Anda di halaman 1dari 75

ASKEP ANAK II

silvia
Keperawatan anak kronis
1. Memiliki durasi yang telah berlangsung, atau
diperkirakan akan berlangsung, minimal 6 bulan
2. Memiliki pola kekambuhan, atau Penurunan
status kesehatan
3. Memiliki prognosis buruk
4. Menghasilkan konsekuensi, atau gejala sisa yang berdampak
pada kualitas hidup seseorang.
Penyakit terminal

Suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan


melalui suatu tahapan proses penurunan fisik , psikososial
dan spiritual bagi individu
Prinsip pada perawatan anak kronis
a. Perawatan yang dilakukan untuk membantu meringankan
dari penderitaan fisik sampai psikologis pada pasien yang
tidak dapat disembuhkan atau dalam tahap terminal

b. Pemenuhan kebutuhan fisik, mental, emosi, sosial,


spiritual dan kultural dengan pendekatan tim yang
melibatkan konseling dan kenyamanan serta berpusat pada
pasien dan keluarga untuk
c. Meningkatkan kualitas hidup
KRITERIA PENYAKIT TERMINAL
1. Penyakit tidak dapat disembuhkan
2. Mengarah pada kematian
3. Diagnosa medis sudah jelas
4. Tidak ada obat untuk menyembuhkan
GANGGUAN
KARDIOVASKULER

silvia
PDA
(Patent Duktus Arteriousus)
 Ductus arteriosus adalah pembuluh darah yang
menghubungkan aorta (pembuluh darah yang
mengalirkan darah yang kaya oksigen dari jantung
ke seluruh tubuh), dan arteri pulmonal (pembuluh
darah yang mengalirkan darah yang miskin
oksigen dari jantung ke paru-paru).
 Saluran ini harusnya menutup secara otomatis
dalam 2-3 hari kehidupan.
Karakteristik sistem pernafasan bayi

Di dalam rahim, janin mendapatkan


oksigen dari plasenta.
Janin belum memerlukan paru-paru
untuk bernapas.
Sebagian besar darah akan dialihkan
dari paru-paru, untuk dialirkan ke
seluruh tubuh melalui ductus
arteriosus.
Gejala Patent Ductus Arteriosis
 Gejala PDA tergantung pada ukuran ductus
arteriosus yang terbuka.
 PDA dengan bukaan kecil kadang tidak
menimbulkan gejala apa pun, bahkan sampai
dewasa.
 PDA dengan terbuka lebar dapat menyebabkan
gagal jantung pada bayi, tidak lama setelah bayi
lahir.
Gejala pada PDA yang terbuka besar :

 Sesak napas
 Napas tersengal-sengal
 Jantung berdetak cepat
 Mudah lelah
 Tidak nafsu makan
 Berkeringat saat makan atau menangis
 Gangguan pertumbuhan.
VSD
(VENTRIKAL SEPTAL DEFECT )
Defek septum ventrikel atau ventricular septal
defect (VSD)

a. Kelainan jantung yang ditandai dengan


adanya celah atau lubang di antara kedua
bilik jantung.
b. Pada kondisi normal, seharusnya tidak ada
lubang atau celah di antara kedua bilik
jantung.
c. Defek septum ventrikel merupakan salah satu
jenis penyakit jantung bawaan.
d. Kondisi ini dapat terjadi mulai usia kehamilan 8 minggu,
yaitu ketika pembentukan jantung janin berlangsung di
dalam kandungan.
 
e. Pada awal pembentukan jantung, bilik kiri dan kanan
jantung masih menyatu. Seiring pertumbuhan janin di
dalam kandungan, dinding pemisah (septum) antara kedua
bilik tersebut akan terbentuk.
f. Beberapa kondisi menyebabkan dinding tidak terbentuk
dengan sempurna dan meninggalkan sebuah lubang.

g. Defek septum ventrikel menyebabkan bilik kiri jantung


bekerja lebih keras hingga menimbulkan gangguan katup
dan gagal jantung.
Penyebab Ventricular Septal Defect (VSD)

 Gangguan dalam proses pembentukan jantung di


dalam kandungan. Gangguan ini menyebabkan
dinding pemisah antara bilik kanan dan bilik kiri
jantung tidak menutup dengan sempurna.
 Faktor kelainan genetik dan lingkungan diduga
menjadi faktor utama
Gejala Ventricular Septal Defect (VSD)

Gejala defek septum ventrikel (VSD) bervariasi,


tergantung
 Uukuran dan lokasi celah pada jantung
 Ada tidaknya kondisi cacat jantung lain yang
mendasarinya.

Gejala sulit terdeteksi saat bayi lahir, terutama jika


lubangnya berukuran kecil.
 Pada beberapa kasus, kelainan ini terkadang tidak
menunjukkan gejala sama sekali dan baru muncul
setelah bayi mulai memasuki usia anak-anak.
Gejala VSD
 Mudah lelah ketika sedang makan atau bermain
 Banyak mengeluarkan keringat, terutama ketika
makan
 Tidak nafsu makan
 Berat badan sulit naik
 Napas cepat dan terdengat berat
 Kulit terlihat pucat
Pencegahan Ventricular Septal Defect (VSD)
 Defek septum ventrikel (VSD) sulit dicegah karena umumnya terjadi
karena faktor bawaan lahir. Namun, risiko VSD dapat diturunkan
dengan menjalani gaya hidup sehat selama hamil agar kesehatan dan
perkembangan janin tetap terjaga.
 Langkah yang dapat dilakukan adalah:
 Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
 Menjalani diet seimbang dengan mengonsumsi makanan bergizi dan
bernutrisi.
 Melakukan olahraga secara teratur.
 Tidak merokok.
 Membatasi konsumsi alkohol.
 Tidak menggunakan narkoba.
 Mencegah infeksi dengan melakukan vaksinasi sebelum menjalani
kehamilan.
TETRALOGY OF FALLOT
 Tetralogy of Fallot atau TOF adalah gangguan
pada bayi yang disebabkan oleh kombinasi empat
penyakit jantung bawaan saat lahir.
 TOF memengaruhi struktur jantung, sehingga
menyebabkan darah yang dipompa jantung ke
seluruh tubuh tidak mengandung cukup oksigen.
 TOF termasuk kondisi langka, terjadi pada 1 dari
2500 kelahiran, dan baru terdeteksi setelah bayi
lahir.
 
Kombinasi empat kelainan jantung bawaan tersebut adalah:
 Ventricular septal defect (VSD). Munculnya lubang
abnormal yang terbentuk di dinding yang memisahkan
ventrikel kanan dan kiri.
 Pulmonary valve stenosis. Kondisi ketika katup pulmonal
menyempit, sehingga darah yang menuju paru-paru
berkurang.
 Posisi aorta yang abnormal, yaitu bergeser ke kanan
mengikuti VSD yang terbentuk.
 Right ventricular hypertrophy atau penebalan abnormal pada
ventrikel kanan. Kondisi ini terjadi akibat kerja jantung
yang terlalu berat. Jika kondisi ini terus berlangsung,
jantung bisa melemah dan terjadi gagal jantung
Gejala Tetralogy of Fallot
 Gejala TOF tergantung pada tingkat keparahan gangguan aliran
darah dari bilik jantung sebelah kanan dan aliran darah ke paru-
paru. Umumnya, gejala yang dialami penderita TOF meliputi:
 Sesak napas, terutama saat beraktivitas, misalnya pada saat bayi
menyusu.
 Kulit dan bibir membiru (sianosis) akibat peredaran darah yang
kekurangan kadar oksigen. Kondisi sianosis ini bisa memburuk
saat bayi menangis.
 Kuku tangan dan kaki berbentuk bulat dan cembung (clubbing
fingers) akibat pembesaran tulang atau kulit di sekitar kuku.
 Mudah lelah.
 Rewel
 Berat badan tidak bertambah.
 Gangguan tumbuh kembang.
Penyebab Tetralogy of Fallot
Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya Tetralogy
of Fallot, antara lain:
 Infeksi virus pada masa kehamilan, misalnya
rubella (campak Jerman).
 Usia ibu di atas 40 tahun saat hamil.
 Diabetes saat kehamilan.
 Kekurangan gizi selama masa kehamilan.
 Memiliki salah satu atau kedua orang tua dengan
kelainan yang sama.
 Konsumsi minuman beralkohol selama masa
kehamilan.
RHEMATIK HEART DESEASE
RHD
Rheumatic Heart Disease
Rheumatic Fever merupakan penyakit sistemik yang
merupakan komplikasi dari infeksi group A beta hemolytic
streptococcus (GABHS) pharyngitis. Kondisi ini umum
ditemukan pada anak-anak, kemungkinan disebabkan karena
belum matangnya imunitas anak-anak, khususnya yang
berusia kurang dari 10 tahun.
 
Dari Rheumatic Fever, kita beralih ke Rheumatic Heart
Disease. Karena RHD harus didahului oleh RF, maka untuk
menegakkan diagnosis RHD kita harus terlebih dahulu
menegakkan diagnosis RF. Kriteria diagnosis yang umum
digunakan di klinis adalah Jones Criteria yang memiliki
kriteria mayor dan kriteria minor sebagai berikut:
Penyebab
 Reaksi autoimun (kekebalan tubuh).
 Infeksi streptococcus β hemolitikus grup A pada
tenggorok ‘
 Karakteristik dari demam rematik adalah
reccurence atau cenderung terjadi berulang.
Kriteria mayor :
 
 Carditis
 Polyarthritis
 Chorea
 Subcutaneous nodules
 Erythema marginatum
Kriteria minor :
 Demam
 Arthralgia
 Pemanjangan interval PR di EKG
 Peningkatan kadar LED
 Adanya C-Reactive protein (CRP)
 Leukositosis
 Untuk menegakkan diagnosis RF, minimal harus terpenuhi 2
kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor disertai
dengan bukti adanya infeksi GABHS yang dapat dideteksi melalui
kultur streptococcus yang diambil dari tenggorokan, peningkatan
titer antibody streptococcal, atau riwayat RF atau RHD
sebelumnya.

 
Patofisiologi
 
 Respon imunologi abnormal kuman A beta-hemolitic
streptococcus yang menyerang pada faring.
 Antigen streptokokus group A berikatan dengan reseptor dalam
jantung,otot,otak,jantung,dan persendian sehingga terjadi respon
auto imun
 Karena kesamaan yang terdapat antara antigen streptokokus dan
antigen sel tubuh sendiri, antibodi dapat menyerang secara keliru
sel-sel tubuh yang sehat tersebut.
 Karditis dapat menyerang endokardium,miokardium,atau
perikardium selama awal fase akut.
 Kemudian katup jantung dapat mengalami kerusakan sehingga
terjadi penyakit katup yang kronis.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi pada
demam reumatik dan penyakit jantung

1. Kerusakan katup mitral dan katup aorta


2. Pankarditis (pericarditis , miokarditis, dan
endocarditis )
3. Gagal jantung
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan
peningkatan
ASTO (antistreptolisin O), peningkatan laju endap
darah (LED),dan
terjadi leukositosis.
2. Radiologi
Penatalaksanaan
a. Pasien dianjurkan untuk tirah baring

b. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup

vitamin.

c. Pasien dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi

medik untuk mengatasi keluhannya.

d. Pasien simtomatis memerlukan terapi surgical atau intervensi


WASSALAM
GANGGUAN
IMUN

silvia
SLE
(SYSTEMIC LUPUS ERYTEMATOSUS)
Systemic Lupus Erythematosus, atau biasa disingkat SLE adalah

• Salah satu jenis penyakit lupus yang menyebabkan peradangan


di hampir seluruh organ tubuh, seperti sendi, kulit, paru-paru,
jantung, pembuluh darah, ginjal, sistem saraf, dan sel-sel darah.
• SLE adalah jenis lupus yang paling sering dialami orang.

 Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja tanpa pandang bulu,
baik anak-anak, orang dewasa, lansia, atau pria maupun
wanita. 
 Namun wanita cenderung lebih mungkin terkena SLE
dibandingkan pria. 
 
Gejala

 Lemas, lesu, dan tidak bertenaga


 Nyeri sendi dan bengkak atau kekakuan, biasanya di
tangan, pergelangan tangan dan lutut
 Memiliki bintil merah pada bagian tubuh yang sering
terkena matahari, seperti wajah (pipi dan hidung)
 Fenomena Raynaud membuat jari berubah warna dan
menjadi terasa sakit ketika terkena dingin
 Sakit kepala
 Rambut rontok
 Pleurisy (radang selaput paru-paru), yang dapat membuat
bernapas terasa menyakitkan, disertai sesak napas
 Bila ginjal terkena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi
dan gagal ginjal
Penyebab
 Faktor keturunan dan lingkungan dapat
meningkatkan risiko terjadinya SLE.
 Sering terkena sinar matahari
 Tinggal di lingkungan yang terkontaminasi oleh
virus
 Sering mengalami stres
 Cenderung lebih mungkin dialami wanita
ketimbang pria. 
Kerusakan bagian tubuh
 Pembekuan darah di vena pada kaki, paru-paru, jantung, otak,
dan usus
 Penghancuran sel darah merah atau anemia penyakit jangka
panjang (kronis)
 Cairan di sekitar jantung (perikarditis) atau radang jantung
(miokarditis atau endokarditis)
 Cairan di sekitar paru-paru dan kerusakan pada jaringan paru
 Masalah kehamilan, termasuk keguguran
 Stroke
 Kerusakan usus dengan nyeri dan obstruksi perut
 Jumlah trombosit darah sangat rendah (trombosit diperlukan
untuk menghentikan pendarahan)
 Peradangan pada pembuluh darah.

 
AIDS
 Acquired Immunodeficiency Syndrome atau
Acquired Immune Deficiency Syndrome
(disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan
infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus)
 AIDS merupakan bentuk terparah dari infeksi HIV
Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu
virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
• HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-
organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+
(sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik
• HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak
langsung
• Sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh
dapat berfungsi baik
• Bila HIV telah membunuh sel T CD4 + hingga jumlahnya
menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL)
darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang
 Mengakibatkan rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor.
 Umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran
darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan
preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat
terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal,
ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang
terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk
kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
GANGGUAN PERKEMIHAN
Sindrom nefrotik adalah kerusakan pada ginjal yang
menyebabkan kadar protein di dalam urine
meningkat.
Tingginya kadar protein tersebut disebabkan oleh
kebocoran pada bagian ginjal yang berfungsi
menyaring darah (glomerulus).
Gejala Sindrom Nefrotik
 Gejala utama sindrom nefrotik adalah
penumpukan cairan dalam tubuh atau edema.
 Edema terjadi akibat rendahnya protein dalam
darah, sehingga menyebabkan cairan dari dalam
pembuluh darah bocor keluar dan menumpuk di
jaringan tubuh.
 Pada anak-anak, edema yang disebabkan sindrom
nefrotik dapat diamati dari pembengkakan di
wajah. Sedangkan pada orang dewasa, edema
dapat diamati dari pembengkakan di tumit, yang
diikuti pembengkakan di betis dan paha.
Gejala sindrom nefrotik lain yang dapat muncul
adalah:
 Urine yang berbusa akibat adanya protein dalam
urine.
 Diare.
 Mual.
 Letih, lesu, dan kehilangan nafsu makan.
 Bertambahnya berat badan akibat penumpukan
cairan tubuh.
Penyebab Sindrom Nefrotik
 Kerusakan pada glomerulus

Bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah dan


membentuk urine. Akibatnya, protein yang
seharusnya tetap di dalam darah malah bocor ke
urine. Dalam kondisi normal, urine seharusnya tidak
mengandung protein.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN
GANGGUAN ENDOKRIN

( Diabetes Melitus )

silvia
Diabetes Melitus anak
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan sistem
endokrin yang sering menyerang anak usia sekolah.
 
PATHOGENESIS
 Disfungsi dari sel – sel beta pulau langerhans di
pankreas

Penyebab :
 Adanya tumor di pankreas
 Pangkreatitis ; penggunaan Corticosteroid

yang akan mengganggusekresi insulin.


 Diuresis osmotik
 Meningkatkan pengeluaran urine (poli uri)
 Timbul rasa haus (polidipsi), karena kalori negatif
dan berat badan berkurang
 Rasa lapar semakin besar (palipagi); timbul
sebagai akibat kehilangan kalori.
 Penurunan produsi insulin

 Berakibat penurunan kemampuan memperoleh energi


yang berasal dari nutrisi yang dibutuhkan oleh anak.
 Kehilangan berat badan dan pertumbuhan yang lambat.
 Gabungan kegagalan akan memambah berat badan dan
mengurangi energi secara tiba – tiba.
• Tidak adekuatnya produksi insulin
 Karbohidrat tidak dapat dipakai sebagai bahan
bakar penghasil energi
 Proses Oksidasi tidak lengkap, sehingga Lemak
dimobilisir untuk energi
* Menghasilkan ketone bodies "acetone”
 Acid diacetid
 Oybatyric acid : terjadi penumpukan keton bodies
 Penumpukan keton bodies dieksresi ke urine
 Gangguan keseimbangan cairan yang menyebabkan
acidosis dengan karakteristik.
GEJALA
 Rasa haus
 Penurunan berat badan
 Kencing banyak
 Lesu dan ngompol malam hari
 Penatalaksanaan

 Insulin diberikan sesuai hasil pemeriksaan air kencing


sebelum makan.
 Dalam waktu singkat anak makan seperti biasa dan dapat
dimulai dengan insulin - long acting
 Tempat suntikan dipindah setiap hari dari depan / sisi lateral
pada mengikuti pola tertentu
 Periksa air kencing ½ jam sebelum makan.
 Kandung kencing dikosongkan ½ jam sebelum
mendapatkan bahan pemeriksaan yang menggambarkan
glukosa darah sewaktu
Insulin
 Insulin merupakan sumber energi utama untuk sel.
 Insulin merupakan fasilitas peningkatan glukosa
intravaskuler melalui muskulus dari cell lemak
 Insulin memfasititasi penyimpanan glukosa menjadi
glikogen didalam liver dan sel muskulus
 secara tidak langsung mencegah metabolisme lemak
 Kekurangan insulin berperan penting terjadinya
hyperglikemia.
 Hati merespon kekurangan glukosa intraseluler melalui
glukogenesis karena glucosa intravascular tidak akan
masuk ke dalam sel.
 Ketidakmampuan glukosa masuk ke sel, memacu
katabolise di proses katabolisme tubuh menggunakan
lemak dan protein sebagai energi
 Walaupun intake makanan meningkat terjadi penurunan
berat badan.
 Ketika lemak digunakan sebagai energi,liver merubah
peningkatan lemak bebas didalam darah menjadi ketone
bodies.
 Treatmentjangka panjang berusaha untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan
memberi tekanan tidak bergantung dan mengurangi efek
psychososial.

 Treatmenttermasuk pendidikan anak dan keluarga untuk


monitoring glukosa, pemberian insulin,diet, exercise,
management, hyperglydemia dan hypoglikemia.
 DIAGNOSIS
 Hati – hati obsevasi gejala / tanda di dalam anggota
keluarga yang mempunyai riwayat Diabetes
 Walaupun test toleransi glukosa dapat menggambarkan
Diabetes pada dewasa, tidak dapat digunakan untuk
anak – anak.
 Monitoring level glukosa darah
 Sebelum makan pagi dan makan malam

Tata laksana keperawatan :

 Meningkatkan koping keluarga


 Pendidikan tentang tanda – tanda hypoglikemia dan
hyperglikemia
 Melibatkan anak dalam rencana pemberian nutrisi
 Membantu anak agar ikut terlibat dalam program diet
 Mencegah terjadinya infeksi
 Ajarkan cara mengobservasi kulit setiap hari
 Hindari kekeringan pada kulit
 Gunakan sepatu dengan baik
 Observasi kedua kaki, hindari kulit pecah –pecah
 Hindari luka saat potong kuku
 Gunakan kaoskaki yang bersih
 Gunakan selalu alas kaki

 
Wasssalam

Anda mungkin juga menyukai