PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Defek Septum Ventrikel atau VSD (ventricular septal defect) adalah
kelainan jantung bawaan berupa tidak terbentuknya septum antara
ventrikel jantung kiri dan kanan sehingga antara keduanya terdapat
lubang (tunggal atau multiple) yang saling menghubungkan. Defek ini bisa
muncul sebagai kelainan tunggal (berdiri sendri) atau muncul bersama
dengan malformasi kongenital kardial lainnya, misalnya stenosis
pulmonal, duktus arteriosus persisten, koarktasio aorta, tetralogi Fallot,
transposisi arteri-arteri besar, atresia pulmonal, dan lain-lain (Wahab, A.
Samik; 2009).
Menurut Corwin, Elizabeth J., dalam Buku Saku Patofisiologi Ed. 3,
2009 menyebutkan bahwa, defek septum ventrikel adalah adanya lubang
abnormal antara ventrikel kanan dan kiri yang terjadi ketika dinding antara
kedua ventrikel gagal menutup secara sempurna selama masa gestasi.
Defek ini adalah defek kongenital jantung yang paling sering terjadi.
Ukuran defek menentukan keparahan gejala.
VSD merupakan salah satu kelainan yang paling sering ditemukan
pada penyakit jantung kongenital. Defisiensi di dalam dinding di antara
kedua ventrikel. Defek septum ventrikel dapat ditemukan dengan ukuran
dan lokasi yang bervariasi di sepanjang permukaan septum, dan masingmasing menghasilkan bising yang khas (Schwartz, M. William; 2004).
Dapat disimpulkan bahwa defek septum ventrikel (VSD) merupakan
suatu kelainan jantung bawaan berupa tidak terbentuknya septum antara
ventrikel jantung kiri dan kanan atau gagal menutupnya dinding di antara
kedua ventrikel selama masa gestasi. VSD ini merupakan kelainan yang
paling sering ditemukan pada penyakit jantung kongenital.
2
Page
2.2 KLASIFIKASI
Biasanya asimptomatik
Defek kecil 1-5 mm
Tidak ada gangguan tumbuh kembang
Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang
menjalar ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu
b. VSD sedang
o Sering terjadi symptom pada bayi
o Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum,
memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering
tidak mampu menghabiskan makanan dan minumannya
o Defek 5- 10 mm
o BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
o Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk
sembuh tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan
o Takipneu
o Retraksi bentuk dada normal
Page
sedang,
conus
pulmonalis
menonjol,
peningkatan
karena
kekurangan
oksigen
akibat
gangguan
pernafasan.
Gangguan tumbuh kembang.
EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri.
Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus
pulmonalis yang tampak menonjol pembuluh darah hilus
membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perifer.
2.3 Epidemiologi
Kelainan ini merupakan kelainan jantung bawaan yang paling
sering ditemukan. (Hull, David, 2008). Dari 82 pasien terdapat 43 laki-laki
dan 39 perempuan. PJB yang paling sering adalah Vebtricular Septal
Defect (VSD) yaitu sebanyak 29% (Rahmi, 2010).
Defek septum ventrikel adalah kelainan jantung kongenital yang
paling sering ditemukan, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Page
6. Insiden tertinggi pada prematur dengan kejadian 2-3 kali lebih sering
dibanding bayi aterm. (Wahab, Samik, 2006)
VSD mempengaruhi 2-7% dari kelahiran hidup. Daerah tempat
tinggal pasien dapat mempengaruhi prevalensi VSD yang diketahui.
Sebagai contoh, VSD otot kecil yang paling mungkin diidentifikasi adalah
di daerah perkotaan, mungkin karena akses kesehatan yang modern siap
di lokasi tersebut. Sebuah studu ekokardigrafi mengungkapkan tingginya
insiden 5-50 setiap 1000 bayi baru lahir. Kekurangan dalam penilitian ini
adalah VSD otot kesil terbatas, yang biasanya secara langsung dekat
dalam tahun pertama kehidupan. VSD adalah lesi yang paling umum pada
beberapa sindrom kromosom, termasuk trsomi 13, trisomi 18, trisomi 21
dan sindrom relatif jarang. Bagiamanapun, lebih dari 95% dari pasien
dengan VSD, kecacatan tidak berhubungan dengan kelainan kromosom.
VSD sedikit lebih umum pada pasien wanita dibandingkan pada
pasien laki-laki (56%, 44%). Insiden kelainan dari migrasi jaringan
ectomesenchiymal (yaitu, VSD saluran subarteri) yang lebih banyak pada
anak laki-laki. Laporan tidak dapat disimpulkan mengenai perbedaan ras
dalam distribusi VSD. Namun, dua kali lipat terjadi pada populasi Asia. ini
merupakan 5% dari kecacatan Amerika Serikat tetapi 30% dari mereka
dialporkan di Jepang (Ramaswary, 2013).
2.4 Etiologi
Penyebab VSD adalah pada perkembangan Embrio maka
gabungan ventrikuler dan membranous terjadi saat kehamilan umur 4 8
minggu. Perkembangan septum muskular terjadi saat ventrikel kanan dan
kiri membentuk sumbu (fuse) sedangkan septum membranous terjadi
akibat pertumbuhan dari endocardial ciushius. Selama proses
pembentukan sekat ini dapat terjadi defek kongenital akibat gangguan
pembentukan ini.
VSD terjadi karena kegagalan penyatuan atau kurang
berkembangnya komponen atau bagian dari septum interventricularis
jantung (terutama pars membranacea). Perkembangan ini terjadi pada
Page
hari ke-24 sampai ke-28 masa kehamilan. Kegagalan gen NKX2.5 dapat
menyebabkan penyakit ini. Meningkatnya penggunaan alkohol dan obatobatan terlarang telah diidentifikasi sebagai faktor risiko yang paling
mungkin pada VSD.
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat
diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung
bawaan (PJB) yaitu :
Faktor prenatal (faktor eksogen)
Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
Ibu alkoholisme
Umur ibu lebih dari 40 tahun
Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
Ibu meminum obat-obatan penenang
Faktor genetic (faktor endogen)
Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
Ayah/ibu menderita PJB
Kelainan kromosom misalnya sindrom down
Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari
seluruh kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak
tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula
terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan
kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot.
2.5 Faktor Risiko
Pertumbuhan pada anak dengan PJB, khususnya VSD juga
dipengaruhi oleh faktor prenatal seperti berat badan lahir rendah, kelainan
kromosom, potensi genetik, kelainan bawaan lainnya serta faktor-faktor
intrauterin. Interaksi antara faktor-faktor risiko, temasuk penyakit ibu saat
kehamilan semester I, kelainan kromosom, ayah perokok dan golongan
suku (ras) juga berpengaruh. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan
terjadinya Ventricular Septal Defect :
1) Faktor maternal
Page
Page
Page
Faktor risiko anak akan meningkat dengan ayah dan ibu menderita PJB
2.6 Patofisiologi
Faktor eksogen dan endogen
Proses perkembangan embrio tidak sempurna
Ventrikel Septum Defect
Tekanan ventrikel kiri meningkat
Darah mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan
Darah terpompa kembali ke paru-paru
Volume darah di paru-paru meningkat dan
resistensi pembuluh darah paru
Sklerosis pembuluh
darah paru
Volume sekuncup
menurun
Tekanan ventrikel
kanan
Hipertrofi otot
COP menurun
Perubahan permeabilitas
ventrikel
kanan
dari membrane alveoli
kapiler
Kebutuhan O2 dan zat
workload
nutrisi utk metabolism
Penurunan
tidak seimbang
kemampuan difusi
atrium kanan tidak dapat
kelemahan
mengimbangi
BB menurun
hipoksemia
peningkatan workload
intoleransi aktivitas
sesak nafas
Nutrisi kurang dari pembesaran
atrium kanan
kebutuhan tubuh
gangguan pertukaran gas
gejala chf: murmur,
penurunan curah jantung
distensi vena jugularis,
edema, hepatomegali
2.7 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DSV kecil pada umumnya asimtomatik, tetapi
pada DSV besar terjadi pirau dari ventrikel kiri menunju ventrikel kanan
Page
terganggu.
Mudah menderita
memerlukan
waktu
infeksi
pada
lama
untuk
paru-paru
sembuh
dan
biasanya
tetapi
umumnya
10
yang
pembesaran
tampak
jantung
menonjol
nyata
dengan
pembuluh
darah
conus
hilus
aksis
ke
kanan
11
deviasi
RAD
).Defek
septum
ventrikel
Page
prominen)
Corakan pulmonal bertambah (plethora)
Page
12
C. Ekokardiografi
Pemeriksaan echocardiografi pada VSD meliputi M-Mode, dua
dimensi doppler. Pada doppler berwarna dapat ditemukan lokasi, besar
dan arah paru,dimensi ruang jantung, dan fungsi ventrikel. Dengan
pemeriksaan ini dapat pula terdeteksi lokasi defek, taksiran besar ukuran
shunt dengan memperkirakan ukuran relatif ruangan-ruangan dan
arahnya. Gelombang kontinu Doppler dpat merefleksikan perbedaan
tekanan ventrikel kiri dan kanan saat sistole.
Pada defek yang kecil, M-Mode dalam batas normal sedangkan
pada dua dimensi defek kecil sulit dideteksi.
Pada defek sedang lokasi dan ukuran dapat ditentukan dengan
ekokardigrafi dua dimensi, dengan M-Mode terlihat pelebaran
ventrikel kiri atau atrium, kontraktilitas ventrikel masih baik.
Pada defek besar, ekokardiografi dapat menunjukkan adanya
pembesaran ke empat ruang jantung dan pelebaran arteri
pulmonalis.
D. Kateterisasi jantung
Menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel, hanya
dilakukan pada VSD besar untuk menilai besarnya paru dari kiri ke
kanan (QP/QS) dan tingginya resistensi vaskular paru agar dapat
ditentukan apakah masih bisa ditutup atau tidak, diperlukan pada :
~ VSD kecil dan sedang yang diduga ada peningkatan tahanan paru.
~ VSD besar dan atau gagal jantung.
~ Kateterisasi jantung kanan untuk mengukur tekanan dan saturasi
pada aliran darah pulmonal sedangkan kateterisasi jantung kiri
untuk aliran darah sistemik.
Tujuan kateterisasi jantung terutama untuk mengetahui :
Jumlah defek.
Evaluasi besarnya pirau.
Evaluasi tahanan vaskular paru.
Evaluasi beban kerja ventrikel kanan dan kiri.
Mengetahui defek lain selain VSD.
Saat ini kateterisasi pada VSD lebih ditujukan pada tindakan
13
E. Angiografi jantung
Jantung dalam batas normal dengan atau tanpa corakan pembuluh
darah bertambah (VSD kecil).
Kardiomegali, pembesaran batang a. pulmonalis sehingga tonjolan
pulmonal prominen dan corakan pembuluh darah hilus berlebih
(VSD sedang dan besar).
Batang a. pulmonalis besar (tonjolan puimonal prominen), dengan
cabang-cabang a. pulmonalis lebih sedikit (VSD besar dengan
hipertensi pulmonal menetap atau Sindrom Eisenmenger).
F. Biopsi jaringan paru
G. MRI
Memberikan gambaran terutama pada VSD dengan lokasi apikal
yang sulit dilihat dengan elektrokardigrafi. Juga dapat dilakukan
besarnya curah jantung, besaran pirau, dan evaluasi kelainan yang
menyertai seperti pada aorta asendens dan arkus aorta.
H. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial (PTT)
yang
dilakukan
sebelum
pembedahan
dapat
mengungkapkan
kecenderungan perdarahan.
2.9 Penatalaksanaan
A. Beri penyuluhan kepada keluarga tentang pilihan terapi untuk VSD
Page
14
1. Amplatzer
2. Bard Clammshell Umbrella
15
Page
Page
16
c. Arteri pulmoinalis
2) Prbaikan VSD
a. VSD konoventrikular
b. VSD jukstaarteial
c. VSD jalan masuk
d. VSD muscular
3) Penutupan PDA yang menyertai
4) Pengikatan dan pelepasan ikatan arteri pulmonalis
Pengikatan arteri pulmonalis untuk mengurangi aliran darah dan
tekanan darah ke paru. Ikatan tersebut dapat dilepaskan bila defek
dikoreksi dengan operasi paliatif (Wahab, S. A, 2009).
2.10 Pencegahan
Anak diberikan asupan kalori yang memadai agar mencapai
pertumbuhan yang optimal.
Menurut Artikel Ventricular Septum Defect pasien Small Ventricular
Septum Defect dengan tekanan arteri paru normal, fungsi ventrikel
normal, dan tidak ditemukan lesi memiliki toleransi aktifitas yang
normal dan tidak ada batasan berolahraga. Sedangkan yang
memiliki pulmonary arterial hypertension biasanya memiliki batasan
dalam berolahraga. Dan juga pada wanita hamil dengan Small
Ventricular Septum Defect tanpa hipertensi paru tidak menimbulkan
resiko pada kehamilan. Sedangkan moderate defects dapat
meningkatkan aliran darah pada paru-paru selama kehamilan.
Upaya pencegahan pada masa kehamilan
Persiapan kehamilan
Pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan pertama dimana
terjadi pembentukan organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya
ibu tidak mengkonsumsi jamu berbahaya dan obat obat yang
dijual bebas di pasaran. Menghindari minuman beralkohol .
Perbanyak asupan makanan bergisi terutama yang mengandung
protein dan zat besi juga asam folat tinggi. Protein bisa didapat
dari sumber hewani, misal ikan, daging, telur dan susu maupun
tumbuh tumbuhan sayur mayur segar. Pencegahan anemia
dengan makan aneka sayuran yang mengandung zat besi juga
17
atau bidan.
Menghindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen
berulang pada masa kehamilan, ibu hamil tidak merokok baik
secara aktif maupun terkena asap rokok dari suami atau anggota
keluarga disekitarntya. Hindari polusi asap kendaraan dengan
menggunakan masker pelindung agar tidak terhisap zat - zat
racun dari karbon dioksida.
Pencegahan infeksi pada masa hamil
Segera lakukan pencegahan sebelum masa kehamilan
seperti imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak)
dan rubella selama hamil. Pola hidup sehat dan cukup olahraga
yang sesuai dengan kondisi ibu hamil agar meningkatkan daya
tahan tubuh dan istirahat yang cukup agar tidak mudah terserang
penyakit infeksi sejak hamil muda.
Ibu hamil dengan faktor resiko antara lain kehamilan dengan usia
ibu di atas 40 tahun, ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti
diabetes, kelainan genetik down sindrom, penyakit jantung dalam
keluarga perlu waspada dengan faktor resiko meskipun kecil
kemungkinannya.
2.11 Komplikasi
Pada pasien VSD dapat menyebabkan terjadinya komplikasi
diantaranya:
Gagal jantung kronik
Sindrom klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal
jantung berupa sesak, fatique, baik dalam keadaan istirahat atau
latihan, edema, dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam
keadaan istirahat. Tanda-tanda gagal jantung; nafas cepat, sesak
Page
hepatomegali.
18
19
BAB 3
Page
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Defek septum ventrikel (VSD) merupakan suatu kelainan jantung
bawaan berupa tidak terbentuknya septum antara ventrikel jantung kiri
dan kanan atau gagal menutupnya dinding di antara kedua ventrikel
selama masa gestasi. VSD ini merupakan kelainan yang paling sering
ditemukan pada penyakit jantung kongenital. VSD diklasifikasikan
berdasarkan lokasi lubang dan menurut ukurannya. Penyebab VSD
adalah pada perkembangan Embrio maka gabungan ventrikuler dan
membranous terjadi saat kehamilan umur 4 8 minggu. Perkembangan
septum muskular terjadi saat ventrikel kanan dan kiri membentuk sumbu
(fuse) sedangkan septum membranous terjadi akibat pertumbuhan dari
endocardial ciushius.
VSD juga dipengaruhi oleh faktor prenatal seperti berat badan lahir
rendah, kelainan kromosom, potensi genetik, kelainan bawaan lainnya
serta faktor-faktor intrauterin. Interaksi antara faktor-faktor risiko, temasuk
penyakit ibu saat kehamilan semester I, kelainan kromosom, ayah
perokok dan golongan suku (ras) juga berpengaruh. Manifestasi klinis
DSV kecil pada umumnya asimtomatik, tetapi pada DSV besar terjadi
pirau dari ventrikel kiri menunju ventrikel kanan yang menyebabkan
peningkatan aliran darah ke paru sehingga terjadilah hipertensi pulmonal.
Manifestasi lain yang biasanya muncul, yaitu : adanya tanda-tanda gagal
jantung kanan (sesak, terdapat murmur, distensi vena jugularis, edema
tungkai, hepatomegali), diaphoresis, tidak mau makan, tachipnea.
Untuk menegakkan diagnosis kelainan VSD ini dapat dilakukan
dengan EKG, rongen thorax, ekokardiografi, kateterisasi jantung,
angiografi jantung, biopsi jaringan paru, MRI, hitung darah lengkap, dan uji
prabedah rutin. VSD jika terus dibiarkan akan menimbulkan komplikasi
seperti, gagal jantung kronik, obstruksi pembuluh darah pulmonal, sindrom
einsenmenger, dan kelainan jantung lain. Untuk mencegah timbulnya VSD
20
dapat dilakukan dengan pemberian nutrisi yang seimbang pada saat pra
Page
21
Page
DAFTAR PUSTAKA
Page
Article.
22