KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Penyelidikan dan Penanggulangan Penyakit
Malaria” dengan lancar dan baik.
Adapun isi laporan makalah ini adalah penyelidikan epidemiologi penyakit
malaria dan penanggulangan penyakit malaria. Kami berharap mudah-mudahan
makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai epidemiologi
kesehatan.
Makalah ini terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai
pihak yang pada kesempatan kali ini tidak dapat kami sebutkan satu persatu
HALAMAN JUDUL.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi vsd
2. Klasifikasi vsd
3. Etiologi vsd
4. Patofisiologi vsd
5. Manafistasi klinis
6. Askep vsd
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana apa saja faktor penyebab dari penyakit jantung
bawaan serta tanda dan gejala yang dapat terlihat sehingga dapat segera dapat
penanganan yang cepat.
2. Tujuan Khusus
Untuk menambah wawasan baik secara teori maupun penatalaksanaan tenaga
medis terutama perawat agar lebih profesional dalam menangani masalah penyakit
ventrikel septum defect pada bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI VSD
Vertikel septal defek adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang pada
septum interventrikuler, lubang tersebut hanya satu atau lebih yang terjadi akibat
kegagalan fungsi septum interventrikuler sesama janin dalam kandungan.
Sehingga darah bisa menggalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya
(Nanda NIC-NOC, 2015).
VSD adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak sempurnanya penutupan
dinding pemisah antar ventrikel. Kelainan ini paling sering ditemukan pada anak-
anak dan bayi dan dapat terjadi secara congenital dan traumatic (I wadyan
Sudarta, 2013: 32).
Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah lesi kongenital pada jantung berupa
lubang pada septum yang memisahkan ventrikel sehingga terdapat hubungan
antara antar rongga ventrikel (Ramaswamy,et al. 2009).
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari seluruh
kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran, 2000). Dinding pemisah antara
kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi
dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan
kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini lebih
banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun pada orang dewasa yang jarang
terjadi merupakan komplikasi serius dari berbagai serangan jantung (Prema R,
2013; AHA, 2014).
3) Diagnosa Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan pembesaran atrium.
2. Ketidakefektifan Pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja jantung, hipertensi
pulmonal
3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplay O2 ke jar. perifer
4. Intoleransi aktifitas berhubungan gengan kelemahan otot dan kelelahan
4) Intervensi
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. kaji pucat, sianosis, 1. kaji pucat, sianosis dan
perfusi jaringan
tindakan keperawatan clubbing finger, dan clubbing finger serta
perifer
berhubungan selama 2 x 24 jam catat kekuatan nadi kekuatan nadi perifer
dengan
didapatkan kriteria perifer untuk mengetahui lancar
penurunan suplay
O2 ke jar. perifer hasil : 2. kaji keadaan kulit tidaknya suplay O2 ke
1. Denyut nadi perifer (lembab/tidak,hangat/ jaringan perifer. Jika
teraba dengan kuat, pasien masih terdapat
2. Warna kulit tidak dingin) tanda-tanda tersebut,
pucat/sianosis mendandakan supay O2
3. Kulit terasa hangat belum maksimal
2. kulit yang hangat
menandakan kulit
mendapat kecukupan
suplay O2
A. Kesimpulan
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya dalah sistem
kardiovaskuler. Sistem ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung dan
pembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam hal ini
adalah jantung. Jantung merupakan organ terbesar dalam tubuh. Jantung adalah
organberupa otot berbentuk kerucut. VSD adalah kelainan jantung berupa tidak
sempurnanya penutupan dinding pemisah anatara kedua ventrikel. Kelainan ini
umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan ini
merupakan kelainan yang banyak terjadi yaitu sekitar 25%.
B. Saran
Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penanganan masalah
keperawatan khususnya thalassemia harus di bekali dengan pengetahuan yang luas
dan tindakan yang di lakukan harus rasional sesuai gejala penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran (2000). Defek septum ventrikel, Bab VI Ilmu Kesehatan
Anak Ed. III Jilid 2 Editor: Arif Mansjoer, et al. Jakarta: Media Aesculapius FK
UI hal.445-447
Nasution, Akhyar H. 2008. Anestesi pada Ventrikel Septal Defek. Majalah Kedokteran
Nusantara Volume 41 No. 2 Juni 2008
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi IV . Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Prihatini, Rika Yenny. 2013. Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak. Web RSUA
Webb GD, Smallhorn JF, Therrien J, Redington AN (2011). Congenital heart disease.
In: Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, eds. Braunwald's Heart Disease: A
Textbook of Cardiovascular Medicine. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders
Elsevier:chap 65.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK VSD
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Anak
Nama = AG
70 Dps 70 Dps
KEDUDUKAN PASIEN AG
DALAM KELUARGA
Jenis
Keadaan sekarang Keterangan
No Nama Kelamin Umur
L P Sehat Sakit Mati
1 LD 6 th Anak
kandung
2 AG 1 th Anak
kandung
3. Alasan dirawat
a. Keluhan utama
1) Saat MRS (tanggal 13 Juni 2018, pukul 08.00 Wita)
Orang tua mengatakan anaknya mengalami sesak napas pada
pagi harinya jam 04.00 sebelum akhirnya dibawa ke rumah
sakit.
b. Riwayat penyakit
Orang tua pasien mengatakan anaknya dari dulu memang sering
mengalami sesak napas dan pernah diperiksakan ke Puskesmas
kemudian diberikan beberapa obat (orang tua pasien lupa nama
obatnya). Apabila sesaknya kambuh, obat itu diberikan lagi dan
sesaknya hilang. Tapi sewaktu kambuh tanggal 13 Juni 2018 lalu,
setelah diberikan obat tersebut sesak nafas anaknya tidak mau
hilang. Akhirnya orang tua memutuskan untuk membawa anaknya
ke RS. Setelah dilakukan pemeriksaan di Poli Anak, kemudian
pasien dibawa ke Ruangan untuk mendapatkan perawatan. Di
Ruangan pasien mendapatkan terapi IVFD RL sebanyak 20
tetes/menit dan mendapatkan O2. Selama di RS pasien
mendapatkan beberapa pemeriksaan untuk mendapatkan diagnosa
pasti di antaranya foto thorak dan ekokardiografi didapatkan
diagnosa bahwa pasien mengalami penyakit jantung kongenital
yaitu ventrikel defek.
7. Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual
a. Biologis
1) Bernafas
Ibu mengatakan sebelumnya sering mengalami sesak nafas.
Pada saat pengkajian ibu mengatakan anaknya kesulitan dalam
bernafas.
5) Istirahat tidur
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit anaknya biasa tidur
pukul 20.00 Wita dan bangun pagi pukul 06.00 Wita. Pada saat
sakit pasien lebih banyak tidur.
b. Data psikologi
1) Rasa aman (orang tua)
Ibu mengatakan sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya
karena baru pertama kali ini masuk rumah sakit. Orang tua
mengatakan belum paham tentang penyakit anaknya, baik
penyebab ataupun pengobatannya dan orang tua bertanya-tanya
tentang keadaan anaknya.
2) Rasa nyaman
Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak pernah menangis
seperti orang kesakitan.
c. Data sosial
1) Sosial anak
Ibu mengatakan bahwa pasien adalah anak kedua dari 2
bersaudara, sebelum sakit ibu mengatakan anaknya biasa
bemain dengan tetangganya. Tapi saat sakit ibu mengatakan
pasien hanya berinteraksi dengan para pengunjung.
2) Bermain
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya biasa bermain
dengan saudara maupun tetangganya. Tapi saat sakit pasien
hanya bisa bercanda ringan di tempat tidur.
3) Prestasi
Ibu mengatakan saat ini belum ada prestasi dari anaknya.
d. Data spiritual
Ibu pasien mengatakan seluruh keluarganya beragama Hindu dan
keluarga biasa bersembahyang setiap hari.
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Kebersihan : cukup bersih
2) Keadaan kulit : turgor kulit elastis, terdapat sianosis, tidak ada
lesi, ikterik (-)
3) Kesadaran : compos mentis
b. Pemeriksaan antopometrik
1) BB sebelum sakit : 8 kg (10 kg 400 gr – 15 kg 800 gr)
BB saat pengkajian : 7 kg
444 444
B. Analisa Data
No. Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan
1 2 3 4
1 - Ibu mengatakan - TD rendah : 70/50 mmHg - Penurunan
anaknya mengalami - Nadi : 150 x/menit curah
sesak napas (takikardi) jantung
- Sianosis
- Dispnea
3 - Ibu mengatakan - Pasien hanya berbaring di - Intoleransi
anaknya sangat tempat tidur aktivitas
lemah - Pasien tampak lemah
- TD : 70/50 mmHg
- Kekuatan otot
444 444
444 444
4 - Orang tua pasien - Orang tua tampak - Kurang
mengtakan belum bertanya-tanya tentang pengetahu-
paham tentang keadaan anaknya an orang
penyakit anaknya tua
C. Perumusan Masalah
1. P : Penurunan curah jantung
E : Adanya defek struktur jantung
2. P : Intoleransi aktivitas
E : Kelemahan akibat curah jantung menurun
444 444
444 444
Proses terjadi :
Proses terjadi :
D. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya defek struktur
jantung ditandai dengan ibu mengatakan anaknya mengalami sesak
nafas. Pasien mengalami tekanan darah rendah yaitu 70/50 mmHg,
nadi 150 x/menit (takikardi), pasien mengalami sianosis dan dispnea.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat curah
jantung menurun ditandai dengan ibu mengatakan anaknya sangat
lemah, pasien hanya berbaring di tempat tidur. Pasien tampak lemah
444 444
TD 70/50 mmHg. Kekuatan otot 444 444
3. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan informasi yang
kurang ditandai dengan orang tua pasien mengatakan belum paham
tentang penyakit anaknya, orang tua tampak bertanya-tanya tentang
keadaan anaknya.
E. Perencanaan
1. Prioritas Masalah
Prioritas masalah berdasarkan dengan berat ringannya masalah
1 2 3 4 5
Minggu, 1 Setelah diberikan 1. Monitor nadi dan 1. Untuk
15-6-18 asuhan keperawatan tekanan darah mengetahui
Pk. 2x24 jam diharapkan adanya
13.00 perbaikan curah perbaikan curah
Wita jantung dengan jantung
kriteria 2. Kaji adanya 2. Untuk
1. Tekanan darah perubahan perfusi mengetahui
nadi normal jaringan perifer apakah pasien
2. Tidak terjadi mengalami
perubahan perfusi sianosis
jaringan 3. Cegah peningkatan 3. Suhu yang
suhu meningkat
menyebabkan
kebutuhan akan
O2 juga
meningkat
4. Delegatif dalam 4. Terapi Lanoxin
pemberian terapi dapat membantu
Lanoxin memperbaiki
curah jantung
3. Cegah peningkatan
suhu
3. Evaluasi kembali
pemahaman orang
tua
22:00 1 1. Delegatif dalam - Obat sudah masuk, -
pemberian terapi tidak ada raksi alergi
Lanoxin
No Hari/tg Dx Intervensi Evaluasi Paraf
l/jam
1 Senin / 1 1. Delegatif dalam - Obat sudah masuk,
16-6-18 pemberian terapi tidak ada raksi alergi
/ 07:00 Lanoxin
09:30 3 1. Kaji tingkat - Keluarga tampak
pengetahuan orang kooperatif dan
tua tentang penyakit antusias dengan
VSD penjelasan yang
diberikan perawat
2. Jelaskan pada orang
tua tentang penyakit
VSD, prognosis dan
tindakan yang akan
dilakukan pada
penderita VSD
3. Evaluasi kembali
pemahaman orang
tua
13:00 1 1. Monitor nadi dan - TD : 80/60 mmHg
tekanan darah - Nadi : 150 x/menit
(takikardi)
2. Kaji adanya - Sianosis
perubahan perfusi - Dispnea
jaringan perifer
3. Cegah peningkatan
suhu
3. Evaluasi kembali
pemahaman orang
tua
08:30 1 1. Delegatif dalam - Obat sudah masuk,
pemberian terapi tidak ada reaksi
Lanoxin alergi
11:30 1 2. Monitor nadi dan - TD : 90/70 mmHg
tekanan darah - Nadi : 130 x/menit
- Sianosis
3. Kaji adanya
perubahan perfusi
jaringan perifer
4. Cegah peningkatan
suhu
G. Evaluasi