DisusunOleh:
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2020
KATA PENGANTAR
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Ibu Ns. Siti Riskika sebagai dosen pengampu mata kuliah KEPERAWATAN
ANAK
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
2.1 Definisi...........................................................................................3
2.2 Etiologi...........................................................................................4
2.4 Patofisiologi....................................................................................5
2.5 Pathway...........................................................................................6
2.8.1 Pengkajian..............................................................................8
2.8.3 Intervensi...............................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................16
3.2 Saran...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pertama kehidupan. Di Negara maju hampir semua jenis PJB telah di deteksi
dalam masa bayi bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di Negara
berkembang banyak yang baru terdeteksi setelah ana lebih besar, sehingga
pada beberapa jenis PJB yang berat mungkin telah meninggal sebelum
terdeteksi. Berdasarkan hal diatas, perlu diteliti profil penyakit jantung bawaan
di IKA RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013-2015.
penyakit jantung bawaan di instansi rawat inap IKA RSUP Dr. M. Djamil
yang dijabarkan dalam bentuk table berdasarkan jenis PJB, usia, jenis
hemoglobin dan hematoklit di instant rawat inap IKA RSUP Dr. M. Djamil
Padang periode januari 2013 sampai desember 2015. Mayoritas pasien PJB
yang dirawat adalah laki-laki (54,12%) dengan status gizi terbanyak adalah
gizi kurang (63,53%), distribusi umur > 1 tahun sebagai pasien terbanyak
(50,59%) dan jenis PJB sianotik merupakan jenis PJB terbanyak (49,42%)
dibandingkan PJB asianotik serta hanya dua kasus (2,35%) yang memiliki
riwayat keluarga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pada Atrial Septal Defect (ASD), yang merupaka defect jantung kongenial
tipe asianotik, terdapat lubang atau celah pada septum yang memisahkan atrium
kanan dan atrium kiri. Lumbal ini memungkinkan darah mengalir dari kiri ke
kanan sehingga pemompaan jantung menjadi tidak efektif sehingga meningkatkan
resiko gagal jantung. Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe :
1. Defeck ostium secundum, yaitu tipe ASD yang tersering. Kerusakan yang
terjadi terletak pada bagian tengah septum atrial dan fossa ovalis sekitar 8
dari 10 bayi lahir dengan ASD ostium secundum sekitar setengahnya ASD
menutup dengan sendirinya. Keadaan ini jarang terjadi pada kelainan yang
besar tipe kerusakan ini perlu dibedakan dengan patent foramen ovale,
foramen ovale normalnya akan menutup segera setelah kelahiran, namun
pada beberapa orang hal ini tidak terjadi hal ini disebut paten foramen
ovale, ASD merupakan defisiensi septum atrial yang sejati.
2. Defeck ostium primum, yaitu kerusakan terjadi pada bagian bawah septum
atrial biasanya disertai dengan berbagai kelainan seperti katup
atrioventrikuler dan septum ventrikel bagian atas. Kerusakan primum
jarang terjadi dan tidak menutup dengan sendirinya.
3. Defeck Sinus venosus, yaitu kerusakan terjadi pada bagian atas septum
atrial didekat vena besar (vena cava superior) membawa darah miskin
oksigen ke atrium kanan, sering disertai dengan kelainan aliran balik vena
pulmonal dimana vena pulmonal dapat berhubungan dengan vena cava
3
superior maupun atrium kanan. Defek sekat primum dikenal dengan ASD
I, defek sinus venosus dan defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II.
2.2 Etiologi
1. Faktor Prenatal
a. Ibu menderita infeksi Rubella
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita IDDM
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetic
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah atau ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain
ASD awalnya tidak menimbulkan gejala saat tanda dan gejala muncul biasanya
murmur akan muncul seiring dengan berjalannya waktu ASD besar yang tidak diperbaiki dapat
merusak jantung dan paru dan menyebabkan gagal jantung. Tanda dan gejala gagal jantung
diantaranya :
4
a. Kelelahan
b. Mudah lelah dalam beraktivitas
c. Napas pendek dan kesulitan bernapas
d. Berkumpulnya darah dan cairan pada paru
e. Berkumpulnya cairan pada bagian bawah tubuh
Mild dyspneu pada saat bekerja (dispneu d’effort) dan atau kelelahan
ringan adalah gejala awal yang paling sering ditemui pada hubungan antar atrium
pada bayi yang kurang dari 1 tahun jarang sekali memperlihatkan tanda-tanda
gagal jantung kongestif yang mengarah pada defek atrium yang tersembunyi.
Gejala menjadi semakin bertambah dalam waktu 4 sampai 5 dekade pada
beberapa pasien yang dengan ASD yang lebar mungkin dalam 10 atau 7 dekade
sebelumnya telah memperlihatkan gejala dispneu d’effort kelelahan ringan atau
gagal jantung kongestif yang nyata. penderita ASD terdapat suara splitting yang
menetap pada S2. Tanda ini adalah khas pada patologis pada ASD dimana pada
defek jantung yang tipe lain tidak menyebabkan suara splitting pada S2 yang
menetap.
2.4 Patofisiologi
Pada ASD, darah memintas dari atrium kiri ke atrium kanan karena
tekanan atrium kiri secara normal sedikit lebih tinggi dari pada tekanan atrium
kanan. Perbedaan tekanan ini memaksa sejumlah besar darah mengalir melalui
lubamg aau defect tersebut. Pintasan ini mengakibatkan beban muatan yang
berlebihan dalam jantung kanan sehungga mempengaruhi atrium kanan, ventrikel
kanan, dan arteripulmonalis. Pada akhirnya, atrium kanan akan membesar dan
ventrikel kanan berdilatasi untuk menampung volume darah yang bertambah itu.
Jika terjadi hipertensi arteri pulmonalis, maka peningkatan resistensi vaskuler
paru dan hipertrofi ventrikel kanan akan mengikut. Pada sebagian pasien dewasa,
hipertensi arteri pulmonalis yang tidak reversible menyebabkan pembalikan arah
pintasan sehingga darah kotor masuk ke dalam sirkulasi sistemik dan
menyebabkan sianosis.
5
2.5 Pathway
Menurun
6
2.6 Penatalaksanaan Medis
a. Tindakan operasi
Indikasi operasi penutupan ASD adalah bila rasio aliran darah ke paru dan
sistemik lebih dari 1,5. Operasi dilakukan secara elektif pada usia pra
sekolah (3-4 tahun) kecuali bila sebelum usia tersebut sudah timbul gejala
gagal jantung kongaestif yang tidak teratasi secara medikamentosa. Defect
atrial ditutup menggunakan patch.
b. Tanpa operasi
Lubang ASD dapat ditutup dengan tindakan nonbedah Amplatzer Septal
Occluder (ASO), yakni memasang alat penyumbat yang dimasukkan
melalui pembuluh darah di lipatan paha, meskipun sebagian kasus tak
dapat ditangani dengan metode ini dan memerlukan pembedahan
Amplatzer septal occluder(ASO) adalah alat yang mengkombinasikan
diskusi ganda dengan mekanisme pemusatan tersendiri (self-centering
mechanism), Ini adalah alat pertama dan hanya menerima persetujuan
klinis pada anak dan dewasa dengan defek atrium sekundum (DAS) dari
the United States Food and Drug Administration (FDA US), alat ini telah
berhasil untuk menutup defek septum atrium sekundum patensi foramen
ovale dan fenestrasi fontanella.
7
2.7 Penatalaksanaan Keperawatan
2.8.1 Pengkajian
1. Identitas klien
8
Pengkajian RPS mendukung keluhan utama dengan melakukan
serangkaian pertanyaan tentang kronologis keluhan utama.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu(infeksi virus
Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan
serta penyakit DM pada ibu.
Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
Riwayat Neonatus
Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
Anak rewel dan kesakitan
Tumbuh kembang anak terhambat
Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegaly
Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
9
10
2.8.3 Intervensi
1. Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan - Monitor status pernapasan - status pernapasan yang
jantung b.d akan keperawatan selama 4 jam, terkait dengan adanya gejala buruk bias saja
dikembangkan diharapkan penurunan curah gagal jantung disebabkan oleh edema
jantung dapat meningkat - Evaluasi episode nyeri dada paru dan ini erat
(4.4.00029) dengan kriteria hasil : - Catat tanda dan gejala kaitannya dengan
penurunan curah jantung terjadinya gagal jantung
Definisi : 1. Tekanan darah sistol - Dokumentasikan disritmia - melihat karakteristik
ketidakadekuatan (5) jantung nyeri yang dialami klien,
volume darah yang 2. Tekanan darah sehingga akan
dipompa oleh jantung diastole (5) mempengaruhi tindakan
untuk memenuhi 3. Tekanan vena sentral status pernapasan yang
kebutuhan metabolic (5) buruk bias saja
tubuh 4. Tekanan nadi (5) disebabkan oleh edema
5. Saturasi oksigen (5) paru dan ini erat
kaitannya dengan
terjadinya gagal jantung
- melihat karakteristik
nyeri yang dialami klien,
sehingga akan
mempengaruhi tindakan
11
keperawatan dan
diagnose yang akan
ditegakkan
- penurunan kardiak output
akan sangat berpengaruh
terhadap sistemik tubuh,
mencatat itu berguna
dalam memberikan
pengarahan dalam
melakukan tindakan
keperawatan
- dokumentasi ditujukan
sebagai bukti tertulis
dalam tindakan
keperawatan tentang
kondisi dan tindakan
keperawatan dan dignosa
yang akan ditegakkan
12
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
2. Ketidakefektifan pola Setelah diberikan asuhan - Lakukan fisioterapi dada, - Memberikan kelembapan
napas b.d keperawatan selama 4 jam, sebagaimana meLakukan pada membrane mukosa
hiperventilasi diharapkan ketidakefektifan fisioterapi dada, sebagaimana dan membantu
pola napas napat berkurang mestinya pengenceran secret untuk
(4.4.00032) dengan kriteria hasil : - Motivasi klien untuk bernapas memudahkan
Definisi : inspirasi pelan, dalam, berputar dan pembersihan
1. Frekuensi pernapasan batuk - Meningkatkan gerakan
dan/atau ekspirasi (4)
yang tidak memberi - Auskultasi suara napas secret ke jalan nafas,
2. Irama pernapasan (4) - Posisikan untuk meringankan sehingga mudah untuk
ventilasi adekuat 3. Suara auskultasi sesak nafas dikeluarkan
napas (4) - Bunyi napas menurun/tak
4. Tes faal paru (4) ada bila jalan nafas
5. Kapasitas vital (4) abstruksi sekunder
terhadap perdarahan,
bekuan, atau kolaps jalan
nafas kecil
- Merangsang fungsi
pernapasan/ekspansi paru
13
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
14
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2 Saran
Bagi pembaca di jauh untuk mama hamil hal-hal yang kira dengan jantung
ASD sehingga bisa dilakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk menanganinya
secara efektif dan efisien. Mahasiswa kesehatan sebaiknnya memahami dan
mengetahhui konsep aspek ventrikel sekat defek dan askepnya guna untuk
mengaplikasikan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Perawat memiliki
pengetahuan tentang ASD untuk dapat mempengaruh saya orang tua dalam
persiapan pengobatan untuk sehingga penyakit lebih berat biasa dihindari.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/1023/899
https://jurnal.usu.ac.id/dentika/article/view/3262
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/14679/142
47
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/793/649
16