Disusun Oleh:
C014202245
PEMBIMBING:
dr. Zukmianty
Suaib
SUPERVISOR PEMBIMBING:
Pembimbing Supervisor
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua dengan
segala keterbatasan yang penulis miliki, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tulisan ini, sebagai salah satu tulisan pada Program
Studi Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
Tulisan ini berjudul “Atrial Septal Defect”. Penulis menyadari
bahwa di dalam pembuatan tulisan ini berkat bantuan dan tuntunan
Allah Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
tulisan ini.
Dalam proses penulisan ini masih dari jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis
dengan rendah hati menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan tulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga PKMRS
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
2.1 DEFINISI........................................................................................2
2.2 EPIDEMIOLOGI.............................................................................2
2.4 ETIOLOGI........................................................................................4
2.5 KLASIFIKASI....................................................................................4
2.6 PATOFISIOLOGI.............................................................................6
2.7 DIAGNOSIS.....................................................................................6
2.8 PENATALAKSANAAN...................................................................10
2.9 KOMPLIKASI..................................................................................11
2.10 PROGNOSIS..................................................................................11
BAB 3 PENUTUP......................................................................................12
3.1 KESIMPULAN...............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Atrial septal defek lebih sering dijumpai pada wanita dibanding pria
dengan rasio 2:1. Atrial septal defek merupakan salah satu kelainan
kongenital yang kejadiannya mencapai 5-10% dari keseluruhan defek
jantung kongenital, di mana 80% di antaranya berupa ASD tipe sekundum.
Kelainan berupa ASD dapat merupakan kelainan tunggal maupun bagian
dari kelainan jantung kongenital lain. (Pratomo, Kurniawaty, 2016)
Atrium kanan dan kiri normalnya terbagi oleh dua septum yaitu
septum primum dan septum sekundum. Septum primum berkembang
dalam minggu keempat dan septum sekundum berkembang dalam
minggu kelima kehamilan. Septum sekundum membentuk sekat yang
tidak lengkap dan menyisakan celah yang disebut foramen ovale. Septum
primum menjadi katup dari foramen ovale. Terdapat lima tipe yang
berbeda dari atrial septal defek, yaitu: (1) sekundum, (2) primum (3) sinus
venosus (4) patent foramen ovale (5) coronary sinus. (Pratomo,2016)
Pada sirkulasi fetus, terdapat empat pirau (shunts) yang memegang
peranan penting selama masa fetus yaitu plasenta, duktus venosus,
foramen ovale, dan duktus arteriosus. Hemodinamik yang terpenting pada
fetus yaitu:
1. Placenta: shunt dengan resistensi vaskular terendah
dan menerima darah terbanyak dari ventrikel kanan
dan kiri (55%).
2. Vena kava superior menerima darah dari tubuh bagian
atas dan vena kava inferior menerima darah dari
tubuh bagian bawah dan plasenta sehingga saturasi
vena kava inferior akan lebih tinggi dari vena kava
superior.
3. Seluruh darah darivena kava superior menuju ventrikel
kanan. Sepertiga darah dari vena kava inferior akan
dialirkan ke atrium kiri dari atrium kanan melalui
foramen ovale dan 2/3 akan menuju ventrikel kanan
dan arteri pulmonalis. Hal ini menyebabkan otak dan
sirkulasi koroner akan mendapatkan saturasi oksigen
lebih tinggi dari tubuh bagan bawah
4. Darah dengan kadar oksigen rendah yang melewati
arteri pulmonalis akan masuk keductus arteriosus dan
mengaliri aorta desenden dan menuju placenta untuk
mendapatkan oksigenasi kembali.
2.4 ETIOLOGI
Penyebab ASD belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan
angka kejadian yaitu factor lingkungan, genetik, kesehatan Ibu dan
obat-obatan, mutasi gen, kesalahan transkripsi, kelainan kromosom
seperti pada pasien sindrom down, sindrom turner dan sindrom noonan.
Paparan rubella, konsumsi obat-obatan seperti kokain dan minum
alkohol juga dikaitkan dengan terjadinya ASD pada anak. (Menillo,2020)
2.5 KLASIFIKASI
Ada beberapa tipe ASD.
jarang. (Sitti,2018)
Banyaknya shunting pada level atrial tergantung pada dua faktor yaitu
ukuran defek dan komplians relatif dari ventrikel kanan dan kiri. Shunting
terjadi terutama pada saat diastolik ketika atrium berkontraksi dan katup
atrioventrikuler terbuka dan menyebabkan beban volume pada sistem
kardiovaskular yang sesuai dengan banyaknya shunting.
2.7 DIAGNOSIS
1. Manifiestasi Klinis
Pasien umumnya asimptomatik sampai dewasa, sebagian besar
baru bergejala setelah dekade keempat. Keluhan yang paling sering adalah
penurunan kapasitas fungsional, sesak nafas saat aktivitas, palpitasi
(takikardia supraventrikular), infeksi paru berulang dan gagal jantung
kanan. (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia,2020)
2. Pemeriksaan Fisis
Ventrikel kanan dan right ventricular outflow tract impulses akan
meningkat dan hiperdinamik. Thrills pada umumnya tidak didapatkan.
Didapatkan split suara jantung kedua yang menetap (tidak bervariasi sesuai
respirasi). Tanda ini merupakan karakteristik yang khas pada ASD. Ejection
systolic clicks jarang didapatkan pada ASD. Ejection systolic murmur paling
baik didengarkan pada batas kiri atas sternum, yang pada umumnya
terdengar dengan intensitas grade II-III/VI. Murmur terjadi karena
peningkatan aliran yang melewati katup pulmonal. Mid-diastolic flow rumble
grade I-II/VI terdengar menggunakan bell stetoskop paling baik di batas kiri
bawah sternum. Hal ini terjadi karena volume aliran yang besar melalui
katup tricuspid. Aliran darah yang melalui ASD tidak menyebabkan murmur
yang dapat terdengar. (Sitti,2018)
3. Pemeriksaan Elektrokardiografi
2.8 PENATALAKSANAAN
Penutupan atrial septal defek baik secara pembedahan maupun
dengan kateterisasi direkomendasikan untuk mencegah emboli
paradoksikal dan penyakit pembuluh darah pulmonal. Pembedahan untuk
memperbaiki atrial septal defek pada umumnya direkomendasikan pada
usia 3 – 5 tahun. Penutupan spontan atrial septal defek sekundum dapat
terjadi pada 87% bayi pada tahun pertama kehidupan. Penutupan atrial
septal defek kecil yang tidak bergejala masih kontroversial .(Pratomo,
Kurniawaty and Setiandari, 2016)
2.9 KOMPLIKASI
4. Pada penderita ASD ini dapat terjadi gagal jantung kongestif , disaritmia
atrium, insufisiensi katup mitral dan penyakit obstruksi vascular.
(Meadow,2005)
2.10PROGNOSIS
3.1 KESIMPULAN
18. Kuijpers JM, Mulder BJM, Bouma BJ. Secundum atrial septal defect in
adults: A practical review and recent developments. Netherlands Hear
J. 2015;23(4):205–11.