A. Latar Belakang
Demam rematik akut adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanyasuatu
reaksi imunologi terhadap infeksi oleh bakteri Streptokokus Group A.Demam rematik
akut menyebabkan infeksi generalisata dan menginfeksi padabagian tubuh tertentu,
seperti jantung, persendian, otak dan kulit. Individu denganDemam Rematik Akut
sering menyebabkan penyakit yang berat dan memerlukanperawatan di Rumah Sakit.
1
infeksi streptokok pada faring dalam waktu 2-4 minggu akan di ikuti oleh serangan
demam reumatik.serangan awalnya sering di temukan pada masa kanak-kanak dan awal
masa remaja. Insiden infeksi streptokokus yang menyebabkan demam reumatik, di
anggap sebagai faktor predisposisi yang memiliki hubungan langsung dengan
perkembangan dan transmisi infeksi; faktor predisposisi utama lainnya adalah faktor
sosio ekonomi, seperti situasi kehidupan dan kemungkinan untuk mendapatkan
perawatan, medis dan antibiotik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar Penyakit Jantung Bawaan
2. Untuk mengetahui konsep dasar Penyakit Penyakit Jantung Rematik
3. Untuk mengetahui konsep dasar Penyakit Infeksi Penyakit Jantung
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease adalah suatu kelainan
formasi dari jantung atau pembuluh besar dekat jantung. "congenital" hanya
berbicara tentang waktu tapi bukan penyebabnya. Itu artinya "lahir dengan" atau
"hadir pada kelahiran".
B. EPIDEMIOLOGI
3
sedikit, PJB sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi
daripada PJB non-sianotik.
C. PATOGENESIS
Dalam keadaan normal darah akan mengalir dari daerah yang bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Daerah yang bertekanan tinggi ialah
jantung kiri
sedangkan yang bertekanan rendah adalah jantung kanan. Sistem sirkulasi paru
mempunyai tahanan yang rendah sedangkan sistem sirkulasi sistemik mempunyai
tahanan yang tinggi. Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang
bertekanan tinggi dengan rongga-rongga jantung yang bertekanan rendah akan
terjadi aliran darah dari rongga jantung yang bertekanan tinggi ke rongga jantung
yang bertekanan rendah. Sebagai contoh adanya defek pada sekat ventrikel, maka
akan terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan.
Kejadian ini disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi
arteri pulmonalis dan defek septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan
lebih tinggi dari tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel kanan
yang miskin akan oksigen mengalir melalui defek tersebut ke ventrikel kiri yang
kaya akan oksigen, keadaan ini disebut dengan pirau (shunt) kanan ke kiri yang
dapat berakibat kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi sistemik. Kadar oksigen
yang terlalu rendah akan menyebabkan sianosis. Kelainan jantung bawaan pada
umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
4
D. GEJALA
E. KOMPLIKASI
3. Abses otak, terjadi pada anak berusia diatas dua tahun, diakibatkan oleh
hidroksia dan terjadi pada PJB sianotik.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto thoraks, disini akan kelihatan atrium dan ventrikel kiri akan
membesar / terjadi pembesaran pada jantung.
G. PENGOBATAN
5
c. Posisi, bayi ditidurkan dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan
dengan posisi 20 C0.
e. Antibiotika,
f. Rotating forniquit
g. Seksi vena, vena yang dicari dikaki untuk pemberian cairan karena
vena-vena yang lain sudah tidak mungkin lagi dilakukan pemberian cairan.
H. PROGNOSIS
Prognosis pada bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan yang berat
dan kritis (sianotik) memiliki angka ketahanan hidup 1 tahun (1-year survival rate)
sebesar 75,2% . Sedangkan bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan yang
bukan kritis, angka ketahanan hidup 1 tahun mencapai 97,1%.
Pasien penyakit jantung bawaan yang bukan kritis yang dapat mencapai usia
dewasa atau di atas 18 tahun sebesar 95,4%, sedangkan pasien dengan penyakit
jantung bawaan yang kritis hanya 68,8%.
Pasien jantung bawaan dewasa dengan tes latihan kardiopulmoner yang baik
memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi. Tes latihan kardiopulmoner dapat
dijadikan prediktor untuk prognosis penyakit jantung bawaan. Pasien dengan
puncak konsumsi oksigen yang rendah memiliki mortalitas yang lebih tinggi.
6
2. PENYAKIT JANTUNG REMATIK
A. DEFINISI
B. EPIDEMIOLOGI
C. PATOGENESIS
7
Streptococcus beta hemolyticus grup A saja yang dapat mengakibatkan atau
mengaktifkan kembali demam rematik.4,5 Penyakit jantung rematik merupakan
manifestasi demam rematik berkelanjutan yang melibatkan kelainan pada katup
dan endokardium. Lebih dari 60% penyakit rheumatic fever akan berkembang
menjadi rheumatic heart disease. 5 Adapun kerusakan yang ditimbulkan pada
rheumatic heart disease yakni kerusakan katup jantung akan menyebabkan
timbulnya regurgitasi. Episode yang sering dan berulang penyakit ini akan
menyebabkan penebalan pada katup, pembentukan skar (jaringan parut), kalsifikasi
dan dapat berkembang menjadi valvular stenosis. 5 Sebagai dasar dari rheumatic
heart disease, penyakit rheumatic fever dalam patogenesisnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Adapun beberapa faktor yang berperan dalam patogenesis
penyakit rheumatic fever antara lain faktor organisme, faktor host dan faktor sistem
imun.
D. GEJALA
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung reumatik dapat dibagi
dalam 4 stadium.
1) Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus
Grup A.
Keluhan : Demam, batuk, rasa sakit waktu menelan, muntah, diare, peradangan
pada tonsil yang disertai Ekusdat.
8
2) Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus
dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1 –
3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-
bulan kemudian.
3) Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung
reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala
peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung
reumatik.
Gejala peradangan umum : Demam yang tinggi, lesu, anoreksia, berat badan
menurun, kelihatan pucat, epistaksis, athralgia, rasa sakit disekitar sendi, sakit
perut.
4) Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa
kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup
tidak menunjukkan gejala apa-apa.
E. KOMPLIKASI
9
1. Dekompensasi Cordis
Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan
digitalis dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala
(simptomatik) dan yang paling penting mengobati penyakit primer.
2. Pericarditis
Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi
radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah
a) LED tinggi sekali
b) Lekositosis
c) Nilai hemoglobin dapat rendah
2. Pemeriksaan bakteriologi
a) Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.
b) Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti
hyaluronidase.
3. Radiologi
Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada
jantung.
4. Pemeriksaan Echokardiogram
Menunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi
5. Pemeriksaan Elektrokardiogram
10
1. Kultur positif
2. Ruam skarlatina
3. Peningkatan antibodi streptococcus yang meningkat
G. PENGOBATAN
11
3.INFEKSI PADA JANTUNG
1. Perikarditis
A. DEFINISI
Perikarditis adalah inflamasi pericardium visceral dan parietal (akut dan
kronis). (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129). Perikarditis ialah peradangan
pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan
dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun
seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab.
B. ETIOLOGI
1). Infeksi virus, bakteri, dan jamur
2). Uremia
3). Trauma
4). Sindrom pasca-infark miokard
5). Idiopatic
6). Sindrom pasca-pericardiotomi
7). Neoplasma atau penyakit kolagen
C. GEJALA
1). Nyeri dada seperti ditusuk terutama bila bergerak/napas dalam,
berkurang bila duduk agak membungkuk.
2). Friction rub: positif.
3). Nyeri dada substernal/parasternal, emnjalar ke bahu/leher dan lengan
kiri.
4). Distensi vena jagularis.
5). Hepatomegali
6). Edema ekstremitas bawah.
7). Sesak napas, denyut jantung meningkat
8). Bunyi jantung lemah atau normal.
9). Ewart’s sign
10). Rontgen toraks : bayangan jantung membesar.
11). Iso-Enzym Cardiac : meningkat
12
12). Pola EKG
a). ST elevasi pada area yang rusak (strain) ttanpa diikuti perubahan di
area resiprokal.
b). Kompleks QRS voltase rendah (amplitudo kecil)
c). Atrium fibrilasi.
D. PATOFISIOLOGI
Adanya proses inflamasi dan sekunder dari fenomena infeksi pada
perikarditis akan memberikan respon. Terjadinya vasodilatasi dengan
peningkatan akumulasi cairan ke kantong perikardium. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas vaskuler, sehingga
kandungan protein, termasuk fibrinogen atau fibrin di dalam cairan akan
meningkat. Peningkatan perpindahan leukosit dapat terjadi pada perikarditis
purulenta.
Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang
mungkin. Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya
jaringan parut dan perlengketan disertai kalsifikasi dari lapisan perikardium
viseral maupun parietal yang menimbulkan perikarditis konstriktif yang apabila
cukup berat akan menghambat pengembangan volume jantung pada fase
diastolik.Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium dimana
sekresi melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium. Pengumpulan
cairan intraperikardium dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan obstruksi
serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik jantung bisa menimbulkan
tamponade jantung.
E. KOMPLIKASI
1). Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam nyawa, dimana
ditemukan penekanan pada jantung, akibat terjadi pengumpulan cairan (darah,
nanah) atau gas diruangan perikardium (ruangan antara 2 selaput pelapis
jantung), yang disebabkan karena trauma atau robeknya otot jantung, atau
karena perembesan cairan (efusi). Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak
dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.
2). Perikarditiskonstriktif
3). Aritmi jantung
13
Contoh-contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial
flutter, and atrial tachycardia (PAT). Aritmia-aritmia ini terjadi karena gangguan
listrik di atria dan/atau di AV node menyebabkan denyut jantung yang cepat.
4). Nyeri dada berulang-ulang
F.PENGOBATAN
Pengobatannya dengan memberikan obat yang dapat mengurangi
peradangan seperti aspirin atau ibuprofen sambil diawasi kemungkinan
terjadinya komplikasi ( terutama tamponade jantung). Bila nyeri hebat dapat
diberikan opium seperti morfin atau golongan corticosteroid, tapi yang paling
sering digunakan adalah prednisone. Jika obat-obatan gagal maka dilakukan
dilakukan pembedahan pengangkatan perikardium.
2. Miokarditis
A. DEFINISI
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari
miokardium.(Marylinn E. Doengoes, 2000: 129) Miokarditis adalah peradangan
jantung yang tidak berkaitan dengan penyakit arteri koroner atau infark
miokard. Miokarditis paling sering terjadi akibat infeksi virus pada miokardium,
tetapi dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur yang sering diduga
adalah infeksi coxsackievirus. (Elizabeth J. Corwin, 2009: 502)
B.ETIOLOGI
1). Infeksi bakteri: dipteria tuberculosis, thypoid, tetanus,
staphylococcus, pneumococcus, dan gonococcus.
2). Keracunan zat kimia: alcohol
3). Infeksi cacing: trichinosis
4). Hipersensitif reaksi imun: reumatik fever dan postcardiotomi sindrom
5). Infeksi parasit: trypanosomiasis, toxoplasmosis
6). Terapi radiasi dosis besar
7). Infeksi virus: coxsackvirus strain A & B
14
C. GEJALA
1). Dada terasa berat dan sesak napas
2). Demam, denyut jantung meningkat/ takikardi
3). Anoreksia
4). Gallop’s, bunyi jantung lemah
5). Tanda-tanda gagal jantung kanan
D. PATOFISIOLOGI
Kerusakan miokardium oleh kuman-kuman infeksius ini dapat melalui
tiga mekanisme dasar, meliputi :
1. Invasi langsung ke miokard
2. Proses imunologis terhadap miokard
3. Mengeluarkan toksin yang merusak miokard
Proses miokarditis viral ada dua tahap, tahap pertama (akut) berlangsung
kira-kira 1 minggu dimana terjadi invasi virus ke miokard, replikasi virus, dan
lisis sel. Setelah itu, terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan
atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan neutral killer cell (sel
NK)Tahap kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radan dan sistem
imun akan diaktifkan, antara lain dengan terbentuknya antibodi terhadapa
miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Tahap ini
berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti dengan
kerusakan miokardium dari yang minimal sampai yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusak sel-sel
endotel. Terbentuknya antibodi endotel diduga sebagai penyebab spasme
mikrovaskuler. Wlaupun etiologi kelainan mikrovaskuler belum pasti, tetapi
sangat mungkin berasal dari imun atau kerusakan endotel akibat infeksi virus.
Jadi, pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro menyebabkan proses
berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks
miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan rontoknya
serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses
ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir
dengan payah jantung.
15
E.KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat miokarditis adalah :
1). Kardiomiopati
2). Payah jantung kongresif
3). Efusi pericardial
4). AV block total
5). Trobi kardiak
6). Gagal jantung
F.PENGOBATAN
1). Pengobatan infeksi penyebab
2). Pengendalian terhadap gagal jantung
3). Transplantasi jantung
4). Mengurangi atau menurunkan faktor resiko yang dapat diubah
5). Oksigen untuk meningkatkan oksigenasi darah sehingga beban jantung
berkurang dan perfusi sistemik meningkat.
6). Obat-obatan untuk menghilangkan nyeri seperti Morfin dan Meperidin.
7). Diuretik untuk meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan tujuan mencegah
dan mempertahankan fungsi ginjal. Mencegah kelebihan
volume dan gagal jantung kongestif.
3. Endokarditis
A.DEFINISI
Endokarditis adalah inflamasi lapisan endothelial jantung. (Marylinn E.
Doengoes, 2000: 129). Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan
permukaan jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis rematik dan
endokarditis infeksi. Terjadinya endokarditis rematik disebabkan langsung oleh
demam rematik yang merupakan penyakit sistemik karena infeksi streptokokus.
Endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) adalah infeksi yang disebabkan
oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain, sehingga menyebabkan
deformitas bilah katup.
16
B. ETIOLOGI
1). Streptococcus β hemolitik group A
2). Staphylococcus aureus
3). Streptococcus viridian
4). Streptococcus fecalis
5). Candida
6). Aspergillus
7). Basil E. coli.
C. MANIFESTASI KLINIS
1). Hiperpireksia dan mengigil.
2). Clubbing fingers.
3).Ptechiae pada mukosa tenggorok, Roth’s Spot pada retina mata dan kulit
dada.
4). Anemis/pucat.
5). Splinter Hemorrhagic (emboli di bawah kuku dengan bentuk linier)
6). Murmur/bising jantung (karena kerusakan katup jantung)
7). Osler’s Nodes (nodul kemerahan, merah muda, atau kebiruan) dibagian
dalam jari, otot tenar, dan hipotenar yang terasa nyeri.
8). Janeway Lession (nodul kemerahan, merah muda, atau kebiruan) di
bagian dalam jari, otot tenar, dan hipotenar yang terasa nyeri.
9). Tanda dan gejala gagal jantung kanan (hepatomegali, edema, dan distensi
vena jugularis).
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologis terjadinya endokarditis rematik disebabkan langsung oleh
demam rematik, suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh infeksi
streptokokus grup A. Demam rematik mempengaruhi semua persendian,
menyebabkan poliartritis. Jantung juga merupakan organ sasaran dan
merupakan bagian yang kerusakannya paling serius.
Kerusakan jantung dan lesi bukan akibat infeksi, artinya jaringan
tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh organisme
tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensitivitas atau reaksi, yang
terjadi sebagai respons terhadap Streptokokus hemolitikkus. Leukosit darah akan
tertimbun pada jaringan yang terkena dan membentuk nodul, yang kemudian
akan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam proses
17
inflamasi ini; artinya, berkambanglah miokarditis rematik, yang sementara
melemahkan tenaga kontraksi jantung. Demikian pula perikardium juga terlibat;
artinya, juga terjadi perikarditis rematik selama perjalanan akut penyakit.
Komplikasi miokardial dan pericardial tersebut biasanya tanpa meninggalkan
gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya endokarditis rematik mengakibatkan
efek samping kecacatan permanen.
E.KOMPLIKASI
1). Gagal jantung
2). Aneurisme nekrotik (pada endokarditis infektif)
F. PENGOBATAN
Pengobatan di rumah sakit dengan memberikan injeksi intravena
antibiotik dosis tinggi seperti golongan obat penicilin, aminoglikosida,
tetrasiklin, beta laktam dan kuinolon.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peradangan dan infeksi jantung biasanya disebut karditis yang juga
disertai infeksi dari mikroorganisme. Peradangan jantung terdiri dari
perikarditis, miokarditis dan endokarditis. Perikarditis adalah inflamasi
pericardium visceral dan parietal (akut dan kronis). (Marylinn E. Doengoes,
2000: 129) Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari miokardium.
(Marylinn E. Doengoes, 2000: 129) Sedangkan endokarditis adalah inflamasi
lapisan endothelial jantung. (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129)
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah
sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah
ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan
pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu
bayi.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan tentang penyebab dan dampak pada kehamilan remaja. Dan
makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan, semoga bermanfaat khususnya buat saya sendiri dan
orang lain yang membacanya. Ammiin..
19
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. 1995. Pedoman Anak Sakit . editor Setiawan S.Kp. Jakarta: EGC
Engram.B. 1994. Rencana Asuhan KeperawatanMedikal Bedah. 1th. Ed. Editor Monica
ester, S.Kp. Jakarta: EGC
Sariadai, S.kp & Rita Yuliani, S.kp. Asuhan Keperawatan Pada Anak. PT. Fajar
interpratama. Jakarta
http://zakiyyahahsanti.blogspot.com/2010/03/kelainan-hemodinamika-trombosis.htm
Doenges, Marilynn E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakart : EGC.
Lili ismudiarti rilantono,dkk.(2001) Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Fakultas
Kedokteran UI.
Poestika S, Sarodja RM (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
Corwin, Elizabeth J.. 2009. Buku Saku Patofisiologi (Ed.3). Jakarta: EGC Kedokteran
Hudak dan Gaho. 2007. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Alih Bahasa: Betty
Susanto, dkk. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Suzanne, C. Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Ed.8 Vol.2.
Jakarta: EGC.
20