Bencana
Dosen pengampu : Hotnida E, Situmorang, S.Kep., M.Kep., NS., M.Ng
Di susun oleh :
Kelompok 2
1. Luciana N W Rumangun 20170811024084
2. Anita K Jalmav 20170811024013
3. Yuliti Amohoso 20170811024081)
4. Devi I A Sari 20180811024024
5. Akofe Kobak 20180811024007
6. Rahmanita M S O Termas 20180811024028
7. Velomina Runtung 20180811024032
8. Mercy R D Wonar 201908102436
9. Agnes M Asari 2020082024019 (Tubel)
10. John P A Sinery 20200820244001 (Tubel)
11. Deny Hayon 20200820244015 (Tubel)
12. Siti Sundari 2020082024001 (Tubel)
Fakultas Kedokteran
Kata pengantar
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan yang sering kita hadapi ketika tibanya musim hujan adalah banjir,
banjir merupakan bencana alam yang sangat merugikan baik materiil maupun non
materiil, kerusakan pemukiman, lahan pertanian serta infrastruktur lain dan terganggunya
aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
Fenomena banjir merupakan kejadian alam yang biasa terjadi pada musim penghujan.
Pada dasarnya banjir disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada sungai. Pada
saat air jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan
mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam
bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan
sebagiannya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi). Banjir merupakan peristiwa
yang alami pada daerah dataran banjir. Karena dataran banjir terbentuk akibat dari
peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan derah yang terbentuk akibat dari sedimentasi
banjir.
Beberapa literatur menyebutkan, penyebab banjir ada banyak faktor, antara lain
karena perubahan lahan, erosi & sedimentasi, bangunan atau permukiman di tepi sungai,
perencanaan penggunaan lahan yang kurang baik, sistem drainase yang buruk, curah
hujan yang tinggi, fisiografi sungai, kapasitas sungai, pengaruh air pasang, dan global
warming.
Secara umum, banjir yang terjadi karena ketidakmampuan tanah untuk menyerap
limpahan air hujan yang jatuh ke tanah. Pendangkalan dan perubahan berbagai
penampung air seperti sungai, waduk, danau dan lainnya terus terjadi sehingga badan air
tersebut tidak mampu lagi menampung air hujan.
Meluapnya sungai sering menjadi penyebab terjadinya banjir.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang : “Banjir bandang yang
terjadi, serta metode edukasi dan sosialisasi yang di berikan, dan penggunaan kearifan local
dalam empowerment pada masyarakat.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 definisi banjir bandang
Banjir Bandang adalah banjir di daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat
hujan yang turun terus-menerus, dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang
terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan
sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang tergenang lalu berkumpul
di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah
yang lebih rendah. Akibatnya,segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi
air dengan tiba tiba. banjir bandang dapat mengakibatkan kerugian yang besar,
Kelestarian alam harus dijaga untuk mencegah banjir bandang.
2.2 metode edukasi kepada masyarakat
Pertolongan bencana adalah sub-himpunan dari doktrin ini yang berpusat pada
Persiapan bencana merupakan set doktrin untuk menyiapkan masyarakat untuk
menghadapi bencana alam atau buatan buatan manusia.
usaha pertolongan. Hal ini biasanya adalah kebijakan pemerintah di ambil dari
pertahanan sipil untuk menyiapkan masyarakat sipil persiapan sebelum bencana
terjadi. Berhadapan dengan
bencana, ada empat kegiatan: Mitigasi, kesiapan, tanggapan, dan penormalan
kembali.
a) Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.
b) Sosialisasi untuk peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat ddalam
menghadi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana.
c) Mengetahui apa yang perlu di lakukan dan di hindari,serta mengetahui cara
penyelamatan diri jika bencana timbul.
d) Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman
bencana.
Mitigasi struktural
Mitigasi non-struktural
Mitigasi structural
Merupakan upaya untuk meminimalkan bencana yang di lakukan melalui
pembangunan berbagai prasaranafisik dan menggunakan pendekatan
teknologi, seperti pembuatan khanal khusus untuk pencegahan banjir, alat
pendekteksi aktifitas gunung berapi,bangunan yang bersifat tahan gempa,
ataupun early warning system yang di gunakan untuk memprediksi trjadinya
gelombang tsunami.
Mitigasi non-struktural
Merupakan upaya untuk mengurangi dampak bencana selain dari upaya
tersebut di atas. Bias dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti
pembuatan suatu peraturan . undang undang penanggulangan bencana (UU
PB) adalah upaya non-struktural di bidang kebijakan.
Metode yang paling tepat dalam penanganan bencana sekarang ini adalah kesiap
siagaan berbasis masyarakat. Program berbasis masyarakat yang mendorong
pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan diri dalam mencegah
sertamenguragi dampak dan resiko bencana yang terjadi di lingkungannya. Program
ini di terapkan di daerah rawan bencana seperti banjir,longsor,gempah bumi ,gunung
Meletus gelombang pasang / tsunami dan dimana masyarakatnya berkerja sama
(bergotong royong) untuk melaksanakan upaya mitigasi atau pengurangan resiko.
Bermanfaat bagi masyarakat yang paling rentan yang secara langsung terancam
kondisi kesehatan, kehidupan ekonomi dan lingkungan hidupnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilaya
tertentu, air yang tergenang lalu berkumpul dengan permukaan yang lebih
rendah. Kita dapat melakukan beberapa metodel edukasi kepeda masyarakat
untuk mengetahui bagai mana cara pencegahan dan menagani dapak banjir .
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/NeliNarulita/makalah-geo-banjir
http://bpbd.banyuwangikab.go.id/docpub/Modul_Pengantar_Manajemen_Benca
na.pdf
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/8529/57_Faiqotul
%20Falah.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://docplayer.info/54138702-Kearifan-lokal-dalam-penanggulangan-
bencana-banjir-bandang-dan-tanah-longsor-di-kecamatan-panti-kabupaten-
jember.html
https://bpbd.pacitankab.go.id/sosialisasi-dan-edukasi-penanggulangan-bencana-
berbasis-masyarakat