Oleh:
dr. Merrynta Rahmania
Pembimbing :
dr. Dyahris Koentartiwi, Sp.A (K)
dr. Ardhanis Ramadhanti, Sp.A
2
DAFTAR SINGKATAN
EKG : Elektrokardiografi
PR : Pulmonary regurgitation
PS : Pulmonary stenosis
RV : Right ventricle
TR : Tricuspid Regurgitation
3
BAB I
PENDAHULUAN
Stenosis Pulmonal merupakan salah satu dari penyakit jantung bawaan (PJB)
yaitu terjadinya penyempitan pada jalan keluar ventrikel kanan yakni pada daerah katup
pulmonal; kelainan ini cukup sering ditemukan, sekitar 8 – 10 % dari seluruh PJB.
Penyebabnya secara pasti sampai saat ini belum diketahui, diduga multifaktorial antara
kelompok PJB yang asianotik, namun bisa tampak sianosis apabila stenosisnya
termasuk dalam derajat yang berat (critical Pulmonal Stenosis). Bayi yang lahir dengan
Critical Pulmonal Stenosis akan tampak sianosis segera setelah lahir, yang makin lama
secara tidak sengaja karena terdengar suara bisisng jantung pada saat pemeriksaan
4
BAB II
2.1 PrevalensI
Pulmonal stenosis (PS) terisolasi terjadi 4 persen dari 4 sampai 8% dari seluruh
penyakit jantug bawaan. Pulmonal stenosis sering terjadi berhubungan dengan penyakit
jantung bawaan lain seperti Tettralogy of Fallot (TOF), ventrikel tunggal, dan lainnya.
Prevalensi PS yang sedikit lebih tinggi di Asia jika dibandingkan dengan Eropa dan
Amerika Serikat, namun meningkat secara stabil sejalan dengan waktu. Sedangkan
angka kejadian keseluruhan di Afrika belum sepenuhnya dapat dijelaskan dan tidak
Mutasi pada germline PTPN1 dan RAF1 telah dijelaskan dapat menjadi
menyebabkan kelainan katup. Seringkali pola transmisi sporadis dan mungkin tidak
jelas. Terdapat insiden PS kongenital yang tinggi pada genetik tertentu sindrom,
termasuk Noonan, Holt-Oram, Leopard, William dan Sindrom Allagile. Pada sebagian
2.2 Embriologi
di bagian bulbus cordis tabung jantung, di persimpangan conus cordis dan truncus
arteriosus. Dinding tabung jantung terdiri dari lapisan luar miokardium dan lapisan dalam
endotelium dengan lapisan tipis jeli jantung antaranya. Sebuah subset sel endotel
pemisahan 2 aliran ejeksi. Dua aliran berbeda ini timbul dari pembentukan Kembali dari
lapisan endocardial sehingga aliran keluar akan terbagi menjadi lumen bentuk H.
menjadi gundukan. Selama septasi aorta dan pulmonal, terdapat 4 gundukan yang
nantikan akan membelah lagi menjadi 3 katup semilunar pada masing-masing aliran
keluar. Sel saraf punca akan bermigrasi ke katup semilunar untuk membantu septasi
aorta dan pulmonal. Dalam proses lebih lanjut, sel yang berdiferinsiasi dan apoptosis
tipis yang terdiri dari lapisan endocardium tunggal, dengan lapisan tengah terdiri dari
berbagai malformasi seperti katup tunggal berbentuk corong, fusi dua katup, atau katup
perkembangan akan terjadi kelainan pada daun katup berupa: daun katup dua
6
(bikuspid), atau menebal; ini nantinya akan menjadi stenosis pulmonal tipe valvular. Bila
terjadi gangguan pada resorbsi bulbus kordis, maka akan terjadi stenosis pulmonal tipe
Pulmonal Stenosis dapat terjadi pada beberapa tingkat sepanjang aliran saluran
keluar ventrikel kanan dan arteri pulmonal. Stenosis Pulmonal dapat terjadi pada :
1. Pulmonal Stenosis
fusi atau tidak terbentuknya komisura dengan orifisium yang sempit. Kondisi ini
terjadi ketika terjadi fusi antar katup sepanjang komisura atau zona aposisi, yang
menyempit pada bagian sentral. Jika belih banyak fusi yang terjadi maka akan
semakin menyempitkan orifisium valvula. Pada stenosis valvular oleh karena fusi
3 valvular yang ringan sampai dengan berat makan akan terjadi konfigurasi
juga domed stenosis.4 Besar ventrikel kanan biasanya normal pada anak. Pada
bayi dengan critical Pulmonal stenosis (katup hampir atretik), ventrikel kanan
dari angka kematian operasi. Kondisi katup yang displasi (terdiri dari katup yang
tebal, ireguler, kaku dan annulus katup yang kecil) biasanya sering ditemukan
2. Stenosis Infundibular
suatu kondisi yang sangat jarang terjadi fusi pada kondisi intaknya septum
jarang didapati dan biasanya menyertai kelainan jantung yang lain, misal pada
8
Stenosis tipe ini sekitar 2 – 3 % dari seluruh PJB, dapat berdiri sendiri atau
merupakan bagian dari PJB yang lain. Stenosis dapat terjadi tunggal pada arteri
Noonan, Tetralogy, atau transposisi. Ketika terjadi stenosis pada perifer biasanya
2.4 Patofisiologi :
Pada Stenosis Pulmonal murni, ada penyempitan atau obstruksi pada jalan
keluar ventrikel kanan, sedangkan defek jantung yang lain (misal ASD atau VSD)
tidak ada, maka darah dipaksa untuk melewati katup yang sempit tersebut, sehingga
akibatnya tekanan pada ventrikel kanan makin lama akan makin meningkat. Pada
atresia pulmonal, tidak terdapat hubungan antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal.
Paten ductus ateriouus merupakan sumber untama aliran darah ke paru. Biasanya
ventrikel kanan akan menjadi hypoplasia dan arteri pulmonal juga mengecil. Atrium
kanan dan kiri biasanya akan relative besar oleh karena menerima aliran darah baik
sistemik dan aliran darah dari vena pulmonal. Atrium kanan akan mengalami dilatasi 9
dan hipertrofi untuk mengosongkan aliran vena balik ke ruang jantung atrium kiri.
Atrium kanan mengalami pembesaran dan hipertrofiuntuk menjaga aliran atrium dari
kiri ke kanan (dapat terlihat pembesaran atrium kanan pada radiologi dan
pembesaran atrium kanan pada EKG. Biasanya ventrikel kanan akan mengalami
hypoplasia dengan penebalan ruang ventrikel, namun biasanya ukuran atrium kanan
dapat norma, dan regurgitasi tricuspid biasanya terjadi pada kondisi lebih lanjut.
Aliran sistemik dan aliran vena balik bercampur dalam atrium kiri dan menuju ke
Pada bayi biasanya akan didapatkan kondisi sianotik. Suara jantung II akan
terdengan tunggal oleh karena hanya ada 1 katup semilunar yang menutup. Biasanya
terdapat suara bising continue dari PDA. Sianotik berat pada neonates dengan
normal dapat ditemukan pada gambaran radiologi. Temuan ini menyerupai pada
atresia tricuspid. Biasanya normo axis juga ditemukan pada pulmonal atresia.
pemeriksaan klinis yang baik, penilaian EKG dan ekokardiografi diperlukan untuk
Presentasi klini pada pasien dengan PS bergantung dari usia dan tingkat
keparahanya. Pada bayi baru lahir dengan PS kritis mengalami sianosis yang
mengancam jiwa, Pasien dengan kondisi ini bergantung pada patensi ductus
10
arteriosus untuk mengalirkan darah ke paru. Sedangka pada anak-anak dengan PS
ringan sama sekali tidak menunjukkan gejala (dan pembatasan aktivitas tidak
diperlukan pada anak-anak dengan kondisi ini, kecuali dalam kasus PS berat).2 Pada
pasien dengan stenosis sedang, mungkin ada dispnea saat aktivitas dan mudah
lelah. Dengan stenosis berat (dengan gradien tekanan >70 mm Hg), nyeri dada saat
beraktivitas atau sinkop dapat terjadi (dan bahkan kematian mendadak dapat terjadi
menunjukkan sindrom tertentu yang mendasari PS. Pada penilaian umum, pasien
biasanya asianotik dan tumbuh dengan baik. Pembesaran ventrikel kanan, biasanya
dapat terlihat pada parasternal dan epigastrium kiri. Klik ejeksi sistolik hanya dapat
didengar pada PS valvular stenosis, di garis sternal kiri atas. Bunyi jantung S2
sistolik tipe ejeksi (tingkat 2–5 dari 6) paling baik terdengar di garis sternum kiri atas,
dan juga menyebar dengan baik ke belakang. Semakin keras dan lama bising yang
terjadi maka semakin parah stenosisnya. Tingkat hipertrofi ventrikel kanan juga
2.5.3 Elektrokardiogram
kasus ringan.
Deviasi sumbu kanan (RAD) dan hipertrofi ventrikel kanan (RVH) terlihat pada PS
sedang. Hipertrofi atrium kanan (RAH) dan RVH dengan “strain” dapat terlihat pada
PS berat. Neonatus dengan PS kritis dapat menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
ventrikel kanan dan atrium kanan proporsional sesuai tingkat keparahan PS. 2
Pembesaran sisi kanan jantung dapat ditemukan pada setidaknya 50% pasien.
Kardiomegali hadir hanya jika CHF berkembang. Tanda vaskular paru biasanya
normal tetapi dapat berkurang dengan PS berat. Pada neonatus dengan PS kritis,
Post stenotic dilatasi (Tanda panah) dan corakan vaskuler yang normal 2
2.5.5 Ekokardiografi
mendiagnosis, melokalisasi, dan menilai PS. Pemeriksa perlu untuk menilai morfologi
katup pulmonal dan arter pulmonal, mengukur annulus katup pulmonal, melokalisasi
pulmonal, atau regurgitasi katup trikuspid (TR), harus didokumentasikan dan dinilai
c. Berat: gradien tekanan lebih besar dari 70 mm Hg (atau tekanan ventrikel kanan
2.5.6 MRI
cabangnya. Lokasi yang tepat dari stenosis dapat divisualisasikan, terutama dalam
aliran dalam tercepat dalam aliran, kecepatan maksimum diukur dengan MRI
seringkali lebih tinggi daripada yang diukur dengan gema Doppler, di mana
pemetaan kecepatan MRI adalah 13uptur ini didasarkan pada aliran laminar, dan
dipengaruhi oleh pola aliran turbulen seperti pada stenosis katup. Akibatnya, untuk
untuk penilaian dan kuantifikasi volume ventrikel kanan, massa dan fungsi. Oleh
karena pada MRI tidak terganggu oleh asumsi geometris, dimana hal itu tidak dapat
dengan 13upture13 besar alat pacu jantung dan perangkat logam lainnya, kebutuhan 13
menahan nafas, dan jantung teratur irama. Namun saat ini msih terkendala oleh
karena ketersediaannya yang masih terbatas, biaya tinggi, dan claustrophobia dapat
2.5.7 Multislice CT
untuk mempelajari anatomi RVOT dan khususnya, cabang arteri pulmonal namun
fungsional. Pada tindak lanjut rutin, MRI adalah lebih disukai daripada MSCT jika
memungkinkan, karena radiasi pengion, terutama pada pasien denga usia lebih
muda. Apalagi untuk pencitraan akuisisi dengan MSCT, detak jantung rendah
sejauh mana tekanan ventrikel kanan, tekanan arteri pulmonalis, dan gradien
tekanan sistolik melintasi katup pulmonal dapat diukur. Indikasi umum untuk
mungkin juga digunakan untuk melokalisasi situs dari obstruksi, untuk menentukan
- Keparahan stenosis biasanya tidak progresif pada PS ringan. Misalnya, lebih dari
95% pasien dengan gradien Doppler awal kurang dari 25 mm Hg tidak memerlukan
operasi selama periode 25 tahun. Sebagian besar pasien dengan PS ringan (<35 mm
bertambahnya usia.
14
- Gagal jantung kongesti dapat terjadi pada pasien dengan stenosis berat. Kematian
mendadak mungkin terjadi pada pasien dengan stenosis parah selama aktivitas fisik
yang berat.
meninggal
2.7 Tatalaksana
mengurangi tekanan RV yang kelebihan beban. Setiap obstruksi pada RVOT dan
atau katup pulmonal dengan puncak gradien Doppler sesaat >64 mm Hg (kecepatan
puncak >4 m/s) harus diperbaiki. Indikasi untuk pengobatan pada PS sedang atau
paru perifer stenosis arteri diringkas dalam Gambar 6.5 Dalam kasus stenosis katup
2.7.1 Medikamentosa
Pada bayi baru lahir dengan PS kritis dengan klinis sianotik (dengan stenosis
katup pulmonal berat, ventrikel kanan hipoplastik, dan pirau atrium kanan-ke-kiri)
15
Gambar 6. Indikasi intervensi stenosis pulmonal (A) dan regurgitasi setelah
2.7.2 Valvuloplasty
pulmonary valvuloplasty (PBPV) dilakukan pada pasien PS, setelah itu penerapan
intervensi kateter untuk PS berkembang pesat. Saat ini, sebagian besar PS dapat
disembuhkan melalui PBPV dan hanya sedikit yang tidak sesuai dan dapat 16
mempertimbangkan untuk terapi pembedahan. Valvuloplasti balon adalah prosedur
pilihan pada neonatus yang sakit kritis. Penurunan segera pada gradien tekanan
dapat dicapai pada lebih dari 90% neonatus dengan PS. Komplikasi prosedur balon
lebih umum terajadi pada pasien yang usianya lebih tua, dengan tingkat kematian
hingga 3%, tingkat komplikasi mayor 3,5%, dan tingkat komplikasi minor 15%. Sekitar
Pada tindakan valvulotomi katup displastik tampak matur setelah prosedur balon.
Setelah prosedur valvulotomy pada beberapa bayi ini tidak mampu mempertahankan
aliran maju yang efektif melalui katup pulmonal karena komplians ventrikel kanan
yang tidak baik atau hipoplasi. Beberapa dari mereka mungkin memerlukan salah
2. Stenting ductus
1. Valvuloplasti balon adalah prosedur pilihan untuk stenosis katup pada semua usia.
2. Gradien tekanan istirahat lebih besar dari 40 mm Hg pada pasien dengan konsdisi
dilakukan
17
4. Gejala yang disebabkan PS dengan kateterisasigradien lebih besar dari 30 mm Hg.
Gejalanya mungkin termasuk angina, sinkop atau presinkop, dan dispnea saat
aktivitas.
5. Prosedur ini berguna dan masuk akal pada pasien dengan katup paru displastik,
seperti yang biasa terlihat pada sindro Noonan. Pada kondisi ini terdapat tingkat
keberhasilan yang rendah sekita 65%. Dan apabila prosedur valvuloplasty gagal,
Pada prosedur valvuloplasty akses vena biasanya dicapai melalui femoralis vena,
tetapi akses melalui jugularis, aksila atau vena hepatik dimungkinkan dalam kasus oklusi
vena femoralis. Katup melebar dengan balon berukuran 1,2-1,4 kali anulus paru.
Prosedur ini dapat dianggap berhasil bila invasive gradien dikurangi menjadi <30 mm
Hg. Jika tindakan dilakukan oleh operator yang berpengalaman, risiko kematian atau
komplikasi utama adalah sangat rendah, masing-masing 0,24% dan 0,35%.6 Komplikasi,
termasuk bradikardia sementara dan hipotensi selama inflasi balon, sementara atau blok
cabang berkas kanan permanen atau blok atrioventrikular, ruptur balon, papiler tricuspid
ruptur otot, dan robekan pada arteri pulmonal telah dilaporkan, tetapi semuanya jarang.
biasanya sembuh seiring waktu. Meskipun jarang, β-blocker diperlukan untuk untuk
1. Prosedur balon memiliki risiko yang sangat rendah, tidak menimbulkan rasa sakit,
lebih murah daripada pembedahan, dan mempersingkat masa tinggal di rumah sakit
2. Hasil yang baik dicapai pada 85% pasien dengan stenosis katup. Restenosis setelah
18
3. Regurgitasi paru (PR) setelah dilatasi balon sering terjadi, terjadi pada 10% sampai
40% pasien. PR biasanya dapat ditoleransi dengan baik, walaupun jarang beberapa
dari pasien ini menjadi kandidat untuk implantasi katup pulmonal. Ukuran balon yang
biasa digunakan adalah 120% sampai 140% dari annulus katup pulmonal yang diukur
secara angiografis.
4. Setelah sembuh dari PS berat (baik dengan balon atau pembedahan), infundibulum
kejadian fatal yang jarang terjadi ("suicidal right ventricle"). Propanolol dapat
5. Pembatasan aktivitas tidak diperlukan pada anak dengan kondisi ini, kecuali pada
2.7.3 Pembedahan
1. Valvotomi bedah harus dibatasi pada pasien dengan lesi yang lebih kompleks atau
3. Jika balloon valvuloplasty tidak berhasil atau tidak tersedia, bayi dengan PS dan CHF
tambalan transannular (atau keduanya) saat menerima infus PGE1. Jika terdapat
4. Stenosis pada tingkat PA utama memerlukan pelebaran pada bagian yang sempit.
20
DAFTAR PUSTAKA
pulmonary valve stenosis. SUN Journal [Internet]. 2018 [cited 2023 Jul 20]; Available
from:
https://core.ac.uk/display/268426652?utm_source=pdf&utm_medium=banner&utm_
campaign=pdf-decoration-v1
3. Martin PS, Kloesel B, Norris RA, Lindsay M, Milan D, Body SC. Embryonic
Disease 2015, Vol 2, Pages 248-272 [Internet]. 2015 Oct 2 [cited 2023 Jul 20];2(4):248–
5. Yadav SK. The diagnosis and treatment of pulmonary valve stenosis in children.
Asian J Med Sci [Internet]. 2015 May 3 [cited 2023 Jul 20];6(6):1–5. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/281341163_The_diagnosis_and_treatment
_of_pulmonary_valve_stenosis_in_children
6. Judith Anne Adriane Ellen Cuypers. Pulmonary stenosis: update on diagnosis and
therapeutic options. Heart [Internet]. January 8, 2013. 2023 [cited 2023 Jul 20]. p. 339–
21