Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN VENTRIKAL SEPTAL

DEFECT (VSD)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak III :

Disusun Oleh :
Dozi Rianza (01701002)
Fadilla Suci Amanda (01701004)

Dosen Pengampu :
Ns.Rahmadevita,M.kep.Sp.An

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) AMANAH PADANG

TAHUN AJARAN 2020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWAN


Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
terlimpahkan pada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Kelompok mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kelompok mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Anak III,
dengan Judul “Ventrikal Septal Defect Pada Anak”.

Kelompok tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kelompok
mengharapkan kritik serta saran dari pembeca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah
ini kelompok mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen Keperawatan Anak yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian
lah semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih

Padang, 27 Februari 2020

Kelompok 2

2
Daftar Isi

Kata Pengantar 1

Daftar isi 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi Ventrikal Septal Defect 6


B. Klasifikasi Ventrikal Septal Sefect 6
C. Etiologi Ventrikal Septal Defect 7
D. Manisfestasi Klinik Ventrikal Septal Defect 8
E. Patofisiologi Ventrikal Septal Defect 8
F. Komplikasi Ventrikal septal Defect 11
G. Penatalaksanaan Ventrikal Septal Defect 11
H. Pemeriksaan penunjang Ventrikal Septal Defect 11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian 12
B. Diagnosa keperawatan 12
C. Intervensi 14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 16
B. Saran 16

Daftar Pustaka 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai system, diantaranya adalah system
kardiovaskuler. System ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung
danpembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam hal ini
adalah jantung yang juga merupakan organ besar dalam tubuh. Fungsi utama jantung
adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan
menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari
susunan saraf otonom. Seperti pada organ-organ yang lain, jantung juga dapat
mengalami kelainan ataupun disfungsi. Sehingga muncullah penyakit jantung yang
dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu penyakit jantung didapat dan penyakit
jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang
kemungkinan terjadi sejak dalam kandungan dan beberapa waktu setelah bayi
dilahirkan. Salah satu jenis penyakit jantung yang tergolong penyakit jantung bawaan
adalah Ventricular Septal Defect (VSD).
VSD adalah kelainan jantung bawaan dimana terdapat lubang
(defek/inkontinuitas) pada septum ventrikel yang terjadi karena kegagalan fusi septum
interventrikel pada masa janin. VSD merupakan kelainan jantung congenital tersering
dengan prevalensi 20-25 % dari seluruh prevalensi jantung kongenital. Septum
ventrikel terbagi menjadi 2 bagian,yaitu pars membranacea (bagian membran) dan
pars muscularis (bagian otot). Sedangkan septum muscularis dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu inlet, trabecular, dan outlet (infundibulum). VSD yang terletak di pars
membrane sering kali meluas ke bagian muscular sehingga sebagian besar ahli
menyebut VSD ini dengan istilah VSD perimembranous (PM). VSD PM merupakan
jenis tersering (70%), selanjutnya trabecular (5-20%), infundibular, dan inlet.
Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD adalah Rubella atau
infeksi virus lainnya pada ibu hamil, gizi ibu hamil yang buruk, ibu yang alkoholik,
usia ibu diatas 40 tahun, dan ibu penderita diabetes. Pencegahan VSD dapat dilakukan
pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan pertama dimana terjadi pembentukan
organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi jamu berbahaya
dan obat obat yang dijual bebas di pasaran, menghindari minuman beralkohol, dan
memperbanyak asupan makanan bergisi terutama yang mengandung protein dan zat

4
besi juga asam folat tinggi. Pencegahan infeksi pada masa hamil dapat dilakukan
dengan melakukan imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan
rubella selama hamil yang merupakan faktor risiko terjadinya VSD.
Penyakit kelainan jantung bawaan dapat di diagnosa sejak masa kehamilan
yakni memasuki usia kehamilan 16 hingga 20 minggu dengan pemeriksaan USG
kandungan. Semakin dini diagnose dapat di ketahui maka harapan untuk proses
penyembuhan akan semakin besar. Oleh karena itu sebagai perawat harus berusaha
memberikan nasehat terutama pada ibu yang sedang hamil untuk dapat menghindari
hal - hal yang dapat menimbulkan penyakit VSD, sehingga turut membantu
menurunkan prevalensi kejadian VSD di Indonesia pada khususnya, dan juga perawat
harus menerapkan asuhan keperawatan secara tepat kepada pasien dengan VSD.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari penyakit vsd ?
2. Apa saja klasifikasi dari penyakit vsd ?
3. Apa etiologi dari penyakit vsd?
4. Apa saja manisfestasi klinis dari penyakis vsd ?
5. Bagaimana patofisologi dari penyakit vsd?
6. Apa komplikasi dari penyakit vsd ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari vsd ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit vsd ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana apa saja faktor penyebab dari penyakit jantung
bawaan serta tanda dan gejala yang dapat terlihat sehingga dapat segera dapat
penanganan yang cepat.
2. Tujuan Khusus
Untuk menambah wawasan baik secara teori maupun penatalaksanaan tenaga
medis terutama perawat agar lebih profesional dalam menangani masalah penyakit
ventrikel septum defect pada anak

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi ventrikal septal defect

Merupakan lubang abnormal pada sekat yang memsahkan ventrikel kanan dan
kiri. Malformasi jantung yang paling sering, meliputi 25% penyakit jantung
kongiental. Defek dapat terjadi pada setiap bagian sekat ventrikel, namun sebagian
besar adalah tipe membranosa. Defek ini ada pada posisi posteroinferior anterior dari
daun katup sekat katup trikuspidal. Defek pada bagian tengah atau daerah apeks sekat
ventrikel adalah tipe muskuler dapat tunggal atau multipel (sekat swiss – cheese).
VSD dapat diklarifikasikan menurut lokasi defeknya: membranosa atau muskularis.
Ukuran vsd dapat bervariasi dari ukuran mata jarum yang kecil hingga keadaan tanpa
sekat(septum) sehingga kedua ventrikel menjadi satu. Vsd sering disertai dengan
defek lainnya seperti stenosis pulmonalis, transposisi pembuluh darah besar, paten
duktus arteriosus, defek antrium dan koarktasio aorta. Banyak kasus vsd diperkirakan
akan menutup secara sponta, penutupan spontan paling besar kemungkinannya terjadi
pada anak –anak dalam usia 0-1 thn defek kecil hingga defek sedang.

B. Klasifikasi ventrikal septal defect


Klasifikasi DSV dibagi berdasarkan letak defek yang terjadi, yaitu :
1 Perimembranase , merupakan lesi yang terletak tepat dibawah katup aorta. Defek
Septum Ventrikel tipe ini terjadi sekitar 80% dari seluruh kasus DSV
2. Muskular , merupakan jenis DSV dengan lesi yang terletak di otot-otot septum dan
terjadi sekitar 5-20% dari seluruh angka kejadian DSV
3. Suprakistal ,jenis lesi DSV ini terletak dibawah katub pulmonalis dan berhubungan
dengan jalur jalan keluar ventrikel kanan. Presentasi kejadian jenis DSV ini sekitar 5-
7% di negara-negara barat dan 25% di kawasan timur
4. Arterioventrikuler, kekurangan komponen endikardial dari septum interventrikuler.

Klasifikasi DSV berdasarkan ukurannya :


1. VSD kecil
a. Biasanya asimtomatik

6
b. Defek kecil 1-5 mm
c. Tidak ada gangguan tumbuh kembang
d. Bunyi jantung normal,terkadang ditemukan suara bising di peristaltik yang
menjalar ke bseluruh tubuh perikardium dan berakhir pada waktu distolik
karna terjadi penutupan VSD.
e. Tidak diperlukan kateterisasi
f. Menutup secara spontan pada umur 3 tahun.

2. VSD sedang
a. Sering terjadi symtom pada bayi
b. Sesak nafas
c. Defek 5-10 mm BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
d. Mudah menderita infeksi
e. Takipneu
f. Retraksi bentuk dada normal

3. VSD besar
a. Sering timbul pada masa neunatus
b. Dipsneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam
minggu pertama setelah lahir
c. Pada minggu ke 2 dan 3 simtom mulai timbul
d. Sesak nafas saat tidur, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen
e. Gangguan tumbuh kembang

C. Etiologi ventrikal septal defect


Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring
perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel tersebut
normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna maka
timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang disebut defek septum
ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara
pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada
peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
1. Faktor prenatal (faktor eksogen):

7
a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
e. Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor genetik (faktor endogen)
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah/ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
e. Kembar identik
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari seluruh
kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran, 2000). Dinding pemisah antara kedua
ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula
terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan kelainan lain
misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini lebih banyak dijumpai pada
usia anak-anak, namun pada orang dewasa yang jarang terjadi merupakan komplikasi
serius dari berbagai serangan jantung (Prema R, 2013; AHA, 2014).

D. Mansifestasi Klinik
1. Murmur
2. Dipsnea (sesak nafas)
3. Anoreksia
4. Takipnea (nafas cepat)
5. Ujung-ujung jari hiperemik, dan diameter dada bertambah
6. Pada anak yang kurus terlijat impuls jantung yang hiperdinamik
7. Pada palpasi dan auskultasi tekanan arteri pulmonalis yang tinggi dan
penutupunkatup pulmunal teraba jelas pada iga sela ketiga kiri dekat mernum dan
mungkin teraba getaran bising pada dinding dada

E. Patofisiologi / pathway
Ventricular Septal Defect (VSD) terjadi akibat adanya kebocoran di septum
interventrikular. Kebocoran ini terjadi karena kelambatan dari pertumbuhannya.
Biasanya terjadi di pars muskularis atau di pars membranasea dari septum. Defek

8
tersebut dapat terletak dimanapun pada septum ventrikel, dapat tunggal atau banyak
dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi. Kebocoran di pars muskularis biasanya
kecil. Kebocoran ditempat lainnya mempunyai ukuran bermacam-macam.
Pada defek yang berukuran tidak lebih dari 1 cm, terdapat perbedaan tekanan
antara ventrikel kanan dan kiri. Tekanan ventrikel kiri yang lebih besar menyebabkan
arus kebocoran berlangsung dari kiri ke kanan (L to R Shunt). Volume darah dari
ventrikel kiri ini setelah melalui defek lalu masuk ke dalam arteri pulmonalis
bersama-sama darah yang berasal dari ventrikel kanan. Biasanya pada defek yang
kecil ini tidak terjadi kebocoran, dengan demikian ventrikel kanan tidak
mengalami beban volume dan tidak menjadi dilatasi. Jumlah darah yang mengalir
melalui arteri pulmonalis akan bertambah, demikian pula vena-vena pulmonalis isinya
akan bertambah dan mengalirkan darah ke atrium kiri. Kelebihan darah ini
menyebabkan dilatasi dari atrium kiri. Ventrikel kiri, disamping volume darahnya
yang bertambah, juga harus bekerja keras sehingga terjadi hipertrofi. Dengan kata lain
arteri pulmonalis, atrium kiri, dan ventrikel kiri yang mengalami kelainan pada saat
ini, sehingga jantung kiri yang membesar. Bila defek itu makin besar, maka volume
darah yang mengalir ke ventrikel kanan juga bertambah. Dengan bertambahnya
volume darah ini, maka ventrikel kanan manjadi dilatasi, dan arteri pulmonalis juga
bertambah lebar. Selama sirkulasi ini berjalan lancar, tidak ada peningkatan tekanan
di dalam arteri pulmonalis.
Selanjutnya seperti pada kelainan ASD, lambat laun pada penderita ini pun
akan terjadi perubahan-perubahan pada pembuluh darah paru-paru, yaitu penyempitan
dari lumen arteri-arteri di perifer. Hipertensi pulmonal lebih cepat terjadi pada VSD.
Dengan adanya hipertensi pulmonal ini, ventrikel kanan menjadi besar karena darah
yang mengalir ke dalam arteri paru-paru mengalami kesulitan. Dengan adanya
resistensi yang besar pada arteri-arteri pulmonalis, maka atrium kiri yang semula
dilatasi kini berkurang isinya dan kembali normal. Pada saat ini yang berperan dalam
kelainan ini adalah ventrikel kanan, arteri pulmonalis dengan cabang-cabangnya yang
melebar terutama bagian sentral. Jadi sekarang yang membesar terutama adalah
jantung kanan. Keadaan ini mirip dengan kelainan ASD dengan Hipertensi pulmonal.
Defek pada septum yang besar menyebabkan keseimbangan antara tekanan
pada kedua ventrikel. Ada kalanya defek itu sangat besar sehingga kedua ventrikel itu
menjadi satu ruangan (Single Ventricle). Arah kebocoran pada keadaan ini tergantung
pada keadaan dari arteri pulmonalis dan aorta. Bila tekanan di dalam arteri pulmonalis

9
tinggi karena adanya kelainan pada pembuluh darah paru maka darah dari ventrikel
kanan akan mengalir ke dalam ventrikel kiri. Bila di dalam aorta terdapat tekanan
yang tinggi, kebocoran berlangsung dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan (L to R
Shunt).
Darah arterial dari atrium kiri masuk ke atrium kanan. Aliran tidak deras
karena perbedaan tekanan atrium kiri dan kanan tidak besar (tekanan atrium kiri lebih
besar dari tekanan atrium kanan. Beban pada atrium kanan, atrium pulmonalis kapiler
paru, dan atrium kiri meningkat, sehingga tekanannya meningkat. Tahanan katup
pulmonal naik, timbul bising sistolik karena stenosis relatif katup pulmonal. Juga
terjadi stenosis relatif katup trikuspidal, sehingga terdengar bising diastolik.
Penambahan beban atrium pulmonal bertambah, sehingga tahanan katup pulmonal
meningkat dan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen. Kejadian ini
berjalan lambat

10
F. Komplikasi ventrikal septal defect
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara lain :
a. Gagal jantung
b. Endokarditis
c. Insufisiensi aorta
d. Stenosis pulmonal
e. Hipertensi pulmonal (penyakit pembuluh darah paru yang progresif)

G. Pentalaksanaan ventrikal septal defect


1. Non Farmakologis

a. Pembedahan :
1) Menutup defek dengan dijahit melalui cardio pulmonary bypass
2) Pembedahan pulmonal arteri nunding (pad) atau penutupan defek untuk
mengurangi aliran ke paru.
b. Non pembedahan : menutup defek dengan alat melalui kateterisasi jantung
2. Farmakologi
Pemberian vasopresor atau vasodilator :
a. Dopamin (intropin). Memiliki efek inotropik positi pada miocard,
menyebabkan peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan sistolik
serta tekanan nadi, sedikit sekali atau tidak ada efeknya pada tekanan
distolik, digunakan untuk gangguan hemodinamika yang disebabkan bedah
jantung terbuka (dosis diatur untuk mempertahankan tekanan darah dan
perfusi ginjal)
b. Isopreterenol (isuprel).Memiliki efek inotropik positif pada miocard,
meyebabkan peningkatan curah jantung : menurunan tekanan distolik dan
tekanan rata – rata sambil meningkatkan tekanan sistolik.

H.Pemeriksaan penunjang
1. Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antara ventrikal
2. EKG dan foto toraks menunjukkan hipertopi ventrikal kiri
3. Hitung darah lengkap adalah uji pranedah rutin
4. Uji masa protombin dan masatromplastin parsial yang dilakukan sebelum
pembedahan dapat mengungkapkan kecendrungan perdarahan

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian
1) Identitas
Nama :
Anak ke :
Jenis Kelamin :
Umur :
Tempat Lahir :
Suku Bangsa :
Tanggal Masuk Rumah Sakit :
Diagnosa Medis :

2) Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis
defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak,
pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak.

3) Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakan pada
tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi.
 Riwayat kesehatan dahulu
a. Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus
Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta
penyakit DM pada ibu.
b. Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
c. Riwayat Neonatus
 Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
 Bayi rewel dan kesakitan

12
 Tumbuh kembang anak terhambat
 Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
 Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
 Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan
defek jantung
a. Penyakit keturunan atau diwariskan
b.Penyakit congenital atau bawaan

4) Pola aktivitas
- Keletihan/kelelahan
- Dispnea
- Perubahan tanda vital
- Perubahan status mental
- Takipnea
- Kehilangan tonus otot
5) Pola persepsi dan kesehatan
- Riwayat hipertensi

- Endokarditis

- Penyakit katup jantung.

6) Pola nutrisi

- Anoreksia

- Pembengkakan ekstremitas bawah/edema

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama dan
konduksi jantung
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan hipoksia

13
C. Intervensi
Jk No. Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan NOC NIC
1. Penurunan curah Tujuan : Klien - Auskultasi
jantung b.d perubahan memperlihatkan nadi apical,
dalam rate, irama dan peningkatan curah kaji frekuensi,
konduksi jantung jantung, dengan irama jantung
kriteria hasil : Denyut - Catat bunyi
jantung kuat, teratur jantung
dan dalam batas - Palpasi nadi
normal perifer. Untuk
mengetahui
fungsi pompa
jantung yang
sangat
dipengaruhi
oleh CO dan
pengisiaan
jantung
- Pantau
tekanan darah
- Pantau
keluaran
urine, catat
penurunana
keluaran dan
kepekaan atau
konsentrasi
urine
- Kolaborasi
dengan dokter
untuk terapi
oksigen, obat
jantung obat
diuretic dan
cairan

2 2. I Intoleransi aktivitas b.d Tujuan : klien 1. Taksiran


menunjukan tingkat,
hipoksia
perbaikan curah kelelahan,
jantung yang terlihat kemampuan
dari aktivitas klien untuk
melakukan
ADL
2. Berikan
periode dan
istrahat yang
cukup

14
3. Hindari suhu
lingkungan
yang ekstrim

15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ventrikel septal defect (VSD) suatu keadaan abnormal yaitu adanya
pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.Adanya defek pada
ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan resistensi sirkulasi
arteri sistemik lebih tinggi dibandingkan resistensi pulmonal.Hal ini
mengakibatkan darah mengalir ke arteri pulmonal melalui defek septum.Volume
darah di paru akan meningkat dan terjadi resistensi pembuluh darah paru.
Dengan demikian tekanan diventrikel kanan meningkat akibat adanya shunting
dari kiri kekanan. Ini akan beresiko endokarditis dan mengakibatkan terjadinya
hipertropi otot ventrikel kanan sehingga akan berdampak pada peningkatan
workload sehingga atrium kanan tidak dapat mengimbangi meningkatnya
workload, terjadilah pembesaran atrium kanan untuk mengatasi resistensi yang
disebabkan oleh pengosongan atrium yang tidak sempurna.

B. Saran
Diharapkan melalui makalah ini pembaca mampu mengerti tentang definisi,
klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi,penatalaksanaan dan pemeriksaan
diagnostic serta asuhan keperawatan pada pasien VSD .Berdasarkan materi yang telah
dijelaskan dalam makalah ini semoga pembaca memahami materi dan pemberian
asuhan keperawatan VSD pada anak.

16
Daftar Pustaka

Kapita Selekta Kedokteran (2000). Defek septum ventrikel, Bab VI Ilmu Kesehatan Anak Ed.
III Jilid 2 Editor: Arif Mansjoer, et al. Jakarta: Media Aesculapius FK UI hal.445-447

Nasution, Akhyar H. 2008. Anestesi pada Ventrikel Septal Defek. Majalah Kedokteran
Nusantara Volume 41 􀁹 No. 2 􀁹 Juni 2008

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi IV . Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI

17

Anda mungkin juga menyukai