Anda di halaman 1dari 6

Nama kelompok: 1.

Amelia Puput Febriza H (06)

2. Kirani Zahra Aulia (16)

3. Nurafifa Wahyuningtyas (21)

4. Nur Lailatul Fitriyah (22)

5. Reysafa Azzahra Putri (27)

Kelas: XI IPS 3

TUGAS III GEOGRAFI BERKELOMPOK

7 UNSUR UNIVERSAL KEBUDAYAAN PULAU SUMATERA

Sumatera Utara

Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa


logat, yaitu logat Karo yang dipakai oleh orang Karo, logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak,
logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun, logat Toba yang dipakai oleh orang Toba,
Angkola dan Mandailing. Sistem pengetahuannya tampak pada perubahan-perubahan
musim yang diakibatkan oleh siklus alam, misalnya musim hujan dan musim kemarau untuk
keperluan mereka bercocok tanam. Masyarakat batak juga menguasai konsep pengetahuan
yang berkaitan dengan jenis tumbuh-tumbuhan di sekitar mereka yang dapat membantu
mereka dalam kehidupan sehari hari. Sistem kekerabatan orang Batak adalah patrilineal,
yaitu menurut garis keturunan ayah. Hubungan antara satu marga dengan marga lainnya
sangat erat, setelah terjadinya beberapa kelompok kecil yang diakibatkan sebuah
perkawinan. Sistem kekerabatan patrilineal ini yang menjadi tulang punggung masyarakat
Batak, yang terdiri atas turunan-turunan, marga, dan kelompok-kelompok suku, semuanya
saling dihubungkan menurut garis laki-laki. Laki-laki itulah yang membentuk kelompok
kekerabatan, sedangkan perempuan menciptakan hubungan besan (affinal relationship),
karena ia harus kawin dengan laki-laki dari kelompok patrilineal yang lain. Masyarakat Batak
telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk
bercocok tanam seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal
(engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki
senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang
panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya
yaitu kain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam
kehidupan adat Batak. Sistem mata pencaharian orang Batak adalah bercocok tanam padi di
sawah dengan irigasi, tetapi masih banyak juga terutama diantara orang Karo, Simalungun
dan Pakpak yang masih bercocok tanam di ladang yang dibuka di hutan dengan cara di bakar
dan menebang pohon. Selain itu peternakan juga penghasilan yang penting pada orang
Batak yaitu dengan memelihara kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Kerbau
banyak di gunakan sebagai binatang penghela dan untuk upacara adat, sedangkan babi
dimakan dan untuk pemberian adat. Sapi, kambing, ayam di jual untuk melayani kota-kota
terutama Medan. Di daerah tepi danau Toba dan di pulau Samosir menangkap ikan
merupaka suatu mata pencaharian yang penting. Penangkapan ikan dilakukan dengan
sangat intensif dalam musim tertentu, misalnya dalam bulan Juli sampai Agustus. Sistem
religi masyarakat Batak sebagian besar adalah islam dan kristen. Walaupun sebagian besar
orang Batak telah menganut agama Kristen atau Islam, namun banyak konsep-konsep
agama aslinya masih hidup terutama di pedesaan. Hal ini dapat diketahui lewat buku-buku
kuno (pustaha) yang berisi silsilah Batak dan dunia makhluk halus. Orang Batak punya
konsepsi bahwa alam ini beserta segala isinya diciptakan oleh Debata (Ompung) Mulajadi na
Bolon. Dia berada di atas langit dan mempunyai nama-nama lain sesuai dengan tugas dan
tempat kedudukannya. Dalam sistem religi aslinya orang batak toba juga percaya kepada
kekuatan sakti dari jimat, tongkat wasiat, atau tunggal panaluandan kepada mantra-mantra
yang mengandung kekuatan sakti. Semua kekuatan itu menurut kitab-kitab ilmu gaib orang
batak toba(pustaha), berasal dari si Raja Batak. Keseniannya dikategorikan berdasarkan
tabel beriku ini:

Lagu Daerah Alat Kesenian Pakaian Adat Tari tradisional Rumah Adat
Dago Inang
Doli-doli Ulos Tari Baka Rumah Bolon
Sarge
Butet Faritia Hiou Tari Perang Siwaluh Jabu
Cikala Le
Garantung Uis Gara Tari Tortor Omo Hada
Pongpong
Lisoi Gendang Sisibah Oles Tari Garo-garo Omo Sebua
Madekdek
Gordang Tari Mandaduda Bagas Godang
Magambiri

Sumatera Barat
Bahasa yang digunakan masyarakat provinsi Sumatera Barat adalah bahasa
Minangkabau. Minangkabau memiliki beberapa dialek, yaitu Tanah Datu (Tanah Datar),
Agam, Limo Puluah Koto (Lima Puluh Kota), Pasisia, dan Kubuang Tigo Baleh. Bahasa
Minangkabau di bagi menjadi 2 bagian yaitu Darat yang mencakupi tiga luhak (Luhak tanah
datar, Luhak agam, Luhak lima puluh kota) dan Rantau yang berarti perluasan bahasa
Minangkabau sampai ke arah barat (Bengkulu dan aceh Selatan). Sistem pengetahuannya
berlandaskan nilai-nilai islam, dan biasanya para pemuda yang pergi ke surau untuk belajar
dan mengaji dan juga ditempa latihan fisik berupa pencak silat. Sistem kemasyarakatan
mereka bersifat otonom sejak 4 atau 5 abad yang lalu. Masing-masing orang Minangkabau
hanya memilii kesetiaan pada nagari mereka sendiri. Tidak ada satu kekuasaan yang
menekan dengan peraturan dan hukum. Masyarakat Minangkabau menganut sistem
matriline, yang menari garis keturunan dari pihak ibu. Namun, dalam kenyataannya kaum
pria lebih utama perannya dalam masyarakat Minangkabau. Teknologi yang dipakai untuk
kegiatan produksi adalah kerbau bajak, alat tenun. Transportasi yang dipakai adalah andong
yang digerakkan oleh seekor kuda. Sistem pencaharian masyarakatnya adalah pertanian
sawah, ladang, dan kebun. Pada daerah tertentu tidak sedikit jga melakukan penangapan
ikan sebagai mata pecaharian sambilan. Diluar pekerjaan tersebut ada juga yang memiliki
pekerjaan sebagai pedagang, pengrajin, buruh, dan pegawai. Sistem religi pada masyarakat
Minangkabau sebagian besar adalah islam. Keseniannya dikategorikan berdasarkan tabel
beriku ini:

Lagu Daerah Alat Kesenian Pakaian Adat Tari tradisional Rumah Adat
Ayam Den Baju Penghulu /
Talempong Tari Piring Rumah Gadang
Lapeh Pemangku Adat
Kampuang Nan Bundo
Rabab Tari Payung
Jauh Di Mato Kanduang
Pupui Batang Tari Alang
Anak Dara
Padi Bengga

Sumatera Selatan

Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu Baso Palembang Alus atau
Berbaso dan Baso Palembang sari-sari. Baso Palembang Alus digunakan dalam percakapan
dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang- orang yang di hormati, terutama
dalam upacara-upacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena raja-raja
Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang. Itulah
sebabnya perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa. Sementara itu, Baso sehari-hari
dipergunakan oleh orang Palembang dan berarkar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya
sehari-hari, orang Palembang biasanya menggabugkan bahasa ini dengan bahasa Palembang
memiliki kemiripan dengan bahasa di sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu, dan Jawa(dengan
intonasi beda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran ‘a’ pada kosakata bahasa Indonesia yang di
ubah menjadi ‘o’ banyak ditemukan. Masyarakat Palembang memiliki sistem pengetahuan
yang mencangkup tentang prasasti kuno, fauna, flora, bagian tubuh manusia, gejala alam,
dan waktu. Masyarakat Palembang yang menganut sistem patrilineal dalam keluarga yang
membatasi gerak kerabat perempuan mereka. Di dalam keluarga, laki-Iaki bertugas menjaga
martabat saudara perempuan dan keluarganya. Posisi laki-Iaki tersebut banyak disimbolkan
dalam acara-acara adat sehingga dapat disimpulkan Iaki-Iaki menduduki posisi yang tinggi
dan penting . Sedangkan prinsip hubungan kekerabatan masyarakat Suku Palembang adalah
bilateral. Walaupun begitu pola menetap sesudah kawin biasanya adalah uksorilokal, karena
pasangan baru biasanya mendirikan rumah tangganya dekat lingkungan pemukiman
keluarga luas pihak perempuan. Teknologi yang ada di Palembang adalah Cap Garpu yang
merupakan jenis senjata tajam berbentuk pisau di mana dulunya pisau ini sering di pakai
sehari-hari yang di selipkan di pinggang ataupun di kaos kaki dengan dalih untuk menjaga
diri apalagi dulu terkenal sekali dengan “Tujah”, atau saat acara-acara panggung hiburan
dan hajatan yang juga di kenal dengan “Sengol Basah”. Tetapi kebiasaan tersebut sekarang
sudah banyak berkurang seiring dengan perkembangan zaman tradisi “TUJAH” sudah tidak
di agungkan lagi apalagi dengan berlakunya perda mengenai sajam di Palembang, sehingga
banyak para pembawa Cap Garpu ini merasakan dinginya hotel prodeo. Tetapi bagi sebagian
orang Cap Garpu masih tetap memiliki pamor sendiri dengan dimana banyak yang hanya
menjadi hiasan di rumah-rumah ataupun menjadi sarana untuk memasak dan keperluan
lainnya. Tetapi sampai sekarang “Cap Garpu” tidak kehilangan pamornya di kota ini. Mata
pencaharian masyarakat Palembang sebagian besar adalah petani, nelayan, dan pedagang.
Agama mayoritas disana adalah agama islam, namun ada juga penganut agama lainnya
seperti Katolik, Protestan, Buddha, dan Konghucu.

Lagu Daerah Alat Kesenian Pakaian Adat Tari tradisional Rumah Adat
Tari Gending
Melati Karangan Kolintang Songket Rumah Limas
Sriwijaya
Dek Sangke Genggong Tari Tanggai Rumah Rakit

Cuk Mak Ilang Terbangan


Source :

“√ 7+ Nama Pakaian Adat Sumatera Utara Dan Penjelasannya.” Adatindonesia.org, February


25, 2021. https://www.adatindonesia.org/pakaian-adat-sumatera-utara/.

‌Berita Hari Ini. “Lagu Daerah Sumatera Utara Dan Jenis Tariannya.” kumparan. kumparan,
September 19, 2020. https://kumparan.com/berita-hari-ini/lagu-daerah-sumatera-
utara-dan-jenis-tariannya-1uDvheQVMUO/full.

‌Muhamad Nurdin Fathurrohman. “Alat Musik Tradisional Provinsi Sumatera Utara.” Tentang
Provinsi, September 18, 2016.
https://semuatentangprovinsi.blogspot.com/2016/09/alat-musik-tradisional-provinsi-
sumatera-utara.html#:~:text=Secara%20garis%20besar%20Alat%20Musik,%2C
%20Ogung%2C%20Pangora%2C%20Taganing.&text=Doli%2Ddoli%20adalah%20alat
%20musik%20tradisional%20yang%20berasal%20dari%20Nias..

‌Marshelina Tri Utami. “5 Rumah Adat Sumatera Utara Beserta Nama Dan Gambarnya.”
POPBELA.com. Popbela.com, February 27, 2020.
https://www.popbela.com/career/inspiration/marshelina-tri-utami/gambar-dan-
nama-rumah-adat-sumatera-utara-1/5

Unknown. “7 UNSUR KEBUDAYAAN BATAK.” Blogspot.com, 2015.


http://msoecahyo.blogspot.com/2015/02/7-unsur-kebudayaan-batak.html.

“7 Unsur Kebudayaan Universal Sumatera Barat.” prezi.com, 2021.


https://prezi.com/5cwhbhiymjaf/7-unsur-kebudayaan-universal-sumatera-barat/.

“Kebudayaan Sumatera Barat Lengkap Beserta Gambar Dan Penjelasannya.”


Perpustakaan.id, April 7, 2018. https://perpustakaan.id/kebudayaan-sumatera-barat/.

“7 Jenis Pakaian Adat Sumatera Barat, Penjelasan Dan Gambar.” Talde Brooklyn, 2019.
https://taldebrooklyn.com/pakaian-adat-sumatera-barat/#:~:text=Di%20dalam
%20pakaian%20adat%20Sumatera,Barat%20dengan%20taburan%20benang
%20emas..

“· Bagaimana Sistem Kekerabatan Di Palembang Mempengaruhi Karakter Dan Cara Berpikir


Suku Palembang.” Blogspot.com, 2016.
http://limabelassastraa.blogspot.com/2016/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html.

‌“Kebudayaaan Palembang.” Blogspot.com, 2011.


http://kahfiehudson.blogspot.com/2011/06/pengertian-budaya.html.

Muhamad Nurdin Fathurrohman. “Alat Musik Tradisional Provinsi Sumatera Selatan.”


Tentang Provinsi, September 16, 2016.
https://semuatentangprovinsi.blogspot.com/2016/09/alat-musik-tradisional-provinsi-
sumatera-selatan.html.

Anda mungkin juga menyukai