Anda di halaman 1dari 7

Nama : Qutratu ‘Aini

Kelas :

Jenis Tarian yg Berasal dari Gorontalo

1. Tari Dana Dana.

@cintaindonesia
Kata dana-dana sebenarnya berasal dari kata Daya-Dayango, yang artinya adalah
menggerakkan seluruh anggota tubuh sembari berjalan. Penari Dana-dana ini biasanya
dimainkan oleh 2-4 orang laki-laki dengan iringan musik gambus serta rebana dan lagu
berisi pantun dengan tema nasihat kehidupan remaja dan percintaan. Secara tidak
langsung tarian ini memang menggambarkan remaja yang penuh gairah.

Fungsi tarian ini terbagi menjadi dua yakni sebagai tari perayaan dan tari penyambutan.
Untuk tari penyambutan biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu dan sebagai
perayaan biasanya digunakan untuk merayakan hari-hari besar adat Gorontalo. Selain
itu, tarian ini juga sering dilakukan dalam rangka promosi pariwisata.

Jika dilihat dari fungsi, tarian ini lebih sebagai ungkapan rasa syukur dan bahagia,
namun jika dilihat dari gerakan, tarian ini bisa diartikan sebagai tarian pergaulan di
masyarakat. Tidak hanya itu, tarian ini juga bisa diartikan sebagai media menyampaikan
pesan-pesan yang masih berkaitan dengan Agama Islam.
Dari segi pertunjukan, tarian ini terbagi menjadi dua jenis tarian yakni Tari Dana-Dana
klasik, serta Tari Dana Dana modern. Pada mulanya, tarian Dana-Dana hanya
diperbolehkan diperankan oleh laki-laki, namun setelah dilakukan modifikasi kemudian
terdapat penari perempuan. Namun untuk tarian modern, gerak, kostum, formasi, serta
jumlah penari lebih bervariasi tanpa meninggalkan keasliannya.

Secara keseluruhan, tarian ini lebih banyak didominasi oleh bagian tubuh yang
digerakkan secara dinamis dengan tempo yang cepat, lincah dan menarik. Namun di
luar itu semua, tarian dana-dana ini memiliki makna serta pesan yang berbeda di
dalamnya.

Sementara itu untuk bentuk kostum, tarian ini menggunakan pakaian adat yang
kemudian divariasi dengan unsur busana muslim. Dan untuk penari perempuan
menggunakan pakaian tertutup dan hijab sebagai ciri khas muslim dan pernak-pernik
aksesoris.

Untuk penari pria menggunakan busana dengan baju lengan panjang dan celana
panjang dengan penari pria menggunakan penutup kepala, sarung yang dikenakan di
pinggang. Di beberapa pertunjukan ada beberapa yang menggunakan kostum bertema
Timur Tengah sebagai bentuk kreasi dalam pertunjukan.

Tarian Dana-dana terus dilakukan pengembangan dan masih eksis hingga saat ini di
Gorontalo. Berbagai acara pemerintahan, pertunjukan seni ataupun festival budaya,
tarian ini tidak pernah absen untuk dipentaskan.
2. Tari Saronde.

@cintaindonesia
Tari Gorontalo Saronde adalah tarian yang terinspirasi atau berangkat dari tradisi
pernikahan adat masyarakat Gorontalo. Dahulu, tarian Saronde digunakan sebagai
sarana Molihe Huali yakni mengintip calon istri. Sebagaimana di berbagai kebudayaan
di nusantara, bahwa di zaman dahulu calon pengantin belum saling mengenal satu
sama lain dan hubungan kedua mempelai biasanya berawal dari perjodohan orang tua
atau keluarga.

Tarian Saronde biasanya di dilakukan oleh pria dengan wali atau orang tua di hadapan
calon istri. Sembari menari, calon pengantin pria bisa melirik ke calon pengantin
perempuan untuk mengetahui bagaimana calon istrinya. Di sisi lain, mempelai
perempuan perlu memperlihatkan bahwa dirinya sedang memperhatikan mempelai pria.

Tarian Saronde ini masih dipertahankan dalam rangkaian adat pernikahan hingga saat
ini. Hal ini sebagai upaya mempertahankan tradisi budaya yang sudah ada, selain
karena dengan adanya tarian ini momen pernikahan meninggalkan makna yang dalam
dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

Namun selain dijadikan sebagai tarian dalam pernikahan, tarian ini juga disajikan
sebagai salah satu bagian dari prosesi adat, dan sebagai tari pertunjukan. Tarian ini
sebagaimana dijelaskan sebelumnya memiliki makna khusus yakni Molihe Huali atau
menengok calon istri, namun jika dilihat dari gerakan serta penyajiannya tari dalam
pertunjukan, Tari Saronde merupakan tarian yang bersifat hiburan atau pergaulan untuk
menggambarkan rasa bahagia atau keceriaan.

Tari Saronde umumnya ditampilkan oleh penari pria dan wanita dengan saling
berpasangan. Umumnya jumlah penarinya terdiri dari 3-6 pasang penari pria dan wanita
dengan gerakan lincah salah satunya dengan memainkan selendang.

Secara umum tarian ini didominasi oleh gerakan mengayunkan kaki serta tangan ke
depan dengan cara bergantian. Penari juga sering memainkan selendang secara
berputar-putar. Selain saling berpasangan, formasi pemain juga berubah-ubah sehingga
tampak ceria dan bahagia.

Selain itu, pertunjukan tari Saronde ini biasanya diiringi dengan musik rebana serta
nyanyian vokal dengan lagu khusus Saronde. Untuk tempo musik yang dimainkan
umumnya disesuaikan dengan lagu serta gerakan tari.

Tarian Saronde masih terbilang eksis hingga sekarang dan terus dikembangkan di
Gorontalo khususnya ditampilkan dalam prosesi pernikahan adat. Namun tarian ini juga
sering ditampilkan di berbagai acara seperti pertunjukan, penyambutan tamu, festival
budaya dan berbagai acara lainnya. Berbagai variasi dan gerakan sering dilakukan agar
tampak menarik namun bukan berarti meninggalkan gerakan asli.

3. Tari Polo Palo.

@cintaindonesia
Tarian Gorontalo lainnya yakni tari Polo palo adalah salah satu seni tari dari Provinsi
Gorontalo sebagai tari pergaulan di masyarakat dan umumnya dipentaskan oleh remaja.
Kata polopalo berasal dari alat musik tradisional khas Gorontalo. Alat musik ini sejenis
idiofon atau golongan alat musik dimanah sumber bunyi berasal dari badannya sendiri.

Penari Polopalo dalam pertunjukannya umumnya menggunakan alat musik Polopalo


sebagai alat properti. Kini tarian ini sudah banyak mengalami perkembangan dan
kemudian tarian ini terbagi menjadi dua jenis. Pertama tarian Polopalo tradisional dan
kedua tarian Polopalo modern dengan perbedaan terletak pada jumlah penari. Di tarian
Polopalo tradisional penarinya tunggal dengan iringan musik yang dimainkan sendiri,
sementara tari Polopalo modern ditampilkan secara berkelompok dan menggunakan
iringan musik aransemen.

4. Tari Biteya.

Terakhir yang kita bahas di sini yakni tari Biteya, merupakan tari tradisional yang
dipentaskan oleh banyak penari bahkan lebih dari 400 penari dengan menggunakan
pakaian adat Gorontalo. Dilihat dari gerakan, tarian ini menunjukkan budaya kerja keras
masyarakat setempat yang mencari ikan di laut.
Selain sebagai wujud rasa syukur karunia Tuhan, Tari Biteya ini sering kali dijadikan
sebagai hiburan dan dijadikan pergelaran untuk menyambut tamu besar. Tarian
Gorontalo adalah tarian yang menunjukkan rasa syukur dan kebahagiaan atas berbagai
hal yang dilalui oleh manusia. Dan keempat jenis tarian Gorontalo yang disebutkan di
atas masih eksis hingga saat ini dan sering digunakan di berbagai momentum seperti
menyambut tamu, pariwisata, budaya, dan banyak lagi.

5. Selain itu, eksisnya tarian Gorontalo menjadi bukti nyata bahwa


generasi muda Gorontalo terus melanjutkan dan melestarikan budaya
tarian hingga saat ini. Dan ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi para
generasi muda lainnya untuk peduli terhadap kekayaan budaya Indonesia
secara umum dan kekayaan budaya daerah khususnya.

Tari Langga merupakan jenis tarian beladiri asal Gorontalo. Gerakan dalam
tarian Gorontalo ini diperkaya dengan budaya gerak yang berkaitan dengan
upacara adat serta beberapa aktivitas sehari hari seperti memanjat pohon
kelapa, berkebun, menyabrang sungai dan lain sebagainya. Kekuatan dari
tarian ini juga memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda beda untuk setiap
wilayah Gorontalo.

Selain sebagai tarian, tari langga juga menjadi olahraga tradisional


masyarakat Gorontalo yakni adu ketangkasan untuk mengunci atau membuka
kuncian yang disebut dengan walama.

6. Tari Tidi Da’a


Tari tidi merupakan tarian khas Gorontalo dimana kata tidi sendiri berarti tari.
Dari mulai busana, formasi tarian dan properti yang digunakan semuanya
mengandung nilai moral sehingga tarian ini tidak boleh diubah ubah.

Tarian ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Raja Eyato tahun 1672
sehingga semua unsur dalam tarian ini sangat kental dengan nilai nilai agama
Islam dan nilai moral serta nilai didik. Tari tidi da’a yang merupakan salah satu
jenis tari tidi ini tercipta tahun 1960. Lagu berjudul Chirna Monoarta diciptakan
untuk memberi makna dalam gerakan tarian lewat syair lagu. Namun untuk
yang masih ingin menampilkan tarian ini sesuai dengan aslinya, maka tetap
menggunakan iringan musik namun tanpa lagu. Dulu, penari yang melakukan
gerakan dalam tarian ini merupakan puteri raja yang menjadi pengantin
perempuan dan didampingi juga dengan kerabat istana dengan busana biru
dan juga emas yang merupakan warisan turun temurun.

manfaat.

Anda mungkin juga menyukai