Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Tugas KMB Cardiovaskuler yang berjudul : Defek Septum
Atrium Penyakit Jantung Bawaan.
Kami juga mengucapkan terimah kasih kepada ibu pembimbing dan semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Mahasisw
2
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................5
2.2 klasifikasi.......................................................................................7
2.3 Etiologi...........................................................................................7
2.5 Patofisiologi...................................................................................9
2.6 Komplikasi.....................................................................................10
2.8 Penatalaksanaan.............................................................................11
3
BAB III ASKEP TEORI..........................................................................15
3.1 Pengkajian...........................................................................................15
BAB IV PENUTUP...................................................................................23
4.1 Kesimpulan..................................................................................23
4.2 Saran............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................24
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Atrial septal defeck ( ASD ) adalah penyakit jantung bawaan lubang (defek)
pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi
interatrial semasa janin, atrial septal defect adalah suatu lubang pada dinding (septum)
yang memisahkan jantung bagian atas ( atrium kiri dan kanan ).
Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan atrium kanan dengan
atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup ( Markum, 1991).
ASD adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. (Sudigdo
Sastroasmoro, 1994).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Atrial
Septal Defect ( ASD ) penyakit jantung bawaan dimana terdapat lubang ( defek ) pada
sekat atau septum interatrial yang memisahkan atrium kiri dan kanan yang terjadi
karena kegagalan fusi septum interatial semasa janin.
2.2 Klasifikasi
c. Sinus venosus defek, lubang berada di antara vena kava superior dan atrium
kanan
2.3 Etiologi
7
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD.
1. Faktor Prenatal
2) Ibu alkoholisme
2. Faktor Genetik
5) Faktor Hemodinamik
Tekanan di atrium kiri lebih tinggi dari pada tekanan di natrium kanan sehingga
memungkinkan aliran darah dari atrium kiri ke atrium kanan
8
jantung (aritmia). Gejala yang muncul pada masa bayi dan kanak-kanak adalah adanya
infeksi saluran nafasbagian bawah berulang, yang ditandai dengan keluhan batuk dan panas hilang
timbul (tanpapilek). Selain itu gejala gagal jantung (pada ASD besar) dapat berupa sesak
napas, kesulitanmenyusu, gagal tumbuh kembang pada bayi atau cepat capai saat
aktivitas fisik pada anak yang lebih besar. Selanjutnya dengan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang seperti elektro-kardiografi (EKG), rontgent dada dan echo-
cardiografi, diagnosis ASD dapat ditegakkan.
5) Pada kelainan yang sifatnya ringan sampai sedang, mungkin sama sekali
2.5 Patofisiologi
Penyakit dari penyakit jantung kongentinal ASD ini belum dapat dipastikan
banyak kasus mungkin terjadi akibat aksi trotogen yang tidak diketahui dalam
trisemester pertama kehamilan saat terjadi perkembangan jantung janin. Pertama
kehidupan status, saat struktur kardiovaskuler terbentuk kecuali duktus arteriosis paten
yaitu saluran normal untuk status yang harus menututp dalam beberapa hari pertama.
Darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui defek sekat
ini. Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada atrium kiri dan kanan tidak
begitu besar (tekanan pada atrium kiri 6 mmHg sedang pada atrium kanan 5 mmHg) .
Adanya aliran darah menyebabkan penambahan beban pada ventrikel kanan, arteri
9
pulmonalis, kapiler paru-paru dan atrium kiri. Bila shunt besar, maka volume darah
yang melalui arteri pulmonalis dapat 3-5 kali dari darah yang melalui aorta.
Dengan bertambahnya volume aliran darah pada ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis. Maka tekanan pada alat–alat tersebut naik., dengan adanya kenaikan
tekanan, maka tahanan katup arteri pulmonalis naik, sehingga adanya perbedaan
tekanan sekitar 15 -25 mmHg. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu bising
sistolik ( jadi bising sistolik pada ASD merupakan bising dari stenosis relatif katup
pulmonal ). Pada valvula trikuspidalis juga ada perbedaan tekanan, sehingga disini juga
terjadi stenosis relatif katup trikuspidalis sehingga terdengar bising diastolik.
Karena adanya penambahan beban yang terus menerus pada arteri pulmonalis,
maka lama kelamaan akan terjadi kenaikan tahanan pada arteri pulmunalis dan
akibatnya akan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen. Tapi kejadian
ini pada ASD terjadinya sangat lambat ASD I sebagian sama dengan ASD II. Hanya
bila ada defek pada katup mitral atau katup trikuspidal, sehingga darah dari ventrikel
kiri atau ventrikel kanan mengalir kembali ke atrium kiri dan atrium kanan pada waktu
systole. Keadaan ini tidak pernah terjadi pada ASD II.
Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah
sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi
dan sianosis.
2.6 Komplikasi
1) Endokarditis
3) Aritmia
4) Henti jantung
10
Sebagian besar penderita ASD tidak menampakkan gejala (asimptomatik)
pada masa kecilnya, kecuali pada ASD besar yang dapat menyebabkan kondisi
gagal jantung di tahunpertama kehidupan pada sekitar 5% penderita. Kejadian gagal
jantung meningkat pada dekade ke-4 dan ke-5, dengan disertai adanya gangguan
aktivitas listrik jantung (aritmia). Gejala yang muncul pada masa bayi dan kanak-
kanak adalah adanya infeksi saluran nafasbagian bawah berulang, yang ditandai
dengan keluhan batuk dan panas hilang timbul (tanpapilek). Selain itu gejala gagal
jantung (pada ASD besar) dapat berupa sesak napas, kesulitanmenyusu, gagal
tumbuh kembang pada bayi atau cepat capai saat aktivitas fisik pada anak yang lebih
besar. Selanjutnya dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti
elektro-kardiografi (EKG), rontgent dada dan echo-cardiografi, diagnosis ASD
dapat ditegakkan.
Gejalanya bisa berupa :
1. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan.
2. Dispneu (kesulitan dalam bernafas)
3. Sesak nafas ketika melakukan aktivitas
4. Jantung berdebar-debar (palpitasi)
5. Pada kelainan yang sifatnya ringan sampai sedang, mungkin sama
sekali
6. Tidak ditemukangejala atau gejalanya baru timbul pada usia
pertengahan Aritmia.
2.8 Penatalaksanaan
11
2. ASD besar (diameter > 5 mm s/d beberapa centimeter), perlu tindaklan
pembedahan dianjurkan < 6 tahun, karena dapat menyebabkan hipertensi
pulmonal (walaupun lambat)
12
Alat payung ganda yang dimasukan dengan kateter jantung sekarang
digunakan untuk menutup banyak defek sekat atrium. Defek yang lebih kecil
dan terletak lebih sentral terutama cocok untuk pendekatan ini. Kesukaran yang
nyata yaitu dekatnya katup atrioventrikular dan bangunan lain, seperti orifisium
vena kava, adalah nyata dan hingga sekarang, sistem untuk memasukkan alat
cukup besar menutup defek yang besar tidak tersedia. Keinginan untuk
menghindari pemotongan intratorak dan membuka jantung jelas. Langkah yang
paling penting pada penutupan defek sekat atrium transkateter adalah penilaian
yang tepat mengenai jumlah, ukuran dan lokasi defek. Defek yang lebih besar
dari pada diameter 25 mm, defek multipel termasuk defek di luar fosa ovalis,
defek sinus venosus yang meluas ke dalam vena kava, dan defek dengan tepi
jaringan kurang dari 3-6 mm dari katup trikuspidal atau vena pulmonalis kanan
dihindari.
13
tahun 1953 oleh dr. Gibbson di Amerika Serikat, menyusul ditemukannya mesin
bantu pompa jantung-paru (cardio-pulmonary bypass) setahun sebelumnya.
Tindakan operasi ini sendiri, bila dilakukan pada saat yang tepat (tidak
terlambat) memberikan hasil yang memuaskan, dengan risiko minimal (angka
kematian operasi 0-1%, angka kesakitan rendah). Murphy JG, et.al melaporkan
survival (ketahanan hidup) paska opearsi mencapai 98% dalam follow up 27
tahun setelah tindakan bedah, pada penderita yang menjalani operasi di usia
kurang dari 11 tahun. Semakin tua usia saat dioperasi maka survival akan
semakin menurun, berkaitan dengan sudah terjadinya komplikasi seperti
peningkatan tekanan pada pembuluh darah paru
Aso adalah alat khusus yang dibuat untuk menutup ASD tipe sekundum
secara non bedah yang dipasang melalui kateter secara perkutaneus lewat
pembuluh darah di lipat paha (arteri femoralis). Alat ini terdiri dari 2 buah
cakram yang dihubungkan dengan pinggang pendek dan terbuat dari anyaman
kawat nitinol yang dapat teregang menyesuaikan diri dengan ukuran ASD.
Peningkatan aliran
Hipoksia Heart rate meningkat
darah pulmonal
jaringan
TD
Dx 2 : intoleran Edema paru
aktivitas
Preload
Kelemahan Dx 4 : Hambatan
pertukaran gas
Dx 1 : Ketidakefektifan
pola nafas
Dx 3 : Pertumbuhan / Perkembangan
BAB III
15
ASKEP TEORI
3.1 PENGKAJIAN
1) Pengkajian Umum
b. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung
dari jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi
biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat
banyak.
c. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan
pembengkakan pada tungkai tapi biasanya tergantung pada
derajat dari defek yang terjadi.
b) Riwayat kesehatan lalu
Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu
(infeksi virus Rubella), mungkin ada riwayat
pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM
pada ibu.
Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
Riwayat Neonatus
Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
Anak rewel dan kesakitan
Tumbuh kembang anak terhambat
Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang
mengalami kelainan defek jantung
16
Penyakit keturunan atau diwariskan
Penyakit congenital atau bawaan
c) Sistem yang dikaji :
Pola Aktivitas dan latihan
Keletihan/kelelahan
Dispnea
Perubahan tanda vital
Perubahan status mental
Takipnea
Kehilangan tonus otot
Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan
Riwayat hipertensi
Endokarditis
Penyakit katup jantung.
Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
Ansietas, khawatir, takut
Stress yang b/d penyakit
Pola nutrisi dan metabolic
Anoreksia
Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
Pola persepsi dan konsep diri
Kelemahan
Pening
Pola peran dan hubungan dengan sesame
Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan
keluarga
2 Pemeriksaan Fisik
17
a) Pada pemeriksaan biasanya didapatkan impuls prominent ventrikel kanan dan
pulsasi arteri pulmonal yang terpalpasi. Bunyi jantung 1 normal/split, dengan
aksentuasi penutupan katup trikuspid. Bertambahnya aliran ke katup pulmonal
dapat menyebabkan terdengarnya murumur midsistolik. Splitting bunyi jantung
2 melebar dan tidak menghilang saat ekspirasi. Murmur middiastolik rumbling,
terdengar paling keras di SIC IV dan sepanjang linea sternalis kiri, menunjukan
peningkatan alisan yang melewati katup tricuspid. Pada pasien dengan kelainan
ostium primum, thrill pada apex dan murmur holosistolic menunjukan
regurgitasi mitral/tricuspid atau VSD.
b) Hasil pemeriksaan fisik dapat berubah saat resistensi vaskular pulmonal
meningkat menghasilkan berkurangnya pirau kiri ke kanan. Baik itu aliran balik
pulmonal dan murmur tricuspid intensitasnya akan berkurang, komponen bunyi
jantung ke 2 dan ejeksi sistolik akan meningkat, murmur diastolic akibat
regurgitasi pulmonal dapat muncul. Sianosis dan clubbing finger berhubungan
dengan terjadinya pirau kanan ke kiri.
c) Pada orang dewasa dengan ASD dan fibrilasi atrial, hasil pemeriksaan dapat
dipusingkan dengan mitral stenosis dengan hipertensi pulmonal karena murmur
diastolik tricuspid dan bunyi jantung 2 yang melebar.
3 Pemeriksaan Penunjang
a) Foto Ronsen Dada Pada defek kecil gambaran foto dada masih dalam batas
normal. Bila defek bermakna mungkin tampak kardiomegali akibat pembesaran
jantung kanan. Pembesaran ventrikel ini lebih nyata terlihat pada foto lateral.
18
O2 100% untuk menilai resensibilitas vasakuler paru pada Syndrome ersen
menger saturasi O2 di atrium kiri menurun.
041508 Saturasi
oksigen (5)
040209 Tekanan
parsial
karbondioksida
didarah arteri
(PaCO2) (5)
040211 saturasi
22
oksigen (5)
BAB IV
PENUTUP
23
4.1 Kesimpulan
Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan septum atau
sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak menutup secara
sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur.
4.2 Saran
Hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan, mahasiswa/i dapat
menerapkan teori dan keterampilan yang diperoleh dibangku kuliah sehingga dapat
terjadi kesinambungan dan keterikatan yang erat antara teori dan praktek nyata
pada pasien di rumah sakit juga diharapkan agar mahasiswa/i dapat mengadakan
pembaharuan melalui pendidikan tinggi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
24
ton S and Terry F. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta :
Penerbit
(PKV). Jakarta : FKUI.Robbins S, Kumar V, dan Cotan R.2007. Buku Ajar Patologi
https://www.scribd.com/doc/73614722/Askep-ASD
25