Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA LANSIA YANG MENDERITA STROKE

DOSEN PENGAMPU : Isna Ovari S.Kp M.Kep

OLEH :

1. Edijumarizal(19010002)

2. Julia Nesti (19010005)

3. Rasidi(19010009)

4. Sri bulan dari (19010014)

5. Winda permata (19010017)

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MENJELANG AJAL

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pengabdian Masyarakat dengan Topik “Pendidikan
Kesehatan Gizi Pada Lansia Dan Pemeriksaan Fisik di Rt.004 Rw.008 Harapan Jaya, Rumbai Pesisir.”
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan.
Karena itu kami selalu membuka diri untuk setiap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Terselesaikannya Laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Dan semoga Laporan ini dapat di pergunakan sesuai kebutuhan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak
dapat dihindari oleh setiap individu. Proses alami ditandaidengan menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita(Contantinides,
1994 dalam Nugroho, 2000). Usia lanjut merupakan suatu periodedari rentang kehidupan yang ditandai
dengan perubahan atau penurunan fungsitubuh (Papalia, 2007).
Secara umum, populasi penduduk lansia 60 tahun ke atas pada saat ini dinegara-negara dunia
diprediksikan akan mengalami peningkatan. Jumlahpenduduk lanjut usia di dunia saat ini diperkirakan ada
500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Antara
Tahun 2007 dan 2050, presentasi jumlah penduduk lansia di Amerika Afrika diperkirakan mengalami
peningkatan dari 8,3% mencapai 11%, sementara ituperkiraan peningkatan jumlah populasi lansia juga
terjadi di Asia antara tahun 2007 dan 2050 dari 2,3% mencapai 7,8% (Meiner, 2011)
Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam
penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang
diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia, semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya
jenis obat akan menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan
kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek
samping obat atau interaksi obat. Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia membawa dampak
terhadapberbagai aspek kehidupan, baik bagi individu lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat maupun
pemerintah. Dampak meningkatnya jumlah lansia ini dapatdilihat pada kemunduran fungsi organ yang
menyebabkan kelompok ini rawa terhadap penyakit-penyakit degeneratif di samping masih adanya
penyakit- penyakit infeksi (Constantinides, 1994 di dalam Darmojo dan Martono, 2006).
Menurut Menkes (2012) masalah yang sering ditemui pada lansia dalam kehidupan sehari€hari yaitu
penyakit jantung koroner (32 %), hipertensi (31,7%), arthritis (30,3%), cedera (7,5%). Stroke merupakan
penyebab kematian tertinggi di Indoneia (15,4%) (Riskesdas, 2007).
Stroke merupakan penyebab umum kematian urutan ketiga dinegara maju setelah penyakit
kardiovaskular dan kanker. Setiap tahun, lebih dari 700.000orang Amerika mengalami stroke, dan 150.000
orang meninggal akibat strokeatau akibat komplikasi segera setelah stroke. Setiap saat 4,7 juta orang di
Amerika Serikat pernah mengalami stroke, mengakibatkan pelayanan kesehatan yang berhubungan
dengan stroke mengeluarkan biaya lebih $18 milyar setiap tahun
Dengan demikian penyuluhan kesehatan stoke pada lansia dan pemeriksaan fisik,penimbangan
berat badan, serta pemantauan status gizi pada lansia sangat perlukan, sesuai dengan kebutuhannya dan
pada lingkungan yang tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan didalam masyarakat.
B. TUJUAN DAN SASARAN :
1. Tujuan
Setelah dilaksanakan penyuluhan kesehatan tentang stroke pada lansia dan pemeriksaan fisik pada
lansia, diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut sebagai
bagian proses deteksi dini dan peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit lansia .
2. Sasaran
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia
lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
C. MANFAAT KEGIATAN
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan diri melalui pendidikan kesehatan pada Lansia.
D. METODE KEGIATAN
1. Penyuluhan Kesehatan Tentang Pengetahuan stroke pada lansia
2. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Pada lansia dan Pemberian Leaflet .
3. Pemantauan stroke Pada Lansia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN LANSIA
Penuaan (menjadi tua=aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Definisi lain menyatakan bahwa penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat
dihindari, berjalan terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan memengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh
secara keseluruhan (Basuki, 2008).
Lanjut Usia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan
yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami
banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan
kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal,
seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera,
serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi
mereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan
dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar
untuk dapat menyikapi secara bijak (Soejono, 2000).
B. STROKE PADA USIA LANJUT
Penuaan seringkali diiringi dengan munculnya berbagai gangguan kesehatan, mulai dari gangguan
metabolisme hingga penurunan daya tahan tubuh. Salah satunya cara mengatasinya adalah dengan
mengatur pola makan. Menurut pakar nutrisi, kebutuhan energi dan kapasitas pencernaan akan menurun di
usia tua (50 tahun ke atas). Karena itu, lansia dianjurkan mengurangi asupan kalori.
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan di peredaran darah di otak yang
menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak,sehingga mengakibatkan seseorang menderita
kelumpuhan atau kematian (fransisca, 2012). Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang
menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak
(Amin, 2015).
C. FAKTOR-FAKTOR RESIKO STROKE
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor risiko ini
juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor tersebut meliputi:

Faktor kesehatan, yang meliputi:


 Hipertensi.
 Diabetes.
 Kolesterol tinggi.
 Obesitas.
 Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia.
 Sleep apnea.
 Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.

Faktor gaya hidup, yang meliputi:

 Merokok.
 Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
 Konsumsi obat-obatan terlarang.
 Kecanduan alkohol.

Faktor lainnya:

 Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke, berisiko
tinggi mengalami penyakit yang sama juga.
 Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan orang yang
lebih muda.

D. MASALAH GIZI PADA LANSIA YANG MENDERITA STROKE


1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan
banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori
berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari
untuk mengurangi makan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing
manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit.
Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal.
Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak
dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan
mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam
makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu
dan tidak bersemangat.

Stroke dapat dicegah dengan cara menjalani pola hidup yang sehat. Pencegahan pri mer stroke adalah
menghindari/ berhenti merokok, menghindari stress mental, menghindari alkohol, tidak mengonsumsi
garam secara berlebihan, dan menghindari kegemukan. Pada para penderita penyakit degeneratif seperti
hipertensi, Diabetes Mellitus, penyakit jantung dll,se baiknya mengendalikan penyakit tersebut agar tidak
beresiko terkena stroke. Salah satu pencegahan stroke yang lain adalah menjalani pola makan yang sehat
dan seimbang. Tentunya pola makan yang sehat juga harus diimbangi dengan aktivitas fisik secara rutin.
Berikut adalah jenis-jenis makanan yang berpengaruh dalam prevensi stroke:

 Serat larut yang banyak terdapat dalam biji-bijian


 Oat (beta glucan) akan me nu runkan cholesterol total dan LDL-C
 Kacang kedelai beserta produk olahannya dapat menurunkan cholesterol total, LDL-C dan
trigliserida
 Kacang-kacangan lain termasuk biji kenari dan kacang mete dapat menurunkan LDL-C
 Makanan/zat gizi yang dapat memecah homocystein seperti asam folat, riboflavin, vitamin B6 dan
B12
 Susu skim, susu kedelai dan kalsium mempunyai efek protektif terhadap stroke
Berikut adalah jenis-jenis bahan makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk para penderita stroke:

1. Sumber Karbohidrat
Dianjurkan
Beras, kentang, ubi, singkong, terigu, hunkwe,tapioka, sagu,gula,madu, serta produk olahan tanpa
garam dapur seperti makaroni,mie, bihun,roti,biskuit, kue kering
Tidak dianjurkan
Produk olahan yang dibuat dengan garam dapur, kue-kue yang terlalu manis dan gurih
2. Sumber Protein Hewani
Dianjurkan
Daging sapi dan ayam tak berlemak, ikan, telur ayam (terutama bag putihnya), susu skim, dan susu
penuh dalam jumlah terbatas
Tidak dianjurkan
Daging sapi & ayam berlemak, kuning telur (batas 3 btr/mgg), jerohan, otak, hati, ikan banyak
dari,susu penuh,keju,es krim,& produk olahan protein hewani yang diawet (ham,daging asap,
dendeng,kornet)
3. Sumber Protein Nabati
Dianjurkan
Semua kacang-kacangan dan produk olahan yang dibuat dengan garam dapur, dalam jumlah
terbatas
Tidak dianjurkan
Selai kacang (peanut but ter) dan semua produk olahan kacang-kacangan yang diawet dengan
garam natrium atau digoreng
4. Sayuran
Dianjurkan
Sayuran berserat : bayam, kangkung, kac panjang, labu siam, tomat, taoge, wortel
Tidak dianjurkan
Sayuran bergas : sawi putih, kol, lobak; Sayuran berserat tinggi: daun singkong, daun katuk, daun
melinjo, pare; sayuran mentah
5. Buah-buahan
Dianjurkan
Buah segar yang dibuat jus : jeruk, mangga, nenas, jambu biji (tanpa pengawet)
Tidak dianjurkan
Buah bergas : nangka, durian, buah yang diawetkan dengan natrium seperti : buah kaleng, asinan.
6. Sumber Lemak
Dianjurkan
Minyak jagung dan minyak kedelai; margarin, mentega tanpa garam untuk menumis atau setup;
santan encer
Tidak dianjurkan
Minyak kelapa, minyak kelapa sawit; margarin, mentega biasa; santan kental, krim, dan produk
gorengan
7. Bumbu masakan
Dianjurkan
Bumbu yang tidak tajam: garam (terbatas), gula, bawang merah, bawang putih, jahe, laos, asem,
kayu manis, pala (rempa-rempah alami lainnya)
Tidak dianjurkan
Bumbu yang tajam : cabe, merica, cuka, makanan berbahan pengawet garam natrium : kecap,
terasi, petis, vetsin, penyebab, soda, baking powder.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. WAKTU
Pendidikan Kesehatan ini dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 November 20201
Waktu : 30 Menit
B. TEMPAT
Pendidikan Kesehatan ini dilaksanakan di : kulim
C. SASARAN
Yang menjadi sasaran dari pendidikan kesehatan ini adalah Keluarga Lansia dan Lansia
D. MEDIA
Media yang digunakan dalam pendidikan kesehatan ini adalah Leaflet
E. METODE
1. Diskusi
2. Ceramah
Moderator

: Mengawali dan mengawasi jalannya diskusi yang menjadi tanggung jawabnya agar
berjalan sesuai dengan topiknya.

: Sebagai pendamping leader dalam presentasi dan membantu leader dalam menjawab
pertanyaan peserta.

: Sebagai pemateri (menyampaikan materi tentang gizi sehat bagi lansia)


menyampaikan materi kepada audiens bagaimana agar audiens mengerti
dan bisa menerima penyampaian materi.

: Pembuat laporan hasil penyuluhan.

: Memfasilitasi selama penyuluhan dan mendorong audiens untuk fokus kepada


leader serta memicu audiens untuk bertanya.

: Mendokumentasikan selama proses penyuluhan

: Mengobservasi jalannya penyuluhan

: Menerima materi yang disampaikan kelompok

G. EVALUASI KEGIATAN
BENTUK EVALUASI
Menggunakan wawancara sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan Pre:
apakah sebelumnya sudah mengerti tentang gizi bagi lansia?
Post :
1. Apa Pengertian Lansia ?
2. Bagimana stroke pada Usia Lanjut ?
3. Apa Saja Faktor-Faktor stroke yang Mempengaruhi Pada Lansia ?
4. Bagaimana Masalah Gizi Pada Lansia ?
5. Bagaimana Pemantauanstroke pada lansia?
Tingkat keberhasilan/pencapaian :
Tingkat keberhasialan dari pendidikan kesehatan ini sudah cukup baik.
a) Moderator : sudah berhasil dengan baik memandu jalannya acara kegiatan dari awal
hingga acara selesai.
b) Leader : penyaji telah mampu menyampaikan atau menyajikan materi penyuluhan dengan
baik. Penyaji telah mampu menguasai materi penyuluhan dengan baik. Sebelum
menyampaikan materi maupun sub materi penyaji telah mampu menggali pengetahuan klien.
c) CO leader : sudah mampu membantu leader dalam menjawab pertanyaan dari peserta.
d) Notulen : mampu membuat laporan hasil kegiatan dengan baik.
e) Fasilitator : mampu dengan baik memfasilitasi selama penyuluhan dan mendorong audiens
untuk fokus kepada leader serta memicu audiens untuk bertanya.
f) Dokumentasi : mampu mendokumentasikan kegiatan dengan baik selama proses penyuluhan.
g) Observer : mampu dengan baik mengobservasi jalannya penyuluhan.
h) Peserta: peserta hadir sesuai dengan yang diharapkan. Selama jalannya penyuluhan
peserta tampak fokus dan memperhatikan materi yang dijelaskan. Klien mengerti dengan
materi yang telah di sampaikan, dibuktikan saat di Tanya apakah sudah mengerti
peserta menjawab sudah mengerti.
H. Identifikasi Hal –Hal Yang Mendukung Keberhasilan Pendidikan Kesehatan
Saat dievaluasi ulang terkait materi pendidikan kesehatan pasien mengatakan
sudah mengerti dan saat diminta menjelaskan ulang pasien bisa menjelaskan dengen benar dan
baik.
I. Identifikasi Hal –Hal Yang Menghambat Kegiatan PendidikanKesehatan
Dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan ini tidak ada hambatan karena pelaksanaan
berjalan dengan baik dari awal hingga akhir.
BAB IV
PENUTUP

A.KESIMPULAN
1. Hasil pengkajian sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sebagian lansia belum mengetahui
stroke pada lansia serta pentingnya pemeriksaan fisik
2. Hasil pengkajian setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang stroke pada lansia dan bersedia
melakukan pengobatan
3. Terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang
stroke pada lansia serta kesadaran untuk melakukan pemeriksaan fisik setiap bulan sekali
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Bagi Mahasiswa diharapkan dapat memberikan pelayanan terutama penyuluhan sesuai
kebutuhan masyarakat .
2. Bagi Responden
Bagi responden lebih mengetahui tentang stroke pada lansia, manfaat dari pemeriksaan
fisik pada lansia.
DOKUMENTASI :

Anda mungkin juga menyukai