Anda di halaman 1dari 13

Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

SUDDEN DEAFNESS

Oleh:

Mindy Pasuma Putra 1840312675


Rifky Ramadhan 1840312782
Sebrin Fathia Rahman 1840312677

Preseptor :
dr. Novialdi, Sp.THT-KL (K) FICS

BAGIAN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK


BEDAH KEPALA DAN LEHER
RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

SUDDEN DEAFNESS
Sebrin Fathia Rahman, Rifky Ramadhan, Mindy Pasuma Putra

PENDAHULUAN dari arteri vertebralis. Struktur duktus koklea dan


Tuli mendadak atau Sudden Deafness atau ruang periotik sangat kompleks membentuk
bisa juga disebut Sudden sensorineural hearing loss suatu sistem dengan tiga ruangan yaitu skala
(SSNHL) adalah penurunan fungsi pendengaran vestibuli, skala media dan skala timpani. Skala
sensorineural yang mendadak, minimal 30 dB atau vestibuli dan skala tympani berisi cairan perilim
lebih. Penurunan fungsi sensorineural ini minimal sedangkan skala media berisi endolimf. Skala
terjadi pada tiga frekuensi berturut-turut. Perkiraan vestibuli dan skala media dipisahkan oleh
insiden biasanya berkisar 2 hingga 20 per 100.000 membran reissner, skala media dan skala
1,2 4
orang per tahun. timpani dipisahkan oleh membran basilar.
Kerukan ini biasanya terjadi dikoklea yang
biasanya bersifat permanen. Kelainan ini dimasukkan 2. Organon Corti
kedalam keaan darurat neurotologi. Banyak hal yang Organon corti (OC) terletak di atas membran
bisa mencetuskan terjadinya tuli mendadak seperti
basilaris dari basis ke apeks, yang mengandung
iskemik koklea, infeksi virus, trauma kepala, trauma
bising yang keras, perubahan tekanan atmoser, organel penting untuk mekanisme saraf
autoimun, obat ototksik, Meniere disease dan pendengaran perifer.1,6 terdiri bagi tiga bagian
1
neuroma akustik. sel utama yaitu sel penunjang, selaput gelatin
penghubung dan sel-sel rambut yang dapat
Iskemik koklea diduga merupakan penyebab membangkitkan impuls saraf sebagai respon
utama terjadinya Sudden Deafness. Keadaan ini terhadap getaran suara. 4
terjadi akibat spasme, trombosis, atau perdarahan
OC terdiri satu baris sel rambut dalam yang
arteri audtiva interna yang merupakan end artery
sehingga apabila terjadi gangguan pada pembuluh berjumlah sekitar 3 000 dan tiga baris sel rambut
darah ini akan menyebabkan kerusakan pada koklea. luar yang berjumlah sekitar 12 000.12 Rambut
Kerusakan pada koklea ini biasanya bersifat halus atau silia menonjol ke atas dari sel-sel
permanen dan kecepatan dalam mendapatkan rambut menyentuh atau tertanam pada
pengobatan akan mempengaruhi prognosis. Sudden permukaan lapisan gel dari membran tektorial.
Deafness ini masuk kedalam kegawatdaruratan
Ujung atas sel-sel rambut terfiksasi secara erat
neurotologi 1,3
dalam struktur sangat kaku pada lamina
TINJAUAN PUSTAKA retikularis. Serat kaku dan pendek dekat basis
A. Anatomi dan Fisiologi Pendengaran koklea mempunyai kecenderungan untuk
1. Anatomi Telinga Dalam bergetar pada frekuensi tinggi sedangkan serat
Telinga dalam (TD) terletak di dalam tulang panjang dan lentur dekat helikotrema mempunyai
temporal bagian petrosa, di dalamnya dijumpai labirin kecenderungan untuk bergetar pada frekuensi
4
periotik yang mengelilingi struktur TD yaitu labirin, rendah.
merupakan suatu rangkaian berkesinambungan antara
tuba dan rongga TD yang dilapisi epitel. Labirin terdiri
dari labirin membran berisi endolim yang merupakan
satu-satunya cairan ekstraselular dalam tubuh yang
tinggi kalium dan rendah natrium. Labirin membran ini
di kelilingi oleh labirin tulang ,di antara labirin tulang
dan membran terisi cairan perilim dengan komposisi
elektrolit tinggi natrium rendah kalium. Labirin terdiri
dari tiga bagian yaitu pars superior, pars inferior dan
pars intermedia. Pars superior terdiri dari utrikulus dan
saluran semisirkularis, pars inferior terdiri dari sakulus
dan koklea sedangkan pars intermedia terdiri dari
4
duktus dan sakus endolimpaticus.
1. Koklea
Koklea adalah organ pendengaran berbentuk 2. Fisiologi Pendengaran
menyerupai rumah siput dengan dua dan satu Getaran suara ditangkap oleh daun telinga
setengah putaran pada aksis memiliki panjang yang diteruskan ke liang telinga dan mengenai
lebih kurang 3,5 centimeter. Sentral aksis disebut membran timpani sehingga membran timpani
sebagai modiolus dengan tinggi lebih kurang 5 bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang
milimeter, berisi berkas saraf dan suplai arteri pendengaran yang berhubungan satu sama lain.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale 3. Etiologi


yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala Sekitar 7-45% pasien SSNHL dapat
vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran diidentifikasi penyebabnya (SSNHL non idiopatik).
Reissner yang mendorong endolimfe dan membran Suatu meta analisis dari 23 studi SSNHL
basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala mengidentifikasi penyebab paling banyak SSNHL non
timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum idiopatik adalah infeksi (12,8%) diikuti dengan penyakit
terdorong ke arah luar. Pada waktu istirahat, ujung sel otologi (4,7%), trauma (4,2%), vascular atau
rambut Corti berkelok, dan dengan terdorongnya hematologik (2.8%), neoplastik (2,3%) dan penyebab
membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. lainnya (2,2%) seperti reaksi konversi dan pemberian
Rangsangan fisik ini berubah menjadi rangsangan obat-obat ototoksik. Lebih dari 90% pasien SSNHL
listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan tidak diketahui penyebabnya dan diklasifikasikan
Kalium yang diteruskan ke cabang-cabang N. VIII, sebagai SSNHL idiopatik. Hipotesis penyebab SSNHL
kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat idiopatik yang paling banyak diterima adalah kelainan
sensorik pendengaran di otak melalui saraf pusat yang vaskular, ruptur membran intrakoklear dan proses
ada di lobus temporalis.1 infeksi virus.6,7
Tuli mendadak juga dapat disebabkan oleh
obat-obat ototoksik. Tuli ini biasanya didahului oleh
1,8
tinitus.
Golongan obat Contoh Efek terhadap
Obat pendegaran
Salisilat Aspirin Tuli dapat terjadi pada
dosis tinggi, tetapi
biasanya reversivel
Kuinolon Klorokuin Tuli dapat terjadi pada
NSAID dosis tinggi atau
pemakaian jangka
panjang, tetapi
biasanya reversibel
apabila obat dihentikan
B. Tuli Mendadak (Sudden Deafness) Loop Diuretik Bumetamid Dapat menyebabkan
Furosemid tuli sementara atau
1. Definisi Asam permanen. Jika
Tuli mendadak atau Sudden Deafness atau Etackrinat dikombinasikan dengan
bisa juga disebut Sudden sensorineural hearing loss obat-obat ototoksik
(SSNHL) adalah penurunan fungsi pendengaran lainnya, resiko
kerusakan permanen
sensorineural yang mendadak, minimal 30 dB atau meningkat.
lebih. Penurunan fungsi sensorineural ini minimal Aminoglikosida Amikasin Tuli dapat terjadi pada
terjadi pada tiga frekuensi berturut-turut dan terjadi Gentamisin dosis tinggi atau
selama 3 hari. 1,5 Streptomsin pemakaian jangka
panjang. Tuli dapat
bersifat permanen.
2. Epidemiologi
Angka untuk insidensi dari kasus tuli 4. Patofisiologi
mendadak masih belum pasti.Hal ini dikarenakan pada Patofisiologi yang diperikirakan menyebban
beberapa kasus kondisi ini seringkali dengan gangguan tuli mendadak terbagi dalam 4 jenis teori,
pemulihan spontan. Kemungkinan banyak pasien yang sebagai berikut: 9
tidak pernah mencari perawatan medis. Perkiraan 1. Infeksi virus labirin
insiden biasanya berkisar 2 hingga 20 per 100.000 Bukti yang menunjukkan keterlibatan virus
.2
orang per tahun sebagai salah satu penyebab gangguan tuli
Sebuah studi di Korea Selatan, oleh Kim et mendadak idiopatik masih belum jelas. Studi
al, menemukan bahwa kejadian tahunan rata-rata tuli pada pasien dengan gangguan tuli mendadak
mendadak unilateral (SSNHL) sebanyak 17,76 kasus idiopatik menunjukkan tingkat prevalensi sedang
per 100.000 populasi, dengan peningkatan insiden dari penyakit virus.
bulanan kondisi unilateral yang terjadi selama periode
3
studi 5 tahun. Insidensi tuli mendadak bisa Penelitian terhadap penderita tuli mendadak
mempengaruhi semua kelompok umur, tetapi lebih menunjukkan adanya suatu prevalensi sedang
sedikit kasus yang dilaporkan pada anak-anak dan penyakit viral. Juga ditemukan bukti serokonversi
orang tua. Insidensi puncak terjadi pada dekade virus dan histopatologi telinga dalam yang
keenam kehidupan. Dewasa muda memiliki tingkat konsisten dengan infeksi virus. Beberapa
kejadian yang mirip dengan orang dewasa paruh penelitian mencatat 17-33% penderita tuli
baya. Usia rata-rata pada presentasi berkisar 40-54 mendadak baru menderita penyakit virus. Pada
6
tahun. pemeriksaan histopatologis tulang temporal,
gambaran kehilangan sel rambut dan sel
penyokong, atrofi membrana tektoria, atrofi stria

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

vaskularis dan kehilangan neuron sesuai dengan episodik, adanya vertigo dan gejala neurologi fokal.
kerusakan akibat virus. Pola kerusakan ini mirip Pasien SSNHL dengan riwayat kehilangan
dengan gambaran yang ditemukan pada tuli pendengaran yang bersifat fluktuatif harus dievaluasi
sekunder akibat cacar,campak dan rubella kemungkinan penyebabnya adalah penyakit Meniere,
maternal. 9 kelainan autoimun, sindrom Cogan dan sindrom
6
hiperviskositas.
2. Gangguan Vaskular Koklea Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Koklea adalah end organ sehubungan dengan Pada pemeriksaan fisik biasanya didapatkan
suplai darah, dengan tidak adanya aliran telinga dalam batas normal, karena pada tuli
kontralateral. Ganggyan vascular koklea bisa mendadak kerusakan terjadi pada bagian sensori.
akibat trombosis, embolus, aliran darah Pemeriksan pendengaran, Tes penala akan
berkurang, atau vasospasme yang menyebabkan didapatkan hasil Rinnepositif, weber laterisasi ke
penurnan suplai darah ke koklea sehingga telinga sehat , schabach memendek dengan kesan tuli
perfusi dan oksigenasi terganggu . 9 sensorineural. 1
Pemeriksaan audiometri nada murni (pure
3. Ruptur Membran intrakochlear tone audiometry) wajib dikerjakan untuk diagnosis
Membran ini merupakan membran tipis yang pasti SSNHL karena dapat membedakan CHL dengan
memisahkan telinga bagian dalam dari telinga SNHL dan menetapkan frekuensi ambang
tengah, dan koklea, memisahkan ruang pendengaran. Pasien memerlukan pemeriksaan serial
perilymphatic dan endolymphatic. Pecahnya audiometri untuk menilai adanya pemulihan
salah satu atau kedua set membran secara pendengaran, memonitor terapi, menentukan perlunya
teoritis dapat menghasilkan gangguan rehabilitasi auditorik, skrining adanya relaps dan
pendengaran sensorik. Adanya kebocoran cairan menyingkirkan adanya ketulian pada telinga
perilymph ke telinga tengah melalui round kontralateral. Pemeriksaan garputala Weber dan
window atau oval window diperkirakan dapat Rinne test penting dilakukan untuk mengkonfirmasi
menyebabkan gangguan pendengaran dengan hasil pemeriksaan audiometri atau pada kondisi tidak
cara menghasilkan keadaan hydrops tersedianya pemeriksaan audiometri. 6,10,11
endolymphatic relatif atau dengan
menghancurkan membran intracochlear. Ruptur Tabel 1. Kriteria tuli mendadak
membrane intracochlear akan memungkinkan
pencampuran perilymph dan endolymph,
sehingga mengubah potensi endocochlear. 9

4. Penyakit telinga bagian dalam yang


berhubungan dengan autoimun
Gangguan pendengaran sensorineural yang
disebabkan oleh proses kekebalan tubuh
diperkenalkan pada tahun 1979. Kehilangan
pendengaran sensorineural progressive dapat
Pemeriksaan Auditory Brainsteam Response
ditemukan pada kondisi ini. Autoimun sebagai
(ABR) digunakan untuk menyingkirkan adanya lesi
penyebab tuli mendadak masih merupakan
9 pada serebelopontin angle (CPA) atau kanal auditorik
penyebab yangbelum pasti.
internal (IAC) sebagai penyebab tuli unilateral. ABR
sangat berguna pada kondisi tidak tersedianya MRI
5. Diagnosis
atau kontra indikasi dilakukan MRI. Sensitivitas
Anamnesis
pemeriksaan ABR untuk mendiagnosis tumor lebih
Merujuk pada panduan American Academy of
rendah dibandingkan dengan MRI yaitu 88%
Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation
dibandingkan dengan 99%. Namun pada tumor yang
(AAO-HNSF) pada tahun 2013, dalam menegakkan
ukurannya <1 cm, pemeriksaan ABR memiliki
diagnosis, maka langkah pertama adalah klinisi harus
sensitivitas yang lebih tinggi sekitar 95% dengan
mampu membedakan tuli sensorineural (SNHL) 7,12
spesifisitas sampai 88% dibandingkan dengan MRI.
dengan tuli konduksi (CHL). Keduanya bisa dibedakan
Pemeriksaan MRI kepala dilakukan untuk
dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
mendeteksi kelainan retrokoklea yaitu lesi struktural
penunjang seperti tes garputala dan audiometri.
pada nervus vestibulokoklear, batang otak dan otak.
Anamnesis yang harus ditanyakan adalah
Adanya kelainan pada ABR dan audiometri
adanya riwayat trauma, nyeri pada telinga luar dan
merupakan indikasi dilakukan pemeriksaan MRI untuk
saluran telinga, drainase telinga, demam dan gejala
penilaian lebih lanjut. Pemeriksaan CT scan tidak
sistemik lainnya. Pasien SNHL biasanya mengeluhkan
tepat digunakan untuk penilaian awal pasien dengan
adanya tinnitus, rasa penuh pada telinga atau vertigo.
dugaan SSNHL karena tidak memperoleh informasi
Anamnesis lainnya adalah adanya riwayat kehilangan
untuk meningkatkan penanganan awal pasien. Kecuali
pendengaran unilateral atau bilateral yang bersifat
pada pasien dengan defisit neurologi fokal, adanya

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

riwayat trauma dan penyakit telinga kronis, serta pada 2. Tinitus


kondisi yang tidak memungkinkan dilakukan MRI  Definisi Tinitus
seperti pasien menggunakan pace maker, Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan
klaustropobia atau ada masalah pembiayaan. pendengaran berupa sensasi suara tanpa
Pemeriksaan Arteriografi diperlukan untuk kasus yang adanya rangsangan dari luar, dapat berupa
6,10,12
diduga akibat thrombosis. sinyal mekanoakustik maupun listrik.
Pemeriksaan laboratorium rutin tidak Keluhan suara yang di dengar sangat
diperlukan untuk mendiagnosis SSNHL idiopatik bervariasi, dapat berupa bunyi mendenging,
karena berkaitan dengan pembiayaan dan potensial menderu, mendesis,mengaum, atau
terjadi bias positif palsu. Pemeriksaan laboratorium berbagai macam bunyi lainnya. Suara yang
spesifik berguna untuk mengidentifikasi penyebab didengar dapat bersifat stabil
potential yang spesifik seperti pemeriksaan marker atau berpulsasi. Keluhan tinitus dapat
1
inflamasi dan pemeriksaan infeksi yang spesifik dirasakan unilateral dan bilateral.
seperti ELISA untuk penyakit Lyme yang kemudian  Di a g n o s i s
dikonfirmasi dengan Western Blot, pemeriksaan cairan Untuk mendiagnosis pasien dengan tinitus,
likuor otak untuk infeksi meningitis, pemeriksaan diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
14
VDRL untuk penyakit sifilis. Pemeriksaan serologi pemeriksaan penunjang yang baik.
pada dugaan penyakit autoimun dilakukan a. Anamnesis
pemeriksaan antinuclear antibody (ANA test) dan Anamnesis adalah hal yang sangat
faktor rheumatoid. Apabila penyakit dasar dicurigai membantu dalam penegakan diagnosis
akibat faktor vaskular maka dilakukan pemeriksaan tinitus. Dalam anamnesis banyak sekali hal
sesuai dengan faktor resiko vaskular seperti lipid profil yang perlu ditanyakan, diantaranya:
dan serum glukosa. Pasien dengan penyakit metabolik  Kualitas dan kuantitas tinnitus
seperti tiroid bisa dilakukan pemeriksaan TSH, T3 dan  Gangguan pendengaran yang progresif
free T4.6 dan umur lanjut mengarah ke
presbiakusis. Onset bisa berhubungan
6. Diagnosis Banding dengan pemaran bising yang lama atau
1. Penyakit Meniere trauma kepala
 Definisi  Lokasi, apakah terjadi di satu telinga
Pada tahun 1972 “ The American Academy ataupun di kedua telinga
of Ophthalmology and Otolaryngologi  Tinitus unilateral dapat disebabkan
Committee “ mendifinisikan Meniere’s karena sumbatan serumen, otitis
disease adalah Suatu penyakit dengan ekterna, dan otitis media, tinitus dengan
gangguan membran telinga dalam dengan tuli sensorineural unilateral merupakan
ciri-ciri gangguan pendengaran, vertigo dan tanda dari neuroma akustik. Tinitus yang
tinnitus yang secara patologik berhubungan berkelanjutan sering bersamaan dengan
dengan distensi hidrop dari sistem gangguan pendengaran. Tinitus
13
endolimfatik episodik berhubungan dengan penyakit
meniere. Tinitus yang pulsatile berkatian
 Etiologi dengan pembuluh darah.
Penyebab pasti penyakit meniere belum  Sifat bunyi yang di dengar, apakah
diketahui.penambahan volume endolimfa mendenging, mendengung, menderu,
diperkirakan oleh adanya gangguan biokimia ataupun mendesis dan bunyi lainnya.
cairan endolimfa dan gangguan klinik pada  Tinitus nada rendah mengarah ke
1
membran timpani penyakit meniere, tinitus nada tinggi
mengarah ke tuli sensorineural
 Gejala klinis  Apakah bunyi yang di dengar semakin
Terdapat trias atau sindrom meniere yaitu mengganggu di siang atau malam hari
vertigo,tinitus dan tuli sensorineural terutama  Gejala-gejala lain yang menyertai
nada rendah.serangan pertama sangat berat seperti vertigo dan gangguan
,yaitu vertigo disertai muntah1 pendengaran serta gangguan neurologik
lainnya. (Meniere's disease)
 Diagnosis  Lama serangan tinitus berlangsung, bila
o Vertigo hilang timbul berlangsung hanya dalam satu menit
o Fluktuasi gangguan pendengaran dan setelah itu hilang, maka ini bukan
berupa tuli saraf suatu keadaan yang patologik, tetapi
o Menyingkirkan kemungkinan penyebab jika tinitus berlangsung selama 5 menit,
dari sentral misalnya tumor N VIII 1 serangan ini bias dianggap patologik.
 Riwayat medikasi sebelumnya yang
berhubungan dengan obat-obatan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

dengan sifat ototoksik (Noise-induced or  Baer Test


medication-induced hearing loss) Uji ini dilakukan untuk mencatat respon
 Kebiasaan sehari-hari terutama gelombang elektroda di tulang kepala
merokok dan meminum kopi pada 0-10 msec (potensial awal), 10-50
 Riwayat cedera kepala, pajanan bising, msec (potensial tengah), dan 50-500
trauma akustik msec (potensial akhir). Uji pada
 Riwayat infeksi telinga dan operasi akhirnya dapat untuk menentukan
telinga adanya gangguan pendengaran
sensorineural dan penyebabnya,
b. Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan apakah akibat kelainan koklea, N.VIII,
penunjang atau lesi di susunan saraf pusat.
Pemeriksaan fisik pada pasien  Bedside Test.
dengan tinitus dimulai dari pemeriksaan Bedside test digunakan untuk analisis
auskultasi dengan menggunakan stetoskop awal suatu gangguan pada telinga, yang
pada kedua telinga pasien. Hal ini dilakukan terdiri dari 4 jenis tes, antara lain
dengan tujuan untuk menentukan apakah o Tes menggunakan suara dari
tinitus yang didengar pasien bersifat subjektif pemeriksa sendiri dengan
atau objektif. Jika suara tinitus juga dapat menggunakan intensitas yang
didengar oleh pemeriksa, artinya bersifat berbeda-beda (misalnya berbisik,
subjektif, maka harus ditentukan sifat dari berbicara biasa, berbicara keras
suara tersebut. jika suara yang didengar dan berteriak).
serasi dengan pernapasan, maka o Tes schwabach :dengan
kemungkinan besar tinitus terjadi karena membandingkan hantaran suara
tuba eustachius yang paten. Jika suara yang dari penala di tulang mastoideus
di dengar sesuai dengan denyut nadi dan dan dibandingkan antara penderita
detak jantung, maka kemungkinan besar dan pemeriksa.
tinitus timbul karena aneurisma, tumor o Tes Rinne : saraf konduksi
vaskular, vascular malformation, dan venous dibandingkan antara hantaran
hum. Jika suara yang di dengar bersifat udara dan hantaran tulang
kontinua, maka kemungkinan tinitus terjadi mastoideus. Tes ini digunakan
karena venous hum atau emisi akustik yang untuk membandingkan antara
terganggu. hantaran melalui udara dan melalui
Pada tinitus subjektif, yang mana tulang. Normalnya hantaran udara
suara tinitus tidak dapat didengar oleh dua kali lebih lama daripada
pemeriksa saat auskultasi, maka pemeriksa hantaran tulang.
harus melakukan pemeriksaan audiometri. o Tes Weber : penala diletakkan di
Hasilnya dapat beragam, di antaranya: garis tengah kepala (dahi, vertex,
 Normal, tinitus bersifat idiopatik atau pangkal hidung, ditengah-tengah
tidak diketahui penyebabnya. gigi seri atau di dagu). Tes ini
 Tuli konduktif, tinitus disebabkan karena digunakan untuk membandingkan
serumen impak, otosklerosis ataupun hantaran tulang telinga kiri dan
otitis kronik. telinga kanan.
 Tuli sensorineural, pemeriksaan harus  Audiometri
dilanjutkan dengan BERA (Brainstem Semua pasien dengan tinnitus
Evoked Respons Audiometri). dianjurkan untuk diperiksa dengan
audiometri karena keluhan yang
Hasil tes BERA, bisa normal subjektif biasanya berhubungan dengan
ataupun abnormal. Jika normal, maka tinitus alat-alat pendengaran
mungkin disebabkan karena terpajan bising,
intoksikasi obat ototoksik, labirinitis, meniere, 3. Karsinoma nasofaring
fistula perilimfe atau presbikusis. Jika hasil  Defenisi
tes BERA abnormal, maka tinitus Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan
disebabkan karena neuroma akustik, tumor karsinoma yang muncul pada daerah
atau kompresi vaskular.. Pada tinitus nasofaring (area di atas tenggorok dan di
objektif, perlu dilakukan pemeriksaan berupa belakang hidung), yang menunjukkan bukti
CT scan, MRI, ataupun MRA (Megnetic adanya diferensiasi skuamosa mikroskopik
Resonance Angiography). Kelainannya ringan atau ultrastruktur 1
dapat berupa multipel sklerosis, infark dan
tumor. Selain itu ada beberapa tes yang  Etiologi
dapat di lakukan antara lain:

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Penyebab karsinoma nasofaing adalah virus  Kehamilan


Epstein-Barr (EB), karena pada semua  Gagal ginjal
pasien karsinoma nasofaring didapatkan titer  Insufisiensi hepar
anti virus EB yang cukup tinggi  Bekerja di lingkungan bising

Penggunaan bersamaan dengan obat
Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah ototoksik lainnya ( biasanya pada
irirtasi bahan kimia, asap sejenis kayu diuretic)
16

tertentu, kebiasaan memasak dengan bahan


atau bumbu masak tertentu, dan kebiasaan 5. Presbikusis
1
makan makanan terlalu panas.  Definisi
Presbikusis adalah gangguan
 Diagnosis pendengaran akibat perubahan patologik pada
Anamnesis organ auditori akibat proses segenerasi pada usia
Gejala yang muncul dapat berupa lanjut.
telinga tengah terasa penuh, tinnitus, otalgia,
hidung tersumbat, lendir bercampur darah.  Etiologi
Pemeriksaan Fisik Presbikusis merupakan akibat dari
o Rinoskopi posterior proses degenerasi. Diduga kejadian presbikusis
o Nasofaringoskopi mempunyai hubungan dengan faktor-faktor
o Laringoskopi herediter, pola makan, metabolisme,
 Pemeriksaan Penunjang ateriosklerosis, infeksi bisisng, gaya hidup, atau
o CT Scan bersifat multifaktor. Menurunnya fungsi
o USG Abdomen pendengaran secara berangsur merapakan efek
o Foto Thoraks kumulatif dari pengaruh faktor-faktor tersebut.
o Bone scan
o Pemeriksaan Histopatologi 1  Gejala klinis
Keluhan utama presbikusis berupa
4. Gangguan pendengaran akibat obat ototoksik berkurangnya pendengaran secara perlahan-
 Defenisi lahan dan progresif, simetris pada kedua telinga.
Ototoksisitas merupakan kemampuan Kapan berkurangnya pendengaran tidak diketahui
obat atau zat kimia untuk merusak struktur pasti. Keluhan lainnya adalah telinga berdenging,
dan/atau fungsi dari telinga dalam. Kerusakan coctail party deafness, bila intensitas suara
dapat terjadi pada struktur auditori dan/atau ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga.
vestibular telinga dalam.(Ballenger) Akibat
penggunaan obat-obat yang bersifat ototoksik  Diagnosis
akan dapat menimbulkan terjadinya gangguan Dengan pemeriksaan otoskop, tampak
fungsional pada telinga dalam yang disebabkan membran timpani suram, mobilitasnya berkurang.
telah terjadi perubahan struktur anatomi pada Pada tes penala didapatkan tuli sensorineural.
organ telinga dalam. Kerusakan yang ditimbulkan Pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan
oleh preparat ototoksik tersebut antara lain : tuli saaf nada tinggi, bilateral da sumetris
Degenerasi stria vaskularis ,Degenerasi sel epitel
1 15
sensori 3, Degenerasi sel ganglion 6. Noise induced hearing loss (NIHL)
NIHL adalah gangguan pendengaran
 Faktor resiko yang disebabkan akibat terpajan oleh bising yang
Faktor resiko yang paling umum untuk cukup keras dalam jangka waktu yang lama dan
menimbulkan gangguan pendengaran akibat biasanya diakibatkan oleh lingkungan kerja
pemakaian obat ototoksik antara lain : ( ototoxic  Etiologi
drug WHO) Secara umum banyak hal yang
 Usia lanjut mengakibatkan tuli akibat terpajan bising,
 Neonatus mendapat pengobatan yang bersifat racun,
 Dosis harian dan rute pemberian obat terhadap telinga seperti streptomisin, kanamisin,
Rute pemberian obat ototoksik penting garamisin, kina setosal dll.
dalam menentukan onset kerusakan
pendengaran. Rute yang paling  Gejala
berbahaya hingga paling aman berturut- Gangguan pendengaran disertai tinnitus
turut adalah intraspinal, kemudian atau tidak. Bila sudah cukup berat disertai
intravena, intramuskular, perkutaneus, keluhan sukar menangkap percakapan dengan
dan oral. kekerasan biasa dan bila lebih berat pun
 Pajanan dalam jangka waktu yang lama percakapan yang keras sulit dimengerti. Dapat
oleh obat ototoksik

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

terjadi peningkatan ambang dengar hingga 1. Dikatakan sembuh bila perbaikan ambang
menetap. pendengaran kurang dari 30 db pada
frekuensi 250 hz,500 hz,1000 hz dan di
 Diagnosis bawah 25 db pada frekuensi 4000 hz.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan 2. Perbaikan sangat baik terjadi bila
anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik perbaikannya lebih dari 30 db pada 5
dan otoskopi serta pemeriksan penunjang untuk frekuensi
pendengaran seperti audiometri 3. Perbaikan baik bila rata-rata perbaikannya
berkisar antara 10-30 db pada 5 frekuensi
7. Tatalaksana 4. Tidak ada perbaikan bila perbaikan kurang
1
Terapi untuk tuli mendadak adalah dari 10 db pada 5 frekuensi
1. Tiarah baring yang sempurna (total bed rest)
istirahat baik fisik dan mental selama 2 8. Prognosis
minggu untuk menghilangkan atau Prognosis tuli mendadak tergantung pada
mengurangi stress yang besar pengaruhnya beberapa faktorr yaitu : kecepatan pemberian obat,
pada keadaan kegagalan neovaskular. respon 2 minggu pengobatan pertama, usia, derajat
1
2. Vasodilatansia injeksi yang cukup kuat tuli saraf, dan adanya faktor-faktor predisposisi.
disertai dengan pemberian tablet vasodilator Pada umumnya makin cepat diberikan
oral tiap hari. pengobatan makin besar kemungkinan untuk sembuh,
3. Prednison 4x10 mg (2 tablet),tappering off bila sudah lebih 2 minggu kemungkinan sembuh
tiap 3 hari (hati –hati pada penderita DM) menjadi lebih kecil. Penyembuhan dapat sebagian
4. Vitamin C 500 mg 1x1 tablet/hari atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh, hal ini
5. Neurobion 3x1 tablet /hari disebabkan oleh karena faktor konstitusi pasien
6. Diit rendah garam dan rendah kolesterol seperti pasien yang pernah mendapat pengobatan
7. Inhalasi oksigen 4x15 menit (2 liter/menit), obat ototoksik yang cukup lama, pasien diabetes
obat antivirus sesuai dengan virus penyebab melitus, pasien dengan kadar lemak darah yang tinggi,
pasien dengan viskositas darah yang tinggi dan
Kortikosteroid merupakan obat anti inflamasi sebagainya, walaupun pengobatan diberikan pada
yang digunakan untuk mengobati ketulian stadium yang dini.1
sensorineural mendadak idiopatik. Mekanisme Pasien yang cepat mendapat pemberian
kerjanya terhadap ketulian mendadak belum diketahi kortikosteroid atau vasodilator mempunyai angka
dengan pasti, meskipun terjadi reduksi inflamasi kesembuhan yang lebih tinggi, demikian pula dengan
koklea dan saraf auditorius setelah pemberian obat ini. kombinasi pemberian steroid dengan heparinisasi dan
Dalam sebuah penelitian baru-baru ini ditemukan karbogen serta steroid dengan obat fibrinolitik.\
bahwa injeksi dexamethason intratimpani efektif untuk Usia muda mempunyai angka perbaikan
memperbaiki pendengran pasien yang mengalami tuli yang lebih besar dibandingkan usia tua, tuli
mendadak setelah sebelumnya gagal ditatalaksana sensorineural berat dan sangat berat mempunyai
17
dengan terapi standar. prognosis lebih buruk dibandingkan dengan tuli
Vasodilator digunakan untuk meningkatkan sensorineural nada rendah dan menengah. Tinitus
aliran darah ke koklea, sehingga dapat memperbaiki adalah gejala yang paling sering menyertai dan paling
oksigenasi di daerah tersebut. Untuk meningkatkan mengganggu disamping vertigo dan perasaan telinga
perfusi vaskuler, mikrosirkulasi dan menurunkan penuh. Gejala vertigo dan perasaan telinga penuh
viskositas darah dapat diberikan anti koagulan seperti lebih mudah hilang dibandingkan dengan gejala
heparin, warfarin, bila terdapat gangguan hematologi. tinitus. Ada ahli yang berpendapat bahwa adanya
Sebagai terapi penunjang dapat diberikan vitamin atau tinitus menunjukkan prognosis yang lebih baik.1
neurotropik lainnya.17
Terapi inhalasi carbogen adalah pengobatan LAPORAN KASUS
untuk tuli mendadak dengan menggunakan gas Identitas Pasien
campuran, 95% oksigen dan 5% karbondioksida untuk Nama : Ny. N
memperbaiki oksigenasi di koklea. Fisch menyatakan Jenis Kelamin : Laki-laki
bahwa tekanan oksigen dalam cairan perilimfe Usia : 34 tahun
manusia akan meningkat dengan pemberian inhalasi Alamat : Pasaman Barat
17
carbogen. Suku Bangsa : Minangkabau
Saat ini telah dikenal terapi oksigen
bertekanan tinggi dengan teknik pemberian oksigen Keluhan Utama :
hiperbarik, yaitu dengan memasukkan pasien ke Pendengaran hilang tiba-tiba pada telinga kiri
dalam suatu ruangan yang bertekanan 2 ATM.1 sejak 1 minggu yang lalu
Definisi perbaikan pendengaran pada tuli
mendadak adalah:1 Riwayat Penyakit Sekarang :

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

 Pendengaran hilang tiba-tiba pada Pernapasan : 18x/menit


telinga kiri sejak 1 minggu yang lalu. Sianosis : Tidak ada
Awalnya pasien bangun tidur di pagi hari Edema : Tidak ada
dan tiba-tiba telinga kiri tidak bisa Anemis : Tidak ada
mendengar Ikterus : Tidak ada
 Terdengar suara berdenging pada
telinga kanan dan kiri sejak kurang lebih Pemeriksaan Sistemik
4 hari yang lalu. Suara berdenging Kepala : Normocepal
terdengar lebih keras di telinga kanan. Mata
 Telinga kanan kadang-kadang bisa  Konjungtiva: Tidak anemis
mendengar bila dengan volume suara  Sklera: tidak ikterik
yang keras Thoraks :
 Keluar cairan dari telinga tidak ada  Jantung: Tidak ada kelainan
 Riwayat keluar cairan pada kedua telinga  Paru: Tidak ada kelainan
tidak ada Abdomen : Tidak ada kelainan
 Rasa nyeri di telinga tidak ada Ekstremitas : akral hangat, udem (-)
 Rasa pusing berputar tidak ada
 Riwayat pusing berputar tidak ada Status Lokalis THT-KL
 Riwayat trauma kepala kurang lebih 9 Telinga
tahun yang lalu Pemeriks Kelainan Dextra Sinistr
 Riwayat terpajan bising tidak ada aan a
 Riwayat terkena campak sebelumnya
Daun Kelainan - -
tidak ada
Telinga Kongenital
 Riwayat terkena parotitis sebelumnya Trauma - -
tidak ada Radang - -
 Riwayat pemakaian obat selama 6 bulan Kelainan Metabolik - -
sebelumnya tidak ada Nyeri Tarik - -
 Riwayat batuk pilek tidak ada Nyeri Tekan - -
 Riwayat penurunan berat badan tidak Tragus
ada Liang dan Cukup Lapang Iya Iya
 Demam tidak ada. Riwayat demam Dinding Sempit - -
kurang lebih 2 bulan yang lalu da sudah Telinga Hiperemis - -
sembuh Edema - -
Massa - -
Riwayat Penyakit Dahulu : Sekret/Ser Bau - -
 Riwayat hipertensi tidak ada umen
 Riwayat diabetes melitus tidak ada Warna - -
 Riwayat terkena penyakit infeksi Jumlah - -
sebelumnya tidak ada Jenis - -

Riwayat Penyakit Keluarga : Membran Timpani


 Riwayat keluarga dengan hipertensi tidak
ada Utuh Warna Putih Putih
 Riwayat keluarga dengan diabetes
mellitus tidak ada
 Riwayat keluarga yang menderita Refleks (+), arah jam (+)
keganasan tidak ada Cahaya 5 arah
jam 7
Riwayat Kebiasaan, Sosial, Ekonomi: - -
 Pasien adalah seorang petani, riwayat Bulging - -
mengorek telinga tidak ada Retraksi - -
Pemeriksaan Fisik Atrofi
Perforasi Jumlah - -
Status Generalisata perforasi - -
Keadaan Umum : sakit ringan Jenis - -
Kesadaran : composmentis cooperatif Kuadran - -
Tekanan darah : 110/80 mmHg Pinggir
Frekuensi nadi : 82x/menit Mastoid Tanda Radang - -
Suhu : Afebris Fistel - -

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Sikatrik - - Permukaan Licin Licin


Nyeri Tekan - - Edema - -
Nyeri Ketok - -
Tes Garpu Rinne + +
Konka Ukuran sdn sdn
Tala Weber Laterali Lateralis
Media Warna sdn sdn
sasi ke asi ke
Permukaan sdn sdn
kanan kanan
Edema sdn sdn
Septum Cukup Cukup Cukup
Schwabach Memendek Memend
Lurus/Deviasi lurus lurus
ek
Permukaan - -
Warna - -
Spina - -
Gangguan
Krista - -
Kesimpulan pendengar Ganggua
Abses - -
an n
Perforasi - -
sensorineu pendeng
Massa Lokasi - -
ral aran
Bentuk - -
sensorin
Ukuran - -
eural
Permukaan - -
Audiometri Tuli Profound
Warna - -
sensorineu
Konsistensi - -
ral derajat
Mudah - -
sangat
Digoyang
berat
Pengaruh - -
dengan
Vasokonstriksi
ambang
dengar
Rinoskopi Posterior
93,75 dB
Koana Cukup
Timpanom Tidak Tidak Lapang Lapang
Lapang/Norma
etri dilakukan dilakukan
l
- -
Sempit
- -
Hidung Massa
Pemeri Kelainan Dextra Sinistra Mukosa Warna Merah Merah
ksaan muda muda
Hidung Deformitas - - Edema - -
Luar Kelainan - - Jaringan - -
Kongenital - - Granulasi
Trauma - -
Radang/Mass - - Konka Ukuran
Eutrofi edema
a Inferior Warna
Merah Merah
Sinus Deformitas - - muda
Parana Nyeri Tekan - -
sal Nyeri Ketok - - Permukaan
Licin Licin
- -
Rinoskopi Anterior Edema
Vestibu Vibrise Sedikit Sedikit Adenoi Ada/tidak
- -
lum Radang - - d
Kavum Normal/Cukup Cukup Cukup Muara Tertutup - -
Nasi Lapang lapang sempit Tuba Sekret
Sempit - iya Eustac Edema - -
Lapang iya - hius Mukosa
Sekret Lokasi - Massa Lokasi - -
- Ukuran - -
Jenis -
- Bentuk - -
Jumlah -
- Permukaan
Bau -
- Post Ada/Tidak - -
Konka Ukuran Eutrofi Eutrofi Nasal Jenis - -
Inferior Warna Merah Merah Drip
muda muda

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Oral Cavity dan Orofaring Rata/Tidak - -


Pemeriksaan Kelain Dextra Sinistra Massa
an
Trismus - - Aritenoid Warna Merah Merah
Uvula - Ditengah Ditengah muda muda
Edema - -
Palatum Mole Simetri Simetris Simetris
Massa - -
+ Arkus Faring s/tidak Merah Merah
Gerakan - -
Warna muda muda
Plika Warna - -
Vokalis
Edema - -
Gerakan - -
Bercak/ - -
Pinggir -
eksudat
Medial -
Dinding Faring Warna Merah Merah
Massa -
muda muda
Sinus Massa - -
Permuk - -
Piriformis Sekret - -
aan
Tonsil Ukuran T1 T1
Valekulae Massa - -
Warna Merah Merah
Sekret/Jeni
muda muda
snya
Permuk Licin Licin
aan
Muara - -
kripti - -
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher
Detritus - -
Inspeksi
Eksuda
1) Lokasi : Tidak ada
t
pembesaran KGB
Peritonsil Warna Merah Merah
2) Bentuk : Tidak ada
muda muda
pembesaran KGB
Edema - -
3) Soliter / Multiple : Tidak ada
Abses - -
pembesaran KGB
Perleng - -
ketan
Palpasi
Tumor Lokasi
1) Bentuk : Tidak ada
Bentuk
pembesaran KGB
Ukuran
Tidak ada 2) Ukuran : Tidak ada
Permuk
pembesaran KGB
aan
3) Konsistensi : Tidak ada
Konsist
pembesaran KGB
ensi
4) Mobilitas : Tidak ada
Gigi Karies/r - -
pembesaran KGB
adiks
RESUME
Kesan normal normal
Status lokalis THT :
Lidah Warna Merah Merah
 Telinga RADS : Fistula (-), Pus (-), Hiperemis
muda muda
(-)
Bentuk Tidak Tidak ada
LT lap/lap, MT utuh/utuh, RC +/+, sekret -/-,
ada kelainan
serumen -/-
kelainan
 Hidung KNDS: KN lap/lap, KI eut/edema, KM
Deviasi - -
sdn/sdn, sekret -/-, SD -/-, massa -/-
Massa - -
 Tenggorok: arkus faring simetris, uvula
ditengah, tonsil T1 – T1 tenang, dinding
Laringoskopi Indirek
posterior faring tenang, PND ( - )
Pemeriksa Kelainan Dextra Sinistra
an
Diagnosis Utama :
Epiglotis Bentuk normal normal
Sudden Deafness ADS
Warna merah merah
muda muda
Pemeriksaan Anjuran :-
Edema - -
Pinggir - -
Terapi :

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

 Bed Rest Total, Sudden deafness ini penyebabnya belum diketahui


 Prednison 4x10mg (2 tablet) secara pasti tetapi ada faktor-faktor yang daat
 Vitamin C 500mg 1x1 tablet menyebabkannya yaitu iskemia koklea, infeksi virus,
 Vitamen E 1x1 tablet trauma kepala, trauma akibat bising yang keras,
 Neurobion 3x1 tablet perubahan tekanan atmosfer, penyakit autoimun, obat
ototoksik, neuroma akustik, dan penyakit meniere.
Prognosis :
- Quo ad vitam : Bonam DAFTAR PUSTAKA
- Quo ad sanam : Dubia ad Bonam 1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti
RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
DISKUSI Tenggorok Kepala & Leher Edisi ke-7. Jakarta.
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 34 Badan Penerbit FKUI 2017.
tahun, datang dengan keluha pendengaran yang 2. Weber, Peter C. 2019. Sudden Sensorineural
hilang secara tiba-tiba pada saat bangun tidur di pagi Hearing Loss. Diakses dari :
hari. Hilangnya pendengaran dapat disebabkan oleh https://www.uptodate.com/contents/sudden-
beberapa penyakit seperti presbikusis, gangguan sensorineural-hearing-loss#H13
pendengaran akibat obat ototoksik, penyakit meniere, 3. Chin-Saeng Cho, Young-Jin Choi. Prognostic
noise induced hearing loss dan tinnitus dan sudden factor in sudden sensorineural hearing loss; a
deafness.
1 restrospective study using interaction effects.
Pada pasien ini kemungkinan diagnosis Braz J Otorhinolaryngol; 79(4) : 466-70
presbikusis dapat disingkirkan karena pada umumnya 4. Nugroho, PS. Wiyadi, HMS. Anaomi dan
presbikusis terjadi pada usia 65 tahun sedangkan Fisiologi Pendengaran Perifer. Jurnal THT-
pasien ini masih berusia 34 tahun. KL.2009(2); 76-85
Diagnosis gangguan pendengaran akibat 5. Cho J, Cheon H, Park JH, Lee H-J, Kim H-J,
penyakit ototoksik juga dapat disingkirkan karena pada Choi HG, et al. (2017) Sudden sensorineural
saat anamnesis pasien tidak ada riwayat pemakaian hearing loss associated with inner ear lesions
obat dalam waktu yang lama ( 6 bulan). detected by magnetic resonance imaging. PloS
Diagnosis penyakit meniere pada pasien ini ONE 12(10):
juga dapat disingkirkan karena umumnya penyakit 6. Kuhn, M, Heman-Ackah, SE, Shaikh, JA,
meniere memiliki trias yaitu vertigo, tinnitus, dan tuli Roehm, PC. Sudden sensorineural hearing
sensorineural. Pasien ini tidak mengeluhkan pusing loss: a review of diagnosis, treatment, and
berputar dan tidak terdapat riwayat pusing berputar prognosis. Trends Amplif. 2011;15(3):91-105.
sebelumnya sehingga diagnosis penyakit meniere 7. Chau, JK, Lin, JR, Atashband, S, Irvine, RA,
dapat disingkirkan.1 Westerberg, BD. Systematic review of the
Diagnosis noise induced hearing loss juga evidence for the etiology of adult sudden
dapat disingkirkan. Karena berdasarkan anamnesis sensorineural hearing loss. Laryngo- scope.
pasien ini merupakan seorang petani dan lingkungan 2010;120(5):1011-21.
kerjanya bukan merupakan lingkungan yang bising. 8. Levine SC. Penyakit Telinga. Dalam Buku Ajar
Selain itu tempat tinggal pasien dan riwayat pekerjaan Penyakit THT BOIES. Edisi ke 6. Jakarta: EGC;
sebelumnya juga tidak ada yang mengarah ke 1997. 119-38.
lingkungan yang bising.1 9. Mathur, Neeraj N. 2018. Sudden Hearing Loss.
Karsinoma nasofaring pada pasien ini juga Diakses dari :
dapat disingkirkan. Karena pada pasien ini tidak https://emedicine.medscape.com/article/856313
terdapat tanda-tamda keganasan seperti penurunan -overview#a5
berat badan yang masif dalam waktu yang singkat, 10. Stachler RJ, Chandrasekhar SS, Archer SM,
selain itu pasien denga karsinoma nasofaring juga Rosenfeld RM, Schwartz SR, Barrs DM, et al.
mengalami epistaksis pada umumnya dan keluhan ini Clinical practice guideline sudden hearing loss:
tidak dirasakan oleh pasien.1 Recommendations of the American Academy of
Sudden deafness ditegakkan pada pasien ini Otolaryngology-Head and Neck Surgery.
karena onsetnya mendadak yaitu kurang dari 72 Otolaryngol Head Neck Surg. 2012;146:S1.
jam,penurunan ambang dengar lebih dari 30 dB 11. Lawrence R, Thevasagayam R. Controversies
berdasarkan hasil audiometri. Pasien ini juga in the management of sudden sensorineural
mengeluhkan adanya telinga berdenging pada kedua hearing loss: an evidence-based review. Clin-
telinga dimana keluhan ini mengarah ke gejala Otolaryngol. 2015;40(3):176-82
tambahan yang dirasakan pasien. Pada sudden 12. Snow, JB. Telian S. Sudden deafness. In :
deafness gejala penyerta yang menyertai. Tinnitus paparella MM, Shumrick DA, Gluckman JL
merupakan suatu gejala klinis penyakit telinga yang Editors. Otolarygology 3rd Edition. Philadelphia,
niasanya diikuti dengan penyakit penyerta. Literatur WB Saunders Co, 1991;p.1619-28
menyebutkan bahwa terdapatnya tinnitus pada sudden 13. Penanganan pada fase kronis. Available at:http
deafnesss akan mengara kepada prognosis yang baik. ://www.mocw.usu.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2019 13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

ac.id/course/.../sss20102011_slide_penyakit_m
eniere
14. Anamnesis tinnitus. Availabe at
http://www.aafp.org/afp/2004/0101/p120.html
15. Miller, Monica L., Blakenship, Crystal.
Ototoxicity. Dalam Tisdale J, Miller D. Drug-
induced disease. Edisi kedua.America:ASHP,
2010, h.1049-1054
16. Miller, Monica L., Blakenship, Crystal.
Ototoxicity. Dalam Tisdale J, Miller D. Drug-
induced disease. Edisi kedua.America:ASHP,
2010, h.1049-1054.)
17. Marthur N, Carr M et al. 2012. Sudden hearing
loss. Diakses dari:
http://emedicine.medscape.com/article/856313-
overview#showall

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019

Anda mungkin juga menyukai