Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana apa saja faktor penyebab dari penyakit jantung bawaan serta tanda
dan gejala yang dapat terlihat sehingga dapat segera dapat penanganan yang cepat.
2. Tujuan Khusus
Untuk menambah wawasan baik secara teori maupun penatalaksanaan tenaga medis terutama
perawat agar lebih profesional dalam menangani masalah penyakit ventrikel septum defect pada
bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI VSD
Vertikel septal defek adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang pada septum
interventrikuler, lubang tersebut hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi
septum interventrikuler sesama janin dalam kandungan. Sehingga darah bisa menggalir dari
ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya (Nanda NIC-NOC, 2015).
VSD adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah
antar ventrikel. Kelainan ini paling sering ditemukan pada anak-anak dan bayi dan dapat terjadi
secara congenital dan traumatic (I wadyan Sudarta, 2013: 32).
Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah lesi kongenital pada jantung berupa lubang pada
septum yang memisahkan ventrikel sehingga terdapat hubungan antara antar rongga ventrikel
(Ramaswamy,et al. 2009).
1. Anamnese
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam melakukan anamnesa adalah :
1) Riwayat perkawinan
Pengkajian apakah bayi ini diinginkan atau tidak, karena apabila bayi tersebut tidak diinginkan
kemungkinan selama hamil ibu telah menggunakan obat-obat yang bertujuan untuk
menggugurkan kandungannya
2) Riwayat kehamilan
Apakah selama hamil ibu pernah menderita penyakit yang dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin, seperti hipertensi, diabetus melitus atau penyakit virus seperti rubella
khususnya bila terserang pada kehamilan trisemester pertama.
3) Riwayat keperawatan
Respon fisiologis terhadap defek ( sianosisi, aktivitas terbatas )
4) Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung: nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung
tambahan ( mur-mur ), edema tungkai dan hepatomegali
5) Kaji adanya tanda-tanda hipoxia kronis : clubbing finger
6) Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan
7) Apakah diantara keluarga ada yang menderita penyakit yang sama
8) Apakah ibu atau ayah perokok (terutama selama hamil)
9) Apakah ibu atau ayah pernah menderita penyakit kelamin (seperti sipilis)
10) .Sebelum hamil apakah ibu mengikuti KB dan bentuk KB yang pernah digunakan
11) Obat-obat apa saja yang pernah dimakan ibu selama hamil
12) Untuk anak sendiri apakah pernah menderita penyakit demam reumatik
13) Apakah ada kesulitan dalam pemberian makan atau minum khususnya pada bayi
14) 14.Obat-obat apa saja yang pernah dimakan bayi
2. Inspeksi :
a. Gambarkan gerakan bayi.
b. Gambarkan sikap posisi bayi.
c. Gambarkan adanya perubahan lingkar kepala.
d. Gambarkan respon pupil pada bayi yang usia kehamilannya lebih dari 32 minggu.
3. Palpasi :
Ada nyeri atau tidak saat ditekan pada daerah dada, ekstermitas atas ataupun bawah. Ada suara
krepetasi atau tidak pada persendian.
4. Perkusi :
Normalnya pekak atau sonor.
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan pembesaran atrium.
2. Ketidakefektifan Pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja jantung, hipertensi
pulmonal
3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplay O2 ke jar. perifer
4. Intoleransi aktifitas berhubungan gengan kelemahan otot dan kelelahan
4.) Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Observasi kualitas 1. Mengetahui
jantung tindakan keperawatan
dan kekuatan denyut kekuatan otot
berhubungan selama 1 x 24 jam
dengan diharapkan adanya jantung , nadi perifer, jantung pasien.
pembesaran tanda-tanda
warna dan kehangatan 2. untuk mengetahui
atrium membaiknya curah
jantung dengan kriteria kulit dalam batas kekuatan nadi
hasil : curah jantung
normal. Nadi : 80 - perifer,
adekuat yang
dibuktikan oleh 100 x/menit, dapat 3. Mengetahui
TD/nadi dalam rentang
dilakukan collapsing indikator penilaian
normal dan nadi teraba
sama. pluss untuk terhadap adanya
mengetahui kekuatan gagal jantung dan
otot jantung, dan untuk menentukan
didapati warna intervensi
telapak tangan yang selanjutnya.
normalnya kemerahan 4. Mencegah
terjadinya hipoksia.
dan hangat ( suhu
36,5 – 37,5 C ).
2. Raba nadi (radial,
femoral, dorsalis
pedis) normalnya
teraba. catat
frekuensi, keteraturan,
dan amplitudo dan
simetris.
2. Tegakkan derajad
sianosis ( sirkumoral,
membran mukosa,
clubbing finger).
Mukosa bibir sering
berwarna biru atau
belang karena
peningkatan kongesti
vena.
3. Monitor tanda-
tanda CHF ( gelisah,
takikardi, tacipnea,
sesak, periorbotal
edema, oliguri dan
hepatomegali )
4. Berikan oksigen
tambahan dengan
kanula nasal/masker
dan obat sesuai
insikasi (kolaborasi)
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Monitor pola dan 1. Memonitor keadaan
Pola nafas
tindakan keperawatan irama pernafasan. pernapasan dan
berhubungan
dengan selama 3 x 24 jam pola nafas : brdypnea, keadekuatan
peningkatan kerja
pasien menunjukkan tachypnea, pernapasan pasien.
jantung, hipertensi
pulmonal keefektifan pola nafas, hiperventilasi,
dengan kriteria hasil : respirasi kussmaul, 2. Untuk
1. frekuensi, irama, respirasi cheynestokes memaksimalkan
kedalaman pernapasan dll. Dengan rentang potensial ventilasi.
dalam batas normal. normal ( RR : 18 –
2. Tidak menggunakan 24/menit ) dan ritme 3. Melihat apakah ada
otot-otot pernapasan. pernafasan teratur. obstruksi di salah
Irama : takikardi, satu bronkus atau
bradikardi, disritmia adanya gangguan
atrial, disritmia pada ventilasi.
ventrikel,blok jantung
2. Memposisikan
pasien semi fowler.
3. Catat pergerakan
dada, simetris atau
tidak, menggunakan
otot bantu pernafasan.
Dengan batasan
normal ( bentuk dada
: simetris, tidak
menggunakan otot-
otot pernapasan).
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. kaji pucat, sianosis, 1. kaji pucat, sianosis
perfusi jaringan
tindakan keperawatan clubbing finger, dan dan clubbing finger
perifer
berhubungan selama 2 x 24 jam catat kekuatan nadi serta kekuatan nadi
dengan penurunan
didapatkan kriteria perifer perifer untuk
suplay O2 ke jar.
perifer hasil : 2. kaji keadaan kulit mengetahui lancar
1. Denyut nadi perifer (lembab/tidak,hangat/ tidaknya suplay O2
teraba dengan kuat, dingin) ke jaringan perifer.
2. Warna kulit tidak Jika pasien masih
pucat/sianosis terdapat tanda-tanda
3. Kulit terasa hangat tersebut,
mendandakan supay
O2 belum maksimal
2. kulit yang hangat
menandakan kulit
mendapat kecukupan
suplay O2
KESIMPULAN
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya dalah sistem kardiovaskuler.
Sistem ini menjalankan fungsinya melalui organ jantung dan pembuluh darah. Dimana organ
yang memiliki peranan penting dalam hal ini adalah jantung. Jantung merupakan organ terbesar
dalam tubuh. Jantung adalah organberupa otot berbentuk kerucut. VSD adalah kelainan jantung
berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah anatara kedua ventrikel. Kelainan ini
umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan ini merupakan kelainan
yang banyak terjadi yaitu sekitar 25%.
Saran
Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penanganan masalah keperawatan
khususnya thalassemia harus di bekali dengan pengetahuan yang luas dan tindakan yang di
lakukan harus rasional sesuai gejala penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran (2000). Defek septum ventrikel, Bab VI Ilmu Kesehatan Anak Ed. III Jilid 2
Editor: Arif Mansjoer, et al. Jakarta: Media Aesculapius FK UI hal.445-447
Nasution, Akhyar H. 2008. Anestesi pada Ventrikel Septal Defek. Majalah Kedokteran Nusantara
Volume 41 No. 2 Juni 2008
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi IV . Jakarta: Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Prihatini, Rika Yenny. 2013. Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak. Web RSUA
Ramaswamy, Prema. Anbumani, Patturajah. Srinivasan, Kuruchi. 2009. Ventricle Septal Defect,
General Concepts. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/892980-overview
Ramaswamy, P. Pflieger, Kurt. 2008. Tetralogi of Fallot with Absent Pulmonary Valve .
Diunduh dari: [Diakses April 2011]
Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Sudarta, I Wayan. 2013. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Webb GD, Smallhorn JF, Therrien J, Redington AN (2011). Congenital heart disease. In: Bonow RO,
Mann DL, Zipes DP, Libby P, eds. Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular
Medicine. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier:chap 65.