DI SUSUN OLEH :
SUMARDI (095141017)
BUDI SUSETIO (095141021)
WAGIMIN (095141027)
EKA MEIYANTI (095141007)
EKO HERIYANI (095141008)
NURHAYATI ( )
A. Latar Belakang
6 – 8 bayi per 1000 kelahiran menderita penyakit jantung bawaan (PJB)
(Hoffman, 1978). Sepertiga dari bayi-bayi tersebut akan menunjukkan gejala
pada minggu-minggu awal kehidupannya, 1/3 akan menunjukkan gejala pada
masa neonatal. Jadi ± 0.5% bayi baru lahir kemungkinan akan menunjukkan
tanda adanya kelainan jantung dan ½ nya akan menunjukkan gejala pada
minggu-minggu awal kehidupannya (Fyler, 1980).
Seorang anak yang dilahirkan sebagai bayi prematur memang sering kali
bermasalah dengan kesehatan tubuhnya. Banyak faktor yang mendasari hal
tersebut misalnya sistem imun yang belum sempurna atau keadaan organ-
organ tubuh yang dapat diibaratkan “belum siap pakai”. Salah satu yang cukup
sering bermasalah pada bayi prematur adalah pada organ jantung. Manifestasi
klinik yang dirasakan bisa muncul pada saat masih kecil saja, besar saja atau
bahkan sepanjang kehidupannya. Kelainan pada jantung yang dialami dapat
berupa penyakit jantung bawaan (PJB) atau penyakit jantung didapat. Penyakit
jantung bawaan dapat bersifat sianotik (tetralogi of fallot, dextroposisi aorta,
atresia pulmonal, dll) dan non-sianotik Ventricle Septal Defect (VSD), defect
septum atrioventriculare, Patent Ductus arteriosus (PDA), dll). Mengingat
sangat pentingnya pengetahuan mengenai PJB tersebut, maka dalam laporan
ini akan dibahas mengenai PJB, khususnya Ventricle Septal Defect (VSD).
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Memahami konsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit
kronis
(Ventrikuler Septal Defect)
b) Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi Ventrikuler Septal Defect
b. Mengetahui patofisiologi Ventrikuler Septal Defect
c. Mengetahui tanda dan gejala Ventrikuler Septal Defect
d. Mengetahui pemeriksaan penunjang Ventrikuler Septal Defect
e. Mengetahui diagnosa keperawatan Ventrikuler Septal Defect
f. Mengetahui rencana keperawatan Ventrikuler Septal Defect
BAB II
TINAJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Defek septum ventrikel atau Ventricular Septal Defect (VSD) adalah
gangguan atau lubang pada septum atau sekat di antara rongga ventrikel akibat
kegagalan fusi atau penyambungan sekat interventrikel.. VSD terjadi pada 1,5
– 3,5 dari 1000 kelahiran hidup dan sekitar 20-25% dari seluruh angka
kejadian kelainan jantung kongenital. Umumnya lubang terjadi pada daerah
membranosa (70%) dan muscular (20%) dari septum.
B. Patofisiologi
Darah arterial mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan melalui defek
pada septum intraventrikular. Perbedaan tekanan yang besar membuat darah
mengalir dengan deras dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan menimbulkan
bising.
Darah dari ventrikel kanan didorong masuk ke a.pulmonalis. Makin besar
defek, makin banyak darah masuk ke a.pulmonalis. Tekanan yang terus-
menerus meninggi pada a.pulmonalis akan menaikan tekanan pada kapiler
paru. Mula-mula naiknya tekanan kapiler ini masih reversibel (belum ada
perubahan pada endotel dan tunika muskularis arteri-arteri kecil paru. Akan
tetapi, lama-lama pembuluh darah paru menjadi sklerosis dan akan
menyebabkan naiknya tahanan yang permanen. Bila tahanan pada
a.pulmonalis sudah tinggi dan permanen, tekanan pada ventrikel kanan juga
jadi tinggi dan permanen.
Bila ditinjau dari segi patofisiologi maupun klinis, ada 4 tipe VSD:
VSD kecil dengan tahanan pada a.pulmonalis masih normal.
VSD sedang dengan tahanan pada a.pulmonalis massih normal.
VSD besar dan sudah disertai hipertensi pulmonal yang dinamis
hipertensi pulmonal terjadi karena bertambahnya volume darah pada
a.pulmonalis tetapi belum ada kenaikan tahanan a.pulmonalis atau belum ada
arteriosklerosis a.pulmonalis.
VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang permanen karena pada kelainan
ini sudah disertai arteriosklerosis a.pulmonalis.
Pada waktu lahir, tahanan pembuluh darah paru dan tahanan pembuluh darah
sistemik sama. Sesudah 4-6 minggu, tahanan pembuluh darah paru menurun
perlahan-lahan. Dengan demikian, tekanan pada a.pulmonalis dan tekanan
pada ventrikel kanan menurun. Akibatnya, darah dari ventrikel kiri akan
mengalir ke ventrikel kanan karena defek.
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya adalah roentgen dada
yang akan memberikan hasil kondisi dan anatomi jantung yang normal
(apabila VSD kecil) sampai dengan kardiomegali (pembengkakan jantung)
serta peningkatan corakan vascular (pembuluh darah) paru. Pemeriksaan
penunjang lainnya adalah elektrokardiografi (EKG) atau alat rekam jantung
serta ekokardiografi dengan doppler.
D. Diagnosa keperawatan
a) Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktu
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport
oksigen
c) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.
d) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan
penyakit jantung (ASD)
e) Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah.
f) Risiko tinggi cedera (komplikasi) berhubungan dengan kondisi jantung
F. Rencana Keperawatan
a) Diagnosa keperawatan : Risiko tinggi penurunan curah jantung
berhubungan dengan defek struktur.
Tujuan :
Klien akan menunjukkan perbaikan curah jantung.
Kriteria hasil :
a. Frekwensi jantung, tekanan darah, dan perfusi perifer berada pada
batas normal sesuai usia.
b. Keluaran urine adekuat (antara 0,5 – 2 ml/kgbb, bergantung pada
usia)
Intervensi keperawatan/rasional:
a. Beri digoksin sesuai program, dengan menggunakan kewaspadaan
yang dibuat untuk mencegah toxisitas.
Rasional: membantu mempertahankan curah jantung yang adekuat.
b. Beri obat penurun afterload sesuai program.
Rasional: Berguna untuk menurunkan kekuatan yang melawan
kontraksi otot jantung
c. Beri diuretik sesuai program
Rasional: Membantu proses berkemih agar lebih lancar.
http://contoh-askep.blogspot.com/2008/07/asuhan-keperawatan-pada-anak-
dengan_22.html
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=990