anak
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah "Analisis Jurnal (ASD)
pada anak"
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah “Analisis Jurnal (ASD) Pada anak”, ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
2
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................ 1
Rumusan Masalah..................................................................... 4
Tujuan........................................................................................ 4
Analisis Jurnal............................................................................ 9
Kesimpulan................................................................................ 15
Saran ......................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Atrial septal defect (ASD) merupakan kebocoran pada septum atrium atau dinding yang
membatasi antara atrium kanan dan kiri. Defek ini akan menyebabkan pirau dari kiri ke
kanan karena tekanan di atrium kiri lebih besar daripada atrium kanan. Hal ini
menyebabkan kelebihan volume pada ventrikel kanan, sehingga ventrikel kanan dan atrium
terdilatasi dan hipertrofi serta arteri pulmonal juga ikut terdilatasi (Putra, 2016). Sebagian
besar penderita ASD tidak menampakkan gejala (asimptomatik) pada masa kecilnya,
kecuali pada ASD besar yang dapat menyebabkan kondisi gagal jantung di tahunpertama
kehidupan pada sekitar 5% penderita. Kejadian gagal jantung meningkat pada dekade ke-4
dan ke-5, dengan disertai adanya gangguan aktivitas listrik jantung (aritmia). Gejala yang
muncul pada masa bayi dan kanak-kanak adalah adanya infeksi saluran nafasbagian
bawah berulang, yang
ditandai dengan keluhan batuk dan panas hilang timbul (tanpapilek). Selain itu gejala gagal
jantung (pada ASD besar) dapat berupa sesak napas, kesulitanmenyusu, gagal tumbuh
kembang pada bayi atau cepat capai saat aktivitas fisik pada anak yang lebih besar.
Selanjutnya dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti elektro-
kardiografi (EKG), rontgent dada dan echocardiografi, diagnosis ASD dapat ditegakkan.
Rumusan Masalah
Apa epidemioligi, klasifikasi, etimoligi, patofisiologi, dan manifestasi klinis pada ASD?
Tujuan
4
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Definisi
Cacat jantung bawaan, atau penyakit, adalah masalah dengan struktur jantung
yangada saat lahir. Mereka dapat mengubah aliran darah normal melalui jantung. Cacat
jantung kongenital adalah jenis cacat lahir yang paling umum (NHLBI, 2015). Cacat
septum atrium (ASD) adalah lubang di septum interatrial, menyebabkan piraukiri-ke-
kanan dan kelebihan volume atrium kanan dan ventrikel kanan. Anak-anak jarang
bergejala, tetapi komplikasi jangka panjang setelah usia 20 tahun meliputi hipertensi
paru,gagal jantung, dan aritmia atrium. Orang dewasa dan, jarang, remaja dapat
mengalamiintoleransi olahraga, dispnea, kelelahan, dan aritmia atrium. Murmur
midsistolik lunak di perbatasan sternum kiri atas dengan pemisah lebar dan tetap dari
bunyi jantung ke-2 (S2) sering terjadi. Diagnosis dilakukan dengan ekokardiografi.
Perawatannya adalah penutupan alat transcatheter atau perbaikan bedah (Marie Baffa,
Jeanne, 2018).Atrial Septal Defect (ASD) merupakan kelainan akibat adanya lubang
pada septumintersisial yang memisahkan antrium kiri dan kanan . Hal ini menyebabkan
pencampurandarah beroksigen dengan tidak beroksigen, yang akhirnya mengakibatkan
jantung kananmembesar dan tekanan tinggi pada paru-paru (hipertensi pulmonal) (IMFI,
2018).
2.2 Epidemiologi
a. Cacat septum atrium adalah umum, terhitung 7% hingga 10% dari kelainan jantung
bawaan, dan mereka terjadi pada 1 dari 1500 kelahiran hidup.
d. Penutupan spontan terjadi pada usia 2 tahun pada 40% hingga 50% dari cacat yang
terdeteksi pada awal masa bayi.
5
e. Beberapa kasus bersifat keluarga (mis., Sindrom Holt - Oram).
f. Cacat atrium dengan kelainan bentuk tungkai atas dan kelainan konduksi jantung
i. Antara 25% dan 30% orang dengan jantung yang normal memiliki foramen ovale yang
dipatenkan, yang tidak dianggap sebagai cacat atrium (G.Coran, Arnold, 2012).
2.3 Klasifikasi
a. Ostium secundum: Kerusakan pada fossa ovalis — di bagian tengah (atau tengah) dari
septum atrium.
b. Sinus venosus: Kerusakan pada aspek posterior septum, dekat vena cava superior atau
inferior vena cava, dan sering dikaitkan dengan kembalinya vena pulmonalis kanan atas
atau bawah ke atrium kanan atau vena cava kanan.
c. Ostium primum: Defek pada aspek anteroinferior septum, suatu bentuk defek septum
atrioventrikular (defek bantal endokardial). (Marie Baffa, Jeanne, 2018).
2.4 Etiologi
ASD merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Dalam keadaan normal, pada
peredaran darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiri dan kanan sehingga darah
tidak perlu melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang ini biasanya menutup. Jika
lubang ini tetap terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan (shunt).
Penyebab dari tidak menutupnya lubang pada septum atrium ini tidak diketahui, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Faktor Prenatal:
— Ibu alkoholisme;
6
— Umur ibu lebih dari 40 tahun;
2. Faktor genetik
3. Gangguan hemodinamik
Tekanan di atrium kiri lebih tinggi daripada tekanan di atrium kanan sehingga
memungkinkan aliran darah dari atrium kiri ke atrium kanan (IMFI, 2018).
2.5 Patofisiologi
Pada cacat septum atrium, shunting dibiarkan ke kanan pada awalnya (lihat gambar
Cacat septum atrium). Beberapa ASD kecil, seringkali hanya foramen ovale paten yang
ditarik, menutup secara spontan selama beberapa tahun pertama kehidupan. ASDs sedang-
ke-besar yang persisten menghasilkan pirau besar, yang menyebabkan kelebihan volume
ventrikel atrium kanan dan kanan. Jika tidak diperbaiki, pirau besar ini dapat menyebabkan
hipertensi arteri pulmonalis, peningkatan resistensi pembuluh darah paru, dan hipertrofi
ventrikel kanan pada saat orang berusia 30-an atau 40-an. Aritmia atrium, seperti takikardia
supraventrikular (SVT), flutter atrium, atau fibrilasi atrium juga dapat terjadi. Pada akhirnya,
peningkatan tekanan arteri pulmonalis dan resistensi vaskular dapat menyebabkan pirau
atrium dua arah dengan sianosis (sindrom Eisenmenger) selama masa dewasa
pertengahan hingga akhir (paling sering di atas usia 40). (Marie Baffa, Jeanne, 2018).
7
a. Detak jantung berdebar-debar (palpitasi);
h. Respon tehadap nyeri atau rasa sakit yang meningkat (IMFI, 2018).
8
2.7 Analisis jurnal
1 Gusti Ayu 2023 Volume 02 Tindakan Right Design: Berdasar kajian, Google
Rahayu Wi (Nomor Catheterization diperoleh Tindakan yang Schoolar
Utami, Putu Irma 04) (RHC) Pada Literatur review sering digunakan untuk
Wulandari, Indikasi Atrial mendiagnosa kelainan
Sampel:
Kusman Septal Defect pada jantung dalam hal
(ASD) Serta Artikel yang memenuhi ini Atrial Septal Defect
https:// Peran (ASD) Adalah Tindakan
kriteria
koloni.or.id/ Radiografer Right Catheterization
index.php/ dalam Variabel: (RHC) dengan mengukur
koloni/article/ Penangannya saturasi di RA untuk
view/532 Tindakan RHC pada
mengetahui jenis ASD
indikasi penyakit ASD dan
pasien.
peran Radiografer
Instrument:
Analysis:
Pendekatan kualitatif
9
https:// Pasien Sample: perencanaan mulai
jap.ub.ac.id/ Tracheosophege
index.php/jap/ al Fistel Tipe C Bayi usia 30 hari berat preoperatif, intraoperatif,
article/view/36 dengan Atrial badan 2600 gram dengan dan postoperatif.
Septal Defect diagnosis TEF tipe C Evaluasi preoperatif
(ASD) Sinus dengan komplikasi berupa investigasi
Venosus Besar VACTERL,
pneumonia neonatal dan
dan Patent penyakit jantung bawaan masalah kardiak dan
Ductus Arteriosus ASD sinus venosus besar respirasi berkaitan
(PDA) dan PDA sedang perencanaan manajemen
anestesi yang akan
direncanakan tindakan dilakukan.
thorakotomi ligasi fistel.
Manajemen intraoperatif
Variabel: termasuk teknik intubasi,
Manajemen Anestesi pemilihan teknik awake
Torakotomi Ligeasi Fistel atau apnea bergantung
dengan Pasien kondisi dan komorbid dari
Tracheosophegeal Fistel pasien. Manajemen
Tipe C dengan Atrial Septal postoperatif berupa
Defect (ASD) Sinus perawatan ventilator,
Venosus Besar dan Patent kontrol
Ductus Arteriosus (PDA)
nyeri optimal serta
Instrument: pengawasan
Peneliti yang melakukan kardiorespirasi.
Tindakan thorakotomi ligasi
fistel.
Analysis:
10
Pendekatan kualitatif
3 Wail Alkashkari , 2020 Current practice Design: Penilitian ini menemukan Google
Saad Albugami in atrial septal bahwa Penutupan ASD Schoolar
& Ziyad M. Hijazi defect occlusion Literature review terus menjadi sangat
in children and Sample: aman dan efektif
https:// adults prosedur dengan hasil
www.tandfonline yang sebanding dengan
semua aspek ASD;
.com/doi/abs/ penutupan bedah, dan
anatomi, patofisiologi, klinis
10.1080/147790 Studi tindak lanjut jangka
72.2020.176759 presentasi, riwayat alam, panjang telah
5 dan indikasi untuk menunjukkan bahwa
perawatan. Juga, kami keseluruhan keluar-
membahas terapi datang tetap sangat baik.
transkateter
Variabel :
Instrument :
11
ASD secundum.
Analysis :
Pendekatan kualitatif
12
Analysis : ada komplikasi terlambat.
Pendekatan kualitatif
13
metode leave-one-out,
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Atrial septal defect(ASD) merupakan kebocoran pada septum atrium atau dinding yang
membatasi antara atrium kanan dan kiri. Defek ini akan menyebabkan pirau dari kiri ke
kanan karena tekanan di atrium kiri lebih besar daripada atrium kanan. ASD merupakan
suatu kelainan jantung bawaan. Dalam keadaan normal, pada peredaran darah janin
terdapat suatu lubang diantara atrium kiri dan kanan sehingga darah tidak perlu
melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang ini biasanya menutup. Jika lubang ini
tetap terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan (shunt).
Adanya banyak tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati ASD
pada anak ini salah satunya dengan tindakan Right Catheterization (RHC), Manajemen
Anestesi Torakotomi Ligeasi Fistel, dan lain sebagainya.
Saran
Bagi mahasiswa
Bagi perawat
Mampu memberikan pelayanan pada klien dengan kondisi ASD secara holistik dengan
pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Alkashkari, W., Albugami, S., & Hijazi, Z. M. (2020). Current practice in atrial septal defect
occlusion in children and adults. Expert Review of Cardiovascular Therapy, 18(6), 315-
329. https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14779072.2020.1767595
Konstantinov, I. E., & Buratto, E. (2021). Atrial septal defect closure via ministernotomy in
children. Heart, Lung and Circulation, 30(9), e98-e100.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1443950621003826
Lock, J. E., Rome, J. J., Davis, R., Van Praagh, S., Perry, S. B., Van Praagh, R., & Keane, J. F.
(1989). Transcatheter closure of atrial septal defects. Experimental studies. Circulation,
79(5), 1091-1099. https://www.ahajournals.org/doi/abs/10.1161/01.CIR.79.5.1091
Marie Baffa, Jeanne. 2018. Atrial Septal Defect (ASD). Diakses pada
https://www.merckmanuals.com/professional/pediatrics/congenital-cardiovascular-
anomalies/atrial-septal-defect-asd?qt=atrial%20septal%20defect&alt=sh pada tanggal 9
September 2019.
Sidiq, M. A., & Yupono, K. (2021). Manajemen Anestesi Torakotomi Ligasi Fistel Pasien
Tracheoesophageal Fistle Tipe C dengan Atrial Septal Defect (ASD) Sinus Venosus
Besar dan Patent Ductus Arteriosus (PDA). Journal of Anaesthesia and Pain, 2(1), 25-31.
https://jap.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/36
Utami, I. G. A. R. W., Wulandari, P. I., & Kusman, K. (2023). Tindakan Right Heart
Catheterization (RHC) pada Indikasi Penyakit Atrial Septal Defect (ASD) Serta Peran
Radiografer dalam Penanganannya. KOLONI, 2(4), 1-9.
https://koloni.or.id/index.php/koloni/article/view/532
16
Sun, H., Liu, Y., Song, B., Cui, X., Luo, G., & Pan, S. (2021). Prediction of arrhythmia after
intervention in children with atrial septal defect based on random forest. BMC pediatrics,
21(1), 280. https://link.springer.com/article/10.1186/s12887-021-02744-7
17