Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut. Fungsi utama jantung
adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang
dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal
dari saraf otonom. Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung
yang kemungkinan terjadi sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi
dilahirkan.

Salah satu jenis gangguan pada sistem kardiovaskuler yang dibahas dalam
makalah ini yakni VSD dan PJB. VSD (Ventricular Septal Defect) adalah suatu
penyakit kelainan pada jantung bawaan berupa lubang pada septum
interventrikuler, lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat
kegagalan fungsi septim interventrikuler semasa janin dalam kandungan.
Sedangkan PJB (Penyakit Jantung Bawaan) adalah penyakit jantung yang
dibawa sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam
kandungan. Pada akhir kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung sudah
lengkap; jadi kelainan pembentukan jantung terjadi pada awal kehamilan.

Oleh sebab itu, sebagai seorang calon perawat yang professional


diharapkan mampu mengerti serta melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat
pada pasien berdasarkan etiologi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan
penyakit tersebut. Sesuai dengan konsep yang sudah ada yakni pengkajian,
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Mahasiswa keperawtan mampu memahami asuhan keperawatan pada
anak dengan kelainan jantung bawaan VSD Ventricular Septal Defect).
2. Tujuan Khusus:
1. Menjelaskan definisi dari VSD (Ventricular Septuml Defect)
2. Menjelaskan etiologi VSD (Ventricular Septum Defect)
3. Menjelaskan klasifikasi VSD (Ventricular Septum Defect)
4. Menjelaskan caara mengatasi VSD (Ventricular Septal Defect)
5. Menjelaskan patofisiologi dari VSD (Ventricular Septum
Defect)
6. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dan diagnostik VSD
7. Menyebutkan konflikasi VSD (Ventricular Septum Defect)
8. Menjelaskan penatalaksanaan VSD (Ventricular Septum
Defect)

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang
kemungkinan terjadi sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan.
Anak adalah merupakan potensi dan penerus dari cita-cita bangsa untuk
melanjutkan pembangunan sehingga anak perlu dicaga agar terhindar dari
penyakit.
VSD (Ventrikulare Septal Defek) adalah contoh lain dimana gejala-
gejala berhubungan dengan kerusakan yang berat. VSD adalah suatu lubang
didinding antara kedua ventricles. Ketika kerusakannya kecil, anak-anak tidak
menderita gejala-gejala, dan satu-satunya tanda VSD adalah suara desiran
jantung yang keras. Jika lubangnya besar, bayi dapat mengembangkan gagal
jantung, kurang gizi dan pertumbuhan yang lambat. Pada kasus-kasus yang
lebih maju dengan pengembangan pulmonary hypertension yang permanen
(kenaikan tekanan darah yang parah pada arteri-arteri dari paru-paru),
cyanosis dapat berkembang.
VSD (Ventrikulare Septal Defek) merupakan suatu keadaan dimana
ventrikel tidak terbentuk secara sempurna sehingga pembukaan antara
ventrikel kiri dan kanan terganggu, akibat darah dari bilik kiri mengalir kebilik
kanan pada saat sistole.

B. ETIOLOGI VSD (Ventricular Septal Defect)


1. Penyebab VSD (Ventricular Septal Defect):
Penyebab dari Ventricular Septal Defect (VSD) belum dapat diketahui
secara pasti. Namun, penyakit VSD lebih sering ditemukan pada anak-anak
dan seringkali merupakan suatu kelainan jantung bawaan.

3
Pada anak-anak, lubangnya sangat kecil, tidak menimbulkan gejala dan
seringkali menutup dengan sendirinya sebelum anak berumur 18 tahun.
Pada kasus yang lebih berat, bisa terjadi kelainan fungsi ventrikel dan
gagal jantung.
VSD (Ventricular Septal Defect) bisa ditemukan bersamaan dengan
kelainan jantung lainnya.
Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD:
- Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil
- Gizi ibu hamil yang buruk
- Ibu yang alkoholik
- Usia ibu diatas 40 tahun
- Ibu menderita diabetes.

2. Gejala VSD (Ventricular Septal Defect):


Pada penyakit VSD (Ventrikular Septal Defect) ini, darah dari paru-paru
yang masuk ke jantung, kembali dialirkan ke paru-paru. Akibatnya jumlah
darah di dalam pembuluh darah paru-paru meningkat dan menyebabkan:
- Sesak nafas
- Bayi mengalami kesulitan ketika menyusu
- Keringat yang berlebihan
- Berat badan tidak bertambah.

C. KLASIFIKASI VSD (Ventricular Septal Defect)


a. VSD kecil dengan tahanan pada arterior pulmonalis masih normal.
b. VSD sedang dengan tahanan pada arterior pulmonalis masih normal.
c. VSD besar dan sudah disertai hipertensi pulmonal yang dinamis, hipertensi
pulmonal terjadi karena bertambahnya volume darah pada arterior
pulmonalis tetapi belum ada kenaikan tahanan arterior pulmonalis atau
belum ada arteriosklerosis arterior pulmonalis.

4
D. CARA MENGATASI VSD (Ventricular Septal Defect)
1. Pengobatan.
Terhadap lubang yang kecil tidak perlu dilakukan penutupan, karena
lubang ini seringkali menutup dengan sendirinya pada masa kanak-kanak
atau remaja.
Tetapi jika lubangnya besar, meskipun gejalanya minimal, dilakukan
penutupan lubang untuk mencegah terjadinya kelainan yang lebih berat.
Biasanya lubang ini ditutup dengan sebuah tambalan, pada beberapa kasus
hanya perlu dilakukan penjahitan tanpa harus menambal lubang.
Pembedahan biasanya dilakukan pada usia pra-sekolah (2-5 tahun).
Jika terjadi gagal jantung kongestif, diberikan obat digitalis dan diuretik.

2. Pencegahan.
a. Persiapan kehamilan
Pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan pertama dimana
terjadi pembentukan organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu
tidak mengkonsumsi jamu berbahaya dan obat obat yang dijual bebas di
pasaran. Menghindari minuman beralkohol . Perbanyak asupan makanan
bergisi terutama yang mengandung protein dan zat besi juga asam folat
tinggi. Protein bisa didapat dari sumber hewani, misal ikan, daging, telur
dan susu maupun tumbuh tumbuhan sayur mayur segar. Pencegahan
anemia dengan makan aneka sayuran yang mengandung zat besi juga
teratur mengkonsumsi tablet zat besi yang diresepkan dokter atau bidan.
Menghindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen
berulang pada masa kehamilan, ibu hamil tidak merokok baik secara
aktif maupun terkena asap rokok dari suami atau anggota keluarga
disekitarntya. Hindari polusi asap kendaraan dengan menggunakan
masker pelindung agar tidak terhisap zat - zat racun dari karbon
dioksida.

5
b. Pencegahan infeksi pada masa hamil
Segera lakukan pencegahan sebelum masa kehamilan seperti
imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan rubella
selama hamil. Pola hidup sehat dan cukup olahraga yang sesuai dengan
kondisi ibu hamil agar meningkatkan daya tahan tubuh dan istirahat
yang cukup agar tidak mudah terserang penyakit infeksi sejak hamil
muda.
Ibu hamil dengan faktor resiko antara lain kehamilan dengan usia
ibu di atas 40 tahun, ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti
diabetes, kelainan genetik down sindrom , penyakit jantung dalam
keluarga perlu waspada dengan faktor resiko meskipun kecil
kemungkinannya.

E. PATOFISIOLOGI
VSD (Ventrikal Septal Defek) ditandai dengan adanya hubungan septal
yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel biasanya dari kiri
ke kanan. Diameter defek bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Kira – kira 20% dari defek
ini pada anak adalah defek sederhana, banyak diantaranya menutup secara
spontan. Kira- kira 50 % - 60% anak-anak menderita defek ini memiliki defek
sedang dan menunjukkan gejalanya pada masa kanak-kanak. Defek ini sering
terjadi bersamaan dengan defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi
sebagai berikut :
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah
kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikei kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya
dipenuhi darah dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vaskular
pulmonar.

6
3. Jika tahanan pulmonar ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat
menyebabkan pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari
ventrikel kanan ke kiri menyebabkan sianosis ( sindrom eisenmenger ).
F. WOC

7
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
1. Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar
ventrikel
2. EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
3. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
4. Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang
dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan
perdarahan
5. Elektrokardiorafi
a. Pada VSD kecil gambaran EKGnya normal.
b. Pada VSD sedang dan besar biasanya gambaran EKGnya hipertensi
ventrikel kiri dengan hipertrofi atrium kiri atau hipertrofi biventrikular
dengan hipertrofi atrium kiri.
6. Radiologi
Pada VSD kecil gambaran radiologi thorax menunjukkan besar jantung
normal dengan/tanpa corakan pembuluh darah berlebih.

H. KOMPLIKASI
a. Gagal jantung kronik
b. Endokarditis infektif
c. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonary
d. Penyakit vaskular paru progresif
e. Kerusakan sistem konduksi ventrikel

8
I. PENATALAKSANAAN
1) VSD kecil tidak perlu dirawat, pemantauan dilakukan di poliklinik kardiologi
anak.
2) Berikan antibiotik seawal mungkin.
3) Vasopresor atau vasodilator adalah obat-obat yang dipakai untuk anak
dengan VSD dan gagal jantung misal dopamin (intropin) memiliki efek
inotropik positif pada miokard menyebabkan peningkatan curah jantung dan
peningkatan tekanan sistolik serta tekanan nadi. Sedang isoproterenol
(isuprel) memiliki efek inotropik posistif pada miokard menyebabkan
peningkatan curah jantung dan kerja jantung.
4) Bayi dengan gagal jantung kronik mungkin memerlukan pembedahan lengkap
atau paliatif dalam bentuk pengikatan/penyatuan arteri pulmonari.
Pembedahan tidak ditunda sampai melewati usia prasekolah.

Pembedahan yang dilakukan untuk memperpanjang umur harapan


hidup, dilakukan pada umur muda, yaitu dengan 2 cara :

a. Pembedahan : menutup defek dengan dijahit


melalui cardiopulmonal bypass
b. Non pembedahan : menutup defek dengan alat melalui kateterisasi
jantung

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Umum
a. Keluhan Utama
Keluhannya tergantung dari jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel
maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan
berkeringat banyak.

b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan
pembengkakan pada tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari
defek yang terjadi.
2. Riwayat kesehatan lalu
a. Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus
Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan
serta penyakit DM pada ibu.
b. Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang
mengalami kelainan defek jantung
b. Penyakit keturunan atau diwariskan
c. Penyakit congenital atau bawaan

10
c. Sistem yang dikaji :
1. Pola Aktivitas dan latihan
1) Keletihan/kelelahan
2) Dispnea
3) Perubahan tanda vital
4) Perubahan status mental
5) Takipnea
6) Kehilangan tonus otot

2. Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan

1) Riwayat hipertensi
2) Endokarditis
3) Penyakit katup jantung.

3. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress

1) Ansietas, khawatir, takut


2) Stress yang b/d penyakit

4. Pola nutrisi dan metabolik

1) Anoreksia
2) Pembengkakan ekstremitas bawah/edema

5. Pola persepsi dan konsep diri

1) Kelemahan
2) Pusing

11
6. Pola peran dan hubungan dengan sesama

1) Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga

B. Pengkajian Fisik
Dalam diagnosa keperawatan, perlu dilakukan pengkajian data dari hasil :
1. Anamnese
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam melakukan anamnesa adalah :
1) Riwayat perkawinan

Pengkajian apakah bayi ini diinginkan atau tidak, karena apabila bayi tersebut
tidak diinginkan kemungkinan selama hamil ibu telah menggunakan obat-
obat yang bertujuan untuk menggugurkan kandungannya.

2) Riwayat kehamilan

Apakah selama hamil ibu pernah menderita penyakit yang dapat


mempengaruhi proses pertumbuhan janin, seperti hipertensi, diabetus melitus
atau penyakit virus seperti rubella khususnya bila terserang pada
kehamilan trisemester pertama.

3) Riwayat keperawatan

Respon fisiologis terhadap defek ( sianosisi, aktivitas terbatas)

12
4) Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung: nafas cepat, sesak nafas,
retraksi, bunyi jantung tambahan ( mur-mur ), edema tungkai dan
hepatomegali

5) Kaji adanya tanda-tanda hipoxia kronis : clubbing finger

6) Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan

7) Apakah diantara keluarga ada yang menderita penyakit yang sama

8) Apakah ibu atau ayah perokok (terutama selama hamil)

9) Apakah ibu atau ayah pernah menderita penyakit kelamin (seperti


sipilis)

10) .Sebelum hamil apakah ibu mengikuti KB dan bentuk KB yang


pernah digunakan

11) Obat-obat apa saja yang pernah dimakan ibu selama hamil.

Diagnosa Keperawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan pembesaran atrium.
2. Ketidakefektifan Pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja jantung, hipertensi
pulmonal
3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplay O2 ke jar. perifer
4. Intoleransi aktifitas berhubungan gengan kelemahan otot dan kelelahan

13
Intervensi
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
Hasil
1. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan
berhubungan dengan tindakan 1. Observasi kualitas dan 1. Mengetahui
pembesaran atrium keperawatan selama kekuatan denyut jantung kekuatan otot
1 x 24 jam
diharapkan adanya , nadi perifer, warna dan jantung pasien.
tanda-tanda
kehangatan kulit dalam 2. untuk
membaiknya curah
jantung dengan batas normal. Nadi : 80 - mengetahui
kriteria hasil : curah
jantung adekuat 100 x/menit, dapat kekuatan nadi
yang dibuktikan dilakukan collapsing perifer,
oleh TD/nadi dalam
rentang normal dan pluss untuk mengetahui 3. Mengetahui
nadi teraba sama.
kekuatan otot jantung, indikator
dan didapati warna penilaian
telapak tangan yang terhadap adanya
normalnya kemerahan gagal jantung
dan hangat ( suhu 36,5 – dan untuk
37,5 C ). menentukan
2. Raba nadi (radial, intervensi
femoral, dorsalis selanjutnya.
4. Mencegah
pedis) normalnya terjadinya
teraba. catat frekuensi, hipoksia.

keteraturan, dan
amplitudo dan simetris.
2. Tegakkan derajad
sianosis ( sirkumoral,
membran mukosa,

14
clubbing
finger). Mukosa bibir
sering berwarna biru
atau belang karena
peningkatan kongesti
vena.
3. Monitor tanda-tanda
CHF ( gelisah, takikardi,
tacipnea, sesak,
periorbotal edema,
oliguri dan hepatomegali
)
4. Berikan oksigen
tambahan dengan kanula
nasal/masker dan obat
sesuai insikasi
(kolaborasi)
2. Ketidakefektifan Pola
nafas berhubungan Setelah dilakukan 1. Monitor pola dan 1. Memonitor
dengan peningkatan kerja tindakan irama pernafasan. pola keadaan
jantung, hipertensi
pulmonal keperawatan selama nafas : brdypnea, pernapasan dan
3 x 24 jam pasien tachypnea, keadekuatan
menunjukkan hiperventilasi, respirasi pernapasan
keefektifan pola kussmaul, respirasi pasien.
nafas, dengan cheynestokes dll.
kriteria hasil : Dengan rentang normal (2. Untuk
1. frekuensi, irama, RR : 18 – 24/menit ) dan memaksimalkan
kedalaman ritme pernafasan teratur. potensial
pernapasan dalam Irama : takikardi, ventilasi.

15
batas normal. bradikardi, disritmia
2. Tidak atrial, disritmia 3. Melihat apakah
menggunakan otot- ventrikel,blok jantung ada obstruksi di
otot pernapasan. 2. Memposisikan pasien salah satu
semi fowler. bronkus atau
3. Catat pergerakan adanya
dada, simetris atau tidak, gangguan pada
menggunakan otot bantu ventilasi.
pernafasan. Dengan
batasan normal ( bentuk
dada : simetris, tidak
menggunakan otot-otot
pernapasan).

3. Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer Setelah dilakukan 1. kaji pucat, sianosis, 1. kaji pucat,
berhubungan dengan tindakan clubbing finger, dan sianosis dan
penurunan suplay O2 ke
jar. perifer keperawatan selama catat kekuatan nadi clubbing finger
2 x 24 jam perifer serta kekuatan
didapatkan kriteria nadi
2. kaji keadaan kulit
hasil : perifer untuk
(lembab/tidak,hangat/din
1. Denyut nadi mengetahui
gin)
perifer teraba lancar tidaknya
dengan kuat, suplay O2 ke
jaringan perifer.
2. Warna kulit tidak
Jika pasien

16
pucat/sianosis masih terdapat
3. Kulit terasa tanda-tanda
hangat
tersebut,
mendandakan
supay O2
belum
maksimal
2. kulit yang
hangat
menandakan
kulit mendapat
kecukupan
suplay O2

4 Intoleransi aktifitas
berhubungan gengan Setelah dilakukan 1. Bantu pasien memilih1. Aktivitas yang
kelemahan otot dan tindakan aktivitas yang sesuai baik dan sesuai
kelelahan
keperawatan selama dengan kondisi. dengan kondisi
3 x 24 jam 2. Bantu pasien untuk dapat
diharapkan kondisi melakukan memperbaiki
pasien stabil saat aktivitas/latihan fisik toleransi
aktivitas dengan secara teratur terhadap
kriteria hasil : latihan.
3.Anjurkan pasien untuk
1. Saturasi O2 saat 2. Melatih
membatasi aktivitas
aktivitas dalam kekuatan dan
yang cukup berat seperti
batas normal (95- irama jantung
berjalan jauh, berlari dan
100%) selama

17
2. Nadi saat mengangkat beban berat. aktivitas.
aktivitas dalam 3. Mencegah
batas normal (60- 4. Monitor intake nutrisi timbulnya sesak
100x/menit) yang adekuat sebagai akibat aktivitas
3. RR saat aktivitas sumber energi fisik yang
dalam batas normal terlalu berat.
(12-24/menit) 4. Mengetahui
4. Tekanan darah sumber asupan
systole saat energi pasien.
aktivitas dalam
batas normal(60- .
80mmHg)
5. Tidak nampak
kelelahan,pucat,lesu
dan tidak ada
penurunan nafsu
makan.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lebih dari 90% kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah
multifaktor. Ventrikel septum defek ditandai dengan adanya hubungan septal
yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, yang biasanya dari
kiri ke kanan.
Pada anak dengan ventrikel septum defek sederhana gambaran klinisnya
dapat meliputi adanya murmur, intoleransi latihan ringan, keletihan, dispnue
selama beraktivitas dan infeksi saluran nafas yang berulang – ulang dan berat.
Keseriusan gangguan ini tergantung dari pada ukuran dan derajat hipertensi
pulmonar, jika anak asimptomatik masih tidak diperlukan pengobatan tetapi jika
timbul gagal jantung kronik diperlukan untuk penutupan defek atau
pembedahan.Resiko bedah kira-kira 3 % idealnya pada anak umur 3 sampai 5
tahun.

B. SARAN
1. Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari ventrikel septum defek
sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
2. Mahasiswa harus mampu memberikan penjelasan atas pemahaman tentang
penyakit kelainan pada jantung, khususnya pada kelainan VSD (Ventrical
Septum Defek).

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Cecily L. Bets, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3,


Jakarta : EGC, 2002.
2. Ilmu Kesehatan Anak 2, Bagian ilmu Kesehatan FKUI, Staf pengajar Ilmu
Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.
3. Judith M. Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keparawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC, edisi 7 jakarta, EGC, 2007.
4. M.D. Donald C. Flyar, Kardiologi anak Nadas, Gajah Mada, University
Press, 1996.
5. http://www.totalkesehatananda.com/congenital2.html
6. http://medicastore.com/penyakit/417/Defek_Septum_Ventrikel_VSD_Ventric
ular_Septal_Defect.htm

20

Anda mungkin juga menyukai