Anda di halaman 1dari 5

Rumah Adat Gorontalo

Rumah Adat Dulohupa adalah rumah adat yang paling terkenal di daerah Gorontalo.
Mayoritas, rumah adat ini berada di Kecamatan Kota Selatan. Secara arsitektur, rumah adat
ini mengusung konsep rumah panggung. Akan tetapi, makna filosofis dari rumah adat ini
berbeda dengan rumah panggung yang berada di daerah Sumatra. Selain itu, ternyata setiap
bagian dari rumah ini memiliki filosofinya sendiri-sendiri

Pakaian Adat Gorontalo

Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum laki-laki disebut dengan baju boqo takowa
atau takowa. Baju tersebut merupakan pakaian tertutup berlengan panjang. Baju ini memiliki
ciri khas berupa kerah tegak dan tiga buah saku di bagian depannya. Bagian dada diberi
hiasan berupa corak kain krawang menggunakan benang emas. Pakaian adat yang dikenakan
oleh kaum laki-laki disebut dengan baju boqo takowa atau takowa. Baju tersebut merupakan
pakaian tertutup berlengan panjang. Baju ini memiliki ciri khas berupa kerah tegak dan tiga
buah saku di bagian depannya. Bagian dada diberi hiasan berupa corak kain krawang
menggunakan benang emas.
Tari Daerah Gorontalo

Tari Saronde

Tarian adat Gorontalo yang pertama adalah Tari Saronde. Tarian ini merupakan
sebuah tarian yang diambil dari tradisi pada saat malam pertunangan serta rangkaian upacara
perkawinan adat tarian yang masyarakat Gorontalo. Umumnya tarian ini dilakukan oleh para
penari perempuan dan penari laki-laki. Para penari perempuannya menarikan gerakan khas
memakai seledang yang menjadi atribut ketika menari. Dulu Saronde difungsikan sebagai
sarana dalam Molihe Huali, yaitu tradisi untuk mengintip atau menengok calon mempelai
perempuan karena dulu masyarakat Gorontalo tak mengenal pacaran.Karena itu hubungan
keduanya masih diatur sepenuhnya oleh orang tua atau keluarga mereka.  Biasanya mempelai
prialah yang melakukan tarian ini dihadapan mempelai wanita bersama dengan orang tua atau
wali.

Alat Musik Gorontalo

Mengutip dari situs Warisan Tak Benda Indonesia, gambusi merupakan alat musik
gambus khas Gorontalo. Alat musik ini memiliki tujuh tali yang mana jika dimainkan bisa
menghasilkan nada yang indah. Gambusi sering dimainkan untuk mengiringi lagu dan syair
khas Gorontalo. ambus mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita karena keberadaannya sudah
tersebar di mana-mana. Alat musik ini begitu erat kaitannya dengan sejarah proses
penyebaran agama Islam di Nusantara.Alat musik Gambus memang berasal dari kebudayaan
Timur Tengah yang yang dibawa para saudagar Arab pada masa itu.Wilayah Gorontalo kerap
dijuluki sebagai “Serambi Madinah”. Hal ini disebabkan karena kuatnya pengaruh budaya
Timur Tengah (termasuk agama Islam) pada masa silam di wilayah ini.Sebagaimana
pengaruh Islam juga begitu kuat mengakar di Aceh, sehingga wilayah tersebut dijuluki
“Serambi Mekkah”.Di Gorontalo, alat musik Gambus lebih familiar dengan sebutan
‘gambusi’.

Lagu Daerah Gorontalo

Hulonthalo Lipu’u
Lagu ini diciptakan oleh Bapak Umar Djafar, yang merupakan mestro musik
Gorontalo. Hulothalo Lipu’u adalah lagu yang wajib dinyanyikan oleh masyarakat
Gorontalo.Secara maknanya, lagu ini menceritakan suatu hamparan keindahan alam yang
berada di semenanjung Gorontalo. Serta menceritakan tentang seseorang yang rindu akan
tanah kelahiran atau kampung halamannya. 

Senjata Tradisional Gorontalo

Totobu’o

Totobu’o merupakan senjata tradisional Gorontalo berupa tombak dari kayu hitam
sepanjang 2 meter dengan mata dari besi putih. Totobu’o biasa digunakan oleh para penjaga
istana kerajaan, sedangkan totobu’o dengan rumbai serat enau (totobu’o yilamba) digunakan
oleh keluarga kerajaan yang berjenis kelamin laki-laki. Rumai-rumbai serat enau
menggambarkan status sosial seorang bangsawan. Jenis lain dari totombu’o adalah sambawa.
Sambawa merupakan tombak yang berukuran lebih pendek dari totombu’o yaitu sekitar 165
cm dengan mata tombak yang berbentuk seperti pisau kecil. Jenis tombak terakhir adalah
kanji pumbungo yang lebih panjang dari totombu’o yaitu sekitar 275 sentimeter. Kanji
pumbungo memiliki mata tombak berupa besi-besi panjang yang berjumlah tujuh buah,
melambangkan persatuan dan sifat pantang menyerah. Kanji pumbungo selain digunakan
oleh prajurit istana, digunakan juga oleh masyarakat Gorontalo untuk menangkap ikan.
Upacara Adat Gorontalo

Upacara Adat Perkawinan


Hampir seluruh penduduk Provinsi Gorontalo memeluk agama Islam. Adat
istiadatnya pun sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam. Masyarakat Gorontalo memegang
teguh semboyan adat yaitu Adati hula hula Sareati-Sareati hula hula to Kitabullah. Artinya,
Adat bersendikan Syara, Syara bersendikan Kitabullah. Prosesi pernikahan dilaksanakan
menurut suatu tahapan atau Lenggota Lo Nikah. Tahapan pertama disebut mopoloduwo
rahasia. Pada tahap ini orang tua dari pria mendatangi kediaman orang tua wanita untuk
meminta restu pernikahan anak mereka. Apabila diperoleh restu dari kedua orang tua pihak
wanita, selanjutnya ditentukan waktu untuk melangsungkan peminangan atau tolobalango.
Tolobalango merupakan acara peminangan mempelai wanita secara resmi yang dihadiri
keluarga melalui utusan atau juru bicara pihak keluarga pria (lundthu dulango layio) serta
utusan atau juru bicara keluarga mempelai wanita (lundthu dulango walato). Dalam acara ini
hadir pula pemangku adat dan punggawa lokal.

Anda mungkin juga menyukai