Pada
masyarakat Batak sistem kepemimpinan ini terbagi atas tiga bidang sebagai berikut.
Dalam bidang pemerintahan, kepemimpinan dipegang oleh salah satu keturunan dari merga
taneh. Oleh sebab itu, faktor tradisi masih melekat dalam memilih pemimpin pemerintahan.
Adapun tugas pemimpin pemerintahan, yaitu menjalankan pemerintahan sehari-hari. Pada
saat ini, masyarakat Batak selalu mencari orang yang dianggap mampu dan memahami
segala persoalan yang terdapat dalam masyarakat.
Ada nilai edukasi pada tarian Serampang Dua Belas ini, yakni menjadi sarana salah satu
cara masyarakat Melayu Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada
generasi muda. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi
muda untuk mempelajari proses yang akan dilalui nantinya jika ingin membangun rumah
tangga.
3. Tari Persembahan
Tarian Tradisional Sumatera Utara
Tari Persembahan via Blogger
Nama lain dari Tari persembahan adalah Tari sirih yang sering dilaksanakan pada saat
menyambut atau menghormati tamu- tamu penting, tarian ini biasa dilakukan oleh sepasang
muda- mudi, dengan menggunakan busana adat khas Melayu lengkap.
Tamu yang datang bisa berasal dari dalam negeri atau luar negeri, baik untuk urusan bisnis
atau sekedar acara pesta raja.
Tari Tor-Tor Tujuh Cawan tidak bisa dipelajari sembarangan orang kecuali kalau memang
sudah jodoh. Lewat turun temurun, tarian tujuh cawan dianggap sebagai tarian paling unik
karena sang penari harus menjaga keseimbangan tujuh cawan yang diletakkan di kedua
belah tangan kanan dan kiri tiga serta satu di kepala.
Konon menurut sejarah suku batak bahwa Tunggal Panaluan ini merupakan fakta sejarah
yang memiliki kisah hubungan terlarang, pada dahulu kala ada seorang raja yang tinggal di
desa Sidogor dogor Pangururan di pulau Samosir di teluk perpisahan antara darat dan air,
Raja ini bernama Guru Hatiabulan dengan memiliki seorang istri bernama Nan Sindak
Panaluan.
7. Tari Souan
Tarian Unik Dari Sumatera Utara
Tari Souan via Google Image
Tarian Souan ini berasal dari daerah Tapanuli Utara (Taput). Tari ini merupakan tari ritual,
dahulunya tari ini dibawakan oleh dukun sambil membawa cawan berisi sesajen yang
sebagai media penyembuhan penyakit bagi masyarakat sekitar.
Bagian pertama yaitu huda-huda yang dibuat dari kain dan memiliki paruh burung enggang
yang menyerupai kepala burung enggang yang konon menurut cerita orang tua bahwa
burung enggang inilah yang akan membawa roh yang telah meninggal untuk menghadap
yang kuasa.
Perut yang besar pun mengecil hanya dalam seminggu setelah teratur mengkonsumsi....
Lemak hilang tanpa berolahraga!
Cara tercepat untuk menyembuhkan bau mulut adalah tidak semua orang tahu!
Apakah Anda ingin menyingkirkan parasit di dalam tubuh? Baca lebih lanjut
9. Tari Manduda
Budaya Tari Dari Daerah Sumut
Tari Manduda via Tempolagu.com
Tarian Manduda ini berasal dari daerah Simalungun, menggambarkan kehidupan petani
yang sedang turun kesawah dengan suasana gembira, mulai menanam padi hingga sampai
kepada suasana menuai padi. Gerak memotong padi, mengirik dan menampis padi
tergambar melaui motif-motif gerakannya yang lemah gemulai dan lincah.
Tari Balanse Madam sebuah tari tradisional yang terdapat di Seberang Palinggam Kota
Padang, yang menjadi milik dan warisan budaya masyarakat Suku Nias Kota Padang. Tari
Balanse Madam merupakan sebuah kesenian tari yang berupa peninggalan budaya lama
yang telah ditransmisikan secara turun temurun dalam masyarakat suku Nias di Seberang
Palinggam.
Pantun maena biasanya dibawakan oleh satu orang atau dua orang dan disebut sebagai
sanutuno maena, sedangkan syair maena (fanehe maena) disuarakan oleh orang banyak
yang ikut dalam tarian maena dan disebut sebagai sanehe maena/ono maena. Syair maena
bersifat tetap dan terus diulang-ulang/disuarakan oleh peserta maena setelah selesai
dilantunkannya pantun-pantun maena, sampai berakhirnya sebuah tarian maena. Pantun
maena dibawakan oleh orang yang fasih bertuntun bahasa Nias.
Tari endeng-endeng menjadi bagian tari tradisi yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan
(Tapsel). Dalam penampilannya, endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua
orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin,
lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu
yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu
empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan
lagu-lagu yang dibawakan.
1.BUTET
Bagi anda yang belum tahu, Butet merupakan nama panggilan yang diberikan kepada
seorang Bayi Perempuan yang belum diberi Nama secara “resmi”. Untuk bayi laki-laki
dipanggil dengan sebutan “Ucok”. Lagu Butet merupakan salah satu Lagu Wajib Nasional,
yang masuk dalam Kategori Lagu
Perjuangan.
Gambar penyanyi batak menyanyikan lagu Nasonang do hita nadua via YouTube
Lagu Batak yang banyak dikenal saat ini adalah lagu dengan syair berbahasa Batak Toba.
Tidak mengherankan karena memang banyak musisi yang berasal dari salah satu sub etnis
suku Batak ini. Pencipta lagu Nahum Situmorang contohnya. Ini salah satu lagunya, Na
Sonang Do Hita Nadua yang
berarti Senangnya Saat Kita Berdua. Lagu dan liriknya romantis gimanaaa gituuuu. yang
sering dibawakan oleh Victor Hutabarat.
3.ANJU AHU
Dalam bait pertama, Anju Ahu lebih dimaknai sebagai “Maklumi aku”, “Mengerti/Pahami
Aku”.
Sedangkan dalam bait kedua, Anju ahu lebih dimaknai sebagai “Bujuk Aku”, “Hibur Aku”.
Anggi berarti adik.
Berasal dari Tapanuli, lagu Batak ini termasuk salah satu lagu populer yang juga kerap
dinyanyikan tidak hanya oleh suku Batak saja, namun juag dinyanyikan dari suku lain.
Makna lagu Sinanggar Tulo menggambarkan keluh kesah seorang perjaka yang harus
menuruti perintah ibunya, sang wanita yang melahirkannya menginginkan putranya
mendapatkan kekasih dari keturunan Marga Tobing dan juga merupakan pariban. Artinya
marga dari sang ibu harus sama dengan marga sang calon kekasih dari sang perjaka.
Semoga dengan hadirnya lirik dan chord lagu daerah Sumatera Utara Rambadia ini mampu
menggugah kita untuk selalu tetap melestarikan budaya-budaya negara kita. Dan mampu
mendongkrak lagu-lagu daerah yang mulai tersisihkan oleh perkembangan musik-musik
modern yang ada di Indonesia.
Semoga kita menjadi warga negara yang selalu membanggakan dan cinta dengan budaya
negeri ini.
6.LISOI
Lagu Lisoi merupakan salah satu lagu daerah yang di kembangkan kembali oleh Grup Band
Seringgai. Lagu ini asalnya dari Tanah Batak, Sumatera dan diciptakan oleh Nahum
Situmorang, seorang pencipta lagu-lagu batak yang sangat legendaris. Makna lagu Lisoi
adalah penggambaran pergaulan sosial orang-orang Batak.
7.KETABO
Salah satu lagu daerah terkenal dari Sumatera Utara yaitu berjudul “Ketabo”. Ketabo dalam
bahasa Indonesia berati “marilah.” Lagu Mandailing ini diciptakan oleh Nahum Situmorang.
Lagu Ketabo menceritakan tentang Kota Sidempuan. Ajakan untuk datang ke Sidempuan.
Dalam liriknya, disebutkan
bahwa di Sidempuan sedang musim salak. Kita ketahui bersama bahwa Kota Padang
Sidempuan dijuluki sebagai “Kota Salak”. Kota ini dikelilingi oleh perkebunan salak terutama
di kaki Gunung Lubukraya. Tak hanya daya tariknya dengan buah salak. Lirik Ketabo
menceritakan bahwa ketika musim Salak tiba, banyak gadis-gadis yang berjualan.
Gadis-gadis itu semuanya cantik-cantik. Jika pelancong datang ke Sidempuan, dan terpincut
gadis Sidempuan, berkenalanlah lebih lanjut agar benar-benar saling mengenal. Siapa tahu
bisa Markusip. Dalam istilah Mandailing, Markusip berarti memadu kasih.
Markusip ini berarti berkunjungnya seorang pria ke rumah seorang perempuan.
8.MADEKDEK MAGAMBIRI
Kalau arti harafiahnya Buah Kemiri jatuh dekat pohonnya. Arti sesungguhnya like father like
son, lebih lagi Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik.
9.MARIA TAMONG
Lagu Maria Tomong yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara. Lagu ini adalah lagu Nina
Bobo yang dipakai untuk menidurkan anak-anak. makna lagu ini adalah kasih sayang
seorang ibu yang sedang menidurkan anaknya dengan selendang yang diayun-ayunkan
agar anaknya bermimpi indah dan harapan-harapan sang ibu akan anaknya.
A Sing Sing So (ASS), adalah sebuah lagu rakyat yang selama puluhan tahun hingga kini,
tetap dikumandangkan diantara ribuan lagu Batak, dari yang klasik sampai yang paling pop.
Irama lagunya yang mendayu-dayu tapi dan diciptakan dengan notasi sederhana, membuat
lagu ini cepat memasyarakat, bukan hanya dilingkungan parmitu, remaja tapi juga
anak-anak.
“A Sing sing S…A Sing Sing So…Ueeee, Lugahon au parau…ullushon au alogo… tu hutani
datulangi…”. Demikian antara lain cuplikan lagu tersebut. Gordon Tobing, pemusik dan
penyanyi Batak legendaris, adalah tokoh musisi yang berperan besar mempopulerkan lagu
A Sing Sing So dan ratusan lagu rakyat Batak lainnya. Bukan hanya di Indonesia tapi juga di
Seantoro mancanegara. Kepiawaian menyanyikan lagu rakyat mengantarkannya
mengelilingi dunia. Puluhan negara di lima benua telah disinggahinya. Belasan kepala
negara telah mengucapkan “Selamat” menjabat tangannya. Dimanapun Gordon menyanyi
selalu meninggalkan kesan mendalam, membuat gadis-gadis cantik di Meksiko dan Amerika
“Tergila-gila” padanya.