Anda di halaman 1dari 16

Dosen Pengampu: Islaeli S.Kep., Ns. M.

Kes

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN


SISTEM TUBUH ANAK (VENTRICULAR SEPTAL DEFECT)

Di Susun Oleh:
Kelas: Z2

Putu Hendra Sumertayasa P202101052


Fitri Anggraeni P202101056
Nurul Aini P202101057
Geby Wulandari P202101053

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2023
KATA PENGANTAR

puji syukur kami panjatkan kehadirat Allaah subhanahu wa ta‟alaa, atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Tugas “Asuhan kepeawatan pada klien yang mengalami ganguan
system tubuh pada anak VSD (ventricular septal defect)” Dalam penulisan Asuhan
keperawatan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dari teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas ini.
kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
tugas ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun, kami harapkan demi mencapai kesempurnaan
tugasberikutnya. Sekian kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, semoga
Allaah subhanahu wa ta‟alaa senantiasa meridhai usaha kita Aamin

Kendari, 6 november 2023

penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................1
BAB II KONSEP MEDIS
A. Pengertian VSD ..................................................................................................2
B. Etiologi VSD ..................................................................................................2
C. Klasifikasi VSD ..................................................................................................3
D. Patofisiologi VSD ..................................................................................................4
E. Manifestasi Klinis ..................................................................................................4
F. Penatalaksanaan Medis...........................................................................................6
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian ..................................................................................................7
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................................8
C. Intervensi Keperawatan...........................................................................................8
D. Implementasi Keperawatan.....................................................................................10
E. Evaluasi Keperawatan.............................................................................................10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................11
B. Saran ..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Defek ini adalah kelainan jantung bawaan yang paling sering ditemukan
padaanak-anak dan dewasa muda.ditemukan berkisar 50% pada anak-anak dengan
kelainan jantung bawaan dan 20% lesi yang terisolasi (VSD murni tanpa disertai
kelainan jantung bawaan yang lain). Angka insidennya meningkat secara dramatis
berkisar 1,56-53,2 per1000 kelahiran hidup, semenjak semakin berkembangnya teknik
diagnostik imaging danskrining pada bayi (Minnete & Shan, 2006)
Ukuran dari defek ini bervariasi, mulai dari sebesar pin sampai dengan
tidakadanya septum ventricularis sehingga ventriculus dextra dan sinistra menjadi
satu. Defekini paling banyak ditemukan pada pars membranacea, bagian yang
berdekatan dengannodus atrioventricularis pada anak dewasa muda di Amerika
Serikat (Spiceretal , 2014)
Penanganan VSD selama 50 tahun ini berkembang sangat pesat baik dari segi
diagnostikmaupun teknik operasinya. Pengetahuan yang baik tentang anatomi dari
septuminterventrikularis dan embriologi bagaimana septum ini terbentuk sangat
diperlukan.Maka tulisan ini akan mengkaji VSD dari aspek anatomi dari septum
interventriculare dan embiologinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Medis VSD?
2. Bagaimana Konsep Dasar Keperawatan VSD?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Medis VSD
2. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Keperawatan VSD

1
BAB II
KONSEP MEDIS

A. Pengertian VSD
Defek septum ventrikel atau ventricular septal defect (VSD) adalah anomali
jantung kongenital, sehingga terjadi jalur hubungan abnormal antara ventrikel kiri dan
ventrikel kanan jantung yang menimbulkan gangguan hemodinamik (Dakkak W. dkk
2022)
VSD merupakan kelainan jantung bawaan yang paling sering pada anak-anak,
serta merupakan kelainan kedua paling sering ditemui pada orang dewasa setelah
katup aorta bikuspid. Sebagian besar VSD menutup spontan; VSD yang gagal
menutup dapat menimbulkan komplikasi seperti hipertensi arteri pulmoner, disfungsi
ventrikel, dan risiko aritmia. VSD mencakup sekitar 37% dari seluruh penyakit
jantung bawaan pada anak-anak (Dakkak W. dkk 2022)

Angka insiden VSD pada bayi baru lahir adalah sekitar 0,3% Karena sekitar
90% kasus VSD menutup dengan sendirinya, insiden VSD pada orang dewasa lebih
rendahtidak terdapat kecenderungan laki-laki atau perempuan yang lebih banyak
memiliki . (Dakkak W. dkk 2022)
B. Etiologi VSD
VSD dapat terjadi akibat gangguan pembentukan septum interventrikularis
saat morfogenesis jantung embrionik. VSD dapat muncul bersamaan dengan kelainan
jantung lain, seperti atrial septal defect (ASD), patent ductus arteriosus (PDA),
stenosis pulmonal, koarktasio aorta, stenosis subaorta, dan sering kali juga menjadi
bagian dari sebuah sindrom, seperti tetralogy of Fallot (ToF) dan transposition of

2
great arteries (TGA). Namun, VSD juga dapat muncul sebagai kelainan bawaan
tunggal yang terisolasi.
Beberapa faktor genetik yang teridentifikasi sebagai penyebab VSD antara
lain mutasi TBX5 yang menyebabkan defek septum pada pasien Hold-Oram. Faktor
risiko non-genetik yang dapat meningkatkan risiko VSD antara lain riwayat infeksi
maternal (rubella, influenza, dan penyakit demam lainnya), riwayat diabetes melitus
pada ibu, dan fenilketonuria. Selain itu, paparan zat seperti alkohol, marijuana,
kokain, dan obat-obat tertentu, seperti metronidazoledan ibuprofen, juga dapat
menjadi faktor risiko VSD. (Dakkak W. dkk 2022)
C. Klasifikasi VSD
Septum interventrikular terdiri atas bagian membranosa dan muskularis.
Gangguan perkembangan atau fusi salah satu bagian septum selama morfogenesis
jantung embrionik akan mengakibatkan defek ataulubang yang pada akhirnya
menyebabkan VSD. Berdasarkan lokasi anatomis defek, VSD diklasifikasikan
menjadi 4, yaitu:
1. Kelainan VSD tipe 1 (outlet) terletak di bawah katup semilunar (aorta dan
pulmonalis) tepatnya pada bagian septum outlet ventrikel kanan di atas krista
supraventrikularis. Tipe ini paling jarang, prevalensinya sekitar 6% dan jarang
menutup spontan. Prolaps katup aorta sering terjadi pada VSD tipe ini dan
menyebabkan regurgitasi aouta. (Lopez L, dkk. 2018).
2. VSD tipe 2 (membranous) terletak pada septum membranosa inferior krista
supraventrikularis. Tipe 2 merupakan tipe VSD paling sering, mencakup 80%.
Apabila defek ini melibatkan bagian muskularis septum, disebut perimembranosa.
Sekitar 40%-60% defek kecil hingga sedang pada VSD tipe ini memiliki
kemungkinan menutup spontan. Defek pada tipe ini terletak di bawah dan
belakang dari postero-inferior septal band.
3. Kelainan VSD tipe 3 terletak di inferior dari inlet katup trikuspid dan mitral,
tepatnya di dalam inlet bagian septum ventrikel kanan. VSD tipe ini ditemukan
pada 8% kasus VSD dan banyak ditemukan pada pasien sindrom Down.
4. Kelainan VSD tipe 4 terletak pada septum muskularis di area apikal, sentral, atau
bagian outlet dari septum interventrikular dan dibatasi oleh otot jantung. VSD tipe
ini ditemukan sekitar 20% kejadian VSD; insiden pada dewasa lebih rendah
karena dapat menutup spontan. Lopez L, Houyel L, dkk (2018)
5.

3
D. Patofisiologi VSD
Patofisiologi utama VSD adalah akibat terjadinya pirau ventrikel. Jumlah
aliran darah dan arah aliran darah dari pirau dapat menentukan signifikansi
hemodinamik VSD tekanan kedua ruang relatif sama, sehingga tidak terjadi aliran
pirau kiri-kanan. Namun, pada saat lahir, tahanan paru mulai menurun dan mencapai
puncaknya pada usia 2-3 bulan; akan terdengar bunyi pansistolik pada garis
parasternal kiri sela iga ke-3 dan sela iga ke-4. (Park MK, Salamat R 2021)
Apabila defek pada septum berukuran besar, maka aliran darah pulmonal
akan lebih besar dari aliran darah sistemik. Hal ini dapat menyebabkan dilatasi atrium
kiri, ventrikel kiri, dan ventrikel kanan akibat aliran darah yang berlebihan. Sebanyak
15% pasien dengan defek yang besar akan berkembangan menjadi hipertensi
pulmonal (Cintyandy, 2014). Penderita anak-anak biasanya akan mengalami gejala
takipnea, takikardi, mudah lelah saat beraktivitas dan sering mengalami infeksi
saluran pernafasan. Pasien juga bisa menunjukkan gejala sianosis akibat hipoksia
yang ditimbulkan oleh kelebihan aliran darah pulmonal. Namun hipoksia dapat
mengalami perbaikan saat pemberian oksigen (Cintyanty, 2014).
Apabila defek pada ventricular septal defect berukuran besar dan tidak segera
diperbaiki, maka akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah pulmonal yang
bersifal ireversibel. Hal ini menyebabkan tekanan darah pulmonal meningkat
sehingga aliran darah ke pulmonal pun berkurang. Maka dari itu seringkali pasien
dengan kerusakan pembuluh darah pulmona tidak memberikan keluhan. Tahap akhir
dari perjalanan penyakit ini adalah berbaliknya arah aliran shunt menjadi dari kanan
ke kiri. Hal ini dikenal dengan sebuta sindroma Eisenmeinger (Cintyandy, 2014)
E. Manifestasi Klinis
Menurut Krisnadia,Y.(2021] ukuranya,VSD dapat di bagi menjadi:
1. VSD kecil
a. Defek kecil 1-5 mm
b. Tidak ada ganguaan tumbuh kembang
c. Bunyi jantung nomal,kadangn di temukan bising peristaltic yang menjala ke
seluuh tubuh pericardium dan beakhi pada waktu distolik karena menjadi
penutupan VSD
d. EKG dalam batas nomal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventikel
e. Radiologi : ukuran jantung normal,veskularisasi pau nomal atau sedikit
meningkat

4
f. Menutup secara spontan pada umu 3 tahun
g. Tidak diperlukan katerisasi
2. VSD sedang
a. Sering terjadi sympom pada bayi
b. Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum,memelukan waktu
lebih lama untuk makan dan minum,sering tidak mampu menghabiskan
makanan dan minumanya
c. Defek 5-10mm
d. BB suka naik sehinga tubuh kembang tergangu
e. Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama sembuh tetapi
umumnya esponsif terhadap pengobatan
f. Takipneu
g. Retraksi bentuk dada normal
h. EKG:terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiimaupun kanan,tetapi kiri
lebih meningkat .radiologi :terdapat pembesaran jantung derajat
sedang,conus pulmonalis meninjol,peningkatan vaskullarisasi paru dan
pembesaran pembuluh daah di hilus.
3. VSD besar
a. Sering timbul gejala pada masa neonates
b. Dipsneu meninngkat setelah terjadi peningkatan piau kiri ke kanan dalam
seminggu pertama setelah lahir
c. Pada minggu ke dua atau ke tiga simpom mullai timbul akan tetapi gagal
jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke enam dan sering di dahului
infeksi saluan nafas bagian bawah
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat ,kadang tampak sianosis karena
kekurangan oksigen akibat ganguan pernapasan
e. Ganguan tumbuh kembang
f. EKG terdapat peningnkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
g. Radiology: pembesarasan jantunng nyata dengan conus pulmonalis yang
tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan
vaskularisasi paru perifer

5
F. Penatalaksanaan Medis
penatalaksanaan medis Sekitar 50% VSD berukuran kecil dapat menutup
spontan pada usia dua tahun, baik parsial maupun total, sehingga tidak dibutuhkan
intervensi. Intervensi bedah untuk anak berusia beberapa bulan pertama
direkomendasikan untuk kasus VSD dengan gagal jantung atau hipertensi pulmoner.
VSD berukuran sedang tanpa gangguan pulmoner dengan aliran pirau dari kiri ke
kanan dapat dikoreksi saat pasien sudah lebih besar. Indikasi penutupan VSD adalah
VSD pada usia berapapun yang menimbulkan gangguan klinis berupa gagal tumbuh
kembang atau infeksi saluran pernapasan berulang yang tidak bisa dikendalikan;
VSD perimembranosaatau tipe outlet dengan prolaps dengan atau tanpa regurgitasi
aorta atau terdapat riwayat endokarditis; Double outlet right ventricle tanpa stenosis
pulmoner dengan VSD subaortik. Kontraindikasi penutupan VSD adalah hipertensi
pulmoner (sindrom Eisenmenger). (Rahajoe AU, dkk.2020)

6
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, nomor telepon, status pernikahan, agama,
suku, pendidikan, ppekerjaan, lama. bekerja, No.RM, tanggalmasuk, tanggal
pengkajian, sumber informasi, nama keluarga dekat yang bisa dihubungi, status,
alamat, nomor telepona pendidikan, dan pekerjaan.
2. Status kesehatan saat ini
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DMdan
hiperlidemia. tanyakan obat-obat yang biasa di minum oleh klien pada masa lalu
yang masih relevan. Catatat adanya efek samping yang terjadi di masalalu.
tanyakan alegi obat dan reaksi apa yang timbul.
5. Riwayat keluarga
Menanyakan penyakit yang pernah di alami oleh keluarga serta bila ada angota
keluarga yang meningal, tanyyakan pennyebab kematianya. penyakit jantung
iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda meupakan factor resiko
utama untuk penyakit jantung pada keturunanya.
6. Status kardiovaskuler
Meliputi frekuensi dan irama jantung, tekanan darah arteri , tekanan vena sentral
(CVT), tekanan arteri pau, tekanan baji paru (PCWP). bentuk gelombang pada
tekanan darah invasive, curah jantung dan cardiac index, serta drainase rongga
dada
7. Status respirasi
Melputi ukuran dan tangal pemasangan EET, masalah yang timbul selama
intubasi, gerakan dada, suara nafas, setting ventilator (frekuensi.volume tidal,
kosentrasi oksigen, mode, PEEP), kecepatan nafas, tekanan ventilator, saturasi
oksigen, serta analisa gas darah.

7
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (PPNI,2017). Diagnosa yang
dapat di tegakkan yaitu:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi–
perfusi
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mecerna makanan
C. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan standar intervensi keperawatan Indonesia (PPNI).intervensi yang dapat
di angkat yaitu:

N Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi keperawatan


o hasil
1 PenurunanAcurah setelah dilakukan Perawatan jantung
jantungAberhubungan tindakan asuhan
1. Identifikasi tanda
denganAperubahan keperawatan selama 3 x
dan gejala primer
frekuensi jantung 24 jam diharapkan
penurunan curah
defisit curah jantung
jantung (meliputi
membaik dengan
Ds: dispnea, kelelahan,
kriteria hasil:
edema, ortopnea,
Dipsneu Curah jantung
peningkatan cvp)
1. kekuatan nadi
Do: 2. monitor intake dan
perifer
outpur cairan.
1. EKG dalam meningkat.
3. monitor berat
batas 2. gambaran EKG,
badan setiap hari
normal/terdapat aritmia,
pada waktu yang
sedikit dyspnea, pucat,
sama.
2. peningkatan suara jantung S3
4. monitor saturasi
aktifitas dan S4 menurun
oksigen.
ventrikel kiri
5. Monitor EKG 12
3. Bunyi jantung
sedapan.
normal, kadang
6. Monitor aritmia
ditemukan
(kelainan
bising peristaltic
irama/frekuensi
yang menjalar
jantung)
keseluruh tubuh.
7. Beriakan oksigen
4. pericardium dan
untuk
beakhi pada
mempertahankan
waktu distolik
saturasi oksigen.
karena menjadi
penutupan VSD.
5. terdapat

8
pembesaran
jantung derajat
sedang, conus
pulmonalis
meninjol,
6. peningkatan
vaskullarisasi
paru dan
pembesaran
pembuluh darah
di hilus
2 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan pemantauan respirasi
b.d Hambatan upaya tindakan asuhan 1. Monitor
napas (mis. nyeri saat keperawatan selama 3 x frekuensi, irama
bernapas, kelemahan 24 jam diharapkan pola kedalaman dan
otot pernapasan). napas tidak efektif upaya napas
Ditandai dengan : menurun dengan 2. monitor pola
kriteria hasil: napas
Ds: 3. Monitor adanya
Pola napas sumbatan jalan
Dipsneu
1. Dipsnea dan napas
Do: penggunaan 4. Palpasi
obat bantu nafas kesimetrisan
1. Bayi tampak
menurun ekspansi paru
sesak napas
2. frekuensi napas 5. Auskultasi bunyi
pada saat
dan kedalaman napas
istrahat
napas membaik 6. Monitor saturasi
2. sesak napas
oksigen
pada waktu
7. Monitor X–ray
aktifitas
thoraks
terutama pada
8. Atur pemantauan
waktu minum.
repirasi sesuai
3. Takipnea
kondisi pasien
9. jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
10. informasikan
hasil pemantauan
3 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan terapi oksigen
gasAberhubungan tindakan asuahan
1. Monitor
dengan keperawatan selama 3 x
ketidakseimbangan 24 jam diharapkan kecepatan aliran
ventilasi–perfusi. gangguan pertukaran
oksigen
Ditandai dengan: gas menurun dengan
Ds: kriteria hasil: 2. Monitor posisi
Dipsneu Pertukaran gas
alat terapi
Do: 1. Dipsnea, bunyi
1. Tampak sianosis napas tambahan oksigen
karena dan pernapasan
3. Monitor
kekurangan cuping hidung

9
oksigen akibat menurun. efektifitas terapi
gangguan 2. Pola nafas
oksigen
pernapasan membaik.
2. Takipneu 4. Bersihkan sekret
3. kadang sering pada mulut,
terjadi infeksi hidung, dan
saluran napas trakea
bagian bawa 5. pertahankan
akibat kepatenan jalan
Gangguan napas
pertukaran gas 6. Siapkan dan atur
peralatan
pemberian
oksigen
7. Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
4. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan tindakan asuhan Identifikasi status nutrisi
mencerna makanan keperawatan selama 3 x 1. Identifikasi alergi
ditandai dengan: 24 jam diharapkan dan intoleransi
Ds: defisit nurtisi meningkat makanan
– dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi
Do: Status nutrisi bayi perlunya
1. Berat badan a. berat badan dan penanganan
suka naik panjang badan selang
sehinga tumbuh meningakat nasogastric
kembang 3. monitor
tergangu pemeriksaa
2. tidak mampu laboratorium
menghabiskan 4. kolaborasi
makanan dan dengan ahli gizi
minumanya untuk
3. Ganguan mementukan
tumbuh jumlah kalori
kembang dan jenis nutrien
4. sesak napas yang dibutuhkan.
pada waktu
aktifitas
terutama pada
waktu minum
s
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan tahap seorang perawat mengaplikasikan
intervensi keperawatan yang telah disusun untuk mencapai luaran (outcome) yang
telah ditetapkan
E. Evaluasi Keperawatan

10
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawa

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Defek septum ventrikel atau ventricular septal defect (VSD) adalah anomali
jantung kongenital, sehingga terjadi jalur hubungan abnormal antara ventrikel kiri dan
ventrikel kanan jantung yang menimbulkan gangguan hemodinamik.
VSD merupakan kelainan jantung bawaan yang paling sering pada anak-anak,
serta merupakan kelainan kedua paling sering ditemui pada orang dewasa setelah
katup aorta bikuspid. Sebagian besar VSD menutup spontan; VSD yang gagal
menutup dapat menimbulkan komplikasi seperti hipertensi arteri pulmoner, disfungsi
ventrikel, dan risiko aritmia. VSD mencakup sekitar 37% dari seluruh penyakit
jantung bawaan pada anak-anak.
Patofisiologi utama VSD adalah akibat terjadinya pirau ventrikel. Jumlah aliran
darah dan arah aliran darah dari pirau dapat menentukan signifikansi hemodinamik
VSD tekanan kedua ruang relatif sama, sehingga tidak terjadi aliran pirau kiri-kanan.
Namun, pada saat lahir, tahanan paru mulai menurun dan mencapai puncaknya pada
usia 2-3 bulan; akan terdengar bunyi pansistolik pada garis parasternal kiri sela iga ke-
3 dan sela iga ke-4.
B. Saran
Saran dari penulis, Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien
dengan VSD diperlukan adanya suatu perubahan dan perbaikan. Dalam
pengembangan ilmu keperawatan diharapkan dapat menambah keluasan ilmu
keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan VSD.

11
12
DAFTAR PUSTAKA
Classification of Diseases—Striving for consensus: A report from the International
Society for Nomenclature of Paediatric and Congenital Heart Disease. Ann Thorac
Surg. 2018;106(5):1578–89
Dakkak W, Oliver TI. Ventricular septal defect. StatPearls [Internet]. 2022 Jan.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470330
Fakhri D, Firdaus I, Zahara R, Busro PW, Hanafy DA, Fatimah S, et al. Panduan praktik
klinis prosedur tindakan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
2nd Ed. Jakarta: Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita; 2018
Krisnadia, Y (2021) penutupam VSD PJNHK
Lopez L, Houyel L, Colan SD, Anderson RH, Béland MJ, Aiello VD, et al (2018).
Classification of ventricular septal defects for the eleventh iteration of the International
Park MK, Salamat R. Park’s pediatric cardiology for practitioners. 7th ed. Philadelphia:
Elsevier; 2021
Rahajoe AU, Roebiono PS, Harimurti GM. Panduan tatalaksana penyakit jantung
bawaan dewasa. 1st Ed. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler
Indonesia; 2020
Tim Pokja Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia DPP PPNI (2017) Cetakan lll
Tim Pokja Standar IntervensiKeperarawatan Indonesia DPP PPNI (2018) Cetakan ll
Tim Pokja Standar LuaranKeperawatan Indonesia DPP PPNI (2022) Cetakan lll

Anda mungkin juga menyukai