Anda di halaman 1dari 14

CHIKUNGUNYA

Disusun Oleh:
JULIA NESTI (19010005 )
KARTIKA (19010006 )
SAFRIA ILHAM HARAHAP(19010012)
Definisi Chikungunya

Chikungunya adalah demam yang disebabkan oleh virus chikungunya


yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti (sebagai
vektor). Chikungunya adalah infeksi virus yang ditandai dengan serangan
demam dan nyeri sendi secara mendadak. Virus ini menyerang dan menulari
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dua
jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah
(Marianti, 2018).
Etiologi

Chikungunya disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk


Aedes Aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk tersebut mendapatkan
virus chikungunya saat menggigit seseorang yang telah terinfeksi
sebelumnya. Penularan virus terjadi bila orang lain digigit oleh nyamuk
pembawa virus tadi. Perlu diketahui bahwa virus chikungunya tidak
menyebar secara langsung dari orang ke orang (Marianti, 2018).
Manifestasi Klinis

 Demam hingga 390 Celsius


 Nyeri pada otot dan sendi
 Sendi bengkak
 Nyeri pada tulang
 Sakit kepala
 Muncul ruam di tubuh
 Lemas
 Mual
 Kejang dan penurunan kesadaran
Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit nyamuk pembawa virus
hingga menimbulkan gejala) sekitar 2 hingga 4 hari. Pada saat virus masuk ke dalam sel secara
endositosis virus tersebut menuju sitoplasma dan reticulumendoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi
proses sintesis DNA dan sisntsesis RNA virussedangkan di dalam reticulum endoplasma terjai proses
sintesis protein virus. Setetah masa inkubasi tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi,
sumsum tulang,limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel membrane maka
virus beredar dalam darah.
Demam chikungunya salah satunya dapat menginfekasi sel hati sehingga sel hati mengalami
degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi
metabolisme pada sel hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang
mengalami demam ini biasanya terdapat ikterus. Gejala yang paling menonjol pada kasus ini adalah
nyeri pada setiap persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan,
serta sendi-senditulang punggung. Radang sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah untuk
digerakkan, bengkak dan berwarna kemerahan.
Komplikasi

 Uveitis (radang pada bagian mata yang disebut uvea)


 Retinitis (radang pada retina mata)
 Miokarditis (peradangan otot jantung)
 Nefritis (peradangan pada ginjal)
 Hepatitis (radang hati)
 Meningoensefalitis (radang selaput otak)
 Mielitis (radang pada satu segmen saraf tulang belakang)
 Sindrom Guillain-Barre (gangguan sistem saraf yang dapat
menyebabkan kelumpuhan).
Pemeriksaan Laboratorium

 Isolasi virus (paling akurat)


 Pemeriksaan serologi
 Polymerase chain reaction (PCR)
 Asuhan Keperawatan

Pengkajian
 Biodata : Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
 Alasan masuk rumah sakit 
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sebelum sakit ini
 Riwayat kesehatan sekarang (waktu timbulnya penyakit, usaha
yang dilakukan untuk mengurangi keluhan).
 Riwayat kesehatan keluarga (keluarga yang menderita penyakit
yang sama).
Pemeriksaan fisik
 Kepala : Bentuk, distribusi rambut, kebersihan rambut dan kulit kepala, nyeri tekan.
 Mata: Posisi mata, konjungtiva pucat, penglihatan, sklera.
 Telinga: Bentuk telinga, pendengaran, keadaan telinga.
 Hidung: Bentuk hidung, tidak atau terdapat sekret, ada atau tidak terdapat pernapasan
cuping hidung.
 Mulut dan gigi: Keadaan bibir, menggunakan gigi palsu atau tidak,kebersihan mulut.
 Leher: Terdapat pembengkakan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
 Thorax: Bentuk thorax simetris, respirasi normal (16-20 kali/menit)
 Abdomen: Terdapat pembesaran atau tidak, peristaltik usus
 Ekstremitas : Atas : keadaan baik atau lemah.
Bawah : keadaan baik atau lemah.
Diagnosa Keperawatan

 Hipetermia berhubungan dengan proses penyakit


 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kendali otot
Intervensi Keperawatan

DX: Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit


Intervensi :
 Identifkasi penyebab hipertermi
 Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Berikan cairan oral
 Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Intervensi Keperawatan

DX : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis


Intervensi :
 Observasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. terapi musik, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin).
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
 Fasilitasi istirahat dan tidur.
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Intervensi Keperawatan

DX: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot


Intervensi:
 Dukungan Ambulasi
 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
 Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)
 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
 Anjurkan melakukan ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur
ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi).

Anda mungkin juga menyukai