Anda di halaman 1dari 8

Sistem politik yang dimaksud adalah sistem pemerintahan dan kepemimpinan.

Pada
masyarakat Batak sistem kepemimpinan ini terbagi atas tiga bidang sebagai berikut.

1) Kepemimpinan di Bidang Adat

Kepemimpinan di bidang adat meliputi: perkawinan dan perceraian, kematian, warisan,


penyelesaian perselisihan, kelahiran, dan sebagainya. Kepemimpinan pada bidang adat ini
tidak berada dalam tangan seorang tokoh, tetapi berupa musyawarah Dalihan Na Tolu
(Toba) dan Sangkep Sitelu (Karo). Dalam pelaksanaan musyawarah adat, sidang (ninggem)
dipimpin oleh Suhut. Suhut ialah orang yang mengundang para pihak kerabat dongan
sabutuha, hula-hula, dan boru dalam Dalikan Na Tolu. Keputusannya merupakan hasil
musyawarah dengan kerabat-kerabat tersebut.

2) Kepemimpinan di Bidang Agama

Dalam masyarakat Batak, kepemimpinan dalam bidang agama berhubungan dengan


perdukunan dan roh nenek moyang serta kekuatan-kekuatan gaib. Pemimpin keagamaan
dipegang oleh guru sibaso.

3) Kepemimpinan di Bidang Pemerintahan

Dalam bidang pemerintahan, kepemimpinan dipegang oleh salah satu keturunan dari merga
taneh. Oleh sebab itu, faktor tradisi masih melekat dalam memilih pemimpin pemerintahan.
Adapun tugas pemimpin pemerintahan, yaitu menjalankan pemerintahan sehari-hari. Pada
saat ini, masyarakat Batak selalu mencari orang yang dianggap mampu dan memahami
segala persoalan yang terdapat dalam masyarakat.

Datu adalah pemimpin masyarakat Batak di pedalaman.


Berikut Ini Adalah Nama -nama Tarian Daerah Sumatera Utara:
1. Tari Piso Surit
Tarian Daerah Sumatera Utara
Tari Piso Surit via Indonesiakaya.com
Piso Surit adalah salah satu tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang gadis sedang
menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan
digambarkan seperti burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil. Piso dalam
bahasa Batak Karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit
merupakan nama sejenis pisau khas orang karo.
Sebenarnya Piso Surit adalah bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini
bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran
sangat menyedihkan. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut “pincala” bunyinya
nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti “piso serit”.

2. Tari Serampang Dua Belas


Tarian Adat Sumatera Utara
Tari Serampang Dua Belas via Google Image
Tari Serampang Dua Belas adalah tarian yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang
di Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu Kabupaten Deli Serdang). Merupakan jenis tari
tradisional, Tari ini dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang
perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki
tahap pernikahan.

Ada nilai edukasi pada tarian Serampang Dua Belas ini, yakni menjadi sarana salah satu
cara masyarakat Melayu Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada
generasi muda. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi
muda untuk mempelajari proses yang akan dilalui nantinya jika ingin membangun rumah
tangga.

3. Tari Persembahan
Tarian Tradisional Sumatera Utara
Tari Persembahan via Blogger
Nama lain dari Tari persembahan adalah Tari sirih yang sering dilaksanakan pada saat
menyambut atau menghormati tamu- tamu penting, tarian ini biasa dilakukan oleh sepasang
muda- mudi, dengan menggunakan busana adat khas Melayu lengkap.

Tamu yang datang bisa berasal dari dalam negeri atau luar negeri, baik untuk urusan bisnis
atau sekedar acara pesta raja.

4. Tari Tor-Tor Tujuh Cawan


Seni Tari Dari Sumatera Utara
Tari Tor-Tor Tujuh Cawan via detik.com
Tarian Tor-Tor Tujuh Cawan mengandung arti pada setiap cawannya. Untuk cawan 1
mengandung makna kebijakan, cawan 2 kesucian, cawan 3 kekuatan, cawan 4 tatanan
hidup, cawan 5 hukum, cawan 6 adat dan budaya, cawan 7 penyucian atau pengobatan.
Kegunaan lain dari tarian ini adalah untuk membuang semua penghalang bagi orang yang
hadir disitu, tentunya bagi yang percaya.

Tari Tor-Tor Tujuh Cawan tidak bisa dipelajari sembarangan orang kecuali kalau memang
sudah jodoh. Lewat turun temurun, tarian tujuh cawan dianggap sebagai tarian paling unik
karena sang penari harus menjaga keseimbangan tujuh cawan yang diletakkan di kedua
belah tangan kanan dan kiri tiga serta satu di kepala.

5. Tor-Tor Tongkat Panaluan


Budaya Tari dari Sumatera Utara
Tor-Tor Tongkat Panaluan via Tempolagu.com
Tari tongkat Panaluan adalah sebuah tongkat yang bersifat magis dan terbuat dari kayu
yang telah diukir dengan gambar kepala manusia dan binatang, panjang tongkat tersebut
diperkirakan lebih kurang 2 (dua ) meter sedangkan tebalnya / besarnya kira – kira 5-6 cm..
Dalam suku batak tongkat panaluan dipakai oleh para datu dalam upacara ritus, dan tongkat
ini dipakai para datu (dukun) dengan tarian tortor yang diiringi gondang (gendang)
sabangunan.

Konon menurut sejarah suku batak bahwa Tunggal Panaluan ini merupakan fakta sejarah
yang memiliki kisah hubungan terlarang, pada dahulu kala ada seorang raja yang tinggal di
desa Sidogor dogor Pangururan di pulau Samosir di teluk perpisahan antara darat dan air,
Raja ini bernama Guru Hatiabulan dengan memiliki seorang istri bernama Nan Sindak
Panaluan.

6. Tarian Tor-Tor Sigale-Gale


Mengenal Tarian Dari Medan Sumatera Utara
Tarian Tor-Tor Sigale-Gale
Sigale-gale merupakan pertunjukan kesenian dari daerah Tapanuli Utara. Sigale-gale
adalah nama sebuah patung yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai pengganti anak
raja Samosir yang telah meninggal. Untuk menghibur raja maka dibuatlah patung kayu yang
di beri nama Sigale-Gale dan di gerakkan oleh manusia.

7. Tari Souan
Tarian Unik Dari Sumatera Utara
Tari Souan via Google Image
Tarian Souan ini berasal dari daerah Tapanuli Utara (Taput). Tari ini merupakan tari ritual,
dahulunya tari ini dibawakan oleh dukun sambil membawa cawan berisi sesajen yang
sebagai media penyembuhan penyakit bagi masyarakat sekitar.

8. Tari Toping-Toping (Huda-Huda)


Sejumlah Tarian Sumatera Utara
Tari Toping-Toping via Blogger
Toping-toping adalah jenis tarian tradisional dari suku Batak Simalungun yang dilaksanakan
pada acara duka cita di kalangan keluarga Kerajaan. Toping-toping atau huda-huda ini
terdiri dari 2 (dua) bagian.

Bagian pertama yaitu huda-huda yang dibuat dari kain dan memiliki paruh burung enggang
yang menyerupai kepala burung enggang yang konon menurut cerita orang tua bahwa
burung enggang inilah yang akan membawa roh yang telah meninggal untuk menghadap
yang kuasa.

Telepon terlaris hari ini! Promosi 50%


Hanya dengan 2,8 juta Rp dan Anda akan memiliki iPhone XS segera

Perut yang besar pun mengecil hanya dalam seminggu setelah teratur mengkonsumsi....
Lemak hilang tanpa berolahraga!

Cara tercepat untuk menyembuhkan bau mulut adalah tidak semua orang tahu!
Apakah Anda ingin menyingkirkan parasit di dalam tubuh? Baca lebih lanjut

Ponsel Samsung S9 diskon secara nasional, hanya 2.150.000 Rp


Tinggalkan nomor telepon Anda untuk menerima diskon 50% dari Samsung S9
Bagian kedua adalah manusia memakai topeng yang disebut topeng dalahi dan topeng ini
dipakai oleh kaum laki-laki dan wajah topeng juga menyerupai wajah laki-laki dan kemudia
topeng daboru dan yang memakai topeng ini adalah perempuan karena topeng ini
menyerupai wajah perempuan (daboru).

9. Tari Manduda
Budaya Tari Dari Daerah Sumut
Tari Manduda via Tempolagu.com
Tarian Manduda ini berasal dari daerah Simalungun, menggambarkan kehidupan petani
yang sedang turun kesawah dengan suasana gembira, mulai menanam padi hingga sampai
kepada suasana menuai padi. Gerak memotong padi, mengirik dan menampis padi
tergambar melaui motif-motif gerakannya yang lemah gemulai dan lincah.

10. Tarian Balanse Madam


Tarian Balanse Madam
Tarian Balanse Madam via Galerybudaya.com
Sejarah keberadaan Tari Balanse Madam tidak terlepas dari kehadiran bangsa Portugis di
pantai barat pulau Sumatera pada abad ke enam belas. Kedatangan bangsa Portugis ke
Kota Padang telah membawa dampak terhadap tumbuhnya kesenian di Padang waktu itu,
diantaranya tari Balanse Madam dan Musik Gamad.

Tari Balanse Madam sebuah tari tradisional yang terdapat di Seberang Palinggam Kota
Padang, yang menjadi milik dan warisan budaya masyarakat Suku Nias Kota Padang. Tari
Balanse Madam merupakan sebuah kesenian tari yang berupa peninggalan budaya lama
yang telah ditransmisikan secara turun temurun dalam masyarakat suku Nias di Seberang
Palinggam.

11. Tari Baluse


Seni Tari Suku Nias
Tari Baluse Nias via Blogger
Tari baluse merupakan tari perang ala masyarakat Nias. Tarian ini berasal dari Nias Selatan.
Sekarang ini, tari baluse biasanya digunakan untuk penyambutan tamu atau wisatawan.

12. Tari Maena


Gambar Tarian Daerah Sumatera Utara
Tari Maena via Blogger
Maena merupakan tarian yang sangat simpel dan sederhana, tetapi mengandung makna
kebersamaan, kegembiraan, kemeriahan, yang tak kalah menariknya dengan tarian-tarian
yang ada di Nusantara. Tari maena tidak memerlukan keahlian khusus. Gerakannya yang
sederhana telah membuat hampir semua orang bisa melakukannya. Kendala atau kesulitan
satu-satunya adalah terletak pada rangkaian pantun-pantun maena, supaya bisa sesuai
dengan event dimana maena itu dilakukan.

Pantun maena biasanya dibawakan oleh satu orang atau dua orang dan disebut sebagai
sanutuno maena, sedangkan syair maena (fanehe maena) disuarakan oleh orang banyak
yang ikut dalam tarian maena dan disebut sebagai sanehe maena/ono maena. Syair maena
bersifat tetap dan terus diulang-ulang/disuarakan oleh peserta maena setelah selesai
dilantunkannya pantun-pantun maena, sampai berakhirnya sebuah tarian maena. Pantun
maena dibawakan oleh orang yang fasih bertuntun bahasa Nias.

13. Tari Moyo (Tari Elang)


Tari Moyo Dan Asal Daerahnya
Tari Moyo via Metrotvnews.com
Tari moyo atau tarian elang juga merupakan tarian yang biasa digunakan untuk
penyambutan tamu agung yang dilakukan secara adat. Tarian ini biasanya dibawakan oleh
gadis-gadis Nias yang melakukan gerakan layaknya burung elang.

14. Tari Endeng-Endeng


Tari Endeng-Endeng dan asal daerahnya
Tari Endeng-Endeng
Endeng-endeng bisa disebut sebuah perpaduan tarian dan pencak silat. Jika dilihat lebih
jauh, tari Endeng-Endeng ini menggambarkan semangat dan ekspresi gembira masyarakat
sehari- hari, lazimnya dilakukan masyarakat yang sedang menggelar pesta khitanan (sunat
rasul) atau malam pesta perkawinan oleh masyarakat.

Tari endeng-endeng menjadi bagian tari tradisi yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan
(Tapsel). Dalam penampilannya, endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua
orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin,
lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu
yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu
empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan
lagu-lagu yang dibawakan.

15. Guro-Guro Aron (Terang Bulan)


Tarian Tradisional Berasal Dari Sumatera Utara
Tarian Guro-Guro Aron via Youtube
Guro-guro Aron adalah arena muda-mudi Karo untuk saling kenal dan sebagai lembaga
untuk mendidik anak muda-mudi mengenal adat. Dahulu acara ini dibuat sebagai salah satu
alat untuk membudayakan seni tari Karo agar dikenal dan disenangi oleh muda-mudi dalam
rangka pelestariannya.

16. Tari Tak-Tak Garo-Garo


Kumpulan Tarian Daerah Sumatera Utara
Tari Tak-Tak Garo-Garo via Tempolagu.com
Tarian yang ini menggambarkan kehidupan burung, terbang kesana kemari mencari makan
dan bersendau gurau dengan kawan-kawanya. Tari ini berasal dari Phakpak, Dairi,
Sumatera Utara
Berikut kumpulan 15 judul lagu daerah Sumatera Utara dan penjelasannya.

1.BUTET

Gambar wanita menyanyikan lagu Butet Via YouTube


Tak hanya orang dari suku Batak saja, lagu ini bahkan sudah familiar bagi banyak orang
diluar suku Batak. Lagu BUTET ini adalah lagu yang mengalun dengan tempo pelan dan
mendayu ini memang telah melegenda.

Bagi anda yang belum tahu, Butet merupakan nama panggilan yang diberikan kepada
seorang Bayi Perempuan yang belum diberi Nama secara “resmi”. Untuk bayi laki-laki
dipanggil dengan sebutan “Ucok”. Lagu Butet merupakan salah satu Lagu Wajib Nasional,
yang masuk dalam Kategori Lagu
Perjuangan.

2.NA SONANG DO HITA NADUA

Gambar penyanyi batak menyanyikan lagu Nasonang do hita nadua via YouTube
Lagu Batak yang banyak dikenal saat ini adalah lagu dengan syair berbahasa Batak Toba.
Tidak mengherankan karena memang banyak musisi yang berasal dari salah satu sub etnis
suku Batak ini. Pencipta lagu Nahum Situmorang contohnya. Ini salah satu lagunya, Na
Sonang Do Hita Nadua yang
berarti Senangnya Saat Kita Berdua. Lagu dan liriknya romantis gimanaaa gituuuu. yang
sering dibawakan oleh Victor Hutabarat.

3.ANJU AHU

Gambar via YouTube


Lagu ini menceritakan sepasang kekasih yang sedang dirundung masalah. Si laki-laki
tengah memiliki masalah, namun dia berharap si perempuan mengerti apa yang dia alami,
agar si perempuan itu menghibur si laki laki itu. Anju berarti Bujuk atau Rayu atau Hibur,
Maklum Dalam lagu ini, lebih cocok Bujuk, Hibur dan Maklum.

Dalam bait pertama, Anju Ahu lebih dimaknai sebagai “Maklumi aku”, “Mengerti/Pahami
Aku”.

Sedangkan dalam bait kedua, Anju ahu lebih dimaknai sebagai “Bujuk Aku”, “Hibur Aku”.
Anggi berarti adik.

Dalam lagu ini diperluas menjadi adik sayang/kekasih tersayang.


4.SINANGGGAR TULO

Berasal dari Tapanuli, lagu Batak ini termasuk salah satu lagu populer yang juga kerap
dinyanyikan tidak hanya oleh suku Batak saja, namun juag dinyanyikan dari suku lain.
Makna lagu Sinanggar Tulo menggambarkan keluh kesah seorang perjaka yang harus
menuruti perintah ibunya, sang wanita yang melahirkannya menginginkan putranya
mendapatkan kekasih dari keturunan Marga Tobing dan juga merupakan pariban. Artinya
marga dari sang ibu harus sama dengan marga sang calon kekasih dari sang perjaka.

5.DAGO INANG SARGE


Lirik lagu rambadia ini adalah tegur sapa orang Batak dengan orang baru atau bisa
dikatakan ucapan salam kenal orang-orang Batak. Seperti menanyakan asal dari mana,
marga apa, dan lain-lain. Intinya kalau orang Batak kenalan nggak terlalu peduli dengan
nama, asalkan marga sama dan satu rumpun semua akan terjalin dengan baik. Kurang lebih
begitu arti lirik dan chord lagu daerah rambadia.

Semoga dengan hadirnya lirik dan chord lagu daerah Sumatera Utara Rambadia ini mampu
menggugah kita untuk selalu tetap melestarikan budaya-budaya negara kita. Dan mampu
mendongkrak lagu-lagu daerah yang mulai tersisihkan oleh perkembangan musik-musik
modern yang ada di Indonesia.

Semoga kita menjadi warga negara yang selalu membanggakan dan cinta dengan budaya
negeri ini.

6.LISOI

Lagu Lisoi merupakan salah satu lagu daerah yang di kembangkan kembali oleh Grup Band
Seringgai. Lagu ini asalnya dari Tanah Batak, Sumatera dan diciptakan oleh Nahum
Situmorang, seorang pencipta lagu-lagu batak yang sangat legendaris. Makna lagu Lisoi
adalah penggambaran pergaulan sosial orang-orang Batak.

7.KETABO

Salah satu lagu daerah terkenal dari Sumatera Utara yaitu berjudul “Ketabo”. Ketabo dalam
bahasa Indonesia berati “marilah.” Lagu Mandailing ini diciptakan oleh Nahum Situmorang.
Lagu Ketabo menceritakan tentang Kota Sidempuan. Ajakan untuk datang ke Sidempuan.
Dalam liriknya, disebutkan
bahwa di Sidempuan sedang musim salak. Kita ketahui bersama bahwa Kota Padang
Sidempuan dijuluki sebagai “Kota Salak”. Kota ini dikelilingi oleh perkebunan salak terutama
di kaki Gunung Lubukraya. Tak hanya daya tariknya dengan buah salak. Lirik Ketabo
menceritakan bahwa ketika musim Salak tiba, banyak gadis-gadis yang berjualan.
Gadis-gadis itu semuanya cantik-cantik. Jika pelancong datang ke Sidempuan, dan terpincut
gadis Sidempuan, berkenalanlah lebih lanjut agar benar-benar saling mengenal. Siapa tahu
bisa Markusip. Dalam istilah Mandailing, Markusip berarti memadu kasih.
Markusip ini berarti berkunjungnya seorang pria ke rumah seorang perempuan.
8.MADEKDEK MAGAMBIRI

Kalau arti harafiahnya Buah Kemiri jatuh dekat pohonnya. Arti sesungguhnya like father like
son, lebih lagi Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik.

9.MARIA TAMONG

Lagu Maria Tomong yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara. Lagu ini adalah lagu Nina
Bobo yang dipakai untuk menidurkan anak-anak. makna lagu ini adalah kasih sayang
seorang ibu yang sedang menidurkan anaknya dengan selendang yang diayun-ayunkan
agar anaknya bermimpi indah dan harapan-harapan sang ibu akan anaknya.

10.A SING SING SO

A Sing Sing So (ASS), adalah sebuah lagu rakyat yang selama puluhan tahun hingga kini,
tetap dikumandangkan diantara ribuan lagu Batak, dari yang klasik sampai yang paling pop.
Irama lagunya yang mendayu-dayu tapi dan diciptakan dengan notasi sederhana, membuat
lagu ini cepat memasyarakat, bukan hanya dilingkungan parmitu, remaja tapi juga
anak-anak.

“A Sing sing S…A Sing Sing So…Ueeee, Lugahon au parau…ullushon au alogo… tu hutani
datulangi…”. Demikian antara lain cuplikan lagu tersebut. Gordon Tobing, pemusik dan
penyanyi Batak legendaris, adalah tokoh musisi yang berperan besar mempopulerkan lagu
A Sing Sing So dan ratusan lagu rakyat Batak lainnya. Bukan hanya di Indonesia tapi juga di
Seantoro mancanegara. Kepiawaian menyanyikan lagu rakyat mengantarkannya
mengelilingi dunia. Puluhan negara di lima benua telah disinggahinya. Belasan kepala
negara telah mengucapkan “Selamat” menjabat tangannya. Dimanapun Gordon menyanyi
selalu meninggalkan kesan mendalam, membuat gadis-gadis cantik di Meksiko dan Amerika
“Tergila-gila” padanya.

Anda mungkin juga menyukai