Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama –
sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta
Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul
di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah
limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni
besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang ”jujur”. Jujur
merupakan kata yang indah untuk di dengar. Namun tidak mudah untu meng-
aplikasikannya dalam kehidupan sehari hari. Semua orang mengerti akan
maknanya namun sangat banyak yang masih mengabaikan.
Berbahayanya lagi apabila orang yang ingin berbuat jujut namun ia tidak
sepenuhnya mengetahui akan seperti apa sikap jujur itu. Jujur bersumber dari
hati yang di dasari oleh iman. Iman yang bisa mengantarkan pada kejujuran.

Rasulullah Saw. Bersabda,’’ Hendaklah kamu selalu jujur. Sesungguhnya


kebenaran membawa kepada kebajikan. Dan kebajikan membawa ke surga.
Tidak henti-hentinya seseorang yang jujur dan selalu memilih kejujuran
sehingga dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Hati-hati lah
terhadap dusta. Sesungguhnya dusat membawa kepada kejahatan. Dan
kejahatan membawa kepada neraka. Tidak henti-hentinya seseorang berdusta
sehingga dia tercatat di sisi Allah sebagai pendusta. ‘’ (HR. Al-Bukhari)
Seperti yg dikatakan dalam surah
Surah al-anfal ayat 43

‫سولِ ِه ُث َّم َل ْم َي ْر َتا ُبوا‬ ُ ‫إِ َّن َما ا ْل ُم ْؤ ِم ُنونَ ا َّلذِينَ آ َم ُنوا ِباهَّلل ِ َو َر‬
‫يل هَّللا ِ ۚ أُو ٰ َل ِئ َك ُه ُم‬
ِ ‫س ِب‬َ ‫َو َجا َهدُوا ِبأ َ ْم َوالِ ِه ْم َوأَ ْنفُسِ ِه ْم فِي‬
َ‫صا ِدقُون‬ َّ ‫ال‬
innamal-mu`minụnallażīna āmanụ billāhi wa rasụlihī ṡumma lam yartābụ
wa jāhadụ bi`amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāh, ulā`ika humuṣ-
ṣādiqụn
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

Barang kali hadits ini berkaitan dengan dua hal yakni kejujuran dan
kebohongan. Kejujuran pada akhirnya akan membawa manusia ke surga
sebaliknya kebohongan akan membawa manusia ke neraka. Kejujuran dapat
dikatakan sebagai kebenaran dalam menyampaikan suatu hal sesuai dengan
keadaan sebenarnya. Sedangkan kidzb atau dusta dan sama dengan berkata
bohong merupakan penyampaian sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya sebagaimana diketahui oleh penyampainya.

Dusta merupakan kebalikan dari sikap jujur dan keberadaannya dinilai sebagai
ahlak yang rendah dan buruk. Rasulullah Saw. Bersabda,’’empat hal yang jika
semuanya ada pada seseorang maka dia adalah munafik semurni-murninya.
Jika salah satunya ada pada dirinya maka padanya terdapat satu sifat
kemunafikan hingga dia telah membuangnya. Yaitu jika dia berbicara dia
berdusta, jika dipercaya dia berkhianat, jika berjanji dia menipu, dan jika
berbantah dia berlaku curang.’’ (HR. Al-Bukhari).

Rasulullah Saw. Pernah ditanya,’’ apakah seorang yang beriman bisa jadi
pengecut (penakut)?’’ Beliau menjawab ,’’Ya.’’ Beliau ditanya lagi,’’apakah dia
bisa menjadi kikir?’’ Beliau menjawab, Ya’’. Ketika di tanya apakah dia bisa
menjadi pendusta?’’ Beliau menjawab ,’’Tidak.’’ (HR. Malik dari Shafwan Ibn
Sulaim).
Barang kali ada beberapa orang yang berjiwa lemah dan mereka memiliki sifat
pengecut dan sangat penakut. Ada pula mereka yang begitu kikir hingga sangat
pelit. Meskipun buruk, dua macam sifat tersebut adakalanya berupa watak
atau pembawaan tabiat. Berbeda halnya dengan dusta, ia merupakan sifat
yang dibuat. Dikatakan bahwa ada kebohongan yang dikategorikan sebagai
dosa kecil dan ada pula kebohongan yang dikategorikan sebagai dosa besar.
Diantara kebohongan yang termasuk dosa besar adalah memberikan kesaksian
palsu dan bersumpah palsu.

Bukankah kejujuran adalah nilai mutlak dari keberimanan seorang mukmin?


Ketika Rasulullah ditanya apakah seorang yang beriman bisa menjadi
pendusta?’’ Beliau menjawab dengan jelas,’’ Tidak. Hal ini sedikitnya membuat
kita berpikir seberapa jauh keimanan kita saat ini yang mungkin dalam
kesehariannya tidak luput dari perbuatan dusta ?

Lihat lah saat ini, betapa kejujuran adalah suatu hal yang mahal yang tidak
mudah kita temukan di tempat manapun. Bahkan bagi mereka yang
berpendidikan tinggi, yang tampaknya sangat mampu membedakan baik dan
buruk – benar dan salah, malah sering kali terperangkap dalam mata rantai
dusta yang tidak ada ujungnya. Korupsi, kolusi dan nepotisme yang terjadi di
negeri ini bukankah sebuah simbol betapa kejujuran menjadi barang langka
yang tidak mudah untuk didapatkan?

Bukan hal yang mudah untuk menjadi seseorang yang jujur terutamanya di
dunia yang tampaknya begitu abu-abu ini. Segala sesuatu menjadi begitu
buram sehingga kebaikan dan keburukan-kebenaran dan kesalahan bercampur
baur. Maka sudah saatnya mendekatkan diri kepada pemilik kebenaran sejati
Yakni Allah Swt. Dengan segala rahmat dan bimbingan-Nya, Insya Allah kita
akan mampu menghalau segala bentuk perilaku yang tidak diridhoi-Nya, salah
satunya adalah dusta.
Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga dapat
bermanfaat. Mohon maaf jika ada ucapan atau sikap yang kurang berkenan
selama penceramahan ini berlangsung.

WaBillahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaiku Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai