Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

VENTRIKEL SEPTAL DEFEK PADA ANAK

Dosen Pengampu: Ns. Lusiana S. Kep

Disusun Oleh :

Weka Diah Permatasari : 201813105

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TK3B

STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Marilah kita ucapkan puji serta rasa syukur atas kehadirat Allah Swt. Karena berkat
rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
dan penyusunan “ASUHAN KEPERAWATAN pada ANAK dengan VENTRIKEL
SEPTAL DEFEK” ini dengan baik dan tepat waktu meskipun banyak kekurangan
didalamnya.

Penyusun berharap asuhan keperawatan anak dengan Ventrikel Septak Defek ini
dapat berguna dan juga bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca mengenai
kelainan jantung bawaan atau ventrikel septal defek serta pemberian asuhan
keperawatan pada anak dengan Ventrikel Septal Defek yang diambil dari beberapa
sumber yang terkait. Selain itu, penyusun juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proses
pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga ASUHAN KEPERAWTAN


ANAK ini dapat dengan mudah dipahami serta dapat menambah wawasan bagi
pembacanya. Kami juga memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan Asuhan
Keperawatan pada Anak Dengan Ventrikel Septak Defek yang telah kami susun ini
apabila adanya penjelasan yang kurang jelas dan tidak lengkap. Serta tidak lupa meminta
kritik dan saran yang membangun untuk asuhan keperawatan pada anak ini agar
kedepannya dapat lebih baik dalam penyusunan dan pemaparan materi.

Bogor, 29 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................1

1.3 Manfaat.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi......................................................................................................................2

2.2 Etiologi......................................................................................................................2

2.3 Manifestasi Klinis.....................................................................................................3

2.4 Patofisiologi..............................................................................................................3

2.5 Pathway.....................................................................................................................5

2.6 Komplikasi................................................................................................................6

2.7 Penatalaksanaan........................................................................................................6

2.8 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostic...................................................................7

2.9 Asuhan Keperawatan Teori.......................................................................................8

2.10 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................10

2.11 Intervensi.................................................................................................................11

2.12 Implementasi...........................................................................................................15

2.13 Evaluasi...................................................................................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................16

3.2 Saran.........................................................................................................................16
ii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Defek ini adalah kelainan jantung bawaan yang paling sering


ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. ditemukan berkisar 50% pada
anak-anak dengan kelainan jantung bawaan dan 20% lesi yang terisolasi
(VSD murni tanpa disertai kelainan jantung bawaan yang lain). Angka
insidennya meningkat secara dramatis berkisar 1,56-53,2 per 1000 kelahiran
hidup, semenjak semakin berkembangnya teknik diagnostik imaging dan
skrining pada bayi (Minnete & Shan, 2006).

Ukuran dari defek ini bervariasi, mulai dari sebesar pin sampai
dengan tidak adanya septum ventricularis sehingga ventriculus dextra dan
sinistra menjadi satu. Defek ini paling banyak ditemukan pada pars
membranacea, bagian yang berdekatan dengan nodus atrioventricularis pada
anak dewasa muda di Amerika Serikat (Spicer et al., 2014).

Penanganan.VSD selama 50 tahun ini berkembang sangat pesat baik


dari segi diagnostik maupun teknik operasinya. Pengetahuan yang baik
tentang anatomi dari septum interventrikularis dan embriologi bagaimana
septum ini terbentuk sangat diperlukan. Maka tulisan ini akan mengkaji VSD
dari aspek anatomi dari septum interventriculare dan embriologinya.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui mengenai tentang VSD.

2. Mengetahui Patofisiologi VSD.

3. Mengetahui Penatalaksanaan VSD.

4. Megetahui Komplikasi VSD.

5. Mengetahui Asuhan Keperawatan Teori VSD.

1.3 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Asuhan


Keperawatan Ventrikel Septal Defect

BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
1
2.1 Definisi

Ventricular Septal Defect (VSD) atau defek septum ventrikel


adalah defek yang terjadi pada septum ventricularis, dinding yang
memisahkan ventriculus dextra dengan sinistra. Defek ini muncul secara
kongenital akibat septum interventriculare tidak menutup dengan sempurna
selama perkembangan embrio. Defek ini menyebabkan aliran darah dari
ventriculus sinistra akan masuk ke dalam ventriculus dextra. Darah yang
kaya akan oksigen akan dipompa ke paru – paru yang menyebabkan
jantung bekerja lebih berat (Sadler, 2012).

Ventrikel Septum Defek (VSD) yaitu kelainan jantung bawaan


berupa lubang pada septum interventrikuler. Lubang tersebut dapat hanya
satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi septum interventrikuler
semasa janin dalam kandungan, sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel
kiri ke kanan ataupun sebaliknya. VSD yaitu defek yang biasanya terjadi
pada septum pars membranaseum dan terletak di bawah katup aorta kadang
defek terjadi pada pars muscolorum. VSD perimembraneus dapat pula
terletak baik di bawah cincin katup aorta maupun pulmonal. Keadaan ini
disebut “doubly commited vsd”. VSD biasanya bersifat tunggal tetapi dapat
pula multiple yang disebut “swiss cheese vsd” (Gray, Dawkins, Simpson,
& Morgan, 2013).

Kelainan ventikel septal defect adalah kelainan tidak sempurnanya


dinding pemisah antarventrikel dalam organ jantung. Tatalaksana medis
yang dilakukan antara lain digitalis dan diuretika, antibiotik, dan
pembedahan (Amalia Senja, Ina Laela Abdillah, Eko Budi Santoso 2020).

2.2 Etiologi
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring
perkembangan fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel
tersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk
sempurna maka timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang
disebut defek septum ventrikel. Penyebab terjadinya penyakit jantung
bawaan belum dapat diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
1. Faktor prenatal (faktor eksogen):

 Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela.

 Ibu alkoholisme.

 Umur ibu lebih dari 40 tahun.


2
 Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin.

 Ibu meminum obat-obatan penenang.


2. Faktor genetik (faktor endogen)

 Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB.

 Ayah/ibu menderita PJB.

 Kelainan kromosom misalnya sindrom down.

 Lahir dengan kelainan bawaan yang lain Kembar identik(Prema R,


2013).
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari
seluruh kelainan jantung (Kapita Selekta Kedokteran, 2000). Dinding pemisah
antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital,
tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama
dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini
lebih banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun pada orang dewasa yang jarang
terjadi merupakan komplikasi serius dari berbagai serangan jantung (Prema R,
2013; AHA, 2014).
2.3 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala berupa :
 Adanya tanda-tanda gagal jantung kanan :
sesak, terdapat murmur, distensi vena jugularis, edema tungkai,
hepatomegali.
 Diaphoresis.
 Tidak mau makan.
 Tachipnea.
2.4 Pathofisiologi
Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang
memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke
kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang
terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah
kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya
dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular
pulmoner.

3
3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat,
menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari
ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat
hipertensi pulmoner. Jikaanak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan;
tetapi jika timbul gagal jantung kronik atauanak beresiko mengalami
perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yanghebat
diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3%
dan usia idealuntuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun. (Kapita Selekta
Kedokteran, 2000; Webb GD etal, 2011; Prema R, 2013; AHA, 2014)

4
2.5 Pathway

Faktor Eksogen Faktor Endogen

Ventrikel Septal Defek

Pirau ventrikel kiri ke ventrikel kanan

Volume ke paru-paru meningkat

Tekanan ventrikel kanan meningkat Hipertropi otot

Volume sekuncup Ventril kanan


turun
Hipertensi Pulmonal Aliran darah ke Worklood

COP menurun Takipne, sesak nafas paru meningkat

Pada saat aktivitas atau bermain Atrium kanan tidak dapat


Kebutuhan O2 dan zat Fibrotic katup mengimbangi peningkatan worklood
Nutrisi untuk metabolisme Arteri pulmonal
Tubuh tidak seimbang Intoleransi aktivitas
Aliran darah balik Pembesaran atrium kanan

Berat badan sukar naik ke ventrikel kiri

Darah CO2 dan O2 Gejala CHF : mur – mur, distensi

Bercampur Vena jugularis, edema, hepatomegali


Gangguan Tumbang
Mengalir ke seluruh tubuh
Sesak nafas pada saat makan Penurunan curah jantung
dan minum

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari


5
Kebutuhan Tubuh
2.6 Komplikasi
Gagal jantung kronik
a. Endokarditis infektif.
b. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonary.
c. Penyakit vaskular paru progresif.
d. Kerusakan sistem konduksi ventrikel (PDPDI, 2009; Webb GD et al,
2011).
2.7 Penatalaksanaan
a. Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara
spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
b. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat
ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini
dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila
pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau
sampai berat badannya 12 kg.
c. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen:
biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam
pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi
eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat
ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan
dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
d. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen: operasi paliatif
atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis
mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan
diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami
dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada
ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek (Kapita
Selekta Kedokteran, 2000; PDPDI, 2009; Webb GD et al, 2011; AHA,
2014).
2.8 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostic

 Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar

ventrikel.

 EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri.

 Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin.

 Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang

dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan


6
perdarahan (Kapita Selekta Kedokteran, 2000; PDPDI, 2009; Webb GD et

al, 2011; AHA, 2014).

2.9 Asuhan Keperawatan Teori


A. Pengkajian
1. Biodata
Nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, agama, tanggal lahir dll.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter
tergantungdari jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun
atrium, tapi biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan
berkeringat banyak .
b. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan
pembengkakan pada tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat
dari defek yang terjadi.
c. Riwayat penyakit Dahulu
 Prenatal history
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi
virus ) rubella, mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan
obat-obatan serta penyakit DM pada ibu.
 Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
 Riwayat Neonatus
1. Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea.
2. Anak rewel dan kesakitan.
3. Tumbuh kembang anak terhambat.
4. Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegaly.
5. Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
d. Riwayat penyakit keluarga

7
 Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami
kelainan defek jantung.
 Penyakit keturunan atau diwariskan.
 Penyakit kongenital atau bawaan.
e. Pola Aktivitas dan latihan
 Keletihan/kelelahan.
 Dispnea.
 Perubahan tanda vital.
 Perubahan status mental.
 Takipnea.
 Kehilangan tonus otot.
f. Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan
 Riwayat hipertensi.
 Endokarditis.
 Penyakit katup jantung.
g. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
 Ansietas, khawatir, takut.
 Stress yang b.d penyakit.
h. Pola nutrisi dan metabolik
 Anoreksia.
 Pembengkakan ekstremitas bawah/edema.
i. Pola persepsi dan konsep diri
 Kelemahan
 Pening
j. Pola peran dan hubungan dengan sesama
 Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga

B. Pemeriksaan fisik
1) VSD kecil
 Palpasi : impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. biasanya
teraba getaran bising pada SIC III dan IV kiri.
 Auskultasi : bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek
sedang bunyi jantung II agak keras. Intensitas bising derajat III s/d
VI.
2) VSD besar
 Inspeksi : Pertumbuhan badan jelas terhambat, pucat dan banyak
kringat bercucuran. ujung-ujung jadi hiperemik. gejala yang
menonjol ialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela
intercostal dan regio epigastrium.
 Palpasi & impuls jantung hiperdinamik kuat. teraba getaran bising
pada dinding dada.
 Auskultasi : bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks
dan sering diikuti ‘click’ sebagai akibat terbukanya katup
8
pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteria pulmonalis yang
melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga II
kiri.

2.10 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b.d Perubahan irama jantung.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


Ketidakmampuan makan.

3. Intoleran aktivitas b.d Hypoksia.

9
2.11 INTERVENSI

RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)

NAMA PASIEN : 
NO. REKAM MEDIK : 
DIAGNOSA MEDIK : Ventrikal Septal Defect (VSD)
DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
NO TGL TUJUAN INTERVENSI RASIOANAL PARAF
KEPERAWATAN
1. Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan NIC : Perawatan Jantung 1.1 Untuk mengetahui
jantung keperawatan selama 3 x 24 jam status kondisi -
diharapkan ketidakefektifan bersihan (364):
pasien.
jalan nafas pasien dapat teratasi
dengan kriteria hasil 1.1 Monitor tanda – tanda vital 1.2 Untuk mengetahui
NOC: Status Jantung Paru (257) : secara rutin. disritmia jantung,
1.2 Monitor distritmia jantung, gangguan ritme -
No Indicator 1 2 3 4 5
termasuk gangguan ritme dan konduksi
1. Irama Jantung
2. Dyspnea dengan dan konduksi jantung. -jantung.
aktivitas ringan
2.1 Monitor status pernafasan 2.1 Untuk mngetahui
Keterangan:
terkait dengan adanya gejala gagal –
1. Deviasi berat dari kisaran normal.
-gejala gagal jantung. jantung.
2. Deviasi yang cukup besar dari
2.2 Monitor sesak nafas,
kisaran normal. 2.2 Untuk Memantau

10
-kelelahan, takipnea, dan terjadinya sesak
3. Deviasi sedang dari kisaran
orthopnea. nafas, kelelahan,
normal.
takipnea, dan
4. Deviasi ringan dari kisaran normal.
orthopnea.
5. Tidak ada deviasi dari kisaran
normal.

2. Ketidakseimbang- Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Manajemen Energi 1.1 Untuk memantau
selama 3 x 24 jam diharapkan
an nutrisi kurang sistem
ketidakefektifan pola nafas pada pasien (177):
dari kebutuhan berkurang dengan kriteria hasil -kardiorespirasi
tubuh 1.1 Monitor sistem pasien selama
NOC: Tingkat Ketidaknyamanan -kardiorespirasi pasien
(576): kegiatan.
-selama kegiatan (misalnya,
takikardia, disritmia yang
No Indicator 1 2 3 4 5 1.2 Untuk mengetahui
lain, dyspnea, diaphoresis,
1. Sesak napas respon oksigen
pucat, tekanan
2. Kehilangan nafsu
makan -hemodinamik, frekuensi -pasien.
-pernafasan).
Keterangan: 1.2 Monitor respon oksigen - 2.1 Untuk mengetahui
1. Berat pasien (misalnya, tekanan
sumber energi.
2. Cukup Berat -nadi, tekanan darah,
3. Sedang -respirasi) saat perawatan
-diri secara mandiri. 2.2 Kolaborasi dengan
4. Ringan ahli gizi untuk
5. Tidak ada 2.1 Monitor intake / asupan
-mengetahui

11
-nutrisi untuk mengetahui - -asupan energi.
sumber energi yang
-adekuat.

2.2 Konsulkan dengan ahli gizi


mengenai cara meningkatkan
asupan energi dari makanan.
3. Intoleran aktivitas Setelah dilakukan tindakan NIC : Manajemen Energi 1.1 Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 jam (177): status fisiologis
diharapkan ketidakefektifan bersihan -pasien.
jalan nafas pasien dapat teratasi 1.1 Kaji status fisiologis pasien 1.2 Untuk mengukur
dengan kriteria hasil yang menyebabkan kelelahan yang
-kelelahan sesuai dengan - -valid.
NOC: Keefektifan Pompa Jantung konteks usia dan
(115): -perkembangan. 2.1 Untuk memantau
1.2 Gunakan instrumen yang sistem
No Indikator 1 2 3 4 5 -valid untuk mengukur – -kardiorespirasi
1. Kelelahan
2. Dyspnea dengan
kelelahan. -pasien selama
aktivitas ringan 2.1 Monitor sistem -kegiatan.
-kardiorespirasi pasien -
Keterangan: selama kegiatan (misalnya, 2.2 Untuk mengetahui
1. Deviasi berat dari kisaran normal. takikardia, disritmia yang - respon oksigen
2. Deviasi yang cukup besar dari lain, dyspnea, diaphoresis, -pasien.
kisaran normal. pucat, tekanan
3. Deviasi sedang dari kisaran -hemodinamik, frekuensi
normal. pernafasan).
4. Deviasi ringan dari kisaran normal. 2.2 Monitor respon oksigen
5. Tidak ada deviasi dari kisaran -pasien (misalnya, tekanan

12
normal. - nadi, tekanan darah,
-respirasi) saat perawatan -
diri secara mandiri.

13
2.12 Implementasi

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan


yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu pasien mencapai tujuan
yang diharapkan (Nursalam, 2011). Komponen tahap implementasi
diantaranya sebagai berikut :

b. Tindakan keperawatan mandiri Tindakan keperawatan mandiri


dilakukan tanpa peranan dokter, tindakan keperawatan mandiri ini
ditetapkan dengan Standart Practice American Nurses Associaton,
undang-undang praktek perawatan Negara bagian dan kebijakan
institusi perawatan kesehatan.

c. Tindakan Keperawatan Kolaboratif Tindakan yang dilakukan oleh


perawat bila perawat bekerja dengan anggota kesehatan yang lain
dalam membuat keputusan bersama yang bertahap untuk mengatasi
masalah pasien.

2.13 Evaluasi

Evaluasi adalah hasil yang didapatkan dengan menyebutkan itemitem atau


perilaku yang dapat diamati dan dipantau untuk menentukan apakah
hasilnya sudah tercapai atau belum dalam jangka waktu yang telah
ditentukan (Doengoes, 2010). Evaluasi adalah penilaian akhir dari proses
keperawatan berdasarkan tujuan keperawatan yang ditetapkan. Evaluasi
merupakan indicator keberhasilan dalam proses keperawatan. Menurut
Asmadi (2008), evaluasi terdiri dari dua jenis, yaitu :

a. Evaluasi Proses (Formatif) Evaluasi proses ini merupakan kegiatan


yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan
berlangsung atau menilai menilai respon pasien. Evaluasi formatif
terus-menerus dilaksanakan ssampai tujuan yang direncanakan
tercapai. System penulisan pada tahap evaluasi ini bisa menggunakan
system “SOAP” atau model dokumentasi lainnya.

b. Evaluasi Hasil (Sumatif) Evaluasi hasil merupakan kegiatan melakukan


evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan. Fokus evaluasi hasil
adalah perubahan perilaku atau status kesehatan pasien pada akhir
tindakan keperawatan pasien. Tipe evaluasi yang ini dilaksanakan pada
akhir tindakan keperawatan secara paripurna. Sumatif evaluasi adalah
objektif, fleksibel, dan efisien.

15
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Ventricular Septal Defect (VSD) atau defek septum ventrikel adalah defek
yang terjadi pada septum ventricularis, dinding yang memisahkan ventriculus
dextra dengan sinistra. Defek ini muncul secara kongenital akibat septum
interventriculare tidak menutup dengan sempurna selama perkembangan embrio.
Defek ini menyebabkan aliran darah dari ventriculus sinistra akan masuk ke
dalam ventriculus dextra. Darah yang kaya akan oksigen akan dipompa ke paru –
paru yang menyebabkan jantung bekerja lebih berat (Sadler, 2012).

2.2 Saran

Diharapkan penulisan makalah ini bisa memberikan masukan untuk


tambahan ilmu bagi mahasiswa ilmu keperawatan yaitu tentang Ventrikel Septal
Defect (VSD) dan menjadikan ilmu yang bermanfaat ini untuk
pengaplikasiannya dan praktik bila menghadapi kasus VSD tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6172768/Ventricular_Septal_Defect

Amalia Senja, Ina Laela Abdillah, Eko Budi Santoso, 2020. Keperawatan Pediatri. Jakarta.
Bumi Medika

https://www.academia.edu/40749045/Docdownloader_com_lp_vsd_1_

https://www.academia.edu/38893823/Laporan_pendahuluan_RISMAWATI_SAMAD_R

https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/1117/DELLA%20AMANDA
%20PUTRI%20KTI.pdf?sequence=1&isAllowed=y

17

Anda mungkin juga menyukai