TENTANG PROSTATITIS
Di susun oleh :
Universitas Cenderawasih
Fakultas kedokteran
Jurusan Keperawatan
2019/2020
KATA PENGANTAR
Prostatitis Page 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya, makalah Keperawatan Medika Bedah II “
prostatitis” dapat selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah ini yang telah membimbing dan memberikan tanggung jawab ini kepada
kami .
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan edukasi kepada kita semua. kami juga yakin bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna maka dari itu saya masih membutuhkan kritik serta saran dari
pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.
BAB I
PENDAHULUAN
Prostatitis Page 2
keadaan ini tidakdiperkenankan melakukan masase prostat
untukmengeluarkan getah kelenjar prostat karena dapatmanimbulkan rasa
sakit dan akan memacu terjadinyabakteremia, bahkan bila tidak tertangani
secara tepat dapatmenmbulkan abses prostat atau menimbulkan urosepsis)
Prostatitis Page 3
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode
studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku atau literatur yang
berkaitan dengan Prostatitis.
BAB II
PEMBAHASAN
( PROSTATITIS)
2.1. DEFINSI
Prostatitis adalah Peradangan pada kelenjar prostat pada pria.
Prostatitis adalah Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
radang prostat. Prostatitis bukanlah suatu kondisi tunggal tetapi
sekelompok gangguan dengan gejala terkait.
2.2. KLASIFIKASI
Infeksi prostatitis bisa diklasifikasikan dalam 4 jenis, yaitu :
1. prostatitis katagori akut (katagori 1)
a. Bakteri masuk ke dalam kelenjar prostat diduga melalui beberapa cara:
ü Ascending dari uretra
ü Refluk urine yang terinfeksi dalam urin prostatikus
Prostatitis Page 4
ü Langsung / secara limfogendari organ yang berada disekitarnya
(rektum) yang mengalami infeksi
ü Penyebaran secara hematogen
Kuman penyebab infeksi yang paling sering adalah: (E.
coli,Proteous, Klebsella,Pseudomonas spp,Enterobacter,Serratia spp )
b. Gambaran Klinis
Penderitanya nampak kesakitan, terutama di daerahperineal,
Adanya gangguan miksi (berkemih),Demam, Mengigil, Pada pemeriksaan
fisis dengan colok dubur, prostat terababengkak, hangat dan nyeri (pada
keadaan ini tidakdiperkenankan melakukan masase prostat
untukmengeluarkan getah kelenjar prostat karena dapatmanimbulkan rasa
sakit dan akan memacu terjadinyabakteremia, bahkan bila tidak tertangani
secara tepat dapatmenmbulkan abses prostat atau menimbulkan urosepsis)
c. Terapi
ü Antibiotik yang senitif terhadap kuman penyebab infeksi.Misalkan
antibiotik yang dipilih dari golongan fluroquinolone,trimetropim-
sulfametoksazol, dan golongan aminoglikosida.
ü Setelah keadaan membaik, antibiotikaa per-oral diteruskanhingga
30 hari ke depan. Bila perlu pasien harus menjalaniperawatan di RS
guna pemberian obat secara parenteral.
ü Jika terjadi gangguan miksi sehingga menimbulkan retensiurine,
sebaiknya dilakukan pemasangan kateter suprapubik.
2. Prostatitis Bakteriel Kronis (Kategori II)
Prostatitis Page 5
ü Urgensi
ü Frekuensi
ü Nyeri perineal (Terkadang nyeri pada saat ejakulasi /
hematospermi )
ü Pada pemeriksaan fisis colok dubur mungkin
terabakrepitasi yang merupakan tanda dari suatu
ü kalkulosa prostat
b. Terapi:
ü Antimikroba yang diberikan dalam jangka waktu lamahingga
pemeriksaan kultur ulangan tidak Menunjukkan adanya kuman
ü Mengapa pemilihan antimikroba? Karena pada prostatisbakterial
akut, hampir semua jenis
antibiotik dapatmenembus barier plasma epithelium dan masuk ke
dalamsel-sel kelenjar prostat. Sedangkan pada infeksi kronis,
tidakbanyak jenis antibiotika yang dapat menembus
bariertersebut.(Oleh karena itu dipilhlah jenis antimikroba yang
dapatmenembusnya, antara lain adalah: trimetropim-
sulfameksasol, minosiklin, karbenisilin dan fluroquinolone)
3. Prostatitis non Bacteriel Kronis (Kategori III)
a. Subkategori IIIA
ü Tidak nampak adanya kelainan pemeriksaan fisis dan padauji 4
tabung tidak didapatkan pertumbuhan kuman; hanyasaja pada EPS
(terlihat banyak leukosit dan bentukan oval fat body ).
ü Diduga inflamasi ini disebabkan karena infeksi dari Ureaplasma
urealitikum atau Chlamidia tracheomatis
Prostatitis Page 6
ü Sehingga dalam terapinya diberikan antibiotik yang sensitif
terhadap kuman tersebut; antara lain adalah: minosikllin ,doksisiklin
atau eritromisin selama 2-4 minggu
b. Subkategori IIIB;
ü Dahulunya dikenal dengan nama prostatodinia
ü Terdapat nyeri pada pelvis yang tidak berhubungan dengankeluhan
miksi
ü Sering terjadi pada usia 20-45 tahun
ü Pada uji 4 tabung: tidak didapatkan adanya bakteripenyebab
infeksi maupun sel-sel penanda proses inflamasi
ü Diduga kelaian ini ada hubungannya dengan faktor stress
ü Pemberian obat-obatan simptomatik berupa obatpenghambat
adrenergik alfa; guna mengurangi keluhanmiksi
2.3. ETIOLOGI
Penyebab dari prostatitis antara lain :
ü Idiopatik
ü Striktur uretra
ü Hyperplasia prestatik
Prostatitis Page 7
ü Agent infeksius (bakteri,fungi, mikoplasma) Umumnya infeksi
prostatitis disebabkan beberapa jenis bakteri berikut :enereribakteri
eshericia colI ,klebsiella, proteus, pseudomonas, serratia, stafilokokus,
sterptokokus
Prostatitis Page 8
2.6. PATOFISIOLOGI
Prostatitis adalah peradangan pada prostat. Dapat bersifat akut
maupun kronis dan sebabnya dapat berupa bakterial ataupun non
bakterial, prostatitis bakterial biasanya disebabkan oleh karena bakteri
escherichia coli dan kadang – kadang enterokok. Infeksi dapat terjadi
karena organisme naik keatas melalui uretra. Refkuks kemih dari kandung
kemih yang terinfeksi atau penyebaran langsung melalui aliran limfe atau
darah.
Prostatitis bakterial akut menyebabkan demam, menggigil, nyeri
pada pinggang bawah,nyeri perineum,disuria,dan spasme uretra. Pada
periksaan rektal, prostat teraba nyeri, membengkak, hangat dan keras.
Resiko bakteremia merupakan kontra indikasi pemijatan prostat, sewaktu
melakukan pemeriksaan, karena biasanya disertai dengan sistisis,
pembiakan spesimen kemih sering kali dapat mengidentifikasi
organismenya.
Pengobatan prostatitis bakterial adalah dengan pemberian agen –
agen antibakteri spesifik untuk organisme penyebab. Terapi penyokong
berupa tirah baring, hidrasi, analgesik, dan antipiretik. Prostatektomi
transuretral dapat dilakukan jika terapi dengan obat – obatan tidak
berhasil.
Prostatitis bakterial kronik adalah sebab utama dari infeksi saluran
kemih yang sering kambuh pada pria. Gejala – gejalanya adalah disuria,
kebelet sering berkemih dan nokturia. Nyeri dapat terjadi dipunggung
bawah daerah perineum.penis, skrotum, dan suprapubik. Pemeriksaan
rektal untuk meraba prostat mungkin tidak menghasilkan apa – apa.
Seringkali orang yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala sampai
terjadi bakteriuria yang bermakna. Acapkali terjadi sistisis simtomatik
yang rekuren. Jika diobati dengan antibody, gejala – gejala ini meredakan
biakan kemih menjadi negatif. Tetapi organismenya akan menetap
didalam prostate dan sewaktu waktu akan menginfeksi saluran kemih
kembali
Prostatitis Page 9
Prostatitis non bakterial menimbulkan gejala – gejala yang sama
dengan prostatitis kronik tetapi ada infeksi saluran kemih dan tidak
ditemukan organisme penyebabnya. Kadang – kadang orang yang
bersangkutan akan menemukan benang – benang mukus didalam
kemihnya. Tidak ada pengobatan dan tindakan spesifik untuk keadaan ini.
2.8. PROGNOSIS
Prostatitis Page 10
Sebagian besar kasus prostatitis yang terjadi umumnya mudah
untuk untuk dikenali dan ditangani. Namun jika peradangan ini dibiarkan
berlarut – larut hingga skrotum membengkak, maka bisa mengakibatkan
penurunan fungsi alat reproduksi.
2.10. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah.
Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter,
hidronefrosis, gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi
infeksi pada waktu miksic. Hernia / hemoroid. Karena selalu terdapat sisa
urin sehingga menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. Sistitis dan
Pielonefritis
2.11. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang bisa diberikan pada pasien prostatitis bisa berupa :
· terapi antibiotik
Prostatitis Page 11
· terapi suportif dengan istirahat di ranjang
· pemijatan pada area prostat (untuk prostatitis kronis)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PROSTATITIS
A. Pengkajian
Prostatitis Page 12
o Imobilisasi dalam waktu yang lama ?
o Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
o Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor
predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan
jumlah)
o Adakah disuria?
o Adakah urgensi?
o Adakah hesitancy?
o Adakah bau urine yang menyengat?
o Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan
konsentrasi urine?
o Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih
bagian bawah ?
o Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi
saluran kemih bagian atas ?
o Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih
bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien:
o Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan
pengobatan yang telah dilakukan?
o Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap
penyakitnya.
Prostatitis Page 13
3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
C. Intervensi
Intervensi:
Prostatitis Page 14
2. Perubahan pola eliminasi berhubungan penyempitan uretra akibat
pembengkakan prostat
Intervensi:
o Kolaborasi:
§ Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN,
kreatinin
Rasional: pengawasan terhadap disfungsi ginjal
§ Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan
masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk
meningkatkan aam urin.
Rasional: aam urin menghalangi tumbuhnya kuman.
Peningkatan masukan sari buah dapt berpengaruh dalm
pengobatan infeksi saluran kemih.
Prostatitis Page 15
3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
KriteriaHasil : menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan
diagnostik, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi:
o Berikan waktu kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak di
ketahui tentang penyakitnya.
Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidak tahuan pasien tentang
penyakitnya.
o Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang
Rasional: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
membuat pilihan beradasarkan informasi.
o Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk
mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan
diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan
sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.
Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi
ansietas dan membantu mengembankan kepatuhan klien terhadap
rencan terapetik.
o Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum
sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari.
Prostatitis Page 16
D. Implementasi
E. Evaluasi
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan, kita sebagai perawat perlu
untuk menilai kembali hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan, seperti
menilai:
1. Beradaptasi dengan nyeri yang dialami
2. Tidak terjadi devisit volume cairan seimbang antara intake dan
output baik jumlah maupun kualitas.
3. Dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
4. Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan.
Prostatitis Page 17
5. Pola tidurnya tidak terganggu
6. menunjukkan tidak terjadi panas
7. kecemasan berkurang.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Prostatitis adalah Peradangan pada kelenjar prostat pada pria.
Prostatitis adalah Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
radang prostat. Prostatitis bukanlah suatu kondisi tunggal tetapi
sekelompok gangguan dengan gejala terkait.
Prostatitis Page 18
4.2. Saran
Dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengenal tanda – tanda
dari prostatitis serta dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami prostatitis.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/242614848/MAKALAH-Prostatitis-Pak-Sur
https://id.scribd.com/doc/299392128/242614848-MAKALAH-Prostatitis-Pak-Sur
Prostatitis Page 19
Prostatitis Page 20