Anda di halaman 1dari 5

Harta, Tahta, Pemuda : Rekonstruksi Generasi Muda Melalui Revitalisasi

Pendidikan dalam Rangka Menuju Indonesia Maju dan Kuat Berasaskan


Empat Pilar Indonesia Emas 2045

Oleh : Alief Rizky Pratama

Dalam hitungan seperempat abad Indonesia akan memasuki masa


keemasan tepat seratus tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045. Pada
hakikatnya keberhasilan masa Indonesia Emas 2045 berakar dari perubahan nyata
menuju ke arah yang lebih baik pada berbagai aspek krusial dalam ranah
kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, bukan berarti menuju masa
keemasan tidak dipenuhi berbagai halang-rintang yang menghadang bangsa ini.
Nahkoda yang tangguh itu tidak lahir di laut yang tenang, tapi lahir di laut yang
penuh dengan ombak dan badai. Pepatah tersebut menjelaskan jika ketangguhan
tidak akan tercipta tanpa adanya berbagai tantangan dan rintangan yang terus
menerpa. Sebagaimana maksud dan intisari pepatah tersebut, Indonesia dalam
menggapai masa keemasan juga tidak akan luput dari berbagai tantangan demi
tantangan yang datang menguji.

Tantangan yang datang menerpa dapat berasal dari internal dan eksternal
bangsa Indonesia. Sebagai contoh tantangan eksternal, yaitu tatanan dunia yang
mudah sekali dipengaruhi oleh negara maju dan adidaya. Hal itu seolah mereka
sebagai negara maju dan kuat yang memegang kendali arah tatanan dunia ini
bermuara. Sementara itu, Indonesia yang masih menyandang status negara
berkembang acap kali terombang-ambing bahkan terpuruk dengan keadaan yang
dikendalikan ini. Akibatnya, Indonesia selama ini hanya mengikuti alur
perkembangan zaman saja. Belum lagi berbagai tantangan lainnya yang bahkan
menghujam secara internal dan eksternal seperti, tantangan tenaga kerja,
tantangan ekonomi, tantangan perubahan iklim, tantangan pendidikan, dan lain
sebagainya. Tak akan habis dijelaskan dalam ratusan halaman hanya untuk
membahas semua tantangan dan persoalan/probelmatika yang menghambat
Indonesia dalam menggapai masa keemasan.
Dari sekian banyak tantangan yang bersifat fundamental, ada yang paling
mendasar dan serius untuk dibenahi fungsi dan kualitasnya. Tantangan yang
dimaksud adalah tantangan pendidikan. Sayangnya pendidikan di Indonesia
sangat memprihatinkan secara kualitas. Padahal cikal bakal bangsa yang
berkarakter, tangguh, kritis, kuat, dan bercita-cita tinggi berasal dari pendidikan
yang mumpuni dan berkualitas, serta terarah. Pendidikan juga mampu dalam
menyelesaikan masalah lain secara berantai dan berkesinambungan mulai dari
pendidikan sebagai pemutus mata rantai kemiskinan yang merupakan ranah
masalah ekonomi, pendidikan sebagai pembekalan dan pelatihan kemampuan
tenaga kerja, pendidikan sebagai pembuka kesadaran dan cakrawala atas
perubahan iklim, dan seterusnya.

Urgensi pendidikan jika kita menyingkap secara mendalam sangat


mempengaruhi generasi muda dalam segi pembangunan dan kualitas sumber daya
manusia. Generasi muda lebih ditekankan dalam masalah substansi pendidikan
karena kunci utama dan pemegang peran perubahan ke arah baik atau buruknya
suatu bangsa dan negara adalah generasi muda itu sendiri .Sayangnya, atmosfer
pendidikan saat ini terancam oleh berbagai perkembangan zaman yang sangat
dinamis hingga menuntut generasi muda untuk adaptif dalam pengembangan dan
perbaikan diri. Di sisi lain, sebagian generasi muda kerap terlena dan mudah
terpengaruh dengan berbagai distraksi sehingga cenderung mengikuti arus yang
menghambat proses pengembangan kemampuan. Padahal maju-mundurnya suatu
bangsa dapat dicerminkan dari generasi mudanya, bahkan Sang Proklamator, Ir.
Soekarno mengatakan, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru
dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Ikhtisar
dari kalimat Bung Karno menunjukkan pentingnya generasi muda dalam
membawa perubahan yang visioner bahkan dalam perubahan tatanan dunia.

Salah satu cara manjur supaya bisa terlepas dari keterpurukan dan
kekangan tatanan dunia adalah bangkitnya generasi muda untuk berkontribusi
positif pada negara sehingga menjadi bangsa yang kuat dan tangguh, serta negara
yang maju minimal setara dengan negara maju dan adidaya lainnya. Tentu
mewujudkan Indonesia sebagai negara maju bukan merupakan proses yang instan.
Semua daya dan upaya perlu dikerahkan jauh-jauh hari karena tidak mungkin
masa keemasan berbuah manis dan sesuai yang diharapkan bila tidak dipersiapkan
sejak dini. Persiapan sejak dini mengacu kepada generasi muda yang mulai
mematangkan keterampilan, kemampuan, dan potensi diri secara mumpuni.

Kabar baik mengenai persiapan sejak dini untuk Indonesia Emas 2045
datang dari bonus demografi yang berpotensi sangat menjanjikan Indonesia untuk
keluar sebagai juara dan negara raksasa di dunia. Bonus demografi juga
diperkirakan datang tepat bersamaan pada masa keemasan Indonesia. Founding
Partner AC Venture, Pandu Patria Sjahrir mengatakan bahwa pada tahun 2045,
70% penduduk Indonesia ada di kelompok usia produktif (15-64 tahun) dan
sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun
dan di atas 65 tahun). Melihat situasi dan kondisi ini bangsa Indonesia patut
bergembira karena mendapat angin segar untuk memanfaatkan usia produktif
yang dikenal sebagai usia yang prima untuk beraktivitas. Bonus demografi dapat
dikatakan sebagai aset negara menuju pada kemajuan sebagaimana hal ini sama
saja dengan kekayaan/harta negara yang mampu dipersenjatai dalam menghadapi
tantangan global. Makna lain dari bonus demografi ini adalah banyaknya generasi
muda yang dapat disiapkan serta dikerahkan dalam menopang Indonesia menuju
visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju dan adidaya pada 2045 mendatang.

Pembekalan kepada para generasi muda yang berada dalam era bonus
demografi dapat dimulai dengan pembentukan karakter dalam hal rekonstruksi
generasi muda. Generasi muda yang berkarakter dapat ditempa dengan pendidikan
yang tepat dan mutu yang terbaik. Untuk itu, perlu adanya revitalisasi pendidikan
guna penyedia fasilitas penunjang pembentukkan karakter generasi muda
Indonesia. Revitalisasi yang berfokus pada aspek pendidikan diharuskan
menerapkan konsep yang maju, kontemporer, dan sesuai perkembangan zaman,
sebab mau-tidak mau perilaku adaptif diperlukan akibat zaman yang sangat
dinamis. Adaptif dalam konsep pendidikan juga melahirkan individu generasi
muda yang adaptif pula, untuk itu konsep pendidikan yang direvitalisasi didesain
dengan kebutuhan akan kemampuan pemecahan masalah (problem solving skill)
pada zaman sekarang dan mendatang.

Kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki generasi muda dapat


diasah melalui inovasi dan kreativitas dalam menanggulangi suatu permasalahan.
Daya kreativitas dan inovasi sekarang lebih mudah diasah karena disokong oleh
kemajuan IT (ilmu pengetahuan dan teknologi). Pengasahan kreativitas dan
inovasi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan wujud
pembangunan manusia. Hal ini tertuang pada salah satu Empat Pilar Indonesia
Emas 2045 yaitu, pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Maka dari itu, hendaknya kemampuan pemecahan masalah ini berakar
dan berpegang kuat pada Empat Pilar Indonesia Emas 2045.

Empat Pilar Indonesia Emas 2045 harus digaungkan secara merata pada
seluruh generasi muda Indonesi hingga meresap dan tertanam kuat oleh generasi
muda hingga seluruh pelosok tanah air. Efisiensi Empat Pilar Indonesia Emas
terdapat pada empat pilar utama yang merepresentasikan dalam menjawab
persoalan/tantangan mendasar hingga kompleks bagi Indonesia. Bila saja
pemahaman akan Empat Pilar Indonesia Emas 2045 ini sangat difahami dan
mudah ditularkan kepada sesama generasi muda, tidak mungkin akan ada lagi
sikap pesimis yang menjangkiti generasi muda Indonesia. Maka sudah sepatutnya
Empat Pilar Indonesia Emas 2045 merupakan fondasi yang begitu kokoh dalam
menopang semua beban perjalanan yang mengantarkan Indonesia memiliki masa
depan yang cerah dalam masa Indonesia Emas 2045.

Masa depan yang cerah akan mudah terwujud dan tak khayal bagi generasi
muda yang selalu menginginkan masa depan yang menjanjikan dengan catatan
lahirnya komitmen yang besar serta konsisten bahkan cenderung meningkatkan
tekad juang dalam membangun masa depan. Bila masa depan generasi muda suatu
bangsa secara relatif baik maka baik pula masa depan bangsa dari bangsa tersebut.
Dengan kata lain, masa depan generasi muda Indonesia ekuivalen serta cerminan
dengan masa depan bangsa Indonesia. Masa depan yang cerah merupakan muara
yang bersumber kembali pada pendidikan berkualitas yang menciptakan generasi
unggul yang memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam menjawab segala
problematika yang dapat merambah pada aspek lain. Jika dirangkai kembali
dalam hal mewujudkan Indonesia sebagai negara yang kuat dan maju diperlukan
aset yang berupa generasi muda yang memiliki keterampilan/kemampuan dalam
pemecahan masalah guna menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045 untuk
menduduki tahta negara maju, kuat, dan adidaya. Maka dapat ditarik benang
merah secara konsep adalah pembentukkan generasi muda sebagai harta penting
yang mampu menaikan kedudukan/tahta negara menjadi negara maju dan kuat
dengan kemampuan pemecahan masalah yang bersumber dari pemberdayaan
pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, solusi yang dapat ditawarkan adalah
pemerintah, swasta, dan masyarakat harus menyiapkan generasi muda yang
berpendidikan dan berketerampilan tinggi serta inovatif dengan adopsi ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mengangkat derajat bangsa.

Anda mungkin juga menyukai