BEDAH 1
DI RSSA
DISUSUN OLEH :
DOSEN:
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Ditetapkan di : Tanjungpinang
Dosen Pengampu
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang Asuhan
Keperawatan dalam Penyakit Jantung Kongenital, seperti Venticicular Septal
Defect (VSD) dengan melakukan pendekatan proses asuhan keperawatan
meliputi pengkajian, menentukan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Ini, bertujuan untuk mempelajari kelainan tersebut. Penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu
dikarenakan kemampuan penyusun yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan
dorongan serta bimbingan dari ibu/bapa dosen mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 1 serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penyusun
berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan bagi para pembaca umumnya serta dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang
akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTARPUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
seperti cacat sekat ventrikel (ventrikel septal defect-VSD),cacat sekat atrium
(atrium septal defect-ASD),patent ductus arteriosus (PDA),stenosis aorta,
stenosis pulmonal, dan koartasio aorta. Di bawah ini beberapa macam
kelainan jantung bawaan yang sering di jumpai pada anak
1.2 Tujuan
5
1. Mahasiswa mampu memahami Konsep Dasar Penyakit Venticicular Septal
Defect (VSD ).
2. Mahasiswa mampu memahami Asuhan keperawatan pada pasien dengan
Venticicular Septal Defect (VSD).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
7
Ibu menderita diabetes.
Lebih dari 90% kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya
adalah multi factor.
2.1.3 Patofisiologi
Defek
septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang
memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari
kiri ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm.
8
disebut restriktif (membatasi)dan tekanan ventrikel kanan normal.
Tekanan yang lebih tinggi di ventrikel kiri mendorong shunt dari kiri ke
kanan; namun, ukuran defek membatasi besarnya shunt.
9
VSD
Bj pembentukan
membran
peningkatan vaskularitas
pulmonal dan peningkatan
tekanan ventrikel kanan
puncak katup trikuspidal
disposisi berlawanan
Peningkatan kongesti
pulmonal dan
kardiomegali hipertropi ventrikel
kanan dan atrium kanan
Murmur, getaran,
tekanan nadi melebar, sterosis pulmonal
CHF, gagal tumbuh rendah, dispnea,
murmur kencang
10
2.1.4 Manifestasi Klinis
VSD kecil.
VSD sedang.
Gejala timbul pada masa bayi berupa sesak napas saat minum
atau memerlukan waktu lebih lama/tidak mampu menyelesaikan
makan dan minum, kenaikan berat badan tidak memuaskan, dan
sering menderita infeksi paru yang lama sembuhnya. Infeksi paru ini
dapat mendahului terjadinya gagal jantung yang mungkin terjadi pada
umur 3 bulan. Bayi tampak kurus dengan dipsnea, takhipnea dan
retraksi. Bentuk dada biasanya masih normal. Pada pasien yang besar,
dada mungkin sudah menonjol. Pada auskultasi terdengar bunyi
getaran bising dan pungtum maksimum di sela iga III-IV garis
parasternal kiri yang menjalar ke seluruh perikordium.
VSD besar.
11
Biasanya bunyi jantung masih normal, dapat didengar bunyi
pansistolik, dengan atau tanpa getaran bising, melemah pada akhir
sistolik karena terjadi tekanan sistolik yang sama besar pada kedua
ventrikel. Bising mid-diastolik di daerah mitral mungkin terdengar
akibat flow murmur pada fase pengisian cepat. dapat terjadi perubahan
hemodinamik dengan penyakit vaskular paru/sindrom Eisenmerger.
EKG
Echocardiografi :
12
Pada defek besar,ekokardiografi dapat menunjukkan adanya
pembesaran ke empat ruang jantung dan pelebaran arteri
pulmonalis.
Jumlah defek
Evaluasi tahanan vaskular paru.
Evaluasi beban kerja ventrikel kanan dan kiri.
Mengetahui defek lain selain VSD.
Kateterisasi jantung kanan untuk mengukur tekanan dan
saturasi pada aliran darah pulmonal sedangkan kateterisasi
jantung kiri untuk aliran darah sistemik.
2.1.6 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
13
Pembedahan yang dilakukan untuk memperpanjang umur
harapan hidup, dilakukan pada umur muda, yaitu dengan 2 cara :
14
infundibuler didapat, yang kemudian melindungi sirkulasi pulmonal
dari pengaruh jangka pendek kelebihan sirkulasi pulmonal dan
pengaruh jangka panjang penyakit vaskuler pulmonal. Pada penderita
ini gambaran klinis berubah dari gambaran klinis VSD dengan shunt
dari kiri ke kanan ke VSD dengan stenois pulmonal. Shunt mungkin
mengecil, menjadi seimbang atau bahkan menjadi shunt dari kanan ke
kiri.
Aneurisma
Infeksi pernafasan
Hipertensi pulmonal
15
BAB III
3.1 Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
16
4) Riwayat kehamilan
5) Riwayat tumbuh
6) Riwayat psikososial/perkembangan
a) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
b) Mekanisme koping anak/ keluarga
c) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
Kaji juga pola aktifitas bermain dan pergerakkan pada bayi dan
anak-anak , karena pada penderita kelainan jantung kongenital akan
lebih terbatas aktifitas bermainnya dikarenakan kondisi tubuh yang
tidak stabil serta mudah lelah sehingga pergerakkan bermain anak pun
akan terganggu
17
c. . Pengkajian fisik (ROS : Review of System)
Pernafasan B1 (Breath)
Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Persyarafan B3 ( Brain)
Perkemihan B4 (Bladder)
Pencernaan B5 (Bowel)
Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
d. Pengkajian kardiovaskuler:
1. Nadi
Nadi perifer (ada atau tidak ada, jika ada, frekuensi, irama, kulaitas
dan kesimetrisan, perbedaan antar ekstremitas)
18
Tekanan darah (semua ekstremitas)
Lingkar dada
3. Tampilan umum
Tingkat aktivitas
4. Kulit
Pucat
Diaforesis
Suhu abnormal
5. Edema
Periorbital dan ekstremitasi
e. Pengkajian Respirasi
a) Bernapas
19
Pernapasan cuping hidung
d) Tampilan umum
Tingkat aktivitas
20
a. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan
structural jantung.
b. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2
terhadap kebutuhan tubuh.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kelelahan pada
saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
d. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi
tidak adekuat, kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
e. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.
f. Ansietas (anak) b/d lingkungan ICU, berpisah dari orang tua,
kecemasan orang tua, kecemasan orang tua, imobilisasi.
g. Ansietas (orang tua) b/d kelainan jantung kongenital pada
anak.
3.3 Rencana / Intervensi Keperawatan
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala
gagal jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam
aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 –
2 ml/kgBB.
21
kembali normal, yaitu 90 Pucat
– 140 x/mnt Kaji perubahan menunjukkan
- Klien tidak terlihat warna kulit terhadap adanya penurunan
pucat. sianosis dan pucat. perfusi perifer
- Klien tidak terlihat terhadap tidak
lemah. adekuatnya curah
- mengalami sianosis pada jantung. Sianosis
tubuhnya. terjadi sebagai
akibat adanya
obstruksi aliran
darah pada
ventrikel.
Pantau intake dan
Ginjal
output setiap 24 jam.
berespon untuk
menurunkna curah
jantung dengan
menahan produksi
Batasi aktifitas
cairan dan natrium.
secara adekuat.
Istirahat
memadai
diperlukan untuk
memperbaiki
efisiensi kontraksi
jantung dan
menurunkan
Berikan kondisi
komsumsi O2 dan
psikologis lingkungan
kerja berlebihan.
yang tenang.
Stres emosi
menghasilkan
vasokontriksi
yangmeningkatkan
22
TD dan
meningkatkan kerja
jantung.
23
meningkatkan
beban kerja
Hindari perubahan
jantung.
suhu lingkungan yang
Perubahan
mendadak.
suhu lingkungan
yang mendadak
merangsang
kebutuhan akan
oksigen yang
meningkat.
Kecemasan
Kurangi
meningkatkan
kecemasan pasien
respon psikologis
dengan memberi
yang merangsang
penjelasan yang
peningkatan
dibutuhkan pasien dan
kortisol dan
keluarga.
meningkatkan
suplai O2.
Stres dan
Respon perubahan
kecemasan
keadaan psikologis
berpengaruh
pasien (menangis,
terhadap
murung dll) dengan
kebutuhan O2
baik.
jaringan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kelelahan pada saat makan
dan meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Nafsu makan bertambah, berat badan meningkat.
Rencana intervensi dan rasional:
24
Tujuan Intervensi Rasional
25
-Anak usia 6 bulan dapat : Monitor Sebagai
26
Sediakan waktu Istirahat
istirahat yang adekuat membantu
adekuat. meningkatkan
keadaan umum
pasien.
Nutrisi
Sediakan adekuat
kebutuhan nutrisi menunjang daya
yang adekuat sesuai tahan tubuh pasien
kebutuhan. yang optimal.
f. Ansietas (anak) b/d lingkungan ICU, berpisah dari orang tua, kecemasan
orang tua, kecemasan orang tua, imobilisasi.
Tujuan : Ansietas pada anak teratasi.
Kriteria Hasil : Kecemasan anak berkurang ditandai dengan anak dapat
bekerja sama dalam prosedur, pengobatan dan mau bermain sesuai tinkat usia.
Rencana intervensi dan rasional:
27
kerja sama.
Membantu
Konsultasikan mengalihkan
dengan ahli terapi perhatian anak
anak atau terapis dengan
bermain tentang lingkungannya
permainan anak dan dan memberi
aktivitas yang tepat stimulasi
sesuai dengan perkembanganny
tingkat a.
perkembangannya.
28
terkini tentang anak sehingga
kondisi anak. mengurangi
kecemasanya.
Meningkatkan
perlekatan dan
perasaan aman
Izinkan orang tua
sehingga
mengangkat atau
mengurangi
menggendong bayi
kecemasanya.
sesegera dan
sesering mungkin.
29
e. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi
2) Tidak terjadi infeksi.
f. Ansietas (anak) b/d lingkungan ICU, berpisah dari orang tua, kecemasan
orang tua, kecemasan orang tua, imobilisasi.
1) Ansietas pada anak teratasi.
2) Anak dapat bekerja sama dalam prosedur dan tindakkan.
g. Ansietas (orang tua) b/d kelainan jantung kongenital pada anak.
1) Ansietas orang tua teratasi
2) Orang tua dapat mengekspresikan perasaannya.
30
31