Oleh
Kelompok 3 B14-A
1. Ni Nyoman Ayu Virse Sutrisni (213221194)
2. Ni Ketut Susilawati (213221204)
3. Kadek Dwi Cahyani (213221213)
4. Ni Wayan Gopi Sudharmadi (213221214)
5. I Made Suardana (213221225)
6. I Made Ngara Yasa (213221235)
7. Ni Komang Yuliani (213221237)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh rnanusia terdiri dari berbagai system, diantaranya adalah system
kardiovaskuler. System ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung
danpembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam hal
ini adalah jantung yang juga merupakan organ besar dalam tubuh. Fungsi
utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara
mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya
rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom. Seperti pada organ-organ
yang lain, jantung juga dapat mengalami kelainan ataupun disfungsi. Sehingga
muncullah penyakit jantung yang dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu
penyakit jantung didapat dan penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung
bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak
dalam kandungan dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Salah satu jenis
penyakit jantung yang tergolong penyakit jantung bawaan adalah Ventricular
Septal Defect (VSD).
VSD adalah kelainan jantung bawaan dimana terdapat lubang
(defek/inkontinuitas) pada septum ventrikel yang terjadi karena kegagalan fusi
septum interventrikel pada masa janin. VSD merupakan kelainan jantung
congenital tersering dengan prevalensi 20-25 % dari seluruh prevalensi jantung
kongenital. Septum ventrikel terbagi menjadi 2 bagian,yaitu pars membranacea
(bagian membran) dan pars muscularis (bagian otot). Sedangkan septum
muscularis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu inlet, trabecular, dan outlet
(infundibulum). VSD yang terletak di pars membrane sering kali meluas ke
bagian muscular sehingga sebagian besar ahli menyebut VSD ini dengan
istilah VSD perimembranous (PM). VSD PM merupakan jenis tersering
(70%), selanjutnya trabecular (5-20%), infundibular, dan inlet.
Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD adalah
Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil, gizi ibu hamil yang buruk,
ibu yang alkoholik, usia ibu diatas 40 tahun, dan ibu penderita diabetes.
Pencegahan VSD dapat dilakukan pada awal masa kehamilan terutama tiga
bulan pertama dimana
terjadi pembentukan organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu tidak
mengkonsumsi jamu berbahaya dan obat obat yang dijual bebas di pasaran,
menghindari minuman beralkohol, dan memperbanyak asupan makanan bergisi
terutama yang mengandung protein dan zat besi juga asam folat tinggi.
Pencegahan infeksi pada masa hamil dapat dilakukan dengan melakukan
imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan rubella
selama hamil yang merupakan faktor risiko terjadinya VSD.
Penyakit kelainan jantung bawaan dapat di diagnosa sejak masa
kehamilan yakni memasuki usia kehamilan 16 hingga 20 minggu dengan
pemeriksaan USG kandungan. Semakin dint diagnose dapat di ketahui maka
harapan untuk proses penyembuhan akan semakin besar. Oleh karena itu
sebagai perawat harus berusaha memberikan nasehat teiutama pada ibu yang
sedang hamil untuk dapat menghindari hal - hal yang dapat menimbulkan
penyakit VSD, sehingga turut membantu menurunkan prevalensi kejadian VSD
di Indonesia pada khususnya, dan juga perawat harus menerapkan asuhan
keperawatan secara tepat kepada pasien dengan VSD.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep dari asuhan keperawatan pada penderita ventrikel septum defect
pada anak?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetaliui bagaimana apa saja faktor penyebab dari penyakit jantung
bawaan serta tanda dan gejala yang dapat terlihat sehingga dapat segera dapat
penanganan yang cepat.
2. Tujuan Khusus
Untuk menambah wawasan baik secara teori maupun penatalaksanaan tenaga
medis terutama perawat agar lebih profesional dalam menangani masalah
penyakit ventrikel septum defect pada bayi barn lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI VSD
Vertikel septal defek adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang pada
septum interventrikuler, lubang tersebut hanya satu atau lebih yang te adi akibat
kegagalan fungsi septum interventrikuler sesama janin dalam kandungan.
Sehingga darah bisa menggalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya
(Nanda NIC-NOC, 2015).
VSD adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak sempumanya penutupan
dinding pemisah antar ventrikel. Kelainan ini paling sering ditemukan pada anak-
anak dan bayi dan dapat terjadi secara congenital dan traumatic (I wadyan
Sudarta, 2013: 32).
Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah lesi kongenital pada jantung berupa
lubang pada septum yang memisahkan ventrikel sehingga terdapat hubungan
antara antar rongga ventrikel (Ramaswamy,et a1. 2009).
B. KLASIFIKASI VSD
Klasifikasi VSD dibagi berdasarkan letak defek yang terjadi, yaitu :
1. Perimembranase , merupakan lesi yang terletak tepat dibawah katup aorta.
Defek Septum Ventrikel tipe ini terjadi sekitar 80% dari seluruh kasus DSV
(Rao,2005).
2. Muskular , merupakan jenis VSD dengan lesi yang terletak di otot-otot septum
dan te adi sekitar 5-20% dari seluruh angka kejadian DSV (Ramaswamy,et
al.2009).
3. Suprakistal jenis lesi VSD ini terletak dibawah katup pulmonalis dan
berhubungan dengan jalur jalan keluar ventrikel kanan. Presentasi kejadian
jenis VSD ini sekitar 5-7% di negara-negara barat dan 25% di kawasan timur
(Rao,2005).
4. Arterioventrikuler, kekurangan komponen endikardial dari septum
interventrikuler.
Klasifikasi VSD berdasarkan ukurannya :
1. VSD kecil
a. Biasanya asimtomatik
b. Defek kecil 1-5 mm
c. Tidak ada gangguan tumbuh kembang
d. Bunyi jantung normal,terkadang ditemukan suara bising di peristaltik
yang menjalar ke bseluruh tubuh perikardium dan berakhir pada waktu
distolik karna terjadi penutupan VSD.
e. Tidak diperlukan kateterisasi
f. Menutup secara spontan pada umur 3 tahun.
2. VSD sedang
a. Sering te adi symtom pada bayi
b. Sesak nafas
c. Defek 5-10 mm BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
d. Mudah menderita infeksi
e. Takipneu
f. Retraksi bentuk dada normal
3. VSD besar
a. Sering timbul pada masa neunatus
b. Dipsneu meningkat setelah te adi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam
minggu pertama setelah lahir
c. Pada minggu ke 2 dan 3 simtom mulai timbul
d. Sesak nafas saat tidur, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen
e. Gangguan tumbuh kembang
C. ETOLOGI VSD
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring
perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel
tersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna
maka timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang disebut defek
septum ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat
diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan
(PJB) yaitu :
1. Faktor prenatal (faktor eksogen):
a. Ibn menderita penyakit infeksi : Rubela
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
e. Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor genetik (faktor endogen)
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah/ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
e. Kembar identik
(Prema R, 2013)
Perbandingan antara kondisi jantung normal dengan VSD seperti pada gambar di
bawah ini.
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari seluruh
kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran, 2000). Dinding pemisah antara
kedua ventrikel tidak tertutup 5empurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi
dapat pula te adi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan
kelainan lain rnisalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini lebih
banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun pada orang dewasa yang jarang
terjadi merupakan komplikasi serius dari berbagai serangan jantung (Preina
R, 2013; AHA, 2014).
D. PATOFISIOLOGI VSD
Ventricular Septal Defect (VSD) terjadi akibat adanya kebocoran di
septum interventrikular. Kebocoran ini terjadi karena kelambatan dari
pertumbuhannya. Biasanya terjadi di pars muskularis atau di pars
tnembranasea dari septum. Defek tersebut dapat terletak dirnanapun pada
septum ventrikel, dapat tanggal atau banyak dengan bentuk dan ukuran yang
bervariasi. Kebocoran di pars muskularis biasanya kecil. Kebocoran
ditempat lainnya mempunyai ukuran bermacam-macam.
Pada defek yang berukuran tidak lebih dari I cmm terdapat perbedaan
tekanan antara ventrikel kanan dan kiri. Tekanan ventrikel kiri yang lebih besar
menyebabkan arus kebocoran berlangsung dari kiri ke kanan (L to R Shunt).
Volume darah dari ventrikel kiri ini setelah melalui defek lalu masuk ke dalam
arteri pulmonalis bersama-sama darah yang berasal dari ventrikel kanan.
Biasanya pada defek yang kecil ini tidak terjadi kebocoran, dengan demikian
ventrikel kanan tidak mengalami beban volume dan tidak menjadi dilatasi.
Jumlah darah yang mengalir melalui arteri pulmonalis akan bertambah,
demikian pula vena- vena pulmonalis isinya akan bertambah dan mengalirkan
darah ke atrium kiri. Kelebihan darah ini menyebabkan dilatasi dari atrium kiri.
Ventrikel kiri, disamping volume darahnya yang bertambah, juga harus bekerja
keras sehingga tejadi hipertrofi. Dengan kata lain arteri pulmonalis, atrium kiri,
dan ventrikel kiri yang mengalami kelainan pada saat ini, sehingga jantung kiri
yang membesar. Bila defek itu makin besar, maka volume darah yang mengalir
ke ventrikel kanan juga bertambah. Dengan bertambahnya volume darah ini, maka
ventrikel kanan manjadi dilatasi, dan arteri pulmonalis juga bertambah lebar.
Selama sirkulasi ini berjalan lancar, tidak ada peningkatan tekanan di dalam arteri
pulmonalis.
Selanjutnya seperti pada kelainan ASD, lambat laun pada penderita ini pun
akan terjadi perubahan-perubahan pada pembuluh darah paru-paru, yaitu
penyempitan dari lumen arteri-arteri di perifer. Hipertensi pulmonal lebih cepat
tejadi pada VSD. Dengan adanya hipenensi pulmonal ini, ventrikel kanan
menjadi besar karena darah yang mengalir ke dalam arteri paru-paru mengalami
kesulitan. Dengan adanya resistensi yang besar pada arteri-arteri pulmonalis.
maka atrium kiri yang semula dilatasi kini berkurang isinya dan kembali normal.
Pada saat ini yang berperan dalam kelainan ini adalah ventrikel kanan, arteri
pulmonalis dengan cabang-cabangnya yang melebar terutama bagian sentral. Jadi
sekarang yang membesar terutama adalah jantung kanan. Keadaan ini mirip
dengan kelainan ASD dengan Hipertensi pulmonal.
Defek pada septum yang besar menyebabkan keseimbangan antara
tekanan pada kedua ventrikel. Ada kalanya defek itu sangat besar sehingga kedua
ventrikel itu menjadi satu ruangan (Single Ventricle). Arah kebocoran pada
keadaan ini tergantung pada keadaan dari arteri pulmonalis dan aorta. Bila
tekanan di dalam arteri pulmonalis tinggi karena adanya kelainan pada pembuluh
darah paiu maka darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke dalam ventrikel kiri.
Bila di dalam aorta terdapat tekanan yang tinggi, kebocoran berlangsung dari
ventrikel kiri ke ventrikel kanan (L to R Shunt).
Darah arterial dari atrium kiri masuk ke atrium kanan. Aliran tidak deras
karena perbedaan tekanan atrium kiri dan kanan tidak besar (tekanan atrium kiri
lebih besar dari tekanan atrium kanan. Beban pada atrium kanan, atrium
pulmonalis kapiler paru, dan atrium kiri ineningkat, sehingga tekanannya
meningkat. Tahanan katup pulmonal naik, timbul bising sistolik karena stenosis
relatif katup pulmonal. Juga tejadi stenosis relatif katup trikuspidal, sehingga
terdengar bising diastolik. Penambahan beban atrium pulmonal bertambah,
sehingga tahanan katup pulmonal meningkat dan terjadi kenaikan tekanan
ventrikel kanan yang permanen. Kejadian ini bejalan lambat
E. MANIFESTASI KLINIS VSD
a. Takipneu
b. Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam
minggu pertama setelah lahir
c. Adanya sianosis dan clubbing finger
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis
karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
e. Bayi mudab lelah saat menyusu, sehingga ketika mulai menyusu bayi
tertidur karena kelelahan.
f. Muntah saat menyusu
g. BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
h. Gangguan tumbuh kembang
i. EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
i. Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang
tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan
vaskularisasi paru perifer
(PDPDI, 2009; Webb GD et a1, 2011; Prema R, 2013)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC VSD
1. Auskultasi jantung mur-mur pansistolik keras dan kasar, umumnya paling
jelas terdengar pada tepi kiri bawah sternum
2. Pantau tekanan darah
3. Foto rontgen toraks hipertrofi ventrikel kiri
4. Elektrochardiografi
5. Echocardiogram hipertrofi ventrikel kiri
6. MRI
o. KOMPLIKASI VSD
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien,
antara lain :
a. Gagal jantung
b. Endokarditis
c. Insufisiensi aorta
d. Stenosis pulmonal
e. Hipertensi pulmonal (penyakit pembuluh darah paiu yang progresif)
H. PENATALAKSANAAN VSD
1. Non Farmakologis
a, Pembedahan :
I) Menutup defek dengan dijahit melalui cardio pulmonary bypass
2) Pembedahan pulmonal arteri nunding (pad) atau penutupan defek
untuk mengurangi aliran ke paru.
b. Non pembedahan : menutup defek dengan alat melalui kateterisasi jantung
2. Farmakologi
Pemberian vasopresor atau vasodilator :
a. Dopamin (intropin)
Memiliki efek inotropik positi pada miocard, menyebabkan peningkatan
curah jantung dan peningkatan tekanan sistolik serta tekanan nadi, sedikit
sekali atau tidak ada efeknya pada tekanan distolik, digunakan untuk
gangguan hemodinamika yang disebabkan bedah jantung terbuka (dosis
diatur untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi ginjal)
b. Isopreterenol (isuprel)
Memiliki efek inotropik positif pada miocard, meyebabkan peningkatan
cuiah jantung : menurunan tekanan distolik dan tekanan rata — rata sambil
meningkatkan tekanan sistolik.
0l8mNmfé
J. ASUHAN KEPERAWATAN VSD
1) Pengkajian Umum
a. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa bayinya ke dokter tergantung
dari jenis defek yang teqadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi
biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat
banyak.
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakan
pada tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang
terjadi.
2. Riwayat kesehatan lalu
a. Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu
(infeksi virus Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan
alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM pada ibu.
b. Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
c. Riwayat Neonatus
• Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
• Bayi rewel dan kesakitan
• Tumbuh kembang anak terhambat
• Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegaly
• Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami
kelainan defek jantung
b. Penyakit keturunan atau diwariskan
c. Penyakit congenital atau bawaan
c. Sistem yang dikaji :
• Pola Aktivitas dan
latihan
Keletihan/kelelahan
Dispnea
Perubahan tanda vital Perubahan
status mental Takipnea
Kehilangan tonus otot
• Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan
Riwayat hipertensi
Endokarditis
Penyakit katup jantung.
• Pola mekanisme koping dan tolernnsi terhadap stress
Ansietas, khawatir, takut
Stress yang b/d penyakit
• Pola nutrisi dan metabolik
Anoreksia
Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
• Pola persepsi dan konsep
diri Kelemahan
pening
• Pola peran dan hubungan dengan sesama
Penurunan peian dalam aktivitas sosial dan keluarga
2) Pengkajian Fisik
Dalam diagnose kepernwatan, perlu dilakukan pengkajian data dari hasil :
1. Anamnese
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam melakukan anamnesa adalah :
I) Riwayat perkawinan
Pengkajian apakah bayi ini diinginkan atau tidak, karena apabila bayi
tersebut tidak diinginkan kemungkinan selama hamil ibu telah
menggunakan obat-obat yang bertujuan untuk menggugurkan
kandungannya
2) Riwayat kehamilan
Apakah selama hamil ibu pemah menderita penyakit yang dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin, seperti hipertensi, diabetus
melitus atau penyakit virus seperti rubella khususnya bila terserang
pada kehamilan trisemester pertama.
3) Riwayat keperawatan
Respon fisiologis terhadap defek ( sianosisi, aktivitas terbatas )
4) Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung: nafas cepat, sesak nafas,
retraksi, bunyi jantung tambahan ( mur-mur ), edema tungkai dan
hepatomegali
5) Kaji adanya tanda-tanda hipoxia kronis : clubbing finger
6) Kaji pola makan, pola pertambahan beiat badan
7) Apakah diantara keluarga ada yang menderita penyakit yang sama
8) Apakah ibu atau ayah perokok (terutama selama hamil)
9) Apakah ibu atau ayah pernah menderita penyakit kelamin (seperti
sipilis)
10) Sebelum hamil apakah ibu mengikuti KB dan bentuk KB yang pernah
digunakan
11) Obat-obat apa saja yang pernah dimakan ibu selama hamil
12) Untuk anak sendiri apakah pemah menderita penyakit demam
reumatik
13) Apakah ada kesulitan dalam pemberian makan atau minum khususnya
pada bayi
14) Obat-obat apa saja yang pernah dimakan bayi
2. Inspeksi :
a. Gambarkan gerakan bayi.
b. Gambarkan sikap posisi bayi.
c. Gambarkan adanya perubahan lingkar kepala.
d. Gambarkan respon pupil pada bayi yang usia kehamilannya lebih dari
32 minggu.
3. Palpasi :
Ada nyeri atau tidak saat ditekan pada daerah dada, ekstermitas atas
ataupun bawah. Ada suara krepetasi atau tidak pada persendian.
4. Perkusi :
Normalnya pekak atau sonor.
3) Diagnose Keperawatan
N DIAGNOSA
O KEPERAWATAN
l. Penurunan curah jantung berhubungan dengan pembesaran atrium.
2. Ketidakefektifan Pola nafas berhubungan dengan peningkatan ke a jantung, hipertensi
pulmonal
3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplay O2 ke jar. perifer
4. Intoleransi aktifitas berhubungan gengan kelemahan otot dan kelelahan
4) Intervensi
3. Ketidakefektifa Setelah dilakukan kaji pucat, sianosis, kaji pucat, sianosis dan
n perfusi
tindakan clubbing finger, clubbing finger serta
jaringan kepeiawatan dan catat kekuatan nadi perifer
perifer selama 2 x 24 jam kekuatan nadi untuk mengetahui
berhubungan
dengan didapatkan Criteria perifer lancar
penurunan
suplay
O2 ke jaringan
perifer
hasil : kaji keadaan kulit tidaknya suplay O2 ke
Denyut nadi (lembab/tidak,hangat/ jaringan perifer. Jika
perifer teraba dingin) pasien masih terdapat
dengan kuat, tanda-tanda tersebut,
Wanna kulit tidak mendandakan supay
pucat/sianosis O2 belum maksimal
Kulit terasa hangat kulit yang hangat
menandakan kulit
mendapat kecukupan
suplay O2
A. Kesimpulan
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya dalah sistem
kardiovaskuler. Sistem ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung dan
pembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam hal ini
adalah jantung. Jantung merupakan organ terbesar dalam tubuh. Jantung adalah
organ berupa otot berbentuk kerucut. VSD adalah kelainan jantung berupa
tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah anatara kedua ventrikel.
Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula teradi karena trauma.
Kelainan ini merupakan kelainan yang banyak terjadi yaitu sekitar 25%.
B. Saran
Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penanganan
masalah keperawatan khususnya VSD harus di bekali dengan pengetahuan
yang luas dan tindakan yang di lakukan harus rasional sesuai gejala penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran (2000). Defek septum ventrikel, Bab VI Ilmu Kesehatan
Anak Ed. III Jilid 2 Editor: Arif Mansjoer, et al. Jakarta: Media Aesculapius FK
UI hal.445-447
Nasution, Akhyar H. 2008. Aiiestesi pada Ventrikel Septal Defek. Majalah Kedokteran
Nusantara Volume 41 No. 2 Juni 2008
Sudoyo, Am W, dkk. 2009. Buku Ajar llmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi IV . Jakarta:
Pusat Penerbitan llmu Penyakit Dalam FKU1
Prihatini, Rika Yenny. 2013. Penyakit Jantung Bawaan Pada Aiiak. Web RSUA
Webb GD. Smallhom JF, Therrien I, Redington AN (2011 ). Congenital hear t disease.
In: Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, eds. Braiuns!ald’s Heart Disease.
A Textbook o[ Cardiovascular Medicfne. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders
Elsevier:chap 65.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
VSD
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Anak
Nama = AG
Jenis
Keadaan sekarang
N Nam Kelam Um Keteranga
o a ln ur n
L P Seha Sahl Mst
t t t
1 LD 6 th Anak
kandung
2 AG 1 th Anak
kandung
3. Alasan dirawat
a. Keluhan utama
1) Saat MRS (tanggal 23 oktober 2021, pukul 08.00 Wita)
Orang tua mengatakan anaknya mengalami sesak napas pada
pagi harinya jam 04.00 sebelum akhimya dibawa ke rumah
sakit.
b. Riwayat penyakit
Orang tua pasien mengatakan anaknya dari dulu memang sering
mengalami sesak napas dan pemah diperiksakan ke Puskesmas
kemudian diberikan beberapa obat (orang tua pasien lupa nama
obatnya). Apabila sesaknya kambuh, obat itu diberikan lagi dan
sesaknya hilang. Tapi sewaktu kambuh tanggal 23 Oktober 2021
lalu, setelah diberikan obat tersebut sesak nafas anaknya tidak mau
hilang. Akhirnya orang tua memutuskan untuk membawa anaknya
ke RS. Setelah dilakukan pemeriksaan di Poli Anak, kemudian
pasien dibawa ke Ruangan untuk mendapatkan pemwatan. Di
Ruangan pasien mendapatkan terapi IVFD RL sebanyak 20
tetes/menit dan menda atkan 0 2. Selama di RS pasien mendapatkan
beberapa pemeriksaan untuk mendapatkan diagnosa pasti di
antaranya foto thorak dan ekokardiografi didapatkan diagnosa
bahwa pasien mengalami penyakit jantung Congenital yaitu
ventrikel defek.
7. Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual
a. Biologis
1) Bernafas
Ibu mengatakan sebelumnya sering mengalami sesak nafas.
Pada saat pengkajian ibu mengatakan anaknya kesulitan dalam
bemafas.
5) Istirahat tidur
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit anaknya biasa tidur
pukul 20.00 Wita dan bangun pagi pukul 06.00 Wita. Pada saat
sakit pasien lebih banyak tidur.
b. Data psikologi
1) Rasa aman (orang tua)
Ibu mengatakan sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya
karena baru pertama kali ini masuk rumah sakit. Orang tua
mengatakan belum paham tentang penyakit anaknya, baik
penyebab ataupun pengobatannya dan orang tua bertanya-tanya
tentang keadaan anaknya.
2) Rasa nyaman
Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak pemah menangis
seperti orang kesakitan.
c. Data sosial
1) Sosial anak
Ibu mengatakan bahwa pasien adalah anak kedua dari 2
bersaudara, sebelum sakit ibu mengatakan anaknya biasa
bemain dengan tetangganya. Tapi saat sakit ibu mengatakan
pasien hanya berinteraksi dengan para pengunjung.
2) Bermain
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya biasa bermain
dengan saudara maupun tetangganya. Tapi saat sakit pasien
hanya bisa bercanda ringan di tempat tidur.
3) Prestasi
Ibu mengatakan saat ini belum ada prestasi dari anaknya.
d. Data spiritual
Ibu pasien mengatakan seluruh keluarganya baragama Hindu dan
keluarga biasa bersembahyang setiap hari.
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Kebersihan : cukup bersih
2) Keadaan kulit : turgor kulit elastic, terdapat sianosis, tidak ada
lesi, ikterik (-)
3) Kesadaran : compos mentis
b. Pemeriksaan antopometrik
1) BB sebelum sakit : 8 kg (10 kg 400 gr — 15 kg 800
gr) BB saat pengkajian : 7 kg
B. Analisa Data
1 2 5 4
1 lbu mengatakan - TD rendah : 70/50 mmHg Penurunan
anaknya mengalami - Nadi : 150 curah
sesak napas x/menit jantung
(takikardi)
- Sianosi
s
Dispne
a
3 Ibu mengatakan - Pasien hanya berbaring di Intoleransi
anaknya sangat tempat tidur aktivitas
lemah - Pasien tampak lemah
- TD : 70/50
mmHg
Kekuatan otot
C. Perumusan Masalah
1. P : Penurunan curah jantung
E : Adanya defek struktur jantung
2. P : Intoleransi aktivitas
E : Kelemahan akibat curah jantung menurun
Proses terjadi :
Proses terjadi :
D. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan cwah jantung berhubungan dengan adanya defek struktur
jantung ditandai dengan ibu menyatakan anaknya mengalami sesak
nafas. Pasien mengalami tekanan darah rendah yaitu 70/50 mmHg,
nadi 150 x/menit (takikardi), pasien mengalami sianosis dan dispnea.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat curah
jantung menurun ditandai dengan ibu mengataban anaknya sangat
lemah, pasien hanya berbaring di tempat tidur. Pasien tampak lemah
Hart /
D
Tgl / x Tujuan Intervensi Rational
Pukul K
ep
1 2 3 4 5
Senin, 1 Setelah diberikan 1. Monitor nadi dan 1. Untuk
25-10- asuhan keperawatan tekanan darah mengetahui
21 2x24 jam diharapkan adanya
Pk. perbaikan curah perbaikan curah
13.00 jantung dengan jantung
Criteria 2. Kaji adanya 2. Untuk
Wita
1. Tekanan darah perubahan mengetahui
nadi normal perfusi jaringan apakah pasien
2. Tidak te adi perifer mengalami
perubahan sianosis
perfusi jaringan 3. Suhu yang
3. Cegah meningkat
peningkatan suhu menyebabkan
kebutuhan akan
O2 juga
meningkat
4. Delegatif dalam 4. Terapi
pemberian Lanoxin dapat
terapi Lanoxin membantu
memperbaiki
curah jantung
3. Cegah
peningkatan suhu
18:00 2 1. Dorong orang tua
untuk memberikan
aktivitas yang
positif sesuai
dengan usia
20:00 3 1. Kaji tingkat - Keluarga tampak -
pengetahuan orang koopemtif dan
tua tentang antusias dengan
penyakit VSD penjelasan yang
diberikan perawat
2. Jelaskan pada orang
tua tentang
penyakit VSD,
prognosis dan
tindakan yang akan
dilakukan pada
penderita VSD
3. Evaluasi kembali
pemahaman orang
tua
22:00 1 1. Delegatif dalam Obat sudah masuk,
pemberian terapi tidak ada raksi
Lanoxin alergi
N Hari/t D Intervened Evaluasi Paraf
o g x
1 Selasa 1 1. Delegatif dalam Obat sudah masuk,
/ pemberian terapi tidak ada raksi
26-10- Lanoxin alergi
21
/
07:00
09:30 3 1. Kaji tingkat - Keluarga tampak
pengetahuan orang kooperatif dan
tua tentang penyakit antusias dengan
VSD penjelasan yang
diberikan perawat
2. Jelaskan pada orang
tua tentang penyakit
VSD, prognosis dan
tindakan yang
akan dilakukan
pada penderita
VSD
3. Evaluasi kembali
pemahaman
orang
13:00 1 1. Monitor nadi dan TD : 80/60 mmHg
tekanan darah - Nadi : 150
x/menit
2. Kaji adanya (takikardi)
perubahan perfusi - Sianosis
jaringan perifer Dispnea
3. Cegah peningkatan
suhu
3. Evaluasi
kembali
pemahaman
orang
08:30 1 1. Delegatif dalam Obat sudah masuk,
pemberian terapi tidak ada reaksi
Lanoxin alergi
11:30 1 2. Monitor nadi dan - TD : 90/70
tekanan darah mmHg
Nadi : 130 x/menit
3. Kaji adanya - Sianosis
perubahan
perfusi jaringan
perifer
4. Cegah peningkatan
suhu
G. Evaluasi
Evaluas
Hari/Tgl/Jam Diagnosa i
Keperawatan
Rabu, 27 Oktober 1 S : ibu pasien mengatakan sesak
2021 nafas anaknya sudah berkurang
Pukul 14:30 wita O: tidak tampak sianosis,
respirasi 40x/menit, TD =
100/60 mmHg, Nadi = 90
x/menit, suhu= 36, C
A : Masalah penurunan curah
jantung teiatasi
P : pertahankan kondisi pasien
Rabu, 27 Oktober 2 S : ibu pasien mengatakan
2021 anaknya sudah tidak lemas
Pukul 14:30 wita O : respirasi 40x/menit, TD
= 100/60 mmHg, Nadi = 90
x/menit, suhu= 3fi,7 C
A : Masalah intoleransi aktivitas
P : Pertahankan kondisi pasien
Rabu, 27 Oktober 3 S : ibu pasien mengatakan sudah
2021 paham mengenai penyakit
Pukul 14:30 wita yang diderita anaknya
O : ibu tampak mengerti tentang
penjelasan penyakit anaknya
yang sudah dijelaskan perawat
A: Masalah kurang pengetahuan
teratasi
P : Pertahankan
pengetahuan orang tua
tentang penyakit anaknya