MAKALAH
Untuk memenuhi tugas
Matakuliah Keperawatan Anak 1
Yang dibina oleh Ibu Dr. Nurul Pujiastuti S.Kep., NS., M.Kes
dan Ibu Hurun Ain, S.Kep., Ns., M. Kep
Makalah ini telah diperiksan dan disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal………
Pembimbing :
……………………
NIP. ……………………….
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tugas matakuliah Keperawatan Anak 1 tentang
“Atrial Septal Defect (ASD)”.Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
Ibu Dr. Nurul Pujiastuti S.Kep., NS., M.Kes selaku dosen pembimbing.
1. Orang tua yang selalu memberikan bantuan dan dorongan baik berupa materil dan
juga spiritual.
2. Semua rekan-rekan yang telah membantu dan bekerja sama sehingga tersusun
makalah ini.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
sempurnanya makalah.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca.
Lawang, 28 Oktober
2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASD menunjukkan terdapatnya (lubang) abnormal antara atrium kanan dan atrium
kiri yang tidak ditutup oleh katup. Berdasarkan letak defek dikenal defek sinus
venosus, defek ostium sekundum, dan defek ostium primum. Atrium septal defect
merupakan adanya hubungan ( lubang ) abnormal pada sekat yang memerlukan
pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah
hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena
kegagalan pembekuan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venosus di dekat
muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan
setelah kelahiran, defek septum sekunder yaitu kegagalan pembentukan septum
sekunder dan efek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang
letaknya dekat sekat antara bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek
sekat ini harus ditutupi dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran
darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tindakan timbulnya syndrome
Eisemenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahan
dikontraidikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung
dengan jahitan jelujur atau dengan menambah defek dengan sepotong dakron.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Septum atriorum merupakan sekat memisahkan ruang antara atrium dexter dan
atriumsinister. Fungsi sekat pada jantung yaitu untuk ntuk memisahkan penampungan
darahbersih yang menuju ke seluruh tubuh dengan darah kotor yang menuju jantung
untuk dikeluarkan melalui proses respirasi. Jika tidak terdapat sekat, darah kotor dan
bersihakan mengalami suspensi atau percampuran . Padahal darah kotor mengandung
sisa danracun dari tubuh sedangkan darah bersih mengandung sari makansan yang
akan diedarkanke seluruh tubuh.Defek septum atrial atau
Atrial Septal Defect
(ASD) adalah gangguan septum atausekat antara rongga atrium kanan dan kiri.
Septum tersebut tidak menutup secarasempurna dan membuat aliran darah atrium kiri
dan kanan bercampur
2.2 Etiologi
Penyebab utama secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor
predisposisiterjadinya penyakit ini yaitu : Pada saat hamil ibu menderita rubella, ibu
hamil yangalkoholik, usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun dan penderita IDDM
2.4 Patofisiologi
Mekanisme pengaruh faktor genetik terhadap kejadian autism spectrum disorder
masih belum diketahui dengan pasti walaupun kedua hal tersebut telah lama dipelajari
dan diketahui saling berkaitan. Anak-anak dengan saudara kandung yang mengalami
autisme memiliki risiko autisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi
umum. Kendati ASD memiliki spektrum fenotip penyakit yang luas, pasien ASD
dengan karakteristik genetik yang homogen biasanya memiliki fenotip yang lebih
mirip. Selain itu, terdapat sejumlah mutasi genetik baru yang menyebabkan kelainan
alel pada individu dengan ASD atau orang tuanya yang mempengaruhi neuroanatomi
dan karakteristik perilaku.
Mutasi gen tersebut diduga mempengaruhi fungsi sinaps melalui berbagai cara. Hal
ini mencakup gangguan pada penggabungan asam amino menjadi protein dan
perubahan struktur protein transmembran yang penting bagi sinaptogenesis serta
kelainan genetik pada transduksi sinyal yang terlibat dalam pembentukan sinaps.
Faktor genetik turut diduga berperan pada kecenderungan ASD untuk lebih sering
terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini mungkin berkaitan
dengan sejumlah mekanisme epigenetik seperti pengaruh gen Y, inaktivasi gen X,
serta keberadaan gen alel dari orang tua asal. Interaksi antara perbedaan jenis kelamin
terhadap faktor hormonal dan faktor lingkungan seperti pola makan, stres, dan infeksi
berpotensi menginisiasi perjalanan penyakit ASD sejak usia dini.
2.5 Komplikasi
Hipertensi Pulmonal Pirau kiri ke kanan seperti pada ASDakan meningkatkan aliran darah
pulmonal. Kondisi tersebut merupakan penyebab hipertensi pulmonal dan hipertrofi
ventrikel kanan pada usia dini. Jika situasi ini berlanjut maka hipertensi pulmonal akan
menetap dan ireversibel, bahkan setelah tindakan pembedahan korektif. Arteri pulmonalis
normal merupakan suatu struktur “compliant” dengan sedikit serat otot yang
memungkinkan fungsi “pulmonary vascular bed” sebagai sirkuit yang low pressure dan high
flow.
2.6 Prognosis
Karakteristik yang dianggap menentukan prognosis jangka panjang individu dengan
autism spectrum disorder antara lain kemandirian hidup, status pekerjaan, hubungan
pertemanan, dan kemampuan untuk menikah.
Dampak Autism Spectrum Disorder terhadap Kemandirian
Di masa lampau, hampir separuh anak-anak yang terdiagnosis ASD mengalami
perawatan secara intensif sehingga dahulu kondisi ini sering dikaitkan dengan
prognosis yang buruk. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa sekitar 12%
individu dengan ASD dan tingkat kecerdasan > 70 mampu hidup secara mandiri.
Sementara itu, sekitar 60% individu dengan ASD tidak mampu menyelesaikan
pendidikan formal. Dari 40% pasien ASD yang menyelesaikan pendidikan hingga
pendidikan tinggi, tingkat pengangguran masih cukup tinggi dan mencapai 76% yang
juga ditandai dengan tingkat perpindahan pekerjaan yang cukup tinggi pada populasi
ini. Di sisi lain, sebagian besar aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan integrasi
sosial individu dengan ASD biasanya diinisiasi oleh keluarga atau pekerja sosial.
Walaupun demikian, sekitar 5-10% individu dengan ASD mampu mencari pasangan
dan menikah serta memiliki hubungan yang baik dengan pasangan dalam jangka
waktu yang lama.
Dampak Autism Spectrum Disorder terhadap Angka Harapan Hidup
Dibandingkan dengan populasi umum, individu dengan ASD memiliki angka harapan
hidup yang lebih rendah. Perbedaan angka harapan hidup ini mungkin berkaitan
dengan tingkat keparahan disabilitas dan adanya penyakit penyerta seperti epilepsi
maupun kejadian kecelakaan yang menimpa individu dengan ASD. Di sisi lain,
hambatan interaksi sosial yang dimiliki individu dengan ASD membantu menghindari
populasi ini dari kebiasaan buruk yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan
pertemanan, misalnya penyalahgunaan substansi seperti alcohol use disorder,
merokok, dan penggunaan narkoba, zat psikoaktif, atau zat adiktif lainnya (NAPZA).
2.8 Penatalaksanaan
Autism spectrum disorder (ASD), disebut juga sebagai gangguan spektrum autisme,
yang baik diawali dengan prosedur rujukan yang tepat dan dilanjutkan dengan
penerapan intervensi dini berbasis orang tua serta intervensi perilaku yang dipandu
oleh tim multidisiplin. Terapi farmakologi tidak disarankan kecuali terdapat komorbid
seperti gangguan psikiatri atau gangguan neurologi lain.
Cara Melakukan Rujukan Kasus Gangguan Spektrum Autisme
Penentuan cara melakukan rujukan spesialis yang tepat untuk penatalaksanaan kasus
autism spectrum disorder perlu dilakukan pada level nasional untuk berbagai tingkat
layanan kesehatan. Hal ini bertujuan untuk optimalisasi layanan dan sumber daya
kesehatan serta menghindari rujukan yang tidak tepat yang dapat memperpanjang
durasi antrian rujukan.
Di Indonesia, hingga kini belum terdapat suatu pedoman nasional yang mengarahkan
sistem rujukan diagnosis dan penatalaksanaan ASD secara efektif. Untuk menutupi
kekurangan tersebut, dokter umum yang menghadapi pasien dengan karakteristik
ASD dapat melakukan langkah persiapan rujukan agar mampu melakukan penilaian
prarujukan secara tepat dan mempersiapkan rujukan yang mendekati pedoman yang
berlaku secara internasional.
Langkah Persiapan Rujukan :
Langkah yang perlu dilakukan dokter umum berupa pengumpulan informasi dari
pengasuh utama atau orang tua diikuti dengan pemeriksaan fisik tumbuh kembang
anak. Informasi yang perlu dikumpulkan dari pengasuh utama atau orang tua adalah
sebagai berikut :
I. BIODATA
b. Intranatal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
c. Post natal
Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
Anak rewel dan kesakitan
Tumbuh kembang anak terhambat
Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
V. Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh : Orang tua
b. Hubungan dengan anggota keluarga : baik
c. Hubungan dengan teman sebaya : bermain bersama dengan baik
d. Pembawaan secara umum : suka bicara
e. Lingkungan rumah : nyaman
C. Nutrisi:
Kebutuhan kalori: 1660 Kkal/hari
Bentuk/jenis nutrisi yang diberikan: nasi, lauk, sayur
Cara pemberian: oral
Frekwensi pemberian: 3 x sehari
Alergi/Pantangan: tidak ada
Nafsu makan: selama sakit nafsu makan menurun
D. ELIMINASI URINE
Volume urine: 600 cc/hari
Warna: kuning
Frekwensi: 3-4 x sehari
Cara BAK (spontan/kateter): spontan
Kelaianan pemenuhan BAK: tidak ada
E. ELIMINASI ALVI
Volume feses: 400-600
Warna feses: kuning kecoklatan
Konsistensi: lembek
Frekwensi: 1 x sehari
Darah, lendir dalam feses: tidak ada
F. TIDUR
Jumlah jam tidur dalam 24 jam: 7 jam
Kualitas tidur (sering terbangun, rewel, tidak bisa tidur): sering terbangun karena
sesak
G. PSIKOSOSIAL
Hubungan orangtua dengan anak: baik
Yang mengasuh: orang tua
X. TANDA-TANDA VITAL
a. Tekanan Darah : 90/80 mmHg
b. Denyut Nadi : 89 x/menit
c. Pernafasan : 25 x/menit
d. Suhu Tubuh : 36o C
XI. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN (KPSP/Denver)
Interpretasi perkembangan :
KPSP
Sesuai
Meragukan
Penyimpangan
(Lampirkan KPSP)
Denver
Normal
Suspect
Untestable
(Lampirkan formulir Denver)
RENCANA KEPERAWATAN
UMUR : …………….
NAMA PASIEN :
NO.REKAM MEDIK: :
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA PASIEN :
NO.REKAM MEDIK: :
RUANG RAWAT :
UMUR :
S :
A :
Masalah teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
DAFTAR RUJUKKAN
https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-anak/autism-spectrum-
disorder/penatalaksanaan
https://id.scribd.com/doc/73614722/Askep-ASD