PULMONAL STENOSIS
OLEH :
Marwan
K1A1 15 077
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian
Radiology, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo.
Mengetahui :
Pembimbing,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........…………..………… i
HALAMAN PENGESAHAN .............…..……………… ii
DAFTAR ISI ...........…………………… iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......……………………… 1
BAB II. INSIDENSI DAN EPIDEMIOLOGI .......……………………… 2
BABA III. ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI
A. Stenosis Pulmonal Valvular .. .......…………………….. 3
B. Stenosis Pulmonal Subvalvular .... .......…………………… 4
C. Stenosis Pulmonal Supravalvular ....………………………… 4
BAB IV. ANATOMI DAN FISIOLOGI
A. Embriologi …………………………… 6
B. Anatomi Jantung .......……………………… 8
C. Anatomi Katup Jantung .......……………………… 10
D. Menilai Anatomi Organ Rongga
Thorak Dari Aspek Chest X Ray .......……………………… 11
BAB V. DIAGNOSIS
A. Gambaran Klinis dan Pemeriksaan
Fisik
.......……………………… 24
B. Pemeriksaan Radiologi .......……………………… 25
C. Pemeriksaaan EKG .......……………………… 38
BAB VI. DIFERENSIAL DIAGNOSIS
A. Mitral Stenosis (MS) .......……………………… 39
A. Coartatio Aorta (CoA) .......……………………… 43
iii
BAB VII. KOMPLIKASI .......……………………… 46
BAB VIII. PENGOBATAN .......……………………… 47
BAB IX . DAFTAR PUSTAKA .......……………………… 50
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
Pulmonary stenosis (PS) terjadi pada sekitar 1 per 2000 kelahiran hidup di
seluruh dunia. Prevalensi tampaknya terus meningkat dari waktu ke waktu
(Gambar 1A). Prevalensi kelahiran yang sedikit lebih tinggi di Asia dibandingkan
dengan Eropa dan Amerika Serikat 1 (Gambar 1B). Penyebab yang mendasarinya
tidak diketahui, tetapi harus dicari dalam faktor genetik, lingkungan, dan
makanan. Ada semakin banyak bukti bahwa modifikasi epigenetik memainkan
peran penting dalam penyakit tertentu selain dari genetika, dan ini mungkin juga
berlaku untuk PS. Karena semakin banyak pasien mengalami perbaikan bedah
atau intervensi selama masa kanak-kanak, semakin banyak orang dewasa akan
terlihat dengan lesi residual jangka panjang seperti regurgitasi paru (PR) dan
restenosis. 3,9
Gambar 1. Prevelensi kelahiran dengan pulmonary stenosis (A) Waktu Kelahiran sampai 2010
(B) Prevelensi yang dilaporkan per benua.
2
BAB III
Gambar 2. Morfologi Pulmonary Stenosis (PS). (A) Representasi skematis dari berbagai
jenis PS. RA: atrium kanan; RV : ventrikel kanan. (B) Katup paru doming.
3
B. Stenosis Pulmonal Subvalvular
4
Gambar 3. Sindrom genetik umum yang berkaitan dengan pulmonal stenosis
5
BAB IV
A. Embriologi
6
Gambar 4. Embriologi katup semilunar
7
B. Anatomi Jantung
8
5) Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal
sepanjang diafragma sampai apeks jantung
6) Superior : apendiks atrium kiri
9
Mayoritas darah vena terdrainase melalui sinus koronarius ke
atrium kanan. Sinus koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik pada
atrium kanan, secara morfologi berhubungan dengna atrium kiri, berjalan
dalam celah atrioventrikuler.5
1. Katup Trikuspid
Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan
menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah
kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup
pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid
terdiri dari 3 daun katup.5
2. Katup Pulmonal
Darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus
pulmonalis sesaat setelah katup trikuspid tertutup. Trunkus pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
10
berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal
trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun
katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari
ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.5
3. Katup Bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid
menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua
daun katup.5
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi
sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan
menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah
masuk kembali kedalam ventrikel kiri.5
11
Pastikan foto yang dibaca adalah foto PA atau foto AP agar penilaian
terhadap jantung tepat. Secara sederhana foto PA dan AP bisa
dibedakan melalui penilaian lengkung os klavikula. Pada foto PA,
biasanya pada medial os klavikula mengarah ke kaudal, sedangkan
pada foto AP, bagian medial os klavikula mengarah ke cranial.
Menilai apakah penetrasi film cukup. Yakni dengan menilai ruang
intervertebra di belakang jantung.
Menilai apakah foto simetris. Sedikit saja rotasi sikap dada saat difoto,
gambar yang dihasilkan akan berbeda. Membedakan posisi ujung
medial klavikula kanan dan klavikula kiri terhadap sisi lateral korpus
vertebra, jika jaraknya sama maka simetris.
Pemeriksaan foto dimulai dengan memeriksa bayangan jaringan di luar
paru, apakah terdapat anomali.
Rangka toraks, apakah terdapat fraktur dan destruksi sebagai tanda
keganasan.
Bayangan jaringan lunak seperti mammae dan areola. Areola dapat
diperkirakan sebagai lesi paru.
Puncak diafragma, puncak diafragma kiri di anterior umunya di ICS 5
atau 6. Sedangkan puncak diafragma kanan pada persilangan anterior
ICS 6 dengan posterior ICS 10.
Diafragma, diafragma kanan lebih tinggi 1-2 cm dibandingkan dengan
diafragma kiri. Sudut kosofrenikus membentuk sudut lancip.
Jantung, pengukuran CTR tidak lebih 50%. Kemudian, menilai
adanya elongasi atau dilatasi pada aorta.
Trakea, tampak sebagai pipa translusen vertical, terletak sentral.
Apakah terdapat deviasi atau tidak.
Bayangan hilus normal adalah bayangan pembuluh darah. Bayangan
kelenjar hilus dalam keadaan normal tidak tampak, kecuali jika
terdapat pembesaran akibat adanya reaksi inflamasi. Bayangan hilus
berbentuk V terbaring dengan sudutnya mengarah ke medial. Kaki
12
atas merupakan bayangan vena lobus superior yang melintasi hilus
menuju atrium kiri, sedangkan kaki bawah sebagai bayangan cabang
arteri pulmonalis yang menuju ke lobus bawah. Bagian tengan hilus
kanan merupakan titik sudut V yang terletak setinggi fissura
horizontal pada costa ke 6 di linea aksillaris. Bagian tengah hilus
sinistra 1-1,5 cm lebih tinggi dibandingkan hilus kanan. 5
Fissura horizonral, tampak pada 80% dari seluruh foto thoraks sebagai
garis horizontal pada iga ke 6 di linea aksilaris kanan.
Lapangan paru. Apakah terdapat daerah radiolusen akibat tersisihnya
parenkim paru, corakan bronkovaskular apakah meningkat, menurun,
atau normal, menilai gambar fibrotik, gambaran awan dsb.
13
Gambar 7. Ruang jantung: pink = atrium kanan; biru = ventrikel
kanan;merah = ventrikel kiri.13
2. Proyeksi Lateral
Terdapat dua macam foto lateral, yakni foto lateral kanan dan foto lateral
kiri. Permintaan foto ini dibuat bersamaan dengan permintaan foto thoraks
PA untuk membuat kesan isi rongga thorak menjadi 3 dimensi. Foto lateral
berguna untuk melihat lesi kecil di mediastinum dan massa di bagian anterior
paru yang berdekatan dengan mediastinum. Selain itu, foto ini juga untuk
melihat lesi pada kolumna vertebralis dan cairan pada efusi pleura yang
minimal.
14
3. Penentuan Cardio Thoracic Ratio (CTR)
cor pulmonale
penyakit katup
regurgitasi trikuspid
15
stenosis trikuspid
Anomali Ebstein
kardiomiopati dilatasi
Foto X-Ray
Pada tampilan frontal, atrium kanan terlihat karena antarmuka dengan
lobus tengah kanan. Pembesaran atrium kanan halus dan sedang tidak
ditentukan secara akurat pada film biasa karena ada variabilitas normal
dalam bentuk atrium kanan. Fitur tidak spesifik tetapi termasuk :
16
Gambar 11. Batas jantung kanan tampak prominen10
Penyebab
regurgitasi trikuspid
kardiomiopati dilatasi
tetralogi Fallot
Foto X-Ray
17
Tampilan lateral menunjukkan:
18
Gambar 14. Apeks jantung terangkat10
Penyebab
Didapat
stenosis mitral
regurgitasi mitral
fibrilasi atrium
Kongenital
19
paten ductus arteriosus (PDA)
Foto X-Ray
Berikut ini adalah tanda-tanda radiologis pembesaran atrium kiri pada foto
thoraks frontal:
jarak batas kanan atrium kiri dari titik tengah bronkus mainstem kiri
lebih dari 7 cm
atrial escape (batas kanan atrium kiri yang membesar dengan jelas
melebihi batas atrium kanan)
20
Gambar 16. Pada radiografi dada lateral, pada perbesaran atrium tampak : 1.
gambaran prominent jantung posterior, 2. bronkus terdesak ke posterior (walking
man sign)10
Penyebab
kelebihan tekanan
hipertensi
21
stenosis aorta
volume berlebih
regurgitasi aorta
regurgitasi mitral
kelainan dinding
kardiomiopati hipertrofik
Foto X-Ray
Dilatasi ventrikel kiri: batas jantung kiri bergeser ke kiri, inferior dan
posterior
Hoffman-Rigler sign
Shmoo sign
22
Gambar 19. Gambaran lateral, pembesaran ventrikel kiri bermanifestasi
sebagai perpindahan margin posterior ventrikel kiri. 10
23
BAB V
DIAGNOSIS
Pada bayi baru lahir dengan PS yang parah, tekanan ventrikel kanan
suprasistemik dapat menyebabkan dilatasi dan kegagalan ventrikel kanan
dengan regurgitasi trikuspid berat dan sianosis karena pirau kanan ke kiri
di atas foramen ovale atau ASD. Bayi-bayi ini dapat hadir pada gagal
jantung dan seringkali akan tergantung pada saluran ASD. Namun,
sebagian besar pasien dengan PS ringan hingga sedang tidak menunjukkan
gejala dan akan ditemukan murmur selama pemeriksaan fisik rutin pada
masa bayi atau masa kanak-kanak. Dapat terjadi dispnea saat aktivitas
ringan dan kelelahan. Pada PS parah yang tidak diobati, ketidakmampuan
untuk meningkatkan aliran darah paru selama latihan dapat menyebabkan
nyeri dada atau sinkop.3,7
24
Bayi yang lahir dengan stenosis paru kritis dapat muncul segera saat
lahir dengan sianosis berat, atau beberapa hari kemudian ketika duktus
arteriosus menutup. Tekanan RV supra-sistemik dapat menyebabkan
dilatasi RV, kegagalan RV, dan regurgitasi trikuspid berat (TR) dengan
sianosis sekunder akibat pirau kanan-ke-kiri atas patent foramen ovale
(PFO) atau ASD.7
B. Pemeriksaan Radiologi
1. Radiologi konvensinal
25
kiri pada tampilan frontal. Arteri pulmonalis kanan juga membesar,
tetapi karena terselubung oleh opacity mediastinum, tidak mudah
terlihat. Jadi, pada pasien dengan PS parah, pembuluh hilar tampak
memiliki ukuran yang berbeda. Sebaliknya, pada pasien dengan
hipertensi paru, pembuluh hilar memiliki ukuran yang setara. Ini
adalah tanda yang membantu dalam diagnosis banding jantung kanan
yang diperbesar dengan CXR. Dilatasi post-stenotik hanya terjadi pada
PS valvular, dan kemudian hanya jika katup relatif normal Pada
stenosis infundibular dan supra-valvular, serta dengan adanya PV
displastik, arteri pulmonalis tidak menonjol, dan CXR mungkin
muncul secara mengejutkan normal.7
26
7) fitur gagal jantung kongestif juga dapat hadir
27
Gambar 23. Pembesaran arteri pulmonalis.
28
Gambar 25. Pembesaran arteri pulmonalis
Gambar 26. Rotasi ke kekanan. Arteri paru kiri membesar. Arteri pulmonalis
kanan dan hilus tampak normal. Arteri paru perifer lebih banyak ditemukan di
dasar kiri dibandingkan dengan kanan (tanda Chen). Ukuran jantung normal.
Paru-paru dan permukaan pleura jernih. Tidak ada tanda-tanda edema paru.
29
Gambar 27. Sub-valvular ketat (infundibular) dan valvular PS.
Angiogram RV pada tampilan lateral.
30
Gambar 29. Stenosis paru perifer bilateral dengan perfusi diferensial
paru-paru.
Gambar 30. Tiga jantung berukuran kecil atau normal dengan pembuluh darah paru-
paru yang prominen dari anak-anak dengan simple pulmonary stenosis. (A) dan (B)
menunjukkan bentuk yang paling umum, tetapi gambaran yang sangat mirip mungkin
terlihat pada beberapa orang dewasa muda yang sehat. (A) Dari seorang gadis berusia 12
tahun dengan rasio kardiotoraks (c.t.r) sebesar 45 (10-2 / 22-6 cm.) (B) Dari bocah laki-
laki berusia 13 tahun dengan c.t.r. 49 (11-0 / 22-6 cm.). (C) Dari bocah laki-laki berusia
12 tahun dengan c.t.r. dari 49 (12-5 / 25-6 cm.), tetapi jantung yang agak lebih besar,
sehingga perbatasan kiri menjadi lebih lurus. Ketiganya adalah acianotik tetapi memiliki
tekanan sistolik ventrikel kanan antara 105 dan 140 mm. 8
.
2. Ekokardiografi
31
subxifoid yang di angulasi digunakan (gambar 31). Pandangan terakhir
ini sangat berguna pada neonatus dan anak-anak yang jaraknya kecil.
Lebih jauh lagi, pada orang dewasa kadang-kadang dimungkinkan
untuk mendapatkan gambar sumbu panjang parasternal dengan
memutar probe sebesar 90° dan bergerak ke arah bahu kanan.3
32
eksentrik. Namun, aliran retrograde diastolik di cabang arteri
pulmonalis selalu merupakan tanda PR yang parah. Ini harus selalu
dicari secara khusus. Tekanan PR separuh waktu <100 ms juga
merupakan indikator PR yang secara hemodinamik signifikan.
Penilaian semiquantitatif PR oleh indeks PR (rasio durasi PR ke
durasi diastolik) dapat bermanfaat. Indeks PR <0,77 menghasilkan
sensitivitas 100% dan spesifisitas 85% untuk mengidentifikasi pasien
dengan PR yang signifikan (yaitu,> 24,5% regurgitasi). Pada PR parah,
fungsi RV diastolik dapat menjadi restriktif. Meskipun ini
mencerminkan hemodinamik abnormal, efeknya menguntungkan:
tekanan RV high-diastolik high-end menyebabkan aliran antegrade
end-diastolik di atas katup pulmonal dan dengan demikian membatasi
jumlah PR.3
33
Gambar 31. Gambar chocardiographic dan angiografi stenosis paru (PS). (A)
Tampilan poros pendek parasternal dua dimensi dari katup paru doming. (B) Gambar
Doppler yang sesuai menunjukkan PS sedang. (C) Kerangka cineangiografi menunjukkan
doming katup pulmonal dan kontraksi hiperkinetik dari miokardium infundibular. (D)
Bingkai radiografi radiografi menunjukkan dilatasi balon katup pulmonal stenotik.
Perhatikan 'balon' di balon stenosis.
34
Gambar 33. Pengukuran ekokardiografi dimensi ventrikel kanan. (A) Tampilan sumbu
panjang parasternal. (B) Tampilan poros pendek parasternal. (C) Tampilan empat kamar
apikal. Ao: aorta. LA: atrium kiri. LV: ventrikel kiri. PA; arteri pulmonalis. RA : atrium
kanan. RV: ventrikel kanan. RVIT : right ventricular inflow tract. RVLAX :right
ventricular long axis. RVOT : right ventricular outflow tract.
3. Multislice CT
35
Gambar 34. Stenosis paru pada pria berusia 19 tahun dengan sindrom
LEOPARD. Gambaran yang diberikan volume (a) dan sagital (b) dari RVOT
menunjukkan penebalan ringan dari selebaran katup, menyempit di persimpangan
sinutubular (panah merah), arteri koroner melebar (panah hijau di b), dilatasi arteri
pulmoner pascainenotik , dan ventrikel kanan melebar (RV). LPA = arteri pulmonalis
kiri.
4. MRI
36
pola aliran turbulen seperti pada stenosis valvular. Akibatnya, untuk
penentuan kecepatan aliran, ekokardiografi adalah teknik pilihan.
Volume aliran, bagaimanapun, dapat dinilai secara akurat oleh MRI.
Ini sangat berguna untuk menentukan volume regurgitasi pada PR
setelah intervensi sebelumnya. MRI dianggap sebagai standar emas
untuk penilaian dan kuantifikasi volume, massa, dan fungsi ventrikel
kanan. Ini tidak terganggu oleh asumsi geometris yang tidak dapat
dihindari dalam ekokardiografi.3,11
Gambar 35. Stenosis katup pulmonal yang parah pada pasien yang menjalani
banding pulmonal dan debanding defek septum ventrikel. Fase kontras MR ortogonal
angiogram MR yang diperoleh tegak lurus terhadap segmen stenotik (garis kuning)
menunjukkan stenosis katup paru yang parah. Secara umum, pengkodean kecepatan
dimulai pada 150-200 cm / detik dan perlahan ditingkatkan untuk menghindari alias.
Dalam hal ini, kecepatan yang disandikan adalah 450 cm / detik, fraksi regurgitasi
(RF) adalah 23%, kecepatan puncak adalah 4,7 m / detik, dan gradien adalah 88 mm
Hg.
37
jantung digunakan untuk pengobatan invasif, karena diagnosis dan
keparahan stenosis sudah dinilai dengan ekokardiografi. Untuk
perbandingan dengan literatur yang lebih tua, di mana pedoman masih
didasarkan sebagian, menerjemahkan Doppler diturunkan gradien
sesaat puncak ke gradien invasif puncak-ke-puncak menjadi relevan.
Meskipun perkiraan gradien yang terlalu tinggi oleh Doppler lebih
kecil kemungkinannya terjadi pada stenosis katup pulmonal daripada
pada stenosis aorta, dalam kasus keraguan keparahan konfirmasi
dengan pengukuran invasif diperlukan. 3,11
GAMBAR 36: Gambar yang diambil selama dilatasi balon PV pada pasien dengan PS
katup kritis. A: Tyshak II balon 10 mm meningkat menunjukkan pinggang jernih pada
tingkat katup PS. B: Post-valvuloplasty RV angiogram menunjukkan pembukaan PV
yang baik dan pengisian MPA.
C. Pemeriksaan EKG
38
BAB VI
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
39
Nyeri dada : mungkin dikaitkan dengan adanya iskemia miokard
ventrikel kanan yang timbul sebagai akibat hipertensi pulmonal
yang berat.
Suara parau (hoarseness), dapat juga terjadi, penyebab karena
kompresi pada nervus recurrens kiri oleh arteri pulmonal yang
besar.
40
atrium kiri menjadi lebih besar dari yang terlihat pada mitral stenosis itu
sendiri.2,5
41
Gambar 39. Foto thorak PA dan lateral mital Stenosis2
42
B. Coartatio Aorta (CoA)
43
Rib notching disebabkan karena aliran kolateral arteri interkostal
posterior yang berdilatasi dan berliku-liku menyebabkan penekanan
ekstrinsik pada iga. Biasanya hal ini terjadi pada batas bawah iga ke-3
hingga iga ke-8. Hal ini secara bervariasi terjadi pada 75% dewasa namun
jarang terjadi, pada anak biasanya pada usia lebih dari 5 tahun.12
Lekukan dari tanda “3” atas menggambarkan arteri subklavia kiri
atau aorta tepat proksimal dari segmen yang menyempit, sedangkan
lekukan yang kedua menggambarkan dilatasi post stenotik aorta distal
terhadap koartasio.12
44
Gambar 42. Ekokardiografi pada pandangan supra stenal, evaluasi
doppler menunjukkan peak systolic gradient 67 mmHg pada tempat
koartasio aorta, aliran antegrade diastolic yang rendah, dan disertai
hipoplasi aorta descendens di bagian abdominal.
45
BAB VII
KOMPLIKASI
46
BAB VIII
PENGOBATAN
1. Indikasi
Gambar 44. Indikasi untuk intervensi pada stenosis paru (A) dan regurgitasi setelah
perawatan sebelumnya (B). Pada pasien tanpa gejala di mana penggantian katup adalah
satu-satunya pilihan, ambang untuk intervensi lebih tinggi: operasi harus dilakukan
dengan adanya tekanan ventrikel kanan sistolik> 80 mm Hg (kecepatan regurgitasi
trikuspid> 4,3 m / s). ASD, defek septum atrium; PR, regurgitasi paru; PS, stenosis paru;
R-to-L, kanan-ke-kiri; RV, ventrikel kanan; RVOTO, obstruksi saluran keluar ventrikel
kanan; RVP, tekanan sistolik ventrikel kanan; TR, regurgitasi trikuspid; VSD, defek
septum ventrikel.
47
2. Pilihan perawatan
4. Perbaikan bedah
48
5. Ulangi intervensi dan pilihan terapi masa depan
49
BAB IX
DAFTAR PUSTAKA
50