Anda di halaman 1dari 10

CARA/CONTOH PENULISAN BEST

PRACTICE PEMILIHAN GURU SMA


BERPRESTASI NASIONAL 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah


Tak dapat dipungkiri bahwa guru adalah salah satu pilar utama
kemajuan pendidikan. Sementara itu, kejayaan dan kemajuan suatu
negara sangat dipengaruhi oleh sektor pendidikan. Dengan demikian
maka peran guru menjadi suatu keniscayaan dalam menentukan nasib
bangsa.
Bila ditelisik, pada dasarnya guru memiliki fungsi yang sangat
beragam, baik dalam kaitannya dengan alih pengetahuan (transfer of
knowledge) maupun dalam hal keteladanan dalam bersikap, berucap, dan
bertindak. Sebagai guru, alih pengetahuan dilakukan dalam bentuk
mengajar, membimbing, dan melatih. Sedangkan dalam hal keteladanan,
seorang guru harus mampu mendidik baik melalui penanganan langsung
pada proses maupun dalam bentuk memberikan contoh terbaik untuk
diteladani.
Menjadi seorang guru memiliki konsekuensi yang sangat luas,
dalam semua aspek kehidupan dan bagi semua kalangan. Saat seorang
guru telah mengajar dan mendidik serta memberi teladan maka tugas
utamanya tersebut tidak berhenti. Guru harus mencamkan dalam hati
bahwa setiap detik ia adalah sosok yang pantas untuk digugu dan ditiru
hingga akhir hayatnya. Ia harus menjadi orang yang dapat dipercaya dan
diteladani, baik oleh siswa maupun oleh masyarakat. Tentu saja beban dan
tanggung jawab status tersebut amatlah berat bila tidak dilandasi oleh
keikhlasan hati dan cita-cita yang luhur.
Memiliki guru yang berprestasi dan profesional tentu saja menjadi
dambaan pemerintah maupun masyarakat. Pencapaian status tersebut
juga menjadi dambaan pribadi setiap guru. Terlebih dengan diluncurkannya
program sertifikasi guru oleh pemerintah maka status tersebut tidaklah
menjadi sekadar kebutuhan, akan tetapi menjadi tuntutan dan kewajiban.
Setiap guru hendaknya selalu berupaya untuk memenuhi berbagai
persyaratan maupun kriteria untuk menjadi profesional dan berprestasi. Hal
ini didasari oleh kenyataan bahwa tunjangan profesi guru yang nota
bene meningkatkan penghasilan guru seharusnya termanfaatkan bukan
saja untuk peningkatan kesejahteraan namun juga demi pembuktian diri
sebagai tenaga profesional yang handal. Seorang guru harus mampu
membuktikan bahwa dirinya pantas memeroleh penghasilan lebih besar
dengan meningkatkan prestasi dan profesionalitas mereka. Kinerja mereka
hendaknya jauh lebih baik dan meningkat dibandingkan sebelum sertifikasi.
Hal yang penting untuk dicatat adalah bahwa semua upaya tersebut harus
dilandasi oleh kejujuran baik dalam pelaksanaan tugas pembelajaran
sehari-hari maupun dalam pengembangan profesi serta pengembangan
diri.

B.   Permasalahan
Berdasarkan tuntutan penciptaan keadaan dan pemenuhan prestasi
dan profesionalitas guru dengan dilandasi kejujuran seperti tertuang dalam
latar belakang, maka permasalahan yang diungkap tulisan ini didasari oleh
kenyataan banyaknya guru yang tidak jujur dalam mengajukan Daftar
Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) untuk kenaikan pangkat, berupa:
1.    Tulisan publikasi ilmiah (umumnya Penelitian Tindakan Kelas) bukan
hasil karya sendiri melainkan dibuatkan oleh pihak lain dan atau bersumber
dari internet (menjiplak).
2.    Menggunakan sertifikat pelatihan (pengembangan diri) yang diragukan
keasliannya dan laporan kegiatannya juga dibuatkan oleh pihak lain dan
atau sama dengan tulisan guru lain (menjiplak).

Dengan demikian, permasalahan yang dikedepankan dalam tulisan


ini adalah bagaimanakah cara untuk menghilangkan praktik-praktik yang
tidak jujur dalam pengusulan berkas kenaikan pangkat guru?

C.   Strategi Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah yang dipilih untuk menghadapi ketidakjujuran
sejumlah guru dalam mengusulkan DUPAK sangat terkait dengan posisi
saya sebagai salah satu anggota Tim Penilai Angka Kredit Jabatan
Fungsional Guru Kota Palopo sejak Januari 2015. Strategi yang ditempuh
adalah melakukan penyadaran dan memberikan efek jera terhadap guru
yang bersangkutan agar tidak melakukan lagi berbagai bentuk
ketidakjujuran atau kecurangan. Selain itu, juga diyakini bahwa dampak
yang sama akan berpengaruh terhadap guru lain yang belum mengajukan
DUPAK yaitu mereka tidak akan melakukan pemalsuan maupun tindakan
penjiplakan dalam usulan kenaikan pangkat mereka. Strategi tersebut
ditempuh dalam upaya untuk menghentikan dan mencegah terjadinya
ketidakjujuran serupa.
Langkah-langkah atau tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam
mencegah dan menghentikan terjadinya penjiplakan dan pemalsuan
publikasi ilmiah dan pengembangan diri adalah:
1.    Semua anggota tim penilai membuat kesepakatan untuk melakukan
penilaian secara profesional dan tidak berkompromi dengan dokumen
palsu ataupun penjiplakan.
2.    Saat dilakukan pemeriksaan berkas DUPAK, saya mencari di internet
melalui search engine dengan mengetik sebagian atau seluruh judul karya
tulis guru. Selanjutnya, hasil pencarian tersebut ditelusuri lebih jauh untuk
mencari kesamaan isi dokumen.
3.    Saya menggunakan software online
(www.plagscan.com, www.plagtracker.com, atau lainnya) untuk mengecek
paragraf tertentu – misalnya yang terdapat dalam abstrak, rumusan
masalah, kajian pustaka, hasil, pembahasan, dan simpulan – untuk
mengetahui seberapa banyak kesamaan isi dokumen yang diperiksa
dengan data di internet.
4.    Memeriksa dengan teliti karya tulis guru terutama konsistensi data dan
bagian-bagian tulisan serta lampiran sebagai bukti fisik pelaksanaan
pembelajaran.
5.    Menyampaikan laporan penolakan sesuai dengan temuan dalam karya
tulis yang diperiksa.
6.    Tindakan yang sama juga tetap saya terapkan bagi guru-guru sejawat
saya di SMA Negeri 3 Palopo. Tidak ada perbedaan tindakan dalam
pemeriksaan berkas, saya menjalankan amanah sebagai pemeriksa
DUPAK dengan penuh rasa tanggung jawab.
7.    Terkhusus bagi sejawat guru dari SMA Negeri 3 Palopo yang akan
mengajukan DUPAK saya membuka pintu untuk dimintai saran dalam
mengatasi kendala yang mereka hadapi.

BAB II
IMPLEMENTASI BEST PRACTICE

A.   Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah


Strategi pencegahan dan penghentian tindakan penjiplakan dan
pemalsuan dokumen publikasi ilmiah maupun dokumen pengembangan
diri dilakukan dengan sejumlah alasan, yaitu:
1.      Tindakan penjiplakan dan pemalsuan dokumen telah terjadi secara luas
dalam kalangan guru terkait usulan kenaikan pangkat. Bahkan kegiatan
tersebut terjadi sejak lama ketika seorang guru hendak mengusulkan
kenaikan pangkat ke IV/b sebelum pemberlakuan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Bahkan seseorang dapat naik pangkat ke IV/b hanya dengan menyetor
berkas utama (SK pangkat terakhir dan Penetapan Angka Kredit lama) dan
sejumlah uang yang nilainya 4-7 juta rupiah.
2.      Tindakan ketidakjujuran serupa ternyata telah merambat hingga ke guru-
guru muda yang hendak mengusulkan kenaikan pangkat dari golongan III/b
ke golongan III/c yang telah diwajibkan untuk membuat publikasi ilmiah dan
pengembangan diri sesuai Permeneg PAN & RB Nomor 16 Tahun 2009.
Bahkan guru bergolongan III/a pun telah ditengarai melakukan
ketidakjujuran dalam dokumen pengembangan dirinya untuk naik pangkat
ke golongan III/b.
3.      Upaya penghentian dan pencegahan tindakan tidak jujur dalam
pengusulan kenaikan pangkat agaknya dapat dilakukan pada saat
pemeriksaan berkas DUPAK di tingkat kabupaten/kota. Sebab sejak tim
Kota Palopo memeriksa dengan sangat ketat, banyak kabar terdengar
bahwa lebih mudah melalui pemeriksaan DUPAK di tingkat provinsi.
4.      Guru adalah profesi terhormat dan mulia. Oleh sebab itu, sepatutnyalah
jika setiap guru menjunjung tinggi akhlak mulia dalam segala aspek
kehidupannya. Terlebih lagi bahwa usulan kenaikan pangkat terkait erat
dengan status profesionalitas pekerjaan guru. Apalagi sebagian besar guru
telah disertifikasi dengan label guru profesional sehingga sangat pantas
bila seorang guru dapat membuktikan keprofesionalan mereka melalui
karya-karya dan prestasi-prestasi yang mengagumkan hasil ide dan
pemikiran sendiri, bukan jiplakan apalagi pemalsuan.
5.      Tindakan tidak jujur yang dilakukan oknum guru untuk kenaikan
pangkatnya harus segera dihentikan karena akan menjadi borok yang
menahun dan sulit disembuhkan. Bila upaya tersebut tidak berhasil maka
mustahil reformasi mental dan penumbuhan karakteristik positif bangsa
yang dicanangkan pemerintah dapat dilakukan. Bila seorang guru saja
tidak malu kalau berbuat tidak jujur mana mungkin ia dapat menjadi
teladan bagi siswa dan masyarakat.
6.      Pemberlakuan penilaian kinerja melalui Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
tidak akan berhasil mengidentifikasi dan menemukan perbedaan kinerja
antar pegawai/guru bila berbagai tindakan curang masih terjadi. Oleh
karena itu, SKP hendaknya disusun sesuai standar minimal tugas pokok
dan fungsi pegawai/guru dan penilaian pencapaian targetnya harus
dilakukan secara sungguh-sungguh dan teliti serta mengedepankan
obyektivitas dan profesionalisme.
7.      Pemilihan strategi pencegahan dan penghentian penjiplakan dan
pemalsuan dokumen DUPAK didasari oleh prinsip bahwa sesuai
kewenangan kami sebagai tim penilai hanya sebatas itulah yang mampu
untuk dilakukan dan tetap taat aturan. Selain itu, strategi tersebut juga
dipandang sebagai yang paling ampuh dan mudah untuk diterapkan
namun memberikan efek jera yang cukup mumpuni untuk menghentikan
tindak ketidakjujuran guru dalam menyusun DUPAK. Strategi tersebut juga
dapat mencegah tindakan serupa agar tidak dilakukan oleh guru lain sebab
berita tentang ketatnya pemeriksaan DUPAK akan tersebar sehingga tidak
akan berbuat curang dalam penyusunan DUPAK mereka.
8.      Tindakan pencegahan dan penghentian ketidakjujuran guru hendaknya
diikuti pula dengan pemberian contoh. Oleh karena itu, secara pribadi saya
selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik sekuat kemampuan saya dan
berusaha memberikan contoh yang baik yang saya bisa.

B.   Implementasi strategi pemecahan masalah


Penerapan strategi pemecahan masalah yang dipilih dalam upaya
mencegah dan menghilangkan praktik tidak jujur dalam pengusulan
DUPAK guru dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1.      Setelah mendapat surat tugas untuk memeriksa DUPAK di tingkat Kota
Palopo, semua anggota tim penilai dan ketua tim serta staf sekretariat
melakukan rapat. Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas secara
teknis pelaksanaan pemeriksaan, misalnya penentuan tempat dan waktu
pelaksanaan. Selain itu, juga dilakukan persiapan alat dan bahan alat tulis
kantor serta format-format yang dibutuhkan selama masa pemeriksaan.
2.      Rapat tersebut juga memutuskan beberapa kesepakatan yang harus
diterapkan seperti pengetatan pemeriksaan publikasi ilmiah dan karya
inovatif, penolakan terhadap dokumen identik atau jiplakan, dan penolakan
terhadap dokumen palsu.
3.      Semua kesepakatan diputuskan dengan sepengetahuan dan dukungan
pimpinan Dinas Pendidikan.
4.      Sekretariat tim penilai menyampaikan ke setiap kepala sekolah melalui
surat tentang pemeriksaan DUPAK oleh tim Kota Palopo sesuai ketentuan
dalam Permeneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 dan diterapkan
secara konsekwen.
5.      Pengecekan keaslian karya publikasi ilmiah (karya tulis ilmiah) dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:
a.      Memeriksa silang semua karya tulis yang diusulkan untuk mencari tahu
adanya kesamaan maupun kemiripan.
b.      Memeriksa dokumen melalui internet (search engine) dengan mengetik
sebagian atau seluruh judul karya tulis guru. Selanjutnya, hasil pencarian
tersebut ditelusuri lebih jauh untuk mencari kesamaan isi dokumen.
c.      Pemeriksaan melalui internet menggunakan software online
(www.plagscan.com, www.plagtracker.com, atau lainnya) untuk mengecek
paragraf tertentu – misalnya yang terdapat dalam abstrak, rumusan
masalah, kajian pustaka, hasil, pembahasan, dan simpulan – untuk
mengetahui seberapa banyak kesamaan isi dokumen yang diperiksa
dengan data di internet. Kemudian laman yang memuat dokumen serupa
atau mirip saya kunjungi untuk melihat lebih jauh seberapa banyak
kemiripan yang terjadi.
d.      Pemeriksaan konsistensi identitas, data, dan gaya penulisan untuk
mengidentifikasi karya yang palsu.
e.      Pemeriksaan aspek Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten (APIK) isi untuk
menilai kebenaran dan keberterimaan karya ilmiah.
f.        Pemeriksaan kelengkapan komponen karya tulis dan lampiran serta
bukti fisik pelaksanaan PBM dan penelitian.
6.      Pemeriksaan keaslian sertifikat dan berkas laporan pengembangan diri
untuk menghindari penggunaan sertifikat palsu dan penjiplakan
laporannya.
7.      Penyampaian laporan penolakan sesuai dengan temuan dalam karya
tulis dan berkas DUPAK yang diperiksa melalui staf sekretariat tim penilai
kepada guru yang bersangkutan.
8.      Beberapa hal khusus yang saya lakukan bagi sejawat guru di SMA
Negeri 3 Palopo antara lain adalah:
a.    Meminta mereka berkomitmen untuk membuat sendiri karya publikasi
ilmiah dan bukan dibuatkan ataupun hasil jiplakan.
b.    Meminta mereka untuk menggunakan dokumen asli milik sendiri terkait
dengan pengembangan diri yang mereka ikuti dan membuat laporannya
secara mandiri pula.
c.     Memberikan motivasi dan informasi agar mereka dapat mengikuti
berbagai lomba, khususnya karya ilmiah dan juga pelatihan ataupun
kegiatan ilmiah lainnya bertaraf nasional, regional ASEAN, dan
internasional yang informasinya terdapat di internet.
d.    Memberikan motivasi untuk berbuat yang terbaik dan berinovasi dalam
mengajar lalu menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah.
e.    Memberikan motivasi untuk belajar menyusun sendiri DUPAK masing-
masing agar menambah pengalaman pribadinya.
f.      Menyampaikan koreksi dan saran perbaikan atas karya publikasi ilmiah
yang mereka buat bila dimintai pendapat.
g.    Mengusulkan kepada kepala sekolah untuk melaksanakan pelatihan
publikasi ilmiah dan karya inovatif khusus untuk guru-guru SMA Negeri 3
Palopo. Kepala sekolah menunjuk saya sebagai salah seorang
pematerinya. Pelatihan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 7-8 dan
14-15 Desember 2015.
h.    Tindak lanjut dari pelatihan tersebut adalah setiap guru diwajibkan untuk
menghasilkan karya publikasi ilmiah minimal satu buah dalam satu tahun.
Disediakan pembimbing dan konsultan bagi setiap guru yang terdiri dari
sejumlah guru senior yang dipandang cakap dan saya bertindak sebagai
konsultan umum.
i.      Saya senantiasa berusaha untuk memberikan contoh dalam berbuat,
misalnya secara aktif mengikuti berbagai lomba karya ilmiah maupun
lomba lainnya baik khusus untuk guru maupun untuk umum. Alhamdulillah
sejak saya bertugas di SMA Negeri 3 Palopo pada bulan April 2014, saya
berhasil memberikan bukti kesungguhan dengan menjadi The Third Winner of
SEAMEO Science Teacher Award for Best Research Paper Presentation and Innovation in
Science Teaching Development di Solo, 25-28 September 2014 dan Pemenang Karya Tulis
Ilmiah dalam Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional di Jakarta, 21-24
November 2015. Selain itu, dalam kurun waktu yang sama saya juga telah mengikuti pelatihan
bertaraf nasional di Makassar, Bandung, dan Bali.
  
C.   Hasil atau dampak yang dicapai dari strategi yang dipilih
Setelah melakukan tiga periode penilaian dan menjalankan
beberapa metode di SMA Negeri 3 Palopo, maka diperoleh beberapa hasil
yang cukup menggembirakan, yaitu:
1.      Jumlah atau persentase penolakan berkas DUPAK akibat penjiplakan
karya tulis ilmiah dan laporan pengembangan diri cenderung menurun.
2.      Jumlah atau persentase penggunaan sertifikat palsu juga mengalami
penurunan.
3.      Antusiasme guru-guru dalam mengikuti kegiatan pengembangan diri
berupa pelatihan penulisan karya ilmiah semakin meningkat. Hal ini
dibuktikan secara langsung dengan membandingkan beberapa pelatihan
saat saya menjadi pemateri (narasumber).
4.      Antusiasme guru-guru untuk menulis karya publikasi ilmiah dan karya
inovatif cenderung meningkat. Hal ini dialami sendiri oleh penulis yang
sering menjadi tempat bertanya tentang penulisan publikasi ilmiah oleh
guru lain, baik dari sekolah sendiri maupun dari sekolah lain. Umumnya
mereka tengah melakukan penelitian dan atau menulis laporan penelitian
tindakan kelas.

Berbagai kondisi tersebut menunjukkan bahwa secara umum ada


pola kecenderungan terjadi peningkatan kejujuran guru dalam menyusun
DUPAK. Diharapkan peningkatan trend positif tersebut terus terjadi hingga
pada akhirnya digapai masa saat semua guru dapat mengukir prestasi
gemilang dan meningkatkan profesionalismenya dengan dilandasi
kejujuran.

D.   Kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang


dipilih
Pelaksanaan strategi yang dipilih untuk mencegah dan mengatasi
ketidakjujuran guru dalam menyusun DUPAK bukan tanpa kendala.
Demikian pula dalam upaya membangun semangat guru SMA Negeri 3
Palopo untuk berinovasi dan penulis publikasi ilmiah. Adapun beberapa
kendala yang dihadapi adalah:
1.  Pandangan sinis maupun ungkapan rasa kurang senang atau rasa tidak
puas terhadap tim penilai banyak datang dari guru-guru yang telah ditolak
usulan DUPAK-nya. Padahal proses pemeriksaan dan penilaian telah
dijalankan sesuai standar dan juknis.
2.  Pemeriksaan berkas DUPAK berjalan lebih lambat sebab menuntut tingkat
ketelitian tinggi dalam upaya pencegahan penjiplakan.
3.  Terbuka peluang terjadinya standar ganda dalam penilaian sebab tidak
semua anggota tim penilai memiliki kompetensi dan tingkat ketelitian yang
sama dalam memeriksa karya publikasi ilmiah dan karya inovatif serta
pemeriksaan sertifikat dan laporan pengembangan diri. Hal ini
menimbulkan persepsi yang salah tentang kompetensi penilai, yaitu
terdengar komentar bahwa publikasi ilmiah yang sama mutunya dapat lolos
penilaian pada seorang penilai sedangkan pada penilai lainnya tidak
berhasil.
4.  Bila penerapan DUPAK tahunan diberlakukan maka anggota tim penilai
akan sangat kewalahan dalam memeriksa ribuan berkas sebab anggota
tim penilai hanya empat orang. Apabila tetap dilaksanakan maka
kemungkinan besar akan sangat lama atau bila dipercepat maka mutu
hasil pemeriksaan akan jauh lebih rendah.
5.  Anggaran honor untuk penilai mengalami penurunan sehingga menjadi
sangat tidak sebanding dengan beban kerja dan beban moral yang
ditanggung.
6.  Pengalaman di SMA Negeri 3 Palopo, sejumlah guru senior berkurang
semangatnya karena sudah hampir memasuki usia pensiun, misalnya 5
-10 tahun lagi. Padahal waktu tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk
berbuat yang terbaik demi pengembangan profesionalisme.
7.  Tidak dapat dipungkiri kalau ternyata masih banyak guru yang belum
termotivasi untuk menghasilkan karya dan mengukir prestasi serta
meningkatkan profesionalisme mereka, termasuk guru muda.
8.  Kurangnya ajang lomba ilmiah untuk guru di daerah baik tingkat
kabupaten/kota maupun tingkat provinsi sehingga masih kurang pemicu
bagi guru untuk berkarya. Pada dasarnya banyak guru yang dapat
menghasilkan karya namun untuk diikutkan dalam ajang tingkat nasional,
apatah lagi tingkat internasional seringkali mereka tidak percaya diri. Itulah
sebabnya guru dari Sulawesi Selatan yang aktif dalam lomba tingkat
nasional sangat kurang jumlahnya dibandingkan dengan guru dari pulau
Jawa, misalnya.
9.  Apresiasi maupun penghargaan bagi guru-guru yang telah mengukir
prestasi di tingkat nasional maupun internasional sangat minim bahkan
tidak ada dari pemerintah daerah. Hal ini lambat laun dapat membekukan
kreativitas guru yang ada.
10.  Masih ada oknum memanfaatkan kesempatan dalam memalsukan dan
membuatkan publikasi ilmiah dan laporan pengembangan diri bagi guru
yang tidak mau repot membuat sendiri.
E.    Faktor-faktor pendukung
Beberapa faktor pendukung yang memungkinkan strategi
pemecahan masalah dapat terus diterapkan antara lain adalah:
1.    Tim penilai memiliki komitmen yang tinggi untuk tetap menjalankan
pemeriksaan dengan ketat sesuai peraturan yang berlaku.
2.    Dukungan dari pimpinan Dinas Pendidikan juga tinggi terhadap
pelaksanaan pemeriksaan yang ketat.
3.    Terdapat sejumlah lembaga baik swasta maupun pemerintah yang
bergerak di bidang pendidikan sering melaksanakan pelatihan dan seminar
atau kegiatan ilmiah lainnya untuk peningkatan kompetensi guru. Dengan
demikian para guru mendapat kesempatan yang luas untuk melakukan
pengembangan diri sekaligus meningkatkan kompetensi dalam penulisan
publikasi ilmiah yang disyaratkan dalam Permeneg PAN & RB Nomor 16
Tahun 2009.
4.    Dinas Pendidikan selalu melakukan pembinaan terhadap guru baik
secara langsung maupun melalui kepala sekolah dalam rangka
meningkatkan kesadaran guru untuk melakukan aktivitas profesional
secara jujur dan bertanggung jawab.
5.    Kesadaran pribadi guru khususnya yang telah tersertifikasi secara relatif
telah membaik untuk memanfaatkan tunjangan yang diterimanya demi
peningkatan aktivitas yang menunjang prestasi dan profesionalitasnya.

F.    Alternatif pengembangan
Pengembangan strategi yang diterapkan dalam upaya mencegah
dan mengurangi tindak ketidakjujuran dalam pengusulan DUPAK guru
dapat dilakukan dengan cara:
1.    Dinas Pendidikan harus menjadwalkan pembinaan terhadap guru dalam
rangka peningkatan kompetensi khususnya dalam publikasi ilmiah.
Pembinaan tersebut dapat berupa pelatihan, lomba karya tulis, dan lomba
inovasi pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk membuka peluang yang
lebih banyak bagi guru untuk menunjukkan prestasi dan profesionalitas.
Selain itu, pembinaan tersebut dapat memicu semangat guru untuk
berperilaku jujur dalam menyusun publikasi ilmiah.
2.    Pengawas sekolah dapat diberi tugas khusus untuk memonitor aktivitas
ilmiah guru misalnya mencatat semua guru binaannya yang melakukan
penelitian dan mengikuti pengembangan diri setiap bulan. Pencatatan
tersebut dilakukan secara rutin hingga diketahui perkembangan atau
kemajuan penelitian yang dilakukan oleh guru hingga selesai penulisan
laporan penelitiannya. Hasil monitor tersebut selanjutnya dilaporkan
kepada Dinas Pendidikan untuk dijadikan data acuan dalam pemeriksaan
DUPAK guru. Dengan demikian, tim penilai dapat memastikan bahwa guru
yang diperiksa DUPAK-nya betul telah melaksanakan penelitian dan
pengembangan diri sesuai usulan yang dibuatnya. Oleh sebab itu,
pengawas sekolah harus memiliki komitmen dan integritas yang tinggi agar
proses monitoring tersebut sungguh-sungguh dapat mendorong semangat
guru untuk berbuat dan melakukan aktivitas ilmiah dengan jujur.
3.    Kepala sekolah sebagai pejabat penilai yang langsung bersentuhan
dengan guru harus memiliki komitmen dan integritas yang tinggi. Kepala
sekolah hendaknya secara sungguh-sungguh memastikan bahwa karya
tulis yang diajukan oleh guru betul merupakan karya asli dan telah
dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas.

BAB III
KESIMPULAN & REKOMENDASI OPERASIONAL

A.   Rumusan Simpulan Secara Lugas dan Cermat


Status guru sebagai profesi harus sesuai dengan pelaksanaannya.
Guru yang telah disertifikasi hendaknya dapat membuktikan diri sebagai
seorang yang profesional. Profesionalitas tersebut tergambar dalam
bersikap, bertutur, dan bertingkah yang dapat menjadi teladan bagi siswa
dan masyarakat. Seorang guru yang telah tersertifikasi setidaknya dapat
membuktikan diri memiliki prestasi kerja secara profesional dan dilandasi
dengan tindakan yang jujur.
Oleh sebab itu, upaya membangun guru yang berprestasi dan
profesional dengan dilandasi kejujuran adalah suatu keharusan. Bila
semua guru telah berstatus profesional, berprestasi, dan jujur maka
Indonesia akan menjadi jauh lebih maju.
Salah satu praktik ketidakjujuran yang banyak terjadi dan harus
dihentikan segera adalah dalam pengusulan berkas kenaikan pangkat
guru. Banyak oknum guru yang dibuatkan publikasi ilmiahnya dan atau
melakukan penjiplakan karya ilmiah orang lain. Selain itu, juga ditemukan
pemalsuan dokumen pengembangan diri berupa sertifikat pelatihan dan
laporan pengembangan diri hasil jiplakan. Hal ini tentulah bertolak
belakang dengan status profesional yang disandang guru. Bila guru
melakukan ketidakjujuran maka pasti tidaklah pantas untuk diteladani baik
oleh siswa maupun masyarakat.
Upaya untuk menghentikan praktik tidak jujur dalam pengusulan
kenaikan pangkat dilakukan dengan menerapkan pemeriksaan DUPAK
secara ketat dan sesuai Permeneg PAN & RB Nomor 16 Tahun 2009.
Sebagai tim penilai saya berkomitmen untuk melaksanakan penilaian
secara profesional demi menghapus praktik penjiplakan publikasi ilmiah
dan pemalsuan dokumen pengembangan diri. Komitmen tersebut juga
didukung oleh seluruh anggota tim dan unsur pimpinan Dinas Pendidikan
Kota Palopo. Hasil yang diperoleh adalah terjadinya pengurangan bentuk
ketidakjujuran tersebut dari waktu ke waktu. Tentu saja hal ini sangat
menggembirakan.
Sebagai guru di SMA Negeri 3 Palopo, secara pribadi saya selalu
berusaha melakukan yang terbaik yang saya mampu. Saya memberikan
contoh dalam berinovasi dalam mengajar, membuat karya ilmiah dan
penelitian, mengikuti berbagai ajang lomba dan pelatihan baik tingkat
nasional maupun internasional. Saya juga memberikan motivasi terutama
kepada guru muda untuk berbuat dan memanfaatkan waktu luang dan
peluang untuk membuktikan diri melalui prestasi dan profesionalisme
dengan dilandasi kejujuran.

B.   Rumusan Rekomendasi Operasional untuk Implementasi Temuan


Rumusan rekomendasi yang dapat diterapkan sebagai
implementasi temuan sekaligus menjadi syarat keberhasilan strategi
pemecahan masalah adalah:
1.    Pembentukan tim penilai dengan komitmen, integritas, dan profesionalitas
tinggi untuk mencegah dan mengurangi ketidakjujuran oknum guru dalam
berkas DUPAK.
2.    Dinas Pendidikan harus memberikan dukungan moril dan materiil yang
memadai bagi pelaksanaan pemeriksaan DUPAK.
3.    Pengawas sekolah dan kepala sekolah harus melaksanakan monitoring
terhadap aktivitas ilmiah guru secara rutin dan terpercaya demi
menyediakan data akurat untuk dijadikan dasar penilaian DUPAK guru.
4.    Penyampaian informasi secara akurat kepada semua guru tentang
standar penilaian DUPAK dan upaya pengetatan proses penilaiannya.
5.    Pelaksanaan pemeriksaan DUPAK yang objektif dan sesuai ketentuan
yang berlaku.
6.    Penyampaian hasil pemeriksaan secara terbuka dan bertanggung jawab
untuk menghindari kesalahpahaman antara penilai dan guru.
7.    Dinas Pendidikan dan lembaga terkait lain hendaknya melaksanakan
pelatihan secara reguler untuk memperbanyak peluang guru dalam
mengikuti kegiatan ilmiah dan pengembangan diri. Selain itu juga dapat
melaksanakan lomba ilmiah untuk memotivasi guru dalam berkarya dan
berprestasi.
8.    Pemerintah daerah hendaknya memberikan apresiasi dan penghargaan
terhadap guru yang telah mengukir prestasi di berbagai ajang dan
tingkatan untuk memberikan motivasi bagi guru lainnya.

Demikian ulasan saya terkait dengan upaya membangun guru


meraih prestasi dan profesionalisme dengan kejujuran. Semoga segala
upaya tersebut dapat diridai oleh Allah Swt. untuk kemajuan pendidikan di
Indonesia.
Bila ada kata yang salah mohon diperbaiki dan atas semua
kekhilafan mohon dimaafkan. Terima kasih.
Wassalam,

MUJAHIDIN AGUS
NIP. 19690817 200012 1 005
Guru Geografi
SMA Negeri 3 Palopo 

Anda mungkin juga menyukai