Rumah Musalaki adalah salah satu rumah adat yang jadi simbol Nusa Tenggara Timur
(NTT). Rumah Musalaki merupakan rumah adat yang paling banyak tersebar dan umum
di Nusa Tenggara Timur. Rumah Musalaki berbentuk segi empat dengan atap menjulang
melambangkan persatuan dengan Sang Pencipta.
Pakaian adat suku Rote terbuat dari serat-serat pohon. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman, masyarakat suku Rote mengganti bahan pakaian mereka dengan
kain kapas. Mereka memanfaatkan lahan-lahan di sekitar rumah untuk menghasilkan
kapas yang kemudian diolah menjadi kain kapas. Keunikan dan ciri khas pakaian adat
suku Rote terdapat pada penutup kepala atau topi yang disebut Ti’i Langga. Ti’i Langga
ini bentuknya mirip seperti topi Sombrero yang dipakai oleh masyarakat Meksiko.
Senjata senjata adat NTT ini mirip Keris, berbentuk lurus dan pegangannya menyerupai
bentuk sayap burung dengan motif horizontal melingkar pada sarung Sundu. Senjata
yang biasanya digunakan oleh masyarakat NTT adalah Sundu atau Sudu, sejenis keris.
Penduduk NTT menganggapnya sebagai senjata tikam yang sakral.
Jagung Bose adalah makanan yang digunakan sebagai pengganti nasi. Umumnya,
terdiri dari jagung dan kacang-kacangan yang dimasak dengan santan. Cara
Lepa bura adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Suleng Waseng,
Solor Selatan,Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sulengwaseng
adalah salah satu desa diantara tujuh desa yang terdapat di Kecamatan Solor Selatan.
Ada beberapa suku yang mendiami desa sulengwaseng salah satunya yaitu masyarakat
Suku Lamaholot yang merupakan suku asli dari Flores timur.
Sasando adalah alat musik berupa cakram bundar dengan seribu satu senar yang
diregangkan di atas rangkaian bambu. Senar yang digesek atau dipetik
menghasilkan suara yang memukau, seperti mengiringi kisah-kisah tradisional
NTT.
Lagu daerah NTT ini berisi tentang penggembala yang membawa sapi-sapinya pulang
sambil bersenandung riang.