupaten Maluku Tengah.

Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah
1.533.506 jiwa. Maluku terletak di Indonesia Bagian Timur. Berbatasan
langsung dengan Maluku Utara dan Papua Barat di sebelah utara, Laut
Maluku, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara di sebelah barat, Laut
Banda, Timor Leste, dan Nusa Tenggara Timur di sebelah selatan serta Laut
Aru dan Papua di sebelah timur.

Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agama Islam yang dianut 50,61 %
penduduk Maluku dan agama Kristen (baik Protestan maupun Katolik) yang
dianut 48,4 % penduduk Maluku.[1] Maluku tercatat dalam ingatan sejarah dunia
karena konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal
antara basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal
sebagai Tragedi Ambon. Selepas tahun 2002, Maluku berubah wajah menjadi
provinsi yang ramah dan damai di Indonesia, untuk itu dunia memberikan suatu
tanda penghargaan berupa Gong Perdamaian Dunia yang diletakkan di ACC
(Ambon City Centre).

Pada tahun 1999 ketika konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan
konflik horizontal antara basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen
yang lebih dikenal sebagai Tragedi Ambon melanda Maluku, sebagian wilayah
Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibu kota
di Sofifi. Namun, karena Kota Sofifi dinilai belum siap menjadi ibu kota maka
pusat pemerintahan sementara sampai 2009 berada di Kota Ternate yang berada
di Pulau Ternate.

Provinsi Maluku dan Maluku Utara membentuk suatu gugus-gugus


kepulauan yang terbesar di Indonesia dikenal dengan Kepulauan Maluku dengan
lebih dari 4.000 pulau baik pulau besar maupun kecil.
BAB II

PEMBAHASAN

A. MALUKU
1. Letak geografis
 Menurut letak astronomis, maka wilayah Provinsi Maluku terletak
antara:

2 030 ' - 90 Lintang Selatan / Southern Latitude

124 0 - 1360 Bujur Timur / Eastern Longitude

 Batas Wilayah Provinsi Maluku

1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Laut Seram

2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Lautan Indonesia dan Laut


Arafuru

3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Pulau Irian

4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Pulau Sulawesi

2. Iklim
a. Iklim dan Klasifikasi

Daerah Maluku mengenal 2 musim yakni : musim barat atau utara dan
tenggara atau timur yang di selingi oleh dua macam pancaroba yang
merupakan transisi kedua musim tersebut. Musim barat di Maluku
berlangsung dari bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan bulan
April adalah masa transisi ke musim tenggara. Musim tenggara berlaku
rata-rata 6 bulan berawal dari bulan Mei dan berakhir pada bulan Oktober.
Masa transisi ke musim barat adalah pada bulan November.

Keadaan musim tidak homogen dalam arti setiap musim berlaku di


daerah ini memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada daratan maupun
lautannya.Temperatur rata-rata 26,2 C (di Maluku Tenggara terutama pada
musim hujan).

b. Klasifikasi
1. Berdasarkan klasifikasi Koppen, iklim di Maluku tergolong type Alpa,
dan hanya sebagian kecil yang tergolong type Ae, seperti daerah-daerah
Obi, Tual dan Dobo.
2. Berdasarkan klasifikasi Schmid Fergusen, iklim di Maluku tergolong
type A dan B dan hanya sebagian kecil saja tergolong type C seperti
Daerah Tual ( Maluku Tenggara ).
3. Keadaan curah hujan di Maluku dapat dibagi 4 katagori :
 Curah Hujan di Maluku 1.000 mm/thn. Terjadi di pulau Wetar dan
sekitarnya.
 Curah hujan antara 1.000 - 2.000 mm / thn, terjadi di pulau babar,
Tanibar, Aru dan sebagian pulau Buru, kepulauan Sula, Bacan dan
sekitar Tobelo.
 Curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm / thn. Terjadi di pulau Seram,
Gorom, Obi, Morotai dan Kei Kecil.
 Curah hujan lebih dari 3.000 mm / thn terdapat dipulau Lease, pulau
Kei kecil, P.Ambon dan Kao.
 Curah hujan tertinggi terdapat di gunung Darlisa (di pulau Seram
bagian barat ) sebesar 3.384 mm / tahun.
 Curah hujan terendah terdapat di Tiwakr (pulau Wetar) sebesar 991
mm / tahun.

3. Sosial budaya

a. Suku Bangsa

Suku bangsa Maluku didominasi oleh ras suku


bangsa Melanesia Pasifik yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga, dan
beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudra
Pasifik.Banyak bukti kuat yang merujuk bahwa Maluku memiliki ikatan
tradisi dengan bangsa bangsa kepulauan pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu
daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik
khas, contoh: Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).

Mereka umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang


besar dan kuat, serta profil tubuh yang lebih atletis dibanding dengan suku-
suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah suku kepulauan yang
mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan
utama bagi kaum pria. Sejak zaman dahulu, banyak di antara mereka yang
sudah memiliki darah campuran dengan suku lain yaitu dengan
bangsa Eropa (umumnya Belanda dan Portugal) serta Spanyol, kemudian
bangsa Arab sudah sangat lazim mengingat daerah ini telah dikuasai
bangsa asing selama 2.300 tahun dan melahirkan keturunan keturunan
baru, yang mana sudah bukan ras Melanesia murni lagi namun tetap
mewarisi dan hidup dengan beradatkan gaya Melanesia-Alifuru.

Karena adanya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang Eropa


dan Arab inilah maka Maluku merupakan satu-satunya
wilayah Indonesia yang digolongkan sebagai daerah yang memiliki
kaum Mestizo terbesar selain Timor Leste (Timor Leste, sekarang menjadi
negara sendiri]]. Bahkan hingga sekarang banyak nama fam/mata ruma di
Maluku yang berasal adat bangsa asing seperti Belanda (Van Afflen, Van
Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie, Payer,
Ziljstra, Van der Weden, dan lain-lain) serta Portugal (Da Costa, De
Fretes, Que, Carliano, De Souza, De Carvalho, Pareira, Courbois,
Frandescolli, dan lain-lain). Ditemukan pula fam/mata ruma keturunan
bangsa Spanyol (Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez,
Montefalcon, Mendoza, De Lopez, dan lain-lain) serta fam-fam Arab yang
langsung dari Hadramaut (Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez,
Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff, dan lain-lain). Cara penulisan
fam orang Ambon/Maluku pun masih mengikuti dan disesuaikan dengan
cara pembacaan ejaan asing seperti Rieuwpassa (baca: Riupasa),
Nikijuluw (baca: Nikiyulu), Louhenapessy (baca: lohenapesi), kallaij
(baca: Kalai), dan akyuwen (baca: Akiwen).

Dewasa ini, masyarakat Maluku tidak hanya terdapat di Indonesia saja


melainkan tersebar di berbagai negara di dunia. Kebanyakan dari mereka
yang hijrah keluar negeri disebabkan olah berbagai alasan. Salah satu
sebab yang paling klasik adalah perpindahan besar-besaran masyarakat
Maluku ke Eropa pada tahun 1950-an dan menetap di sana hingga
sekarang. Alasan lainnya adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik, menuntut ilmu, kawin-mengawin dengan bangsa lain, yang di
kemudian hari menetap lalu memiliki generasi-generasi Maluku baru di
belahan bumi lain. Para ekspatriat Maluku ini dapat ditemukan dalam
komunitas yang cukup besar serta terkonsentrasi di beberapa negara
seperti Belanda (yang dianggap sebagai tanah air kedua oleh orang Maluku
selain tanah Maluku itu sendiri), Suriname, dan Australia. Komunitas
Maluku di wilayah lain di Indonesia dapat ditempu di Medan,Palembang,
Bandung, Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Makassar,
Kupang, Manado, Kalimantan Timur, Sorong, dan jayapura.

b. Bahasa

Bahasa yang digunakan di Provinsi Maluku adalah Bahasa Ambon,


yang merupakan salah satu dari rumpun bahasa Melayu timur yang dikenal
sebagai bahasa dagang atau trade language. Bahasa yang dipakai di
Maluku terkhusus di Ambon sedikit banyak telah dipengaruhi oleh bahasa-
bahasa asing, bahasa-bahasa bangsa penjelajah yang pernah mendatangi,
menyambangi, bahkan menduduki dan menjajah negeri/tanah Maluku pada
masa lampau. Bangsa-bangsa itu ialah bangsa Spanyol, Portugis, Arab,
dan Belanda.

Bahasa Ambon selaku lingua franca di Maluku telah dipahami oleh


hampir semua penduduk di wilayah Provinsi Maluku dan umumnya,
dipahami juga sedikit-sedikit oleh masyarakat indonesia Timur lainnya
seperti orang Temate, Manado, Kupang, dll. Karena Bahasa Ambon
memiliki struktur bahasa yang sangat mirip dengan bahasa-bahasa trade
language di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua, Papua Barat,
serta Nusa Tenggara Timur.

Bahasa Indonesia selaku bahasa resmi dan bahasa persatuan di Negara


Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) digunakan dalam kegiatan-kegiatan
publik yang resmi dan formal seperti di kantor-kantor pemerintah dan di
sekolah-sekolah serta di tempat-tempat seperti museum, bandara, dan
pelabuhan.

Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia,


Provinsi Maluku dan Maluku Utara menyusun sebuah big islands yang
dinamai Kepulauan Maluku. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu
dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa
yang dipergunakan di provinsi ini. Beberapa bahasa yang paling umum
dipetuturkan di Maluku yaitu:

a. Bahasa Wemale, dipakai penduduk Negeri Piru, Seruawan,


Kamarian, dan Rumberu (Kabupaten Seram Bagian Barat).
b. Bahasa Alune, dipakai di wilayah tiga batang air yaitu Tala, Mala,
dan Malewa di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat.
c. Bahasa Nuaulu, dituturkan oleh suku Nuaulu di pulau Seram Selatan
yaitu antara Teluk Elpaputi dan Teluk Teluti.
d. Bahasa Atiahu, dipakai oleh tiga negeri yang juga termasuk rumpun
Nuaulu yakni Negeri Atiahu, Werinama, dan Batuasa di
wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur.
e. Bahasa Koa, dituturkan di wilayah pegunungan tengah Pulau
Seram yaitu sekitar Manusela dan Gunung Kabauhari.
f. Bahasa Seti dituturkan oleh suku Seti, di Seram Utara dan Teluti
Timur, merupakan bahasa dagang di Seram Bagian Timur.
g. Bahasa Gorom merupakan turunan dari bahasa Seti dan dipakai oleh
penduduk beretnis atau bersuku Gorom yang berdiam di kabupaten
Seram Bagian Timur yang menyebar sampai Kepulauan
Watubela dan Maluku Tenggara.
h. Bahasa Tarangan merupakan bahasa pemersatu dan dipakai oleh
penduduk wilayah Pulau Aru dengan ibu kota Kab. Dobo Maluku
Tenggara.

Tiga bahasa yang hampir punah adalah Palamata dan Moksela serta
Hukumina. Ratusan bahasa di atas dipersatukan oleh sebuah bahasa
pengantar yang telah menjadi lingua franca sejak lama yaitu Bahasa
Ambon. Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Tiongkok, Spanyol,
Portohis, Wolanda, dan inggris) menginjakkan kakinya di Maluku, bahasa-
bahasa asli Maluku tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun dan
menjadi bahasa-bahasa dari keluarga atau rumpun paling barat keluarga
bahasa-bahasa keluarga Pasifik/Melansia (bahasa Papua-Melanesoid).

c. Agama

Penduduk Maluku menganut 3 agama utama yaitu Islam sebanyak


50,61%, Kristen Protestan sebanyak 41,40%, dan Katoliksebanyak 6,76%
penduduk. Penyebaran agama Islam dilakukan oleh Kesultanan Iha,
Saulau, Hitu, dan Hatuhaha serta pedagang Arab yang mengunjungi
Maluku. Sementara penyebaran agama Kristen dilakukan oleh misionaris-
misionaris dari Portugis, Spanyol, dan Belanda.

Tempat ibadah di Provinsi Maluku pada tahun 2013 tercatat yaitu


sebagai berikut:

a. Masjid sebanyak hampir 2 ribu buah


b. Gereja sebanyak 2.345 buah
c. Pura sebanyak 10 buah
d. Vihara sebanyak 5 buah.

Gereja Protestan Maluku atau biasa dikenal sebagai GPM merupakan


organisasi sinode dan pertubuhan gereja terbesar yang ada di Maluku, yang
memiliki jemaat gereja di hampir seluruh negeri Sarane di seluruh Maluku.
3. Obyek wisata

Profil pariwisata Maluku yang berisikan objek dan daya tarik maupun
mengunjungi Maluku, merupakan kenyataan-kenyataan potensi
kepariwisataan yang begitu menjanjikan terutama bagi wisatawan untuk
saatnya datang berkunjung menyaksikan keindahan alam meliputi :
Ketersediaan daya tarik bawah laut sesuai dengan karakteristik wilayah
Maluku sebagai daerah kepulauan, Gunung api, Gunung api bawah laut,
Daerah perbukitan, Pemandangan alam, Teluk, Danau dan Keramah-
tamahan masyarakat Maluku yang sudah dikenal sejak dahulu dengan tradisi
masyarakat yang menganggap Wisatawan Sebagai Raja.

Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya tarik alam
selain daripada rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan membuat
Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang
banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan
ini. Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga
merupakan daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik
hingga sekarang. Bahkan dibeberapa daerah,pariwisatanya sudah terkenal
sampai ke mancanegara. Beberapa dari objek wisata terkenal di Maluku
antara lain:

a. Taman Laut Manusela

Pemandangan Taman Laut yang indah mengingat pantai di Maluku


masih banyak yang belum terjamah. Wisata ini dapat dinikmati di Pulau
Tiga, Manusela Beach, Pulau Banda.

b. Pantai Pasir Panjang

Pantai Pasir Panjang yang di Tual Maluku Tenggara merupakan pantai


yang sangat menakjubkan dengan pasir putihnya yang sangat panjang
dan lembut menyerupai tepung itu membuat mata tak tahan melihatnya
disiang hari karena memancarkan cahaya yang menyilaukan.
c. Pantai Natsepa, Ambon

Pantai berpasir putih ini terletak di tepi jalan Provinsi dan menghadap
ke beberapa Pulau. Sambil menikmati keindahan panorama juga dapat
menikmati es kelapa muda dan rujak buah khas Natsepa. Sangat bagus
untuk liburan akhir pekan keluarga dan kerabat sayang kalau tidak
menikmatinya

d. Pintu Kota, Ambon

Pantai pintu kota yang juga masih ada di ujung Pulau Ambon ini sangat
menarik dengan batu karang khasnya yang sangat besar dan berlubang
seperti pintu dan ada lorong di bawahnya membuat wisatawan yang
datang tak henti-hentinya mengabadikan salah satu wujud kebesaran
Tuhan yang sulit ditemui di tempat lain. Pintu kota juga merupakan
sebuah batu karang besar berbentuk gapura yang yang menjorok ke
Laut Banda di antara Desa Airlouw dan Desa Seri, sebelah Jazirah
Leitimor. Tersedia beberapa fasilitas berteduh terutama untuk
menikmati panorama matahari terbit dan bentuk-bentuk batu karang
yang spesifik.

1. Benteng Duurstede, Saparua

2. Benteng Amsterdam, Ambon

3. Benteng Victoria, Ambon

4. Banda Neira, Banda

5. Benteng Belgica, Banda

6. Pantai Hunimua, Ambon (Pantai Liang)

Terletak di sebelah timur laut jazirah Leihitu berhadapan dengan Pulau


Seram berpasir putih sepajang kurang lebih 4 km, berjarak 40 km dari
pusat kota. Air lautnya bening mengundang setiap pengunjung untuk
terjun ke laut. Sebuah restoran di laut milik masyarakat setempat
menyediakan makan khas Malauku, ikan bakar dan colo-colo.
Bersebelahan dengan pantai ini terdapat Dermaga Feri untuk
penyerbangan ke Pulau Seram, bekas lapang terbang Jepang yang
dipakai zaman Perang Dunia II. Di seberang pantai ini terletak cagar
alam/taman laut Pulau Pombo sebuah pulau karang atoll berpasir putih
dan dihuni oleh burung-burung Pombo (merpati).

1. Pantai Ngur Sarnadan (Pasir Panjang), Kai

2. Pantai Ngurtafur, Pulau Waha, Kai

3. Gua Ohoidertavun di Letvuan, Kai

4. Sawai, Seram Utara

5. Leksula, Buru

6. Pantai Latuhalat, Ambon

7. Tanjung Marthafons, Ambon

8. Taman Nasional Manusela, Seram

9. Air Terjun Waihetu, Rumahkay, Seram

10. Pantai Hatuurang

11. Pantai Lokki, Seram

12. Pantai Englas, Seram

13. Pantai Labuan Aisele, Seram Utara

14. Pantai Ora, Saleman, Seram Utara

15. Pulau Kasa, Seram

16. Pulau Pombo

17. Pulau Tiga

18. Pulau Luciapara

19. Pulau Ay, Run dan Rozengain (Hatta), Kepulauan Banda

20. Weluan, Kep. Tanimbar


Pantai yang tenang dan sejuk dengan banyaknya pepohonan di tepian
pantai di dalamnya menyimpan pesona terumbu karang yang masih
alami bercanda dengan satwa laut.

a. Gua Lusiala, Seram

b. Pantai Kobisadar

c. Ahuralo, Amahai

d. Batu meja masahatu, hualoy-seram

e. Gua Hutan Kartenes

f. Goa Akohy di Tamilouw, Seram

g. Benteng Titaley, Seram

h. Danau Binaya, Piliana

i. Tawiri, Ambon

j. Pemandian Air Panas Tulehu, Ambon

k. Sungai kali ama,hualoy-seram

l. pantai maruru,hualoy-seram

4. Adat pernikahan maluku

Pernikahan adat sudah menjadi kebiasaan yang turun-menurun dan


sudah biasa dilakukan pada suatu kalangan masyarakat tertentu. Setiap
masyarakat mempunyai aturan-aturannya sendiri mengenai upacara
pernikahan ini, baik secara seremonial maupun dengan ritual menurut adat
istiadat setempat. Seperti halnya di Maluku, ada atuan-aturan yang diizinkan
dan tidak dibolehkan.

Pada umumnya peraturan di Maluku tidak membolehkan adanya


pernikahan antara sesama marga atau family. Mereka juga tidak
mengizinkan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang berbeda marga
tetapi masih mempunyai ikatan keluarga atau saudara.
Pernikahan dengan aturan seperti ini dilakukan dengan berpegang pada
adatnya yang melarang adanya perkawinan endogami atau pernikahan
dengan seseorang yang masih dalam kelompoknya sendiri. Kelompoknya
sendiri ini termasuk ke dalam entah itu satu marga, satu suku, satu kampung
atau agama. Orang Maluku melakukan ini dengan alasan bawah dalam satu
marga masih mempunyai hak wali dari keduanya.

Orang Maluku juga percaya jika memang terpaksa terjadi pernikahan


secara endogami maka kelak anak dari pernikahan itu nantinya akan lemah
otak atau cacat. Jika hal ini tidak terjadi maka ada kemungkinan salah satu
anggota keluarga yang meninggal secara tidak wajar.

Terlepas dari aturan-aturan dan adat pernikahan mereka, orang Maluku


juga mengenal tiga jenis perkawinan. Tiga jenis perkawinan ini meliputi:

1) kawin lari

Pernikahan satu ini terkenal tidak baik untuk dilakukan. Banyak orang
Maluku yang menghindari pernikahan satu ini, selain memang sangat tidak
diinginkan. Hanya saja, fakta berkata lain. Bagi para pemuda Maluku
melakukan pernikahan ini sangatlah wajar. Biasanya mereka nekat
melakukan ini karena menghindari perasaan kecewa dikarenakan mereka
ditolak oleh keluarga si mempelai wanita atau menghindari rasa malu akibat
penolakan tersebut.

2) kawin minta

Perkawinan satu ini mirip dengan perkawinan dari adat Batak.


Pernikahan satu ini harus membayarkan sebuah atau sejumlah mahar kepada
si pengantin perempuan. Hanya saja di Maluku pernikahan satu ini agak
jarang diminati karena biasanya harus memiliki biaya yang cukup besar
untuk menyerahkan maharnya.

3) Kawin masuk
Biasanya bagi kebanyakan orang di seluruh Indonesia, setelah
pernikahan terjadi, pasangan perempuan harus tinggal dengan keluarga
pengantin pria, tetapi bagi orang Maluku malah kebalikannya. Pengantin
prialah yang malah harus tinggal dengan keluarga mempelai perempuan
setelah mereka melakukan pernikahan.

Pakaian adat untuk mempelai perempuan adat Maluku biasanya terdiri


dari baju modern berwarna putih dan berlengan panjang yang terbuat dari
kain brokar yang diharuskan mempunyai renda-renda kecil. Kemudian
untuk dalaman busana tersebut terdapat jenis pakaian yang disebut dengan
cole. Kain utnuk pengantin perempuannya terbuat dari kain saten yang
berwarna merah, atau beludru merah yang dihiasi dengan manik-manik
yang berwarna emas.

Busana ini dilengkapi juga dengan tali kaeng, mistiza, cenela dan juga
sanggul. Untuk mempelai pria biasanya diberikan kebaya dansa yang
berwarna sama dengan busana mempelai perempuan yaitu merah serta tidak
berkancing dan menggunakan hiasan renda dan berwarna keemasan di
pinggirannya. Ditambahkan juga dengan baniang putih dan lalu dipakaikan
band pinggang, celana panjang berwarna hitam dan sepatu hitam yang
sepadan.

Jika Anda hendak menikah dengan orang Maluku, sebaiknya Anda


mengetahui adat-istiadat pernikahan mereka yang seperti ini agar Anda
tidak dibuat bingung ketika berhadapan dengan fakta-fakta ini dan mampu
menghadapinya.

5. Adat istiadat
1. Rumah adat maluku
Rumah adat Maluku adalah Rumah Baileo yang merupakan salah satu
rumah adat dari 34 provinsi di Indonesia. Maluku di dunia internasional
kerap disebut sebagai Moluccas dan Molukken merupakan provinsi tertua
di Indonesia namun ada pendapat yang mengatakan bahwa Maluku berasal
dari Jaziratul Mulk atau negri para Raja. Maluku beribukota Ambon yang
terletak di bagian selatan dari Pulau Ambon di jazirah Leitimur. Maluku
berbentuk kepulauan yang memiliki 632 pulau dan berada di wilayah
Indonesia Bagian Timur dan berbatasan dengan beberapa wilayah yaitu
berbatasan dengan Maluku Utara, Papua Barat dan laut Seram di sebelah
utara, Laut Maluku, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara di sebelah
barat, Laut Banda, Laut Arafuru, Timor Leste, dan Nusa Tenggara Timur
di sebelah selatan, serta Laut Aru dan Papua di sebelah timur.

Rumah Baileo atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia


artinya adalah balai. Pengambilan nama balai atau Baileo ini disesuaikan
karena rumah adat Baileo ini dibangun dan digunakan oleh penduduk
setempat sebagai tempat pertemuan dan bermusyawarah dengan dewan
adat penduduk setempat dan bukan sebagai hunian penduduk. Selain itu
rumah adat Baileo ini juga digunakan untuk menggelar acara adat dan
sebagai tempat penyimpanan benda antik dan keramat seperti benda
pusaka dan senjata peninggalan leluhur.

2. Tarian adat maluku


Di kabupaten maluku tenggara barat memiliki khas tarian daerah. Ada
beberapa tarian untuk acara resmi seperti Ntnabar dan Angkosi. Tari
Ntnabar adalah tarian untuk penghormatan tamu atau pengantin secara
adat. Tari adat Angkosi di pakai saat kedatangan tamu dilakukan secara
beramai-ramai dan menyanyikan lagu adat di iringi dengan alat musik
daerah yaitu tifa.
3. Upacara Adat
Upacara adat maluku adalah upacara Kawat Dedin ialah upacara adat
digunakan untuk menyambut tamu dengan cara menandai tanah pada dahi
seorang tamu atau pejabat baru. Ini menunjukkan bahwa tanda selamat
datang kepada orang baru.
6. Daya tarik wisata maluku
1. Daya tarik wisata alam
a. Pantai Weluan
Pantai weluan terletak di desa olilit lama kira-kira 2 km dari kota
saumlaki. Pantai ini merupakan wisata bahari karena pantai ini banyak
di kunjungi pengunjung dengan penuh ke ajaiban alam untuk
menikmati keindahan ombak yang besar dan angin dari utara yang
kencang membuat nyaman pengunjung.
b. Pulau MAN
Pulau ini merupakan pulau segitiga, terdiri dari Matakus, Angwarmase,
dan Nustabun. Ketiga pulau ini merupakan taman laut, terletak di
sebelah selatan pulau Tanimbar sekitar 3 km dari kota saumlaki, dapat
dikunjungi melalui kapal speed
2. Daya tarik wisata budaya
 Budaya di Desa Sangliat Dol
Desa sangliat dol kecamatan Wertamriam perahu batu ( pamaru).
Sebuah bendas berbentuk perahu jadi perahu sejak purba kala sampai
saat ini masih ada sebagai cagar budaya kabupaten maluku tenggara
barat lokasi patung batu ini di tengah-tengah kampung dan dapat di
tempuh selama 1,5 jam dari saumlaki menggunakan jalur darat dengan
angkutan umum atau motor.
 Desa Tumbur
Desa tumbur merupakan desa yang sebagian besar penduduknya
mempunyai pekerjaan sebagai pembuat patung. Desa ini terkenal akan
kerajinan patung atau ukiran berbentuk perahu dari kayu jati. Kerajinan
itu sering dikenal dengan patung tumbur desa ini terletak 30 km dari
saumlaki, pengunjung dapat menggunakan transportasi umum menuju
desa tumbur.
B. AMBON

1. letak geografis
Secara astronomis, Kota Ambon terletak di 3–4° LS dan 128–129° BT,
sedangkan secara geografis, Kota Ambon terletak di sebelah selatan dari
Pulau Ambon. Di sisi timur kota berbatasan dengan Sala Hutu, Maluku
Tengah; selatan dengan Laut Banda; dan barat dan utara dengan Leihitu,
Maluku Tengah.

Kota ini mencakup 46,38% dari seluruh tanah Pulau Ambon. Menurut
teleponnya, Kota Ambon mencakup wilayah kode telepon +62 911,
sedangkan Kota Ambon mencakup wilayah kode pos 97129–97237.

2. Topografi

Kota Ambon memiliki luas daratan 359,45 km2. Karena letaknya di


pulau busur vulkanis, 73% wilayah kota merupakan daerah perbukitan
dengan kemiringan lereng terjal (30–45°) hingga sangat terjal (>45°) dan
hanya sekitar 17% dari wilayah daratannya yang dapat dikelompokkan datar
atau landai dengan kemiringan kurang dari 30°.

3. Iklim

Ambon beriklim hutan hujan tropis (Köppen: Af), serupa dengan iklim
sebagian besar wilayah Indonesia dan Maluku Tengah. Iklim hutan hujan
tropis Ambon dapat dilihat dari banyaknya hutan hujan tropika di kota yang
sempat terbakar berkali-kali, namun muncul kembali karena kuatnya
pengaruh iklim Af dan dorongan curah hujan yang tinggi. Hujan mengalami
kepuncakannya di kota pada akhir Juni maupun sepanjang Juni
hingga Juli, bahkan mengalahkan curah hujan Bogor, kota hujan yang hanya
442 mm. Rata-rata tertinggi suhu tertinggi yang terekam adalah 30,9°C,
sedangkan rata-rata terendah suhu terendahnya 23 °C.

4. Sosial Budaya

a. Suku bangsa

Suku mayoritas di kota adalah suku Ambon, suku yang


mendiami Pulau Ambondan pulau sekitarnya yang merupakan
keturunan suku Alifuru. Kota ini pun memiliki penduduk dari berbagai
macam suku bangsa karena kota ini telah dinominasikan menjadi kota
terbuka bersama dengan 29 kota lainnya di Indonesia. Selain itu,
keberagaman suku bangsa kota disebabkan oleh Maluku yang menjadi
daerah tujuan transmigrasi. Untuk menjaga kebhinekaan suku bangsa yang
mendiami kota agar tetap harmonis dan menegaskan bahwa kota Ambon
ini kota paling toleran serta terbuka, pemkot membangun perkampungan
multietnis. Suku dan etnis lainnya adalah Arab, Buton, dan Tionghoa yang
pada mulanya datang untuk berdagang. Di samping itu, terdapat pula suku
Minahasa, Jawa, dan Minang yang telah lama datang ke Ambon.

b. Agama

Agama Penduduk Kota Ambon (2010)

Agama Jumlah

Protestan   192.105

Islam   128.417

Katolik   7.943

Hindu   435

Buddha   120

Lainnya 44

Konghucu 7

Menurut Kanwil kementerian Agama Provinsi Maluku, pada tahun


2015 kelompok agama terbesar adalah Kristen (57,68%) yang terbagi
menjadi Protestan (50,54%) dan Katolik (7,14%) diikuti dengan islam
(41,99%), Hindu (0,17%), dan Buddha (0,16%).
Kota Ambon merupakan kota mayoritas Kristen dari dahulu.
Pada 2015, terdapat 290 gereja Protestan dan 34 gereja Katolik di
kota. Bangunan gereja Protestan terbesar adalah GPM Maranatha,
sedangkan bangunan gereja Katolik terbesar adalah Katedral Santo
Franciscus Xaverius. Selain itu pun, ada pula GPM Silo yang menjadi
salah satu gereja Protestan utama Kota. Mayoritas masyatakat Protestan
kota merupakan jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM). Ambon pun
memiliki keuskupan Katolik Romanya tersendiri, yaitu Keuskupan
Amboina. Kecamatan yang memliki agama mayoritas Kristen adalah
Nusaniwe, Baguala, dan Leitimur Selatan dengan Protestan menjadi agama
mayoritas.

Kota juga memiliki jumlah pemeluk agama Islam yang besar, yakni
lebih dari 40% penduduk kota. Rumah imadah penduduk Islam terutama di
kota adalah Masjid Raya Al-Fatah, sedangkan masjid tertua di kota adalah
Masjid Jami Ambon yang dibangun pada 1860. Kota Ambon pun
merupakan penyumbang jemaah haji terbanyak di Maluku dengan jumlah
jemaah 245 orang pada 2014. Kecamatan yang memiliki agama Islam
sebagai agama dominannya adalah Kecamatan Sirimau dan Teluk Ambon.

Kota Ambon pun memiliki penduduk beragama minoritas lainnya


dalam jumlah yang sangat kecil. Agama-agama tersebut
ialah Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun jumlahnya sangat kecil,
ketiga agama berpenganut sangat sedikit ini sangat diperhatikan oleh
pemerintah. Pada 2018, Presiden Joko Widodomeresmikan Hindu
Center dan Buddha Center. Hal ini dilakukan sebagai perwujudan
keinginan gubernur Maluku agar Maluku menjadi laboratorium kerukunan
hidup beragama bagi Indonesia. Pura yang terkenal di kota adalah Pura
Stana Giri Ciwa, sedangkan wihara yang terkenal ialah Wihara Swarna
Giri Tirta. Kota juga memiliki penganut Agama Konghucu dengan jumlah
yang sangat kecil, yaitu 7 jiwa pada sensus terakhir.
c. bahasa

Kota Ambon menjadi kota multibahasa sejak abad ke-17. Bahasa


Portugis, bahasa pendatang asing pertama di Ambon digunakan secara
luas. Peninggalan bahasa Portugis masih bisa dilihat dari kata-kata serapan
Portugis dalam bahasa yang dituturkan di Ambon. Pada masa Belanda,
meskipun bahasa Belanda menjadi bahasa utama dan bahasa administrasi,
bahasa Melayu Ambon atau yang lebih dikenal sebagai bahasa
Ambonlah menjadi lingua franca penduduk Pulau Ambon. Seiring
perkembangan zaman, bahasa tersebut menjadi bahasa ibu penduduk
pulau. Pergeseran bahasa Indonesia dan Ambon menjadi bahasa ibu
masyarakat pulau ini mengancam keberadaan puluhan bahasa
daerah bukan hanya di kota, melainkan hingga provinsi.

Dalam perihal kebahasaan, pemerintah telah melakukan beberapa


upaya. Pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi Maluku mencanangkan dua
desa di kota, yaitu Amahusu dan Batu Merah menjadi kampung
bahasa. Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka pengembangan
kemampuan dalam bahasa dan berkomunikasi bagi masyarakat.

5. Adat istiadat Suku Ambon


a. Kebudayaan Suku Ambon

Ambon merupakan sebuah suku yang berada di sebagian besar


kepulauan Maluku yang mencakup pulau Maluku itu sendiri dan
sekitarnya. Sementara itu, penamaan Maluku diadopsi dari bahasa Arab,
yaitu al-Muluk. Penamaan ini dikarenakan yang membuat peta daerah
Maluku dahulu kala adalah sarjana geografi dari Arab, tetapi setelah masa
pemerintahan kolonial Belanda, diubahnya menjadi Maluku. Baca juga
Sejarah Suku Ambon atau Orang Ambon menjadi salah satu suku terbesar
yang ada di Indonesia, mereka tersebar ke daerah-daerah lainnya di
Indonesia. Suku Ambon juga terkenal akan eksotisme kebudayaannya. Hal
ini dapat tercermin dari keragaman keseniannya dan hal-hal lainnya yang
memperkaya keunikan mereka di mata dunia.

b. Rumah Adat Suku Ambon


Rumah adat Suku Ambon dinamakan Baileo, dipakai untuk tempat
pertemuan, musyawarah dan upacara adat yang disebut seniri negeri.
Rumah tersebut merupakan panggung dan dikelilingi oleh serambi.
ATapnya besar dan tinggi terbuat dari daun rumbia, sedangkan dindingnya
dari tangkai rumbia yang disebut gaba-gaba.

c. Pakaian Adat Suku Ambon


Prianya memakai pakaian adat berupa setelan jas berwarna merah dan
hitam, baju dalam yang berenda dan ikat pinggang. Sedangkan wanitanya
memakai baju cele, semacam kebaya pendek, dan berkanji yang disuji.
Perhiasannya berupa anting-anting, kalung dan cincin. Pakaian ini
berdasarkan adat Ambon.

d. Tarian Suku Ambon


Tarian Bambu Gila merupakan tarian paling terkenal dari orang
Ambon. Tarian ini juga dikenal dengan nama Buluh Gila atau Bara Suwen.
Untuk memulai pertunjukan ini sang pawang membakar kemenyan di
dalam tempurung kelapa sambil membaca mantra dalam ‘bahasa tanah’
yang merupakan salah satu bahasa tradisional Ambon. Kemudian asap
kemenyan dihembuskan pada batang bambu yang akan digunakan. Jika
menggunakan jahe maka itu dikunyah oleh pawang sambil membacakan
mantra lalu disemburkan ke bambu. Fungsi kemenyan atau jahe ini untuk
memanggil roh para leluhur sehingga memberikan kekuatan mistis kepada
bambu tersebut. Roh-roh inilah yang membuat batang bambu seakan-akan
menggila atau terguncang-guncang dan semakin lama semakin kencang
serta sulit untuk dikendalikan.
e. Makanan Khas Suku Ambon
Belum lengkap makan tanpa Papeda, begitulah kata orang-orang
ambon, makanan yang berasal dari sagu mentah ini bernama Papeda,
papeda biasanya dimakan dengan ikan kuah kuning, jangan tanya rasanya,
kalau kata orang ambon “Paleng Sadap Seng Ada Lawang” yang artinya
sangat enak dan tidak ada tandinganya. Papeda merupakan makanan
Tradisional Ambon. Makanan ini sudah menjadi turun temurun bagi anak
cucu orang ambon, orang ambon biasanya sebelum makan nasi terlebih
dahulu memakan papeda, selanjutnya baru makan nasi.

f. Agama dan Kepercayaan Suku Ambon

Sekarang orang Ambon sudah memeluk agama Islam atau Kristen.


Jumlah pemeluk agama Islam sedikit lebih banyak, dan mereka umumnya
lebih terampil dalam bidang perdagangan dan ekonomi umumnya.
Sedangkan orang Ambon pemeluk agama Kristen lebih banyak memilih
pekerjaan sebagai pegawai negeri, guru, dan tentara. Namun kehidupannya
sehari-hari mereka masih menjalankan kegiatan adat tertentu dari
kebudayaan lama, dan menjadi salah satu identitas kesukubangsaan yang
menonjol, seperti mengadakan upacara Nae Baileu atau upacara Cuci
Negeri yang merupakan warisan kepercayaan nenek moyang mereka.
Dalam menangani masalah kematian dan pelaksanaan upacaranya mereka
selesaikan lewat kesatuan sosial adat yang disebut mubabet.

6. Daya Tarik Wisata Ambon

a. Pulau Pombo

Salah satu lokasi wisata di kota ambon yang menarik di kunjungi


adalah pulau pombo. Pulau yang masih alami, belum banyak tersentuh
manusia dengan luas 4 km persegi.

Salah satu objek wisata ambon yang memiliki panorama alam dan
mempesona. Laut yang jernih dengan keindahan bawa laut serta terumbu
karang cantik.
b. Pantai Lelisa

Wisata alam berupa pantai di ambon, keindahannya tidak kala dengan


pantai di lombok dan bali. Pantai memiliki ciri khas sendiri dan menjadi
daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung. Keunikan dari obyek wisata
ini adalah adanya batu karang yang berjajar sampai dengan pinggiran
pantai.

c. Pantai Felawatu

Letaknya kurang lebih 15 km dari pusat kota ambon. Mengunjungi


kota ini akan membuat anda jadi rileks dan dapat bersantai sembari
menatap indahnya alam sekitar pantai felawatu.

d. Mesjid Wapaue

Salah satu obyek wisata religi yang ada di ambon. Mesjid ini sudah di
bangun sejak 1414. Letaknya sebelah utara kota ambon. Tempat ini sering
kali di selenggarakan acara-acara keagamaan seperti pengajian, dan
tausiah maupun perayaan hari besar islam lainnya.

e. Monumen Pattimura

Monumen ini di bangun untuk menghormati dan mengenang jasa


pahlawan dari ambon bernama Thomas Matulessy. Monumen ini menjadi
tempat pusat kota ini ramai akan pengunjung menjelang sore hari karena di
sekeliling tempat wisata ini terdapat taman yang bagus dengan tanaman
dan bunga-bunga yang selalu di rawat.

7. Obyek Wisata

a. Jembatan merah putih

b. Masjid Raya Al-Fatah

c. Benteng Amsterdam

d. Commonwealth War Cemetery

e. Batu layar.
C. KUPANG

1. Letak Geografis

Terletak pada 10o36’14”-10o39’58” LS dan 123o32’23”–123o37’01”BT;


Luas wilayah 180,27 Km2, dengan peruntukan Kawasan Industri 735,57 Ha,
pemukiman 10.127,40 Ha, Jalur Hijau 5.090,05 Ha, perdagangan 219,70
Ha, pergudangan 112,50 Ha, pertambangan 480 Ha, pelabuhan laut/udara
670,1 Ha, pendidikan 275,67 Ha, pemerintahan/perkantoran 209,47 Ha,
lain-lain 106,54 Ha; Batas Wilayah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang,
Timur berbatasan dengan Kab. Kupang, Barat berbatasan dengan Selat
Semau dan Kab. Kupang, sedangkan Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Kupang; Jumlah penduduk 286.299 orang; Wilayah Administrasi terdiri dari
4 kecamatan, dan 49 kelurahan. Pemerintah Kota Kupang beribukota di
Kupang, dipimpin oleh Walikota Jonas Salean, Kota Kupang mempunyai
sebuah Perusahaan Daerah yaitu PD. Pasar Kota Kupang.

2. Kondisi Geografis

180, 27 km² atau 18 027 ha. Daerah tertinggi di atas permukaan laut di bagian
selatan: 100–350 meter. Daerah terendah di atas permukaan laut di bagian utara: 0 –
50 meter. Tingkat kemiringannya: 15 persen.

3. Iklim

Di Kota Kupang, sebagaimana daerah lainnya di NTT khususnya daratan Timor


dikenal hanya dua musim saja yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan
Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak
mengandung uap air sehingga terjadi musim kemarau. Sebaliknya pada bulan
Desember – Maret arus angin yang datang dari benua Asia dan Samudera Pasifik
banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini
berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan Mei–Juni dan
November–Desember. Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun
2009 rata-rata suhu udara di Kota Kupang adalah 22.7 oC – 31.8 oC. Suhu udara
maksimum terjadi pada bulan Oktober (33.7 oC) dan suhu udara minimum terjadi
pada bulan Juli (20.8 oC). Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh
keadaan iklim, keadaan orografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena
itu, jumlah curah hujan jadi beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-
rata curah hujan selama tahun 2009 tertinggi adalah pada bulan Februari (469.8 m3)
dan terendah adalah bulan April (18 m3).

4. Objek Wisata

a. Pantai Lasiana

Pantai Lasiana mulai dibuka untuk umum sekitar tahun 1970-an.


Sejak Dinas Pariwisata NTT memoles dengan membangun berbagai
fasilitas pada tahun 1986, Pantai Lasiana ramai dikunjungi turis asing.
Sesuai rencana pengembangan Pemkot Kupang, Pantai Lasiana akan
dijadikan Taman Budaya Flobamora, yakni sebutan yang mengacu pada
keseluruhan suku bangsa di dekat Pantai Lasiana, antara lain, Flores,
Sumba, Timor dan Alor.

Di pantai Lasiana ini terdapat sebuah Cafe, dan banyak didapati


Lopo-lopo dan tempat makanan ringan seperti pisang bakar dan jagung
bakar yang berderet. Lopo-lopo adalah sebutan lokal untuk pondok yang
dibangun menyerupai payung dengan tiang dari batang pohon kelapa atau
kayu dan beratapkan ijuk, pelepah kelapa atau lontar, alang-alang, dan
yang berbahan semen, Bisa juga beratapkan seng yang bagian luarnya
dilapisi ijuk, pelepah kelapa atau lontar dan alang-alang.

b. Taman Nostalgia

Berlokasi di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Taman


Nostalgia dirancang sebagai taman kota. Dengan fasilitas jogging track,
arena olahraga dan wisata kuliner. Di Taman Nostalgia terdapat Gong
Perdamaian Nusantara. Gong Perdamaian Nusantara (GPN) merupakan
sarana persaudaraan dan pemersatu bangsa. Berasal dari Desa Pakis Aji,
Kecamatan Plajan, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Gong yang
berusia 450 tahun itu milik Ibu Musrini, yang adalah ahli waris generasi
ketujuh dari pencetus gong. GPN terbuat dari bahan campuran kuningan
(bronze) dan perunggu, berdiameter 2 meter dengan berat ± 100 kg. GPN
bermakna keseimbangan kehidupan dan memberi nilai lebih, kebanggaan,
citra baik dan sumber pendapatan sepanjang masa bagi daerah yang
menerimanya. Struktur GPN menampilkan :

1. Lingkaran luar : Logo 444 Kabupaten/Kota se-Indonesia.


2. Lingkaran tengah : Logo 33 Provinsi se-Indonesia.
3. Lingkaran dalam : Tulisan “Gong Perdamaian Nusantara”, sepasang
bunga pada kiri-kanan, tulisan ”sarana persaudaraan” dan “Pemersatu
Bangsa”.
4. Lingkaran isi : Simbol 5 Agama besar yang diakui Bangsa Indonesia.
5. Lingkaran puncak : Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
6. Logo Daerah Kota Kupang diletakan dibagian tengah atas berdampingan
dengan Kabupaten Jepara, Kedua Logo Kota dan Kabupaten tersebut
berlatar hitam sehingga membedakannya dengan Kabupaten/Kota
lainnya.
7. Pada sisi kanan Gong ditulis Hak Cipta Oleh Djuyoto Suntani (Presiden
Komite Perdamaian Dunia) didukung oleh Bambang Herry Purnomo,
Susianty Kawira, Frans Lebu Raya dan Daniel Adoe.

5. Daya tarik wisata


a. Pantai Nunsui
b. Pantai Batunona
c. Gua Kristal
d. Gua Monyet Tenau
e. Gua Monyet Sasando
f. Ekowisata Mangrove
g. Batukapala Beach
h. Ketapang Satu Beach
i. Namosain Beach
j. Pantai Teddy's
k. Pantai Pasir Panjang
l. Pantai Paradiso
m. Tugu Jepang Penfui
n. Makam Raja-Raja Taebenu
o. Bunker Kolakaha
6. sosial budaya.

Bahasa Kupang adalah bahasa Melayu pasar yang digunakan di wilayah


kota Kupang, kabupaten Kupang dan sekitarnya. Bahasa Kupang
merupakan rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Kupang termasuk bahasa
Creolle yang berdasar dari bahasa Melayu. Yang rame rasanya…Bahasa
kreol itu bahasa nano-nano. Campur aduk antara satu bahasa dan bahasa
yang lain, comot sana comot sini, pinjam sana sini dan yang semacamnya.
Intinya bukan bahasa asli suatu daerah. Ibarat adonan, campuran yang
membentuk bahasa Kupang yang saat ini kita kenal adalah bahasa Melayu,
bahasa daerah di NTT, Ambon, Manado, bahasa Belanda, Portugis, dan
lain-lain.

7. Adat istiadat

a. upacara reba

Reba merupakan upacara adat yang bertujuan untuk melakukan


penghormatan dan ucapan rasa terima kasih terhadap jasa para leluhur.
Upacara ini juga digunakan untuk mengevaluasi segala hal tentang
kehidupan bermasyarakat pada tahun sebelumnya yang telah dijalani oleh
masyarakat Ngada. Melalui upacara ini, keluarga dan masyarakat meminta
petunjuk kepada tokoh agama dan tokoh adat untuk dapat menjalani hidup
lebih baik pada tahun yang baru. Upacara ini diadakan setiap tahun baru,
tepatnya bulan januari atau Februari.Tuan rumah untuk upacara ini selalu
bergiliran pada setiap tahunnya. Sehari sebelum perayaan Reba dimulai,
dilaksanakan upacara pembukaan Reba (su‘i uwi). Pada malam su‘i uwi
dilakukan acara makan minum bersama (ka maki Reba) sambil menunggu
pagi. Pada pagi harinya, ketika upacara berlangsung, para tamu disediakan
makanan dan minuman yang sudah matang dan siap dimakan (Ngeta kau
bhagi ngia, mami utu mogo. Kaa si papa vara, ini su papa pinu). Hidangan
utama dalam pesta ini adalah ubi. Bagi warga Ngada, ubi diagungkan
sebagai sumber makanan yang tak pernah habis disediakan oleh bumi.
Karena itu, warga Ngada tidak akan pernah mengalami rawan pangan
ataupun busung lapar.

Selama upacara Reba berlangsung diiringi oleh tarian para penari


yang menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang
pada bagian ujungnya dihiasi dengan bulu kambing berwarna putih. (tuba).
Sebagai pengiring tarian adalah alat musik gesek berdawai tunggal yang
terbuat dari tempurung kelapa atau juga dari labu hutan. Sebagai wadah
resonansinya alat musik ini ditutupi dengan kulit kambing yang pada
bagian tengahnya telah dilubangi. Sedangkan penggeseknya terbuat dari
sebilah bambu yang telah diikat dengan benang tenun yang telah digosok
dengan lilin.

D. TERNATE

1. Letak geoografis ternate

Ternate terletak antara 127,3 Bujur Timur dan 124’ Bujur Barat
serta 3’-3’ Lintang selatan berbatasan dengan sebelah utara: Samudera
pasifik, sebelah selatan : laut Maluku, sebelah barat : laut Maluku, sebelah
timur : pulau Halmahera. Kota Ternate memiliki berbagai komponen alam
yaitu laut, pulau, daau, gunung, menggambarkan ciri topografis yang
bervariasi yang didominasi dataran kemiringan di atas kemiringan 40°
seluas 127,37 km2 atau 51% dari luas wilayah dan terdapat di Pulau
Ternate, Pulau Hiri dan Pulau Moti, sedangkan Pulau Mayau dan Tifure
merupakan wilayah dataran rendah yang dikelilingi oleh laut bebas antar
Pulau Ternate dengan Bitung.

Kota Ternate memiliki luas wilayah daratan 249,75 km2 memiliki


8 buah pulau yang terbentang di atas 5547,55 wilayah perairan yaitu :

a) Pulau Ternate seluas 110,7 km2

b) Pulau Moti seluas 24,6 km2

c) Pulau Mayau seluas 78,4 km2

d) Pulau Tifure seluas 22,1 km2

e) Pulau Hiri seluas 12,4 km2

2. Iklim

Iklim yang ada di Ternate sekarang ini adalah tropis. Curah hujan di
Ternate baru adalah signifikan, dengan presipitasi bahkan selama bulan
terkering. Iklim disini diklasifikasikan sebagai Af berdasarkan system
Koppen-Geiger. Suhu rata-rata tahunan adalah 26,3℃ di Ternate baru.
Curah hujan tahunan rata-rata adalah 2981 mm.

3. Sosial Budaya

Pada zaman dahulu kala, tepatnya Zaman kerajaan atau kesultanan


Ternate dan Tidore terisi atas beberapa strata sosial. Terbagi berdasarkan
keturunan taoi tidak menentukan kasta seseorang sehingga tidak bersifat
fungsional, diantaranya :

a) Golongan Jou

Yaitu golongan istana yang terdiri dari sultan dan keluarganya, sampai tiga
turunan satu garis lurus langsung.

b) Golongan Dano

Yaitu golongan keluarga cucu sultan dan anak-anak yang dilahirkan dari
putri sultan dengan orang dari luar lingkungan istana.
4. Agama Ternate

Umumnya orang ternate baeragama islam.pada masa lalu kesultanan


merupakan salah satu penyeberangan agama islam di wilayah indonesia
bagian timur.saat ini masyarakat Ternate membutuhkan bantuan penanam
modal untuk menggali dan mengelola hasil-hasil kekayaan alam daerah ini
berlimpah.bidang kehutanan,kelautan,dan pertanian merupakan tiga
bidang utama bagi orang Ternate.selama ini dari ketiga kekuatan utama
tersebut,hanya sektor kehutanan yang telah digarap besar-besaran. Daerah
ternate juga memiki kekayaan wisata alam dan wisata budaya seperti
bangunan bekas benteng portugis,istana kesultanan Ternate,dan lain-lain.
Hal ini dapat menjadi sektor pariwisata sangat potensial untuk
dikembangkan,baik melalui pembangunan sarana transportasi maupun
akomodasi yang memadai.sampai sekarang,menurut sensus 2010 bahwa
97% suku Ternate adalah orang islam sunni dan sedikit yang menganut
agama Kristen protestan.

5. Adat perkawinan Ternate

Bentuk-bentuk perkawinannya sebagai berikut:

a. Sigado Salam

Proses tata cara perkawinan adat Ternate diawali dengan


menyampaikan salam atau dalam bahasa Ternate disebut Sigado Salam.

b. Wosa Lahi dan Antar Belanja

Setelah melalui proses Sigado Salam maka pihak mempelai laki-laki


melakukan persiapan pada persiapan masuk minta atau Wosa Lahi,
yang secara harfiah berarti melamar atau meminang.

c. Fere Wadaka

Fere Wadaka atau naik badakan secara harfiah memiliki makna bahwa
sebelum dilangsungkan acara perkawinan maka calon pengantin
perempuan melakukan tapak diri yaitu dipingit beberapa hari dalam
kamarnya sambil dilulur dengan bedak tradisional.

d. Rorio/Yaya Segoa

Rorio dilakukan pada malam hari menjelang hari pernikahan, acara ini
dihadiri oleh keluarga dari kedua mempelai dengan maksud menjenguk
dan memberikan restu atas kelangsungan pernikahan dari mempelai
dengan membawa bantuan apa adanya, sesuai dengan kemampuan
masing-masing.

e. Banikah/Ijab Kabul

Ijab kabul merupakan inti dari proses pernikahan.Dalam tradisi Ternate


sebelum melakukan ijab kabul mempelai laki-laki diantar kerumah
mempelai perempuan yang diutus oleh pihak keluarganya.

6. Kesenian Ternate

Ciri utama dari kesenian tradisional orang Ternate adalah bentuk


seni konvensional. Berdasarkan ciri-cirinya, kesenian tradisional di
Ternate dibagi atas dua kelompok yaitu : kesenian istana/keraton
(Hofkunts) dan kesenian Rakyat (Volkskunst).

Kesenian istana adalah kesenian yang diciptakan ataupun dibina,


dikembangkan oleh dan untuk kalangan kerton kesultanan. Umumnya
merupakan kelengkapan adat yang bersifat ritual maupun seemonial.
Sedangkan kesenian rakyat yaitu kelompok kesenian yang diciptakan
ataupun dibina, dikembangkan oleh dan untuk kalangan masyarakat
umum. Kesenian istana telah ada sejak zaman pra-islam (tetapi ada pula
yang hadir pasca-islam), yakni dalam bentuk sebuah tarian klasik yang
bersifat ritual, yaitu “Legu-Legu”.

Tarian Legu-legu hanya terdapat dan hanya dipentaskan


dilingkungan keraton Ternate saja. Tarian ini bukan merupakan tarian
tunggal yang hanya dibawakan oleh 1 orang penari melainkan dilakukan
oleh lebih dari 5 orang penari, bahkan bisa sampai 25 orang penari secara
serentak.

Tarian Legu-legu ini merupakan satu-satunya tarian ritual dalam


istana kesultanan Ternate. Menurut sumber dari pihak kesultanan Ternate.
Sebenarnya ada 12 macam atau variasi dari tarian ini dengan 12 lagu untuk
masing-masing jenis. Namun sayangnya, saat ini yang dipentaskan hanya
beberapa jenis Legu-Legu saja yang tersisa, misalnya Akilindo, Bombaka
dan Dansapele.

7. Daya Tarik Ternate

Daya tarik ternate sebagai berikut:

a. Mengunjungi bekas aliran lava di batu angus

Beranjak kurang lebih 10 kilometer menggunakan kendaraan pribadi


kearah utara dari pusat kota ternate dan tidak jauh dari bandara, tempat
ini menyuguhkan bongkahan batuan yang bentuk dan warnanya kontras
dengan bebatuan di sekitarnya.

b. Pentunjukkan perahu melayang di pantai sulamadaha

Berlokasi tidak jauh dari Batu Angis, pantai Sulamandaha, memiliki


kontur pasir putih serta ombaknya yang kecil membuat tempat ini
nyaman untuk disinggahi.

c. Melihat hijaunya danau tolire

Danau ini terletak di ternate utara, sekitar 10 kilometer dari pusat kota.
Terdapat 2 buah tolire, tolire kecil yang berwarna gelap berada tepat di
pinggir pantai dan tolire besar yang berwarna hijau. Jejak aktivitas
vulkanik masih bisa kita lihat di danau.

d. Beristirahat di pantai bobane ici

Mengelilingi hampir separuh pulau, tidak lengkap rasanya mencicipi


menu makanan laut khas daerah. Terletak sekitar 20 kilometer di bagian
barat ternate dan dekat dengan objek wisata pemandian, kantur di pantai
ini lebih kecil dari Sulamadaha.

e. Mengingat kisah sejarah di benteng kastela

Jauh dari keramaian pusat kota dan terletak di daerah yang terpencil,
membuat benteng ini sepi pengunjung. Tapi justru karena itulah kita
bisa lebih menikmati keindahan dari arsitektur yang dibangun oleh
portugis.
Pertanyaan dari setiap kelompok

Kelompok 7

1. Sebutkan akomodasi dan biro perjalanan yang ada di maluku ?

Jawab :

Akomodasi :

 Amaris hotel ambon

 Swiss-belhotel ambon

 The natsepa resort

 Amans

 Manise

Biro perjalanan :

a. Maluku

 Mulia Tour & Travel

Jl. Benteng Kapahaha-Telp.(0911)345000,Fax.(0911)315444

 PT. Netral Jaya

Jl. WR Supratman – Telp. (0911)3211233,311771

 Nanusa Tour & Travel

Jl. Rijali No. 53 Ambon-Telp.(0911)352593

 Fanny Tour & Travel

Jl. Wem Reawaru-Telp.(0911)341959

 PT. Matras Abadi

Jl. A. Yani-Telp.(0911)348488

b. Maluku Utara

 Bela Tour & Travel Ternate(Bela Group)


 Bilga Tour & Travel

 Tiara Travel

 PT. Rahmat Travel

Kelompok 1

2. Apa yang menjadi tantangan bagi masyarakat maluku dalam


mempertahankan pariwisata agar pariwisata tersebut tetap bertahan dan
diminati oleh wisatawan.

Jawab :

Tantangannya adalah globalisasi, persaingan, pembangunan Ambon


Baru, penduduk dan pemukiman, dan Abrasi. Strategis pengembangan
wisata pantai Natsepa harus bertumpu pada pentingnya peranan
pemerintah untukmelestarikannya dengan mencegah pencemaran,
membina dan mengorganisir sumber daya yang ada, menata organisasi
dan manajemennya, melakukan promosi, dan menciptakan suasana
kondisif di dalam dan sekitar lokasi wisata tersebut.

Kelompok 2

3. Jelaskan kedudukan perempuan dalam budaya patrialki

Jawab :

Budaya patriarki akan terus ada selama masyarakat yang terus


mengkontruksi mengenai status dan peran itu sendiri. Sebagai analisis
pada sebuah lagu aku Cuma punya hati, didalam lagu tersebut pada setiap
bait syair lagu menggambarkan bahwa perempuan adalah kaum yang
lemah, bagaimana tidak ditinggalkan dia diam, disakiti dia diam dengan
alasan bahwa perempuan punya hati sehingga tergambarkan dalam benak
masyarakat khusunya remaja saat ini mengimplementasikan bahwa
perempuan pakai perasaan sedangkan laki-laki menggunakan logika yang
terus berlanjut sehingga gerakan-gerakan untuk menaikkan derajat
perempuan akan tergusur jikalau menggunakan hal yang “in” untuk
kembali mendoktrin masyarakat.

Kelompok 8

4. Mengapa orang maluku percaya bahwa pernikahan endogami akan


menyebabkan keturunan menjadi cacat dan lemah otak

Jawab :

Karena peristiwa itu sudah banyak terjadi di daerah tersebut dan juga
pertanyaan yang menyatakan bahwa keturunannya akan cacat dan lemah
otak itu bukan hanya sekedar mitos tetapi fakta yang menyatakan bahwa
pernikahan yang terjadi antara garis keturunan yang sama kemungkinan
akan diwarisi satu gen yang sama sehingga hal itulah yang menyebabkan
adanya keturunan yang cacat dan lemah otak.

Anda mungkin juga menyukai