A. KONSEP VSD
1. Definisi VSD
Ventrikel Septal Defect (VSD) adalah suatu kondisi kelainan pada jantung
dimana terdapat lubang abnormal antara ventrikel kanan dan kiri yang terjadi ketika
dinding antara kedua ventrikel gagal menutup secara sempurna selama masa gestasi.
Defect ini merupakan defek kongenital jantung yang paling sering terjadi. Ukuran defek
menentukan keparahan gejala.
Ventricular Septal Defect (VSD) merupakan kelainan jantung bawaan yang
sering ditemukan, jumlahnya lebih dari 25 – 35% dari penyakit jantung bawaan. Defek
tersebut sering pada pars membranous septum interventrikuler (membranous atau
infracristal VSD) pada bagian posterior dan anterior dari lembaran septum dari katup
trikuspidal. Muskularis VSD terjadi lebih sedikit dan lokasinya pada bagian tengah dan
apical dari septum interventrikuler, dimana dapat merupakan defek yang tunggal atau
dapat berupa lubang yang multiple (resembling Swiss cheese). Defek pada septum
subpulmonal (supracristal) sering berhubungan dengan adanya aortic regurgitation sebab
ujung arteri koronaria kanan dapat prolaps kedalam VSD (Nasution,2008; Corwin,2008).
2. Epidemiologi
Defek Septum Ventrikel (DSV) merupakan PJB, yang paling sering ditemukan,
yaitu 30-60%dari semua jenis PJB.Pada sebagian besar kasus, diagnosis kelainan ini
ditegakan setelah melewati masa neonatus, karena pada minggu-minggu pertama bising
yang bermakna biasanya belum terdengar oleh karena resistensis vascular paru masih
tinggi menurun setelah 8-10minggu. Peningkatan defek ini terlihat pada anak-anak
dengan sindrom Down dan sindrom Holt-Oram. Sebuah studi mengatakan bahwa 2
sampai 5 dari 100 kelahiran bayi dengan VSD, 80-90%kasus akan menutup secara
spontan tidak lama setelah kelahiran. Tidak dapat disimpulkan mengenai adanya
perbedaan ras terhadap distribusi kejadian VSD, namun VSD lebih umum terjadi pada
populasi Asia, 5% dari angka kecacatan di USA, dan 30% dilaporkan di Jepang.VSD
sedikit lebih sering terjadi pada perempuan yaitu dengan perbandingan 56% : 44% dari
laki-laki.
VSD menduduki peringkat pertama yang tersering dari seluruh cacat
pada jantung.Kejadian pada VSD terhitung kira-kira 25-40% dari seluruh
kelahirandengan cacat jantung bawaan.Kejadian VSD di Amerika Serikat dan di dunia se
banding, kira-kira satusampai dua kasus per seribu bayi yang lahir.Riset menunjukkan
bahwa prevalensi VSD diAmerika Serikat meningkat selama tiga puluh tahun terakhir.
Sebuah peningkatan gandaterjadi pada prevalensi VSD yang dilaporkan oleh Centers for
Disease Control and Prevention dari tahun 1968-1980. The Baltimore-Washington Infant
Study (BWIS)melaporkan sebuah peningkatan ganda pada VSD dari tahun 1981-1989.
Riset BWISmelaporkan bahwa peningkatan ini terjadi karena makin sensitifnya deteksi
penyakit ini olehechocardiography.
Di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, tipe
perimembranus adalah yang terbanyak ditemukan (60%), kedua adalah subarterial (37%),
dan yang terjarangadalah tipe muskuler (3%).VSD sering ditemukan pada kelainan-
kelainan kongenitallainnya, seperti Sindrom Down (Rilantono, 1996).
3. Etiologi Ventrikel Septal Defect
VSD merupakan kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa terdapatnya
lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah
antara ventrikel kanan dan kiri. Secara normal lubang tersebut akan menutup selama akhir
minggu keempat massa embrio.
Belum diketahui apa penyebab pasti dari Ventrikel Septal Defect ini. Namun
terdapat faktor predisposisi yang mempengaruhi terjadinya penakit ini, antara lain :
a. Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil
b. Gizi ibu hamil yang buruk
c. Ibu yang alkoholik
d. Usia ibu diatas 40 tahun saat hamil
e. Ibu menderita diabetes
Virus Rubella yang merupakan salah satu faktor predisposisi VSD. Virus ini
memang tidak hanya menyerang ibu hamil, akan tetapi efek yang diakibatkan virus ini
harus diwaspadai oleh ibu hamil karena dapat menyebabkan keguguran, terganggunya
perkembangan pada janin, bahkan dapat mengakibatkan terjadinya kelainan saat proses
kelahiran. Selama wanita hamil terinfeksi, virus rubela dapat menimbulkan infeksi pada
janin melalui plasenta.infeksi oleh virus rubela terjadi ketika bayi berada dalam
kandungan dan bisa menyebabkan cacat bawaan. Infeksi ini terjadi ketika usia janin < 4
bulan, namun akan jarang terinfeksi ketika janin sudah berusia > 5 bulan.
Pada perkembangan Embrio maka gabungan septum ventrikuler dan membranous
terjadi saat kehamilan umur 4 – 8 minggu.Perkembangan septum muskular tejadi saat
ventrikel kanan dan kiri membentuk sumbu ( fuse ) sedangkan septum membranous
terjadi akibat pertumbuhan dari “ endocardial ciushius “. Selama proses pembentukan
sekat ini dapat terjadi defek kongenital sehingga membuat kelainan pada pembentukan
septum.
Pada gangguan pembentukan sekat/septum di atas, akan terbentuk lubang yang
berjumlah hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fusi
(penyatuan/penggabungan bagian) septum interventrikuler semasa janin dalam
kandungan. Adanya lubang pada septum interventrikularis memungkian terjadinya aliran
darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan oleh karena gradien tekanan sehingga aliran
darah ke paru bertambah.Gambaran klinis tergantung dari besarnya defek dan aliran
darah (shunt) serta besarnya tahanan pembuluh darah paru. (LI, Rilantono, 2003)
Pada penderita VSD terjadi tekanan di ventrikel kiri jantung lebih tinggi
dibanding ventrikel kanan, maka darah bersih di ventrikel kiri yang semestinya beredar ke
pembuluh utama aorta untuk didistribusikan ke seluruh tubuh, sebagian akan mengalir ke
ventrikel kanan melewati VSD. Pasien tidak terlihat biru, karena memang tak ada darah
kotor yang mengalir ke sirkulasi darah bersih.Kalau lubang VSD kecil/sedang dan
letaknya di area ventricular septum tertentu, memang bisa menutup atau mengecil sendiri.
Pada VSD besarnya aliran darah ke paru ini selain tergantung pada besarnya
lubang, juga sangat tergantung pada tingginya tahanan vaskuler paru.Makin rendah
tahanan vaskuler paru makin besar aliran pirau dari kiri ke kanan.Pada bayi baru lahir
dimana maturasi paru belum sempurna, tahanan vaskuler paru umumnya masih tinggi dan
akibatnya aliran pirau dari kiri ke kanan terhambat walaupun lubang yang ada cukup
besar. Tetapi saat usia 2–3 bulan dimana proses maturasi paru berjalan dan mulai terjadi
penurunan tahanan vaskuler paru dengan cepat maka aliran pirau dari kiri ke kanan akan
bertambah (Park,2002; Rilantono,2003).
4. Faktor Resiko VSD
1. Ibu yang merokok
Wanita yang sebelum hamil sampai akhir trimester pertama telah terbukti lebih
cenderung memiliki resiko kehamilan dengan cacat jantung bawaan. Hasil penelitian ini
dikemukakan oleh Malik et.al (2008) dalam jurnal yang berjudul “Maternal Smoking and
Congenital Heart Defects”. Wanita yang merokok kapan sebelum hamil sampai akhir
trimester pertama lebih beresiko untuk memiliki bayi dengan cacat septum jantung
dibandingkan wanita yang tidak merokok selama periode ini. Asosiasi ini lebih kuat bagi
ibu-ibu yang melaporkan merokok berat selama periode ini. Hubungan ini adalah
independen dari faktor pembaur potensial, termasuk penggunaan prenatal vitamin, asupan
alkohol, usia ibu, dan ras atau etnis. Wanita yang merokok lebih dari 25 batang atau lebih
per hari lebih mungkin daripada ibu bebas rokok untuk memiliki bayi dengan cacat
obstruktif sisi kanan. Tidak ada peningkatan risiko cacat jantung bawaan dengan paparan
ibu asap tembakau lingkungan.
2. Konsumsi obat antibiotik
Konsumsi jenis antibiotik seperti penicillin, erythromycin, nitrofurantoin,
sulfonamide, cephalosporin, dan kuinolon, atau antibakteri dapat meningkatkan risiko
=bayi yang baru lahir untuk mendapatkan cacat lahir terutama defek septum ventrikel.
Penelitian dilakukan oleh Krista S. Crider, PhD; Mario A. Cleves, PhD et.al pada tahun
2009 berjudul "Antibacterial Medication Use During Pregnancy and Risk of Birth
Defects National Birth Defects Prevention Study".
3. Pregestastional Diabetes mellitus
Sebelas dari 16 cacat jantung terkait dengan PGDM seperti tetralogi Fallot,
dextrotransposition arteri besar, atrium VSD, Total anomali paru vena return, stenosis
aorta, ventrikel kiri keluar-aliran asosiasi obstruksi saluran, tepat ventrikel out flow
asosiasi obstruksi saluran, peri-membran VSD, ASD secundum, ASD tidak ditentukan,
dan VSD dengan ASD.
4. Penggunaan selective serotonin-reuptake inhibitors (SSRIs) saat kehamilan
Selective serotonin re-uptake inhibitor atau serotonin-reuptake inhibitor tertentu
(SSRI) adalah obat yang biasanya digunakan sebagai antidepresan dalam pengobatan
depresi, gangguan kecemasan, dan beberapa gangguan kepribadian. Penggunaan selective
serotonin reuptake pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko mengembangkan
Ventricular Septal Defect. Contoh obat yang tergolong jenis SSRI dalam
penelitian ini adalah seperti Fluoxetine, Sertraline, paroxetine, dan citalopram. Penelitian
dilakukan oleh Sura Alwan, M.Sc., Jennita Reefhuis, Phd et.al pada tahun 2007 berjudul
" Use of Selective Serotonin-Reuptake Inhibitors in Pregnancy and the Risk of Birth
Defects".
5. The Body mass index in pre-pregnancy
Indeks massa tubuh pada periode pra-kehamilan dikaitkan dengan peningkatan
faktor risiko defek septum dan penyakit jantung bawaan lainnya.
Kelebihan berat badan (BMI ≥ 25 kg/m2) dikaitkan dengan semua CD dikombinasikan
serta cacat RVOT, paru valve stenosis, defek septum, dan secundum defek septum
atrium. Selain itu, asosiasi dengan status yang lebih berat, obesitas berat dikaitkan dengan
cacat RVOT, paru valve stenosis, defek septum, dan secundum defek septum atrium.
Berikut adalah studi dari Suzanne M. Gilboa, PhD; Adolfo Correa, MD, PhD et.al pada
tahun 2010 berjudul "Association Between Pre-Pregnancy Body Mass Index And
Congenital Heart Defects".
9. Komplikasi VSD
1. Hipertensi arteri pulmonalis
Jika ini berlanjut pada derajat di mana tekanan ventrikel kanan lebih
besar dari tekanan ventrikel kiri, darah akan mengalir dari kanan ke kiri
(kompleks eisenmenger’s).
2. SindromEisenmenger
Jikadefek septum ventrikelbesarberjalan tidak diobati,peningkatan aliran
darahke paru-parumenyebabkan tekanan darahtinggi di dalam arteriparu-
paru(hipertensi pulmonal).Seiring waktu, kerusakan permanen pada arteri paru-
paru berkembang dan hipertensi pulmonal dapat menjadi ireversibel.
Komplikasi ini, yang disebut sindrom Eisenmenger, biasanya berkembang pada
anak usia dini. Pada orang dengan sindrom Eisenmenger, sebagian besar darah
mengalir melalui defek septum ventrikel dari ventrikel kanan ke kiri dan
melewati paru-paru. Ini berarti darah terdeoksigenasi dipompa ke tubuh dan
menyebabkan warna kebiruan pada bibir, jari tangan dan kaki (sianosis) dan
komplikasilainnya. Setelah seseorang memiliki sindrom Eisenmenger, sudah
terlambat untuk pembedahan memperbaiki lubang karena kerusakan permanen
pada pembuluh darah paru-paru telah terjadi.
3. Aortic regurgitation
Umumnya ditemukan pada defek septum ventrikel kecil atau sedang.
Merupakan aliran balik darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri akibat
insufisiensi (tidak mampu melaksanakan tugas yang diberikan) katup
semilunar aorta.
4. Gagal jantung
Peningkatan aliran darah melalui jantung karena defek septum ventrikel
juga dapat menyebabkan gagal jantung, suatu kondisi kronisdi mana jantung
tidak dapat memompa secara efektif.
5. Endokarditis
Orang dengan defek septum ventrikel berada pada peningkatan risiko
infeksi jantung (endokarditis).
6. Stroke
Orang dengan defek besar, teruta mayang terjadi dengan sindrom
Eisenmenger, berada pada risiko stroke akibat gumpalan darah lewat melalui
lubang dijantung dan pergi ke otak.
7. Aritmia
Irama jantung dan detak jantung abnormal (Tauseef,Muhammad,
Ahsan,2011; Mayo,2013).
10. Pencegahan VSD
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada masa kehamilan:
a. Persiapan kehamilan
Pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan pertama dimana terjadi
pembentukan organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi jamu
berbahaya dan obat obat yang dijual bebas di pasaran. Menghindari minuman beralkohol
.Perbanyak asupan makanan bergisi terutama yang mengandung protein dan zat besi juga
asam folat tinggi. Protein bisa didapat dari sumber hewani, misal ikan, daging, telur dan
susu maupun tumbuh tumbuhan sayur mayur segar. Pencegahan anemia dengan makan
aneka sayuran yang mengandung zat besi juga teratur mengkonsumsi tablet zat besi
yang diresepkan dokter atau bidan.
Menghindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang pada masa
kehamilan, ibu hamil tidak merokok baik secara aktif maupun terkena asap rokok dari
suami atau anggota keluarga disekitarntya. Hindari polusi asap kendaraan dengan
menggunakan masker pelindung agar tidak terhisap zat - zat racun dari karbon dioksida.
b. Pencegahan infeksi pada masa hamil
Segera lakukan pencegahan sebelum masa kehamilan seperti imunisasi MMR
untuk mencegah penyakit morbili ( campak ) dan rubella selama hamil. Pola hidup sehat
dan cukup olahraga yang sesuai dengan kondisi ibu hamil agar meningkatkan daya tahan
tubuh dan istirahat yang cukup agar tidak mudah terserang penyakit infeksi sejak hamil
muda.
Ibu hamil dengan faktor resiko antara lain kehamilan dengan usia ibu di atas 40
tahun, ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti diabetes, kelainan genetik down
sindrom , penyakit jantung dalam keluarga perlu waspada dengan faktor resiko meskipun
kecil kemungkinannya (Kompas,2012).
DAFTAR PUSTAKA
Cecily L. Bets, Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Cecily L. Bets, Linda A. Sowden. 2003. Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Corwin, J., Elizabeth. 2008. Handbook of Pathophysiology,3th Ed. USA: Lippincott
Williams & Willkins.
DepKes.2008. Defek Septum Ventrikel (Ventricular Septal Defect).
Fauci AS, Braunwald E, Isselbacher KJ, Wilson JD, Martin JB, Kasper DL, et al, editors.
2008. Harrison’s principles of internal medicine 17thed. New York: McGraw Hill,
Health Professions Division.
Health.kompas.com. 2012. Penyakit Jantung Bawaan dan Pencegahannya
http://archpedi.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=382406 12.30 pm 25 Februari
2019.
Junadi dkk.1982. Kapita Selekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI.
Mayo Clinic. 2013. Ventricular Septal Defect
(VSD).http://www.mayoclinic.com/health/ventricular-septal-
defect/DS00614/DSECTION=complications. Diakses tanggal 25 Februari 2019.
Pukul 12.21 WIB.
Milliken JC, Galovich J. Ventricular septal defect [online]. 2010 [cited 25 Februari 2019.
]. Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/162692-print.
Nasution, H.,Akhyar. 2008. Anestesi pada Ventrikel Septal Defek. USU:
Departemen/SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran USU RSUP
H. Adam Malik Medan.
Park MK. 2002. Pediatric Cardiology for Practitioners. Edisi IV. Mosby Co., St. Louis.
Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia.2006.Ilmu Penyakit
Dalam.Jakarta:FKUI.
Rilantono LI. 2003. “Defek Septum Ventrikel” in Rilantono LI (ed) et al. 2003. Buku
Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rilantono LI. Defek septum ventrikel. Dalam: Rilantono LI, Baraas F, Karo SK,Roebiono
PS, editor. 1996. Buku ajar kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. h. 232-5.
Tauseef Asma Chaudhry, Muhammad Younas, Ahsan Baig. 2011. Ventricular Septal
Defect And Associated Complications. Department of Paediatric Cardiology,
Chaudhry Pervaiz Elahi Institute of Cardiology, Multan.