Oleh kelompok II
Muh. Elangga
Mariel Imanuela Suitela
Ramalia Tapalili
Maria Goreti Asung
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
kasihnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul keperawatan
pada anak dengan kasus VSD
Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak yang telah berpartisipasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan
makalah ini. Untuk itu Kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ns. Helmi Juwita., S.Kep.,M.Kep
2. Teman anggota kelompok yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah
ini
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna, maka dari itu
penyusun mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi Kami khususnya pembaca dan
umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR MEDIS VSD
1. Definisi………………………….……………………………………….
2. Etiologi……………………….…………………………………………..
3. Patofisiologi………………………………………………………………..
4. Manifestasi Klinis…………….……………………………………………
5. Farmakologi………………………………………………………………..
6. Komplikasi………………………………………………………………….
7. Dampak Terhadap kebutuhan dasar manusia dalam konteks keluarga……….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai system, diantaranya adalah
systemkardiovaskuler. System ini menjalankan fungsinya melalui organ
jantungdanpembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting
dalam hal iniadalah jantung yang juga merupakan organ besar dalam tubuh.
Fungsiutama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan
cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya
rangsanganyang berasal dari susunan saraf otonom. Seperti pada organ-organ
yanglain, jantung juga dapat mengalami kelainan ataupun disfungsi. Sehingga m
uncullah penyakit jantung yang dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu pen
yakit jantung didapat dan penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan ad
alahkelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak dalam
kandungan
dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Salah satu jenis penyakit jantung ya
ngtergolong penyakit jantung bawaan adalah Ventricular Septal Defect (VSD).
VSD adalah kelainan jantung bawaan dimana terdapat
lubang(defek/inkontinuitas) pada septum ventrikel yang terjadi karena kegagalan
fusiseptum interventrikel pada masa janin. VSD merupakan kelainan
jantungcongenital tersering dengan prevalensi 20-25 % dari seluruh prevalensi
jantungkongenital. Septum ventrikel terbagi menjadi 2 bagian,yaitu pars
membranacea(bagian membran) dan pars muscularis (bagian otot). Sedangkan
septummuscularis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu inlet, trabecular, dan
outlet(infundibulum). VSD yang terletak di pars membrane sering kali meluas
ke bagian muscular sehingga sebagian besar ahli menyebut VSD ini dengan istil
ahVSD perimembranous (PM). VSD PM merupakan jenis tersering
(70%),selanjutnya trabecular (5-20%), infundibular, dan inlet.
Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD adalah
Rubellaatau infeksi virus lainnya pada ibu hamil, gizi ibu hamil yang buruk, ibu
yang alkoholik, usia ibu diatas 40 tahun, dan ibu penderita diabetes. Pencegahan
VSDdapat dilakukan pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan pertama
dimana terjadi pembentukan organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu
tidakmengkonsumsi jamu berbahaya dan obat obat yang dijual bebas di
pasaran,menghindari minuman beralkohol, dan memperbanyak asupan makanan
bergisiterutama yang mengandung protein dan zat besi juga asam folat
tinggi.Pencegahan infeksi pada masa hamil dapat dilakukan dengan
melakukanimunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan
rubella selamahamil yang merupakan faktor risiko terjadinya VSD.
Penyakit kelainan jantung bawaan dapat di diagnosa sejak masa
kehamilanyakni memasuki usia kehamilan 16 hingga 20 minggu dengan
pemeriksaan USGkandungan. Semakin dini diagnose dapat di ketahui maka
harapanuntukproses penyembuhan akan semakin besar. Oleh karena itu sebagai
perawat harus berusaha memberikan nasehat terutama pada ibu yang sedang
hamil untuk dapatmenghindari hal - hal yang dapat menimbulkan penyakit VSD,
sehingga turutmembantu menurunkan prevalensi kejadian VSD di Indonesia
pada khususnya,dan juga perawat harus menerapkan asuhan keperawatan secara
tepat kepada pasien dengan VSD
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana apa saja faktor penyebab dari penyakit
jantung bawaan serta tanda dan gejala yang dapat terlihat sehingga dapat seg
era dapat penanganan yang cepat.
2. Tujuan Khusus
Untuk menambah wawasan baik secara teori maupun penatalaksanaan
tenagamedis terutama perawat agar lebih profesional dalam menangani
masalah penyakitventrikel septum defect pada bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. DEFINISI
Vertikel septal defek adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang
padaseptum interventrikuler, lubang tersebut hanya satu atau lebih yang terjadi
akibatkegagalan fungsi septum interventrikuler sesama janin dalam
kandungan.Sehingga darah bisa menggalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun
sebaliknya(Nanda NIC-NOC, 2015).
VSD adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak sempurnanya penutupan
dinding pemisah antar ventrikel. Kelainan ini paling sering ditemukan pada
anak-anak dan bayi dan dapat terjadi secara congenital dan traumatic (I
wadyanSudarta, 2013: 32).
Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah lesi kongenital pada jantung
berupalubang pada septum yang memisahkan ventrikel sehingga terdapat
hubungan antara antar rongga ventrikel (Ramaswamy,et al. 2009).
2. ETIOLOGI
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah,
seiring perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrike
ltersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk
sempurnamaka timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang disebut
defekseptum ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum
dapat diketahui secara pasti (idiopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung
bawaan(PJB) yaitu :
a. Faktor prenatal (faktor eksogen)
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
2. Ibu alkoholisme
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun
4. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
5. Ibu meminum obat-obatan penenang
b. Faktor genetik (faktor endogen)
1. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
2. Ayah/ibu menderita PJB
3. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
5. Kembar identik (Prema R, 2013)
3. PATOFISOLOGI
Ventricular Septal Defect (VSD) terjadi akibat adanya kebocoran diseptum
interventrikular. Kebocoran ini terjadi karena kelambatan
dari pertumbuhannya. Biasanya terjadi di pars muskularis atau di pars membrana
seadari septum. Defek tersebut dapat terletak dimanapun pada septum
ventrikel,dapat tunggal atau banyak dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi.
Kebocorandi pars muskularis biasanya kecil. Kebocoran ditempat lainnya
mempunyaiukuran bermacam-macam.
Pada defek yang berukuran tidak lebih dari 1 cm, terdapat perbedaantekanan
antara ventrikel kanan dan kiri. Tekanan ventrikel kiri yang lebih
besarmenyebabkan arus kebocoran berlangsung dari kiri ke kanan (L to R
Shunt).Volume darah dari ventrikel kiri ini setelah melalui defek lalu masuk ke
dalamarteri pulmonalis bersama-sama darah yang berasal dari ventrikel kanan.
Biasanya pada defek yang kecil ini tidak terjadi kebocoran, dengan demikian ve
ntrikelkanan tidak mengalami beban volume dan tidak menjadi dilatasi. Jumlah
darahyang mengalir melalui arteri pulmonalis akan bertambah, demikian pula
vena-vena pulmonalis isinya akan bertambah dan mengalirkan darah ke atrium
kiri.Kelebihan darah ini menyebabkan dilatasi dari atrium kiri. Ventrikel
kiri,disamping volume darahnya yang bertambah, juga harus bekerja keras
sehinggaterjadi hipertrofi. Dengan kata lain arteri pulmonalis, atrium kiri, dan
ventrikel kiriyang mengalami kelainan pada saat ini, sehingga jantung kiri yang
membesar.Bila defek itu makin besar, maka volume darah yang mengalir ke
ventrikel
kanan juga bertambah. Dengan bertambahnya volume darah ini, maka ventrikel
kanan menjadi dilatasi, dan arteri pulmonalis juga bertambah lebar. Selama
sirkulasi ini berjalan lancar, tidak ada peningkatan tekanan di dalam arteri
pulmonalis. Selanjutnya seperti pada kelainan ASD, lambat laun pada penderita
ini punakan terjadi perubahan-perubahan pada pembuluh darah paru-paru,
yaitu penyempitan dari lumen arteriarteri di perifer. Hipertensi pulmonal lebih c
epatterjadi pada VSD. Dengan adanya hipertensi pulmonal ini, ventrikel
kananmenjadi besar karena darah yang mengalir ke dalam arteri paru-paru
mengalamikesulitan. Dengan adanya resistensi yang besar pada arteri-arteri
pulmonalis,maka atrium kiri yang semula dilatasi kini berkurang isinya dan
kembali normal.Pada saat ini yang berperan dalam kelainan ini adalah ventrikel
kanan, arteri pulmonalis dengan cabang-cabangnya yang melebar terutama
bagian sentral. Jadisekarang yang membesar terutama adalah jantung kanan.
Keadaan ini miripdengan kelainan ASD dengan Hipertensi pulmonal.
Defek pada septum yang besar menyebabkan keseimbangan antara tekanan
pada kedua ventrikel. Ada kalanya defek itu sangat besar sehingga
keduaventrikel itu menjadi satu ruangan (Single Ventricle). Arah kebocoran
padakeadaan ini tergantung pada keadaan dari arteri pulmonalis dan aorta.
Bilatekanan di dalam arteri pulmonalis tinggi karena adanya kelainan pada
pembuluh darah paru maka darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke dalam
ventrikel kiri.Bila di dalam aorta terdapat tekanan yang tinggi, kebocoran
berlangsung dariventrikel kiri ke ventrikel kanan (L to R Shunt).
Darah arterial dari atrium kiri masuk ke atrium kanan. Aliran tidak
deraskarena perbedaan tekanan atrium kiri dan kanan tidak besar (tekanan
atrium kirilebih besar dari tekanan atrium kanan. Beban pada atrium kanan,
atrium pulmonalis kapiler paru, dan atrium kiri meningkat, sehingga tekanannya
meningkat. Tahanan katup pulmonal naik, timbul bising sistolik karena
stenosisrelatif katup pulmonal. Juga terjadi stenosis relatif katup trikuspidal,
sehinggaterdengar bising diastolik. Penambahan beban atrium pulmonal
bertambah,sehingga tahanan katup pulmonal meningkat dan terjadi kenaikan
tekananventrikel kanan yang permanen. Kejadian ini berjalan lambat.
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Takipneu
b. Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan
dalamminggu pertama setelah lahir
c. Adanya sianosis dan clubbing finger
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis
karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
e. Bayi mudah lelah saat menyusu, sehingga ketika mulai menyusu bayitertidur
karena kelelahan.
f. Muntah saat menyusu
g. BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
h. Gangguan tumbuh kembang
i. EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
j. Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yangtampak
menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatanvaskularisasi paru
perifer(PDPDI, 2009; Webb GD et al, 2011; Prema R, 2013)
5. FARMAKOLOGI
a. Non Farmakologis
1) Pembedahan :
Menutup defek dengan dijahit melalui cardio pulmonary bypass
Pembedahan pulmonal arteri nunding (pad) atau penutupan defek
untuk mengurangi aliran ke paru.
2) Non pembedahan : menutup defek dengan alat melalui kateterisasi
jantung
b. Farmakologi
Pemberian vasopresor atau vasodilator
1) Dopamin (intropin) Memiliki efek inotropik positi pada miocard,
menyebabkan peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan
sistolik serta tekanan nadi, sedikitsekali atau tidak ada efeknya pada
tekanan distolik, digunakan untukgangguan hemodinamika yang
disebabkan bedah jantung terbuka (dosisdiatur untuk
mempertahankan tekanan darah dan perfusi ginjal)
2) Isopreterenol (isuprel)Memiliki efek inotropik positif pada miocard,
meyebabkan peningkatancurah jantung : menurunan tekanan distolik
dan tekanan rata-rata sambilmeningkatkan tekanan sistolik.
6. KOMPLIKASI
Komplikasi dari cacat septum ventrikel dapat meliputi:
a. Gagal jantung. Pada jantung dengan VSD sedang atau besar , jantung
bekerja lebih keras dan paru-paru memompa terlalu banyak darah ke jantung
tersebut. Tanpa pengobatan, gagal jantung bisa berkembang.
b. Sindrom Eisenmenger. Lubang jantung yang tidak diperbaiki dapat
menyebabkan komplikasi ini setelah bertahun-tahun. Aliran darah yang tidak
teratur menyebabkan pembuluh darah di paru-paru menjadi kaku dan
menyempit. Tekanan darah meningkat di arteri paru-paru (hipertensi
pulmonal). Sindrom ini secara permanen merusak pembuluh darah di paru-
paru.
c. Endokarditis. Ini adalah komplikasi VSD yang jarang terjadi . Infeksi
menyebabkan peradangan yang mengancam jiwa pada lapisan dalam bilik
dan katup jantung.
Masalah jantung lainnya. Ini termasuk penyakit katup jantung dan irama
jantung tidak teratur (aritmia).
2) B2 (Bleeding) / sirkulasi
Perfusi jaringan dingin, klien tampak biru, sianosis, Capilary refill time 3
detik, pemeriksaan TTV (Suhu, Tekanan Darah, Suhu), bunyi jantung
tambahan (mur-mur).
3) B3 (Brain) / Kesadaran
Kesadaran menurun , somnolen, usia 3 bulan
GCS 2 dan 6, gerakan sangat lemah
Kejang tidak ada (-)
Pupil isokor, diameter sama
Sklera putih
Kemampuan buka mata lemah
4) B4 (Blader) / Perkemihan :
Bayi menggunakan kateter
Kateter menates
Produksi urine ± 3 cc/jam
5) B5 (Bowel) / Pencernaan :
Bising usus positis (+), kembung posistif (+)
Terpasang sonde susu 120 cc/24 jam
BAB encer berlendir, warna hijau kehitaman, jumlah 50cc/BA
2. ANALISA DATA
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantung.
b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak
adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan
pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor “ kealpaan “ yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. ( Nursalam,2001 )
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Defek septum ventrikel atau ventricular septal defeks (VSD) adalah
kelainan jantung bawaan berupa tidak terbentuknya septum antara ventrikel
jantung kiri dan kanan sehingga antara keduanya terdapat lubang (tunggal atau
multiple) yang saling menghubungkan. Kelainan VSD disebabkan oleh
malformasi embrionik septum interventrikularis. Pada anak dengan ventrikel
septum defek sederhana gambaran klinisnya dapat meliputi adanya murmur,
intoleransi latihan ringan, keletihan, dispnue selama beraktivitas dan infeksi
saluran nafas yang berulang – ulang dan berat. Masalah keperawatan yang bisa
muncul pada Defek septum ventrikel yaitu Penurunan curah jantung, Gangguan
pertukaran gas, Intoleransi aktivitas, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, Gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Selain memantau
kondisi fisik anak, perlu diperhatikan pula kondisi emosional dari anak dan
orang tua sehingga diagnosa dari segi psikososial juga dapat muncul salah
satunya yaiu kecemasan.
B. SARAN
Diharapkan kita sebagai perawat lebih memahami konsep dari ventrikel
septum defek sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas, Dengan begitu kita mampu memberikan pengarahan dan motivasi
pada keluarga dengan anak yang menderita VSD.
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Medika
Cecily & Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 5. Jakarta:EGC.
Prihatini, Rika Yenny. 2013. Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak. Web RSUA