Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

TENTANG PROSTATITIS

Di susun oleh :

1) Dita Faradilla Apraystia


2) Hesti Elvina
3) Mery Maria Yegemau Ukago
4) Rahmanita M. S.O. Termas
5) Sisila Yunita Matulessy

Universitas Cenderawasih

Fakultas kedokteran

Jurusan Keperawatan

Program Studi Ilmu Keperawatan

2019/2020

KATA PENGANTAR

Prostatitis Page 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya, makalah Keperawatan Medika Bedah II “
prostatitis” dapat selesai tepat pada waktunya.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah ini yang telah membimbing dan memberikan tanggung jawab ini kepada
kami .

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan edukasi kepada kita semua. kami juga yakin bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna maka dari itu saya masih membutuhkan kritik serta saran dari
pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Prostatitis menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel-sel radang
(paling sering limfosit) pada stroma prostat didekat asinus kelenjar prostat
(Nickel et al 1999).
Prostatitis adalah Peradangan pada kelenjar prostat pada pria.
Prostatitis adalah Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
radang prostat. Prostatitis bukanlah suatu kondisi tunggal tetapi
sekelompok gangguan dengan gejala terkait. Kuman yang sering
ditemukan adalah E. coli, Klebsiella spp, Proteus mirabilis, Enterococcus
faecalis dan Pseudomonas aeruginosa. Jenis kuman yang juga dapat
ditemukan adalah Staphylococci, Chlamydia trachomatis, Ureaplasma
urealyticum, Mycoplasma hominis walaupun masih menimbulkan
perdebatan.
Penderitanya nampak kesakitan, terutama di daerahperineal,
Adanya gangguan miksi (berkemih),Demam, Mengigil, Pada pemeriksaan
fisis dengan colok dubur, prostat terababengkak, hangat dan nyeri (pada

Prostatitis Page 2
keadaan ini tidakdiperkenankan melakukan masase prostat
untukmengeluarkan getah kelenjar prostat karena dapatmanimbulkan rasa
sakit dan akan memacu terjadinyabakteremia, bahkan bila tidak tertangani
secara tepat dapatmenmbulkan abses prostat atau menimbulkan urosepsis)

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Prostatitis ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengidentifikasi pengertian Prostatitis
2. Untuk mengidentifikasi etiologi Prostatitis
3. Untuk mengidentifikasi klasifikasi Prostatitis
4. Untuk mengidentifikasi patofisiologi Prostatitis
5. Untuk mengidentifikasi manifestasi klinis Prostatitis
6. Untuk mengidentifikasi komplikasi Prostatitis
7. Untuk mengidentifikasi penatalaksanaan Prostatitis
8. Untuk mengidentifikasi pemeriksaan diagnostic Prostatitis
9. Untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan Prostatitis

1.4. Manfaat Penulisan


1. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami
tentang Prostatitis
2. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai referensi perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup


Dalam pembuatan makalah ini penulis membatasi pembahasan tentang
Prostatitis.

1.6 Metode Penulisan

Prostatitis Page 3
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode
studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku atau literatur yang
berkaitan dengan Prostatitis.

1.7. Sistematika Penulisan


BAB I :Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan,manfaat penulisan, Ruang lingkup, metode
penulisan,dan sistematika penulisan.
BAB II :Tinjauan teoritis pada Prostatitis
BAB III : Asuhan Keperawatan Prostatitis
BAB IV : Kesimpulan dan saran

BAB II

PEMBAHASAN

( PROSTATITIS)

2.1. DEFINSI
Prostatitis adalah Peradangan pada kelenjar prostat pada pria.
Prostatitis adalah Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
radang prostat. Prostatitis bukanlah suatu kondisi tunggal tetapi
sekelompok gangguan dengan gejala terkait.

2.2. KLASIFIKASI
Infeksi prostatitis bisa diklasifikasikan dalam 4 jenis, yaitu :
1. prostatitis katagori akut (katagori 1)
a. Bakteri masuk ke dalam kelenjar prostat diduga melalui beberapa cara:
ü Ascending dari uretra
ü Refluk urine yang terinfeksi dalam urin prostatikus

Prostatitis Page 4
ü Langsung / secara limfogendari organ yang berada disekitarnya
(rektum) yang mengalami infeksi
ü Penyebaran secara hematogen
Kuman penyebab infeksi yang paling sering adalah: (E.
coli,Proteous, Klebsella,Pseudomonas spp,Enterobacter,Serratia spp )

b. Gambaran Klinis
Penderitanya nampak kesakitan, terutama di daerahperineal,
Adanya gangguan miksi (berkemih),Demam, Mengigil, Pada pemeriksaan
fisis dengan colok dubur, prostat terababengkak, hangat dan nyeri (pada
keadaan ini tidakdiperkenankan melakukan masase prostat
untukmengeluarkan getah kelenjar prostat karena dapatmanimbulkan rasa
sakit dan akan memacu terjadinyabakteremia, bahkan bila tidak tertangani
secara tepat dapatmenmbulkan abses prostat atau menimbulkan urosepsis)

c. Terapi
ü Antibiotik yang senitif terhadap kuman penyebab infeksi.Misalkan
antibiotik yang dipilih dari golongan fluroquinolone,trimetropim-
sulfametoksazol, dan golongan aminoglikosida.
ü Setelah keadaan membaik, antibiotikaa per-oral diteruskanhingga
30 hari ke depan. Bila perlu pasien harus menjalaniperawatan di RS
guna pemberian obat secara parenteral.
ü Jika terjadi gangguan miksi sehingga menimbulkan retensiurine,
sebaiknya dilakukan pemasangan kateter suprapubik.
2. Prostatitis Bakteriel Kronis (Kategori II)

Prostatitis bakterial kronis terjadi karena adanya infeksisaluran


kemih yang sering kambuh Pada uji 4 tabung tampak pada EPS dan VB3
didapatkankuman yang lebih banyak daripada VB1 dan VB2; disamping
itupada pemeriksaan mikroskopik pada EPS nampak oval fat body

a. Gejala yang sering dikeluhkan pasien antara lain adalah:


ü Disuria

Prostatitis Page 5
ü Urgensi
ü Frekuensi
ü Nyeri perineal (Terkadang nyeri pada saat ejakulasi /
hematospermi )
ü Pada pemeriksaan fisis colok dubur mungkin
terabakrepitasi yang merupakan tanda dari suatu
ü kalkulosa prostat

b. Terapi:
ü Antimikroba yang diberikan dalam jangka waktu lamahingga
pemeriksaan kultur ulangan tidak Menunjukkan adanya kuman
ü Mengapa pemilihan antimikroba? Karena pada prostatisbakterial
akut, hampir semua jenis
antibiotik dapatmenembus barier plasma epithelium dan masuk ke
dalamsel-sel kelenjar prostat. Sedangkan pada infeksi kronis,
tidakbanyak jenis antibiotika yang dapat menembus
bariertersebut.(Oleh karena itu dipilhlah jenis antimikroba yang
dapatmenembusnya, antara lain adalah: trimetropim-
sulfameksasol, minosiklin, karbenisilin dan fluroquinolone)
3. Prostatitis non Bacteriel Kronis (Kategori III)

Merupakan reaksi inflamasi kelenjar prostat yang belumdiketahui


penyebabnya Sesuai kategori dari NIH (National Institute of Health)
kategori III dibagi menjadi 2 subkategori:

a. Subkategori IIIA
ü Tidak nampak adanya kelainan pemeriksaan fisis dan padauji 4
tabung tidak didapatkan pertumbuhan kuman; hanyasaja pada EPS
(terlihat banyak leukosit dan bentukan oval fat body ).
ü Diduga inflamasi ini disebabkan karena infeksi dari Ureaplasma
urealitikum atau Chlamidia tracheomatis

Prostatitis Page 6
ü Sehingga dalam terapinya diberikan antibiotik yang sensitif
terhadap kuman tersebut; antara lain adalah: minosikllin ,doksisiklin
atau eritromisin selama 2-4 minggu

b. Subkategori IIIB;
ü Dahulunya dikenal dengan nama prostatodinia
ü Terdapat nyeri pada pelvis yang tidak berhubungan dengankeluhan
miksi
ü Sering terjadi pada usia 20-45 tahun
ü Pada uji 4 tabung: tidak didapatkan adanya bakteripenyebab
infeksi maupun sel-sel penanda proses inflamasi
ü Diduga kelaian ini ada hubungannya dengan faktor stress
ü Pemberian obat-obatan simptomatik berupa obatpenghambat
adrenergik alfa; guna mengurangi keluhanmiksi

4. Prostatitis Inflamasi Asimtomatik (Kategori IV)

Secara klinis, pasien tidak menunjukkan adanya keluhanmaupun tanda


dari suatu prostatitis. Adanya proses inflamasi pada prostat diketahui
darispesimen yang kemungkinan didapat dari cairan semenpada saat analisis
semen dan jaringan prostat yangdidapatkan pada biopsy maupun pada saat
operasi prostat.

Sebagian besar prostatitis yang tanpa menunjukkan gejalaseperti pada


kategori ini tidak memerlukan terapi, tetapididapatkannya sel-sel inflamasi
pada analisis semenseorang pria yang mandul perlu mendapatkan terapi
antibiotic

2.3. ETIOLOGI
Penyebab dari prostatitis antara lain :
ü Idiopatik
ü Striktur uretra
ü Hyperplasia prestatik

Prostatitis Page 7
ü Agent infeksius (bakteri,fungi, mikoplasma) Umumnya infeksi
prostatitis disebabkan beberapa jenis bakteri berikut :enereribakteri
eshericia colI ,klebsiella, proteus, pseudomonas, serratia, stafilokokus,
sterptokokus

2.4. FAKTOR RESIKO


Faktor resiko seseorang untuk terserang prostatitis

ü hubungan fisik yang terlalu sering atau jarang dengan pasangan


ü prosedur seperti sistoskopi atau kateterisasi

2.5. TANDA DAN GEJALA


Gejala Prostatitis bakteri Akut biasanya terjadi begitu saja, antara lain :
ü Mengigil
ü Demam
ü Gangguan kencing
ü Nyeri sendi
ü Nyeri Tulang Belakang
ü Sakit Pada Otot
ü Merasa sakit ketika ejakulasi
ü Nyeri pada penis, testikel, dan daerah sekitar skrotum dan rectum
ü Perasaan sering ingin buang air kecil dan kerap diiringi rasa sakit pada
kandung kemih.
Gejala pada Prostatitis bakterial kronis dan nonbakterial adalah :
   Sperma bercampur Darah (Hematospermia)
   Perasaan tidak Nyaman di daerah Genital dan Perineum
   Demam
  Nyeri Tulang Belakang
  Rasa Sakit pada Perut Bawah
  Nyeri Ketika Ejakulasi
  Sering Terkena Penyakit Infeksi pada Saluran Urine

Prostatitis Page 8
2.6. PATOFISIOLOGI
Prostatitis adalah peradangan pada prostat. Dapat bersifat akut
maupun kronis dan sebabnya dapat berupa bakterial ataupun non
bakterial, prostatitis bakterial biasanya disebabkan oleh karena bakteri
escherichia coli dan kadang – kadang enterokok. Infeksi dapat terjadi
karena organisme naik keatas melalui uretra. Refkuks kemih dari kandung
kemih yang terinfeksi atau penyebaran langsung melalui aliran limfe atau
darah.
Prostatitis bakterial akut menyebabkan demam, menggigil, nyeri
pada pinggang bawah,nyeri perineum,disuria,dan spasme uretra. Pada
periksaan rektal, prostat teraba nyeri, membengkak, hangat dan keras.
Resiko bakteremia merupakan kontra indikasi pemijatan prostat, sewaktu
melakukan pemeriksaan, karena biasanya disertai dengan sistisis,
pembiakan spesimen kemih sering kali dapat mengidentifikasi
organismenya.
Pengobatan prostatitis bakterial adalah dengan pemberian agen –
agen antibakteri spesifik untuk organisme penyebab. Terapi penyokong
berupa tirah baring, hidrasi, analgesik, dan antipiretik. Prostatektomi
transuretral dapat dilakukan jika terapi dengan obat – obatan tidak
berhasil.
Prostatitis bakterial kronik adalah sebab utama dari infeksi saluran
kemih yang sering kambuh pada pria. Gejala – gejalanya adalah disuria,
kebelet sering berkemih dan nokturia. Nyeri dapat terjadi dipunggung
bawah daerah perineum.penis, skrotum, dan suprapubik. Pemeriksaan
rektal untuk meraba prostat mungkin tidak menghasilkan apa – apa.
Seringkali orang yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala sampai
terjadi bakteriuria yang bermakna. Acapkali terjadi sistisis simtomatik
yang rekuren. Jika diobati dengan antibody, gejala – gejala ini meredakan
biakan kemih menjadi negatif. Tetapi organismenya akan menetap
didalam prostate dan sewaktu waktu akan menginfeksi saluran kemih
kembali

Prostatitis Page 9
Prostatitis non bakterial menimbulkan gejala – gejala yang sama
dengan prostatitis kronik tetapi ada infeksi saluran kemih dan tidak
ditemukan organisme penyebabnya. Kadang – kadang orang yang
bersangkutan akan menemukan benang – benang mukus didalam
kemihnya. Tidak ada pengobatan dan tindakan spesifik untuk keadaan ini.

2.7. MANIFESTASI KLINIS


Infeksi prostat menyebabkan nyeri diselangkangan, daerah antara penis
dan anus serta punggung bagian bawah. Infeksi juga menyebabkan
demam dan menggigil. Penderita sering berkemih dan mengalami desakan
untuk berkemih, air kemihnya mengandung darah. Infeksi bakteri bisa
menyebar ke skrotum (kantong zakar) menyebabkan rasa nyeri yang
hebat, pembengkakan, kemerahan, dan jika disentuh akan terasa sangat
nyeri. Karena nyeri, penderita juga mengalami impotensi
Gejala – gejala prostatitis dapat mencakup rasa tidak nyaman pada
perineal, rasa terbakar, ingin berkemih terus menerus, dan nyeri atau saat
ejakulai. Postatodenia (nyeri pada prostat) dimanifestasikan oleh nyeri
saat berkemih diperineal tanpa adanya inflamasi atau pertumbuhan
bakterial dalam prostat. Dapat dibedakan menjadi prostatitis bakterial akut
dan prostatitis bakterial kronis.
Prostatitis bakterial akut adalah dapat menyebabkan demam mendadak
dan menggigil serta nyeri perineal, rektal dan pinggang. Gejala – gejala
seperti disuria, sering berkemih, dorongan untuk berkemih dan noturia
dapat terjadi. Meskipun demikian, beberapa pasien tidak menunjukkan
gejala atau asimptomatik.
Sedangkan prostatitis bakterial kronis adalah penyebab utama relaps
infeksi saluran kemih pada pria. Gejala – gejala biasanya ringan terdiri
dari sering berkemih disuria dan kadang rabas uretral. Demam tinggi dan
menggigil adalah tidak lazim.

2.8. PROGNOSIS

Prostatitis Page 10
Sebagian besar kasus prostatitis yang terjadi umumnya mudah
untuk untuk dikenali dan ditangani. Namun jika peradangan ini dibiarkan
berlarut – larut hingga skrotum membengkak, maka bisa mengakibatkan
penurunan fungsi alat reproduksi.

2.9. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pada pasien Prostat umumnya dilakukan pemeriksaan:
a. Pada pemeriksan colok dubur, prostat teraba membengkak dan
nyeri jika disentuh.
b. Kadang dilakukan pemeriksaan terhadap air kemih atau cairan
prostat.
c. urinalisa memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan endapan
sel darah merah dengan keterlibatan ginjal.
d. Kultur ( biakan ) urine mengidentifikasi organisme penyebab
e. Tes bakteri bersalut- antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi
diindikasikan pada pielonefritis
f. Sinar x ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali
struktur nyata.
g. Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau
abnormalitas struktur.

2.10. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah.
Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter,
hidronefrosis, gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi
infeksi pada waktu miksic. Hernia / hemoroid. Karena selalu terdapat sisa
urin sehingga menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. Sistitis dan
Pielonefritis

2.11. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang bisa diberikan pada pasien prostatitis bisa berupa :

· terapi antibiotik

Prostatitis Page 11
· terapi suportif dengan istirahat di ranjang
· pemijatan pada area prostat (untuk prostatitis kronis)

Namun jika terapi yang dilakukan tidak berhasil, maka penanganan


yang diberikan bisa meliputi resesksi transuteral prostat, yaitu
pembuangan semua jaringan yang telah terinfeksi.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PROSTATITIS

A. Pengkajian

1. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe


2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
o Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
o Adakah riwayat obstruksi pada saluran kemih?
3. Adanya faktor predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial
o Bagaimana dengan pemasangan folley kateter ?

Prostatitis Page 12
o Imobilisasi dalam waktu yang lama ?
o Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
o Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor
predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan
jumlah)
o Adakah disuria?
o Adakah urgensi?
o Adakah hesitancy?
o Adakah bau urine yang menyengat?
o Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan
konsentrasi urine?
o Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih
bagian bawah ?
o Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi
saluran kemih bagian atas ?
o Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih
bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien:
o Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan
pengobatan yang telah dilakukan?
o Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap
penyakitnya.

B. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi


prostat
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan penyempitan uretra akibat
pembengkakan prostat

Prostatitis Page 13
3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

C. Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi


prostat

Kriteria Hasil : Nyeri berkurang / hilang

Intervensi:

o Pantau perubahan warna urin, pantau pola berkemih, masukan dan


keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
Rasional: untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan
o Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri.
Rasional: membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab
nyeri
o Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan.

Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.

o Berikan perawatan perineal

Rasional: untuk mencegah kontaminasi uretra

o Jika dipaang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari.


Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki
kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.
o Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
Rasional : relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri.

Prostatitis Page 14
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan penyempitan uretra akibat
pembengkakan prostat

Kriteria Hasil: Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan


berkemih (urgensi, oliguri, disuria)

Intervensi:

Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin


Rasional: memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya
komplikasi

o Dorong meningkatkan pemasukan cairan


Rasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri.
o Kaji keluhan pada kandung kemih

Rasional: retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi jaringan


(kandung kemih/ginjal)

o Observasi perubahan tingkat kesadaran

Rasional: akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit


dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat

o Kolaborasi:
§ Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN,
kreatinin
Rasional: pengawasan terhadap disfungsi ginjal
§ Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan
masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk
meningkatkan aam urin.
Rasional: aam urin menghalangi tumbuhnya kuman.
Peningkatan masukan sari buah dapt berpengaruh dalm
pengobatan infeksi saluran kemih.

Prostatitis Page 15
3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
KriteriaHasil : menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan
diagnostik, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi:
o Berikan waktu kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak di
ketahui tentang penyakitnya.
Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidak tahuan pasien tentang
penyakitnya.
o Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang
Rasional: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
membuat pilihan beradasarkan informasi.
o Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk
mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan
diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan
sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.
Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi
ansietas dan membantu mengembankan kepatuhan klien terhadap
rencan terapetik.
o Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum
sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari.

Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-


tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal.

o Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan


perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.
Rasional: Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan
ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan
rencana terapeutik.

Prostatitis Page 16
D. Implementasi

Tahap pelaksanaan merupakan langkah keempat melaksanakan


berbagaistartegi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakandalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2004).
Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya
kemampuan dalam prosedur klien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan
terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan jenis mandiri dan kolaboratif.
Sebagai profesi perawat mempunyai kewenangan dalam tanggung jawab
dalam menentukan komponen pada tahap asuhan keperawatan.
Komponen pada tahap implementasi adalah:
a) Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesan dokter. Tindakan
keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American
Nurses Associantion (1973) dan kebijakan institusi perawatan
kesehatan.
b) Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaboratif di implementasikan bila perawat
bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi
masalah klien.

E. Evaluasi
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan, kita sebagai perawat perlu
untuk menilai kembali hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan, seperti
menilai:
1. Beradaptasi dengan nyeri yang dialami
2. Tidak terjadi devisit volume cairan seimbang antara intake dan
output baik jumlah maupun kualitas.
3. Dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
4. Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan.

Prostatitis Page 17
5. Pola tidurnya tidak terganggu
6. menunjukkan tidak terjadi panas
7. kecemasan berkurang.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Prostatitis adalah Peradangan pada kelenjar prostat pada pria.
Prostatitis adalah Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
radang prostat. Prostatitis bukanlah suatu kondisi tunggal tetapi
sekelompok gangguan dengan gejala terkait.

Prostatitis Page 18
4.2. Saran
Dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengenal tanda – tanda
dari prostatitis serta dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami prostatitis.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/242614848/MAKALAH-Prostatitis-Pak-Sur

https://id.scribd.com/doc/299392128/242614848-MAKALAH-Prostatitis-Pak-Sur

Prostatitis Page 19
Prostatitis Page 20

Anda mungkin juga menyukai