Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KERAGAMAN BUDAYA
PROVINSI GORONTALO

Disusun oleh :
Dwinanda Dyta Agustina (10)

XI IPS 1
SMA NEGERI 1 GUBUG
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah sesuatu yang tidak
dapat dipungkiri keberadaannya di Indonesia. Dalam konteks pemahaman masyarakat
majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga
terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan
pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah
tersebut. Setiap Provinsi memiliki potensi kebudayaan yang berbeda-beda dan ciri
khas masing-masing. Salah satunya adalah Provinsi Gorontalo yang ada di Pulau
Sulawesi. Provinsi Gorontalo muncul dari pemekaran wilayah Era Reformasi dan
menjadi Provinsi ke-32 yang ada di Indonesia. Ibukota Provinsi Gorontalo berada
pada Kota Gorontalo. Makalah ini memberikan gambaran tentang keragaman budaya
yang ada di Provinsi Gorontalo supaya kita lebih menghargai dan mengenal Provinsi
Gorontalo.

1.2. Rumusan Masalah?


A. Bagaimana letak astronomis, georafis, dan pembagian wilayah (kota dan
kabupaten) Provinsi Gorontalo?
B. Bagaimana keragaman budaya (suku, agama, Bahasa, rumah adat, pakaian adat,
dan kesenian) Provinsi Gorontalo?
C. Apa saja potensi wilayah yang dimiliki Provinsi Gorontalo?

1.3 Tujuan

A. Untuk mengetahui letak astronomis, geografis, dan pembagian wilayah


(kota/kabupaten) Provinsi Gorontalo.
B. Untuk mengetahui keragaman budaya (suku, agama, bahasa, rumah adat, pakaian
adat, dan kesenian) yang ada di Provinsi Gorontalo.
C. Untuk mengetahui potensi wilayah yang dimiliki Provinsi Gorontalo.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Letak Astronomis, Geografis, dan Pembagian Wilayah Gorontalo

a. Letak Astronomis
Wilayah Provinsi Gorontalo yang pada zaman kolonial Belanda dikenal dengan
sebutan "Semenanjung Gorontalo" (Gorontalo Peninsula) terletak pada bagian
utara Pulau Sulawesi, tepatnya pada 0° 19′ 00” - 1° 57′ 00” LU (Lintang Utara) dan
121° 23′ 00” - 125° 14′ 00” BT (Bujur Timur).
b. Letak Geografis
Letak Provinsi Gorontalo sangatlah strategis, karena diapit oleh dua perairan,
yaitu Teluk Gorontalo atau yang lebih dikenal dengan nama Teluk Tomini di sebelah
Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Utara. Dalam catatan sejarah maritim
Nusantara, Laut Sulawesi menjadi penting karena merupakan jalur pelayaran dari
pulau Sulawesi menuju Filipina yang juga melalui jalur wilayah perairan Kesultanan
Sulu di sebelah Timur dari Negara Malaysia.

Batas wilayah Gorontalo :


 Sebelah Utara         : Laut Sulawesi
 Sebelah Timur        : Provinsi Sulawesi Utara
 Sebelah Selatan      : Teluk Tomini
 Sebelah Barat : Provinsi Sulawesi Tengah

c. Pembagian Wilayah

No Kabupaten/Kota Ibukota Luas Wilayah


1. Boalemo Tilamuta 1.521,88 km 2
2. Bone Bolango Suwawa 1.984,31 km 2
3. Gorontalo Limboto 1.750,83 km 2
4. Gorontalo Utara Kwandang 1.676,15 km 2
5. Pohuwato Marisa 4.244,31 km 2
6. Kota Gorontalo Gorontalo 79,59km 2

2.2 Keragaman Budaya Provinsi Gorontalo

a. Suku bangsa
Ada beberapa suku bangsa utama yang mendiami Provinsi Gorontalo. Suku
bangsa utama tersebut adalah suku Gorontalo, suku Bugis, suku Polahi, suku
Jawa, suku Makassar, suku Bali, dan suku Minahasa.

2
b. Agama
Berikut adalah persebaran agama yang dianut oleh penduduk Provinsi
Gorontalo berdasarkan data Kemenag Gorontalo 2016 :
No Kab/Kota Agama Jumlah
Islam Kriste Katolik Hindu Budha penduduk
n
1. Gorontalo 367.140 2.122 1.067 107 5 370.441
2. Bone Bolango 152.550 400 186 30 - 153.166
3. Boalemo 144.084 2.150 1.382 2.213 3 149.832
4. Pohuwato 136.517 7.400 1.794 1.180 5 146.896
5. Gorontalo 103.860 6.000 823 14 3 110.700
Utara
6. Kota Gorontalo 193.173 5.100 2.720 256 953 202.202
Jumlah total 1.097.324 23.172 7.972 3.800 969 1.133.237

http://gorontalo.kemenag.go.id  ›
c. Bahasa Daerah
Provinsi Gorontalo memiliki beberapa bahasa daerah antara lain :
o Bahasa Bajo biasanya dituturkan oleh masyarakat Desa Torasiaje, Kecamatan
Popayato, Kabupaten Pahuwato.
o Bahasa Gorontalo biasanya dituturkan oleh masyarakat yang berada di
Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo.
o Bahasa Minahasa biasanya dituturkan oleh masyarakat di Desa Reksonegoro,
Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. Bahasa Minahasa di wilayah
tersebut merupakan salah satu dialek bahasa Minahasa di Sulawesi, yaitu
dialek Toulur Jaton. Dengan demikian, bahasa Minahasa di Gorontalo dan
Sulawesi Utara merupakan Bahasa yang sama.

d. Rumah Adat

Provinsi Gorontalo memiliki empat rumah adat yang menjadi ciri khas, yaitu
rumah adat Dulohupa yang berada di kota Gorontalo, rumah adat Bandayo
Poboide yang berada di Limboto, rumah adat Ma’lihe atau Potiwaluya dan
yang terakhir rumah adat Gobel yang berada di Bone Bolango. Rumah adat
yang terkenal adalah rumah adat Dulohupa.

Rumah adat Dulohupa ini letaknya di Kelurahan Limba, Kecamatan Kota


Selatan, Kota Gorontalo. Rumah Dulohupa juga disebut Yiladia Dulohupa Lo
Ulipu Hulondhalo oleh penduduk Gorontalo. Rumah adat ini berbentuk rumah
panggung yang badannya terbuat dari papan dan struktur atap bernuansa
daerah Gorontalo. Selain itu rumah adat Dulohupa juga dilengkapi pilar-pilar
kayu sebagai hiasan serta lambang dari rumah adat Gorontalo dan memiliki
dua tangga yang berada di bagian kiri dan kanan rumah adat yang menjadi
simbol tangga adat atau disebut Tolitihu.
Rumah adat Dulohupa dibangun berbentuk rumah panggung. Hal ini
dilakukan sebagai penggambaran dari badan manusia yaitu atap
menggambarkan kepala, badan rumah menggambarkan badan, dan pilar

3
penyangga rumah menggambarkan kaki. Selain itu bentuk rumah panggung
juga dipilih untuk menghindari terjadinya banjir yang kala itu sering terjadi.

Rumah adat Dulohupa di Gorontalo dibangun berlandaskan prinsip-prinsip


dan kepercayaan. Bagian atap rumah adat Dulohupa terbuat dari jerami terbaik
dan berbentuk seperti pelana yaitu atap segitiga bersusun dua yang
menggambarkan syariat dan adat penduduk Gorontalo. Atap bagian atas
menggambarkan kepercayaan penduduk Gorontalo terhadap Tuhan yang
Maha Esa dan agama merupakan kepentingan utama di atas yang lainnya.
Sedangkan atap bagian bawah menggambarkan kepercayaan penduduk
Gorontalo terhadap adat istiadat serta budaya.
Pada bagian dinding depan terdapat Tange lo bu’ulu yang tergantung
di samping pintu masuk rumah adat Dulohupa. Tange lo bu’ulu ini
menggambarkan kesejahteraan penduduk gorontalo. Sedangkan bagian dalam
rumah adat Dulohupa bergaya terbuka karena tidak banyak terdapat sekat.
Selain itu di dalam rumah adat terdapat anjungan yang dikhususkan sebagai
tempat peristirahatan raja dan keluarga kerajaan.
Rumah adat Dulohupa memiliki banyak pilar-pilar kayu. Selain sebagai
penyokong karena bentuknya berupa rumah panggung, pilar-pilar tersebut
juga memiliki makna tersendiri. Pada rumah adat Dulohupa terdapat beberapa
jenis pilar yaitu, pilar utama atau wolihi berjumlah 2 buah, pilar depan
berjumlah 6 buah, dan pilar dasar atau potu berjumlah 32 buah.

Rumah adat Dulohupa Gorontalo

e. Pakaian Adat
Pakaian Adat Provinsi Gorontalo adalah Biliu dan Makuta

4
Mukuta dan Biliu merupakan sepasang pakaian adat Gorontalo yang pada
dasarnya hanya dipakai ketika ada upacara pernikahan. Mukuta digunakan
oleh mempelai pria sedangkan untuk Biliu digunakan oleh mempelai wanita.
Selain itu, Mukuta dan Biliu disusun atas kain yang berwarna kuning
keemasan serta ada pula yang berwarna ungu dan hijau.

Perlengkapan Pakaian Biliu untuk Pengantin Wanita

Beberapa aksesoris lainnya sebagai pelengkap pakaian adat Gorontalo.


Aksesoris tersebut sebagai berikut :

 Baya Lo Boute merupakan sebuah ikat kepala yang digunakan untuk


rambut mempelai wanita.
 Tuhi-tuhi atau gafah yang berjumlah tujuh. Ini juga merupakan simbol
dari tujuh kerajaan besar yang saling menjaga persaudaraan dalam
suku Gorontalo.
 Lai-lai merupakan hiasan yang menyerupai bulu burung yang berwarna
putih.
 Buohu Wulu Wawu Dehu merupakan perhiasan kalung emas yang
biasa dilingkarkan di leher.
 Kecubu atau lotidu merupakan jenis kain yang penuh dengan hiasan
pernik khas yang biasa dipakai pada dada mempelai perempuan.
 Etango merupakan sebuah ikat pinggang yang bermotif sama dengan
kecubu.
 Pateda merupakan gelang dengan warna keemasan dan berukuran
cukup lebar.
 Luobu merupakan hiasan yang menyerupai bentuk kuku dan berwarna
keemasan serta biasanya dipakai pada jari kelingking serta jari manis,
baik itu tangan kiri atau kanan.
Perlengkapan Pakaian Mukuta untuk Mempelai

Perlengkapan pakaian adat Gorontalo untuk pria memang lebih sedikit


dibanding milik mempelai wanita. Beberapa perlengkapanya:

 Tudung makuta merupakan hiasan untuk tutup kepala.


 Bako merupakan jenis kalung yang bentuknya mirip dengan yang
dipakai oleh mempelai wanita.
 Pasimeni merupakan hiasan busana yang mempunyai simbol keluarga
yang penuh dengan keharmonisan serta suasana yang damai.
f. Kesenian
1. Tarian Adat
Tarian adat Gorontalo merupakan tarian masyarakat asli Gorontalo yang
biasa diadakan setiap ada acara-acara tertentu seperti acara pernikahan dan
acara adat istiadat. Beberapa tarian khas Gorontalo, antara lain:
 Tari Dana Dana

5
Kata dana-dana pada dasarnya berasal dari kata Daya-Dayango, yang
berarti menggerakkan seluruh anggota tubuh dengan cara sambil berjalan.
 Tari Saronde
Tari Gorontalo Saronde merupakan sebuah tarian yang dulunya terinspirasi
dari tradisi pernikahan adat masyarakat Gorontalo.
 Tari Polo Palo
Tarian polo – palo merupakan salah satu seni tari yang berasal dari
Provinsi Gorontalo, yang menandakan sebagai tari pergaulan di
masyarakat Gorontalo dan biasanya tarian ini pentaskan oleh anak-anak
remaja.
 Tari Biteya
Tarian biteya merupakan tarian tradisional adat Gorontalo yang umumnya
dipentaskan oleh banyak penari bahkan lebih dari 400 penari dan biasanya
menggunakan pakaian adat Gorontalo khusus.

2. Alat Musik Daerah


Provinsi Gorontalo memiliki beberapa alat musik tradisional yaitu
Polopalo, Ganda (Gendang Gorontalo), Gambusi, Marwas, dan Wahulo.
3. Lagu Daerah
Gorontalo memiliki banyak lagu daerah. Beberapa contoh lagu Daerah
Gorontalo yaitu Binde Biluhuta, Tahuli Li Mama, Ati Olo Ati Mama, dan
Dabu-Dabu.
4. Kerajinan Khas
Gorontalo memiliki beberapa kerajinan tangan yang dibuat oleh penduduk
lokal antara lain : Kain Kawaro (kain khas Gorontalo), Songkok Gorontalo
(kopiah keranjang), Replika senjata, rumah adat, dan alat music tradisional
Gorontalo.

2.3 Potensi Wisata Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo menyimpan potensi wisata yang menarik dan tidak perlu di ragukan
lagi. Wisata yang bisa dikunjungi mulai dari sejarah, alam, dan buatan lengkap di Gorontalo.

a. Potensi Wisata Sejarah

 Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Ir. Soekarno


Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno berada dekat dengan
Danau Limboto--tepatnya terletak di Desa Iluta, Kecamtan Batudaa,
Gorontalo.
 Benteng Otanata
Benteng yang dibangun oleh Raja Ilato pada tahun 1522 ini memiliki tinggi
tujuh meter dan diameter sekitar 20 meter, yang difungsikan sebagai tempat
perlindungan dan pertahanan. Benteng Otanaha terletak di Kelurahan
Dembe 1, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Gorontalo.
 Monumen Nani Wartabone
Monumen Nani Wartabone berada tepat di depan rumah Dinas Gubernur
Provinsi Gorontalo. Monumen ini dibangun untuk mengenang jasa
pahlawan Gorontalo, dan Nani Wartabone adalah putra asli Gorontalo yang
memimpin perang di Gorontalo.

6
b. Potensi Wisata Alam

 Danau Limboto
Danau Limboto merupakan muara dari Sungai Molalahu, Sungai Daenaa,
Sungai Alo, Sungai Bionga, dan Sungai Bone Balango. Danau ini terletak di
Kota Limboto, Gorontalo, dan di beberapa sudut kecamatan seperti
Kecamatan Telaga Biru, Tilango, Telaga Jaya, Batudaa, dan Tabongo.
 Taman Laut Olele
Taman Laut Olele merupakan surga tersembunyi yang berada di Gorontalo
dengan pemandangan bawah laut yang cantik dan terumbu karang warna-
warni. Wisata bahari ini terletak di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone,
Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
 Pulo Cinta
Pulo Cinta merupakan pulau dengan pasir berbentuk hati atau love, yang
terletak di perairan Kabupaten Boalemo, tepatnya di Patoameme,
Batumoito, Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
 Air Terjun Hiyaliyo Da’a
Air Terjun Hiyaliyo Da’a masih sangat asri dan jarang dikunjungi, berada
dalam kawasan hutan lindung tepatnya terletak di Desa Didingga,
Kecamatan Biawu, Gorontalo Utara.
 Air Terjun Taludaa
Air Terjun Taludaa berada di Desa Taludaa, Kecamatan Bone Pantai,
Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
 Pulau Bitila
Pulau Bitila merupakan pulau kecil tak berpenghuni yang terletak di
kawasan Teluk Tomini tepatya di Desa Kramat, Kecamatan Paguat,
Kabupaten Pohuwatu. Pulau ini dikhususkan untuk destinasi wisata, dengan
pantai berpasir putih, air laut yang jernih, hutan kecil, dan pemandangan
bawah laut yang tak perlu diragukan.
 Pulau Diyonumo
Pulau Diyonumo merupakan pulau tak berpenghuni dan masih jarang
diketahui, sehingga pulau ini masih sangat asri. Pulau ini terletak di Desa
Deme, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo. Pulau
ini menawarkan pemandangan alam yang indah mulai dari pemandangan
laut, darat, maupun bawah laut.

c. Potensi Wisata Buatan

 Pemandingan Air Panas Lombongo


Pemandingan Air Panas Lombongo terletak di Desa Duwono, Kecamatan
Suwawa, Kabupaten Bone Bolange berjarak sekitar 19 km dari pusat kota.
 Masjid Walima Emas
Salah satu wisarta religi yang terkenal di Gorontalo tepatnya terletak di Desa
Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.
 Bukit Cinta
Wisata ini menawarkan spot foto dengan latar keindahan Teluk Tomini.
Terletak di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone
Bolango.

7
 Desa Adat Bubohu
Desa Adat Bubohu ini dikenal dengan kelestarian adat istiadatnya yang
masih kental sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk datang untuk
sekadar melihat dan belajar yang berjarak 35 km dari Bandara
Jalaludin,Gorontalo.

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Keragaman budaya yang ada di Indonesia terkhusus di Provinsi Gorontalo merupakan


anugerah Tuhan yang patut kita syukuri. Keragaman itu bukanlah penghambat dan menjadi
sebab pecah belah tetapi justru menjadi alasan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.
Gorontalo memiliki potensi-potensi budaya yang menjadikan Provinsi Gorontalo unik.

Untuk menjaga dan melesterikan keragaman tersebut masyarakat harus lebih paham,
memiliki sikap toleransi dan empati bahwa setiap daerah memiliki karakteristik masing-
masing.

8
9

Anda mungkin juga menyukai