Anda di halaman 1dari 14

VSD

( VENTRICULAR SEPTAL DEFECT )

Disusun Oleh:

Olsy R. Paat
Velomina Runtung
Sisilia Yunita Matulessy

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERDITAS CENDERAWASIH
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Anak tentang “Ventricular Septal Defect”

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak II, dengan ibu Juliawati, S.Kp., M.Kep., Sp.Kep.An sebagai dosen
mengampu.
Semoga makalah ini dapat diterima dan digunakan sebagai referensi untuk siapapun
yang membacanya, kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempura,
karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Saran dan masukan sangat kami butuhkan untuk berkembangnya makalah ini agar
menjadi lebih baik.

Jayapura, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
BAB I..........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
1.1 Definisi..............................................................................................................................................4
2.1 Etiologi..............................................................................................................................................4
3.1 Manifestasi klinis...............................................................................................................................5
4.1 Pathway.............................................................................................................................................7
5.1 Pemeriksaan penunjang.....................................................................................................................7
6.1 Penatalaksanaan.................................................................................................................................8
7.1 Diagnosis keperawatan......................................................................................................................9
8.1 Intervensi...........................................................................................................................................9
9.1 Discharge planning..........................................................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ vital yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia. Ventricular septal defect merupakan salah satu penyakit jantung.
Ventricular Septal Defect (VSD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang(defek)
diantara rongga ventrikel. Penyakit jantung bawaan ini menempati urutan pertama pada
anak.
Di antara berbagai kelainan bawaan (congenital anomaly) yang ada, penyakit
jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang sering ditemukan. Di Indonesia pada
tahun 2007, dengan populasi lebih dari 200 juta pendudukdan angka kelahiran hidup
2%, diperkirakan terdapat sekitar 30.000 penderita. Angka kejadian VSD sering
banyak dijumpai, yaitu 33% dari seluruh kelainan jantung bawaan.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi dari Ventricular septal defect
2. Menjelaskan etiologi dari Ventricular septal defect
3. Menjelaskan manifestasi klinis dari Ventricular septal defect
4. Menjelaskan pathway dari Ventricular septal defect
5. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dari Ventricular septal defect
6. Menjelaskan penatalaksanaan dari Ventricular septal defect
7. Menjelaskan diagnosis keperawatan tentang Ventricular septal defect
8. Menjelaskan intervensi dari Ventricular septal defect
9. Menjelaskan discharge planning dari Ventricular septal defect

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Ventricular septal defect
2. Untuk mengetahui etiologi Ventricular septal defect
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis Ventricular septal defect
4. Untuk mengetahui pathway Ventricular septal defect
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Ventricular septal defect
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan Ventricular septal defect
7. Untuk mengetahui diagnosis keperawatan Ventricular septal defect
8. Untuk mengetahui intervensi Ventricular septal defect
9. Untuk mengetahui discharge planning Ventricular septal defect
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Defek septum ventrikel atau Ventricular Septal Defect (VSD) merupakan kelainan berupa
lubang atau celah pada septum di antara rongga ventrikel akibat kegagalan fusi atau
penyambungan sekat inter ventrikel.
VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel
kanan dan ventrikel kiri (Heni et al, 2001; Webb GD et al, 2011; Prema R, 2013; AHA, 2014).
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara
kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya
congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan (Junadi, 1982;
Prema R, 2013; AHA, 2014).
Defek septum ventrikel adalah kelainan jantung yang ditandai dengan adanya celah atau
lubang di antara kedua bilik jantung. Pada kondisi normal, seharusnya tidak ada lubang atau
celah di antara kedua bilik jantung. Defek septum ventrikel merupakan salah satu jenis penyakit
jantung bawaan. Kondisi ini dapat terjadi mulai usia kehamilan 8 minggu, yaitu ketika
pembentukan jantung janin berlangsung di dalam kandungan.

Jadi, defek septum ventrikel adalah adanya celah atau lubang yang berada diantara kedua
ventrikel jantung yang seharusnya tidak ada.

2.1 Etiologi
Defek septum ventrikel (VSD) disebabkan oleh gangguan dalam proses pembentukan
jantung di dalam kandungan. Gangguan ini menyebabkan dinding pemisah antara bilik kanan
dan bilik kiri jantung tidak menutup dengan sempurna. Penyebab ini belum dapat diketahui
secara pasti (idiopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada
peningkatan angka kejadian VSD. Faktor yang mempengaruhi adalah :
1. Faktor eksogen :
a) Ibu menderita penyakit rubella
b) Ibu hamil dengan alkoholik
c) Umur ibu lebih dari 40 tahun
d) Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor endogen :
a) Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b) Ayah/ibu menderita PJB
c) Kelainan kromosom misalnya down sindrom
d) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

3.1 Manifestasi klinis


Gejala defek septum ventrikel bervariasi tergantung ukuran dan lokasi celah pada jantung,
serta ada tidaknya kondisi cacat jantung lain yang mendasarinya. Gejalanya sering kali sulit
terdeteksi saat bayi lahir, terutama jika lubangnya berukuran kecil.
Pada beberapa kasus, kelainan ini terkadang tidak menunjukan gejala sama sekali dan baru
muncul setelah bayi mulai memasuki usia anak-anak. Secara umum gejala VSD pada bayi dan
anak-anak meliputi :
 Mudah lelah ketika sedang makan atau bermain
 Banyak mengeluarkan keringat, terutama ketika makan
 Tidak nafsu makan
 Berat badan sulit naik
 Nafas cepat dan terdengar berat
 Kulit terlihat pucat
Berikut tanda dan gejala menurut ukuran defek saat ditemukan :
1) VSD kecil
a) Biasanya asimtomatik
b) Defek kecil 1-5 mm
c) Tidak ada gangguan tumbuh kembang
d) Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke
seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi
penutupan VSD
e) Pada EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas
ventrikel kiri
f) Pada radiologi ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit
meningkat.
g) Menutup secara spontan pada waktu umur 3 tahun.
2) VSD sedang
a) Sering terjadi simptom pada masa bayi
b) Sesak nafas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu
lebih lama untuk makan dan minum
c) Defek 5-10 mm
d) Berat badan sukar naik sehingga tumbuh kembang anak terganggu
e) Mudah menderita infeksi pada paru-paru dan biasanya memerlukan waktu lama
untuk sembuh tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan
f) Takipnea
g) Retraksi pada jugulum, sela intercostal, region epigastrium
h) Bentuk dada normal
i) Pada EKG terdapat peningkatan aktivtas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi
ventrikel kiri yang lebih meningkat
j) Pada radiologi terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis
menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pembesaran pembuluh darah di
hilus
3) VSD besar
a) Sering timbul gejala pada masa neonatus
b) Dispnea meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu
pertama setelah lahir
c) Pada minggu ke-2 atau ke-3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung
biasanya baru timbul setelah minggu ke-6 dan sering didahului infeksi saluran
nafas bagian bawah
d) Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena
kekurangan aksigen akibat gangguan pernafasan
e) Terdapat gangguan tumbuh kembang
f) Pada hasil EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
g) Pada radiologi pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak
menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru ke
perifer.
4.1 Pathway
5.1 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada VSD dilakukan melalui pemeriksaan :

a) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan enzim jantung dapat dilakukan untuk menilai kondisi klinis pasien yang
mengalami kongesti jantung ataupun gagal jantung
b) Pemeriksaan Radiologi
Pada pemeriksaan rontgen toraks dapat terlihat bentuk dan ukuran jantung yang normal
pada penyakit jantung bawaan yang minor dengan lesi yang kecil. Pada kelainan yang
lebih mayor gambaran rontgen toraks dapat bervariasi.
Gambaran rontgen toraks yang dapat ditemukan salah satunya adalah kardiomegali dan
peningkatan corakan arteri pulmonal yang menggambarkan peningkatan aliran darah
pulmonal yang lebih tinggi dari aliran darah sistemik. Bisa juga ditemukan gambaran
ventrikel kanan yang membesar dan arteri pulmonal sentral yang besar namun sempit di
perifer (tree in winter apperance), keadaan ini biasa terlihat pada resistensi pembuluh
darah pulmonal yang tinggi ataupun pada VSD. Pada koarktasio aorta dapat ditemukan
gambaran dilatasi pada aorta asendens dan konstriksi pada area yang mengalami
koarktasio (hour glass). Sedangkan pada TOF bisa ditemukan gambaran boot-shape
c) Elektrokardiografi
Gambaran sadapan elektrokardiografi (EKG) pada penyakit jantung bawaan dapat
normal, namun bisa juga ditemukan deviasi aksis QRS karena kelainan arah listrik
jantung akibat struktur jantung yang sendiri mengalami kelainan.
d) Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi pada penyakit jantung bawaan berfungsi untuk menilai ruang
jantung dan mengukur ukuran defek yang terjadi. Ekokardiografi dengan Doppler dapat
menilai arah aliran darah maupun adanya refluks. Selain itu ekokardiografi dapat menilai
ukuran pangkal aorta dan pembuluh darah besar lainnya. Pemeriksaan ekokardiografi
transesofageal biasanya dilakukan selama prosedur operasi untuk menilai hasil tindakan
operasi

6.1 Penatalaksanaan
 Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif
 Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai
umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal
jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada
umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg
 Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada
keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis.
Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi.
Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat
dilakukan setelah berumur 6 bulan
 Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen: operasi paliatif atau operasi
koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis.
Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan
mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel
kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek.

7.1 Diagnosis keperawatan


a. Penurunan curah jantung b.d perubahan volume sekuncup jantung
b. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal ditandai dengan hipoksia
c. Tidak toleransi terhadap aktifitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen
oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
d. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan
zat nutrisi ke jaringan
e. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.

8.1 Intervensi
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan volume sekuncup jantung
Intervensi :
 Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
 Catat adanya disritmia jantung
 Monitor status kardiovaskuler
 Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
 Monitor adanya perubahan tekanan darah
b. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal ditandai dengan hipoksia
Intervensi :
 Monitor kualitas dan irama pernafasan
 Atur posisi anak dengan posisi fowler
 Hindari anak dari orang yang terinfeksi
 Berikan istirahat yang cukup
 Berikan oksigen sesuai indikasi
c. Intoleransi terhadap aktifitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh
tubuh dan suplai oksigen ke sel.
Intervensi :
 Ijinkan anak sering istirahat dan hindarkan gangguan saat tidur
 Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktifitas ringan
 Bantu anak untuk memilih aktifitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan
kemampuan anak
 Berikan periode istirahat setelah melakukan aktifitas
 Hindarkan suhu lingkungan terlalu panas atau dingin
 Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan /kecemasan anak
d. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan
zat nutrisi ke jaringan
Intervensi :
 Sediakan makanan yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai
pertumbuhan yang adekuat.
 Monitor TB dan BB
 Libatkan keluarga dalam pemberian nutrisi kepada anak
e. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
Intervensi :
 Timbang BB setiap hari dengan timbangan yang sama
 Catat intake dan out put secara benar
 Berikan makanan dengan porsi kecil sering
 Berikan minum yang banyak

9.1 Discharge planning


 Kontrol sesuai waktu yang ditentukan
 Jelaskan aktivitas yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usia dan kondisi penyakit
 Mengajarkan keterampilan yang perlu dilakukan dirumah, yaitu :
- Tehnik pemberian obat
- Tehnik pemberian makanan
- Tindakan untuk mengatasi jika terjadi hal-hal yang mencemaskan
- Tanda-tanda komplikasi, siapa yang akan dihubungi jika membutuhkan
pertolongan

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Di antara berbagai kelainan bawaan (congenital anomaly) yang ada, penyakit
jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang sering ditemukan. Adapun contoh
penyakit jantung bawaan adalah Ventrikel septal defect (VSD).
Ventrikel septal defect (VSD) suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan
antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.Adanya defek pada ventrikel, menyebabkan
tekanan ventrikel kiri meningkat dan resistensi sirkulasi arteri sistemik lebih tinggi
dibandingkan resistensi pulmonal.Hal ini mengakibatkan darah mengalir ke arteri
pulmonal melalui defek septum.

B. Saran
Bagi pembaca di sarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan VSD Sehingga
dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk menanganinya secara efektif dan efisien.
Pada saat pembuatan makalah kami menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggung jawabkan dari banyaknya
sumber kami akan memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu kami harapkan kritik serta
sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Alomedika.com (2018, 22 Juni)


Alodokter (2019, 1 Oktober)
Kapita Selekta Kedokteran (2000).Defek septum ventrikel, Bab VI Ilmu Kesehatan Anak Ed. III
Jilid 2 Editor: Arif Mansjoer, et al.Jakarta: Media Aesculapius FK UI hal.445-447
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC.Yogyakarta:Mediaction Jogja
Prema R (2013). Ventricular septal defect. http://emedicine.medscape.com/article/892980-
overview#aw2aab6b2b2 Diakses pada 31 Januari 2014

Anda mungkin juga menyukai