Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REVIEW

BUKU UTAMA FILSAFAT PENDIDIKAN

( Prof. Dr. Muhmidayeli, M.Ag , 2013)

NAMA MAHASISWA : NURSAHARA SIREGAR


NIM : 6212111008
DOSEN PENGAMPU : Drs. DEMMU KARO-KARO, M.Pd
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat-
Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah Critical Book Report ini dengan tep
at waktu. Makalah critical book report ini saya buat guna memenuhi tugas critical book
report mata kuliah “FILSAFAT PENDIDIKAN” pada semester I tahun 2021.

Adapun makalah Critical Book Report ini saya buat dengan referensi melalui
buku karangan Prof. Dr. Muhmidayeli, M.Ag sebagai buku utama dan buku karangan
Muhammad Anwar sebagai buku pembanding. Saya juga mengucapakan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kepada
saya kesempatan dan bimbingan sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu.

Pandan, September 2021

Nursahara Siregar
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………… ..i

Kata Pengantar ……………………………………………………… .ii

Daftar Isi …………………………………………………………… ..iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..1

BAB II ISI BUKU ……………………………………………………..2

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………..26

BAB IV PENUTUPAN ……………………………………………....27

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...28


JUDUL : FILSAFAT PENDIDIKAN

EDISI : CETAKAN KETIGA, MEI 2017

PENGARANG/EDITOR : Prof. Dr. MUHMIDAYELI, M.Ag

PENERBIT : BANDUNG : REFIKA ADITAMA, 2017 2010

KOTA TERBIT : BANDUNG

TAHUN TERBIT : 2013

ISBN : 978-602-8650-39-7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Filsafat dan pendidikan merupakan dua istilah yang berdri pada makna dan
hakikat masing- masing, namun ketika keduanya digabungkan kedalam satu tema
khusus, maka ia pun memiliki makna tersendiri yang menunjuk dalam suatu
kesatuan pengertian yang tidak terpisahkan. Kendati filsafat pendidikan telah
dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, namun bukanlah berarti
bahwa kajiannya hanyalah sekedar menelaah sendi- sendi pendidikan dan
atau filsafat semata. Filsafat pendidikan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari filsafat secara keseluruhan, baik dalam sistem maupun metode.
Usia filsafat sudah memberikan bentuk-bentuk pemikiran yang bervariasi,
juga telah melahirkan berbagai aliran dan paham yang mengideologis. Dalam filsafat
juga menguraikan pendidikan karakter, yaitu pendidikan yang berbasis pada nilai-
nilai kepribadian bangsa yang digali dari keyakinan yang beragama, kebudayaan, dan
kreatifan lokal, serta kesucian hati nurani manusia yang merupakan fitrah dari sang
pencipta.
1.2. Tujuan
Pembuatan Critical Book Report ini memiliki tujuan untuk
1. Membandingkan dua buku filsafat pendidikan dengan pengarang yang
berbeda.
2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan suatu buku.
1.3. Manfaat
1. Membantu memahami karakteristik filsafat pendidikan
2. Membantu memahami perkembangan filsafat pendidikan dalam negeri.
3. Membantu mahasiswa mengkritisi suatu hal termasuk dalam
perbandingan dua buah buku.
BAB II
ISI BUKU

Buku utama filsafat pendidikan karangan Prof. Dr. Muhmidayeli, M.Ag. (Terbit
pada bulan September 2013)

BAB I

MENGENAL KAWASAN FILSAFAT

A. Pengertia dan Ruang Lingkup Filsafat


Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno yang diadopsi oleh orang Arab
denganmengalami sedikit perubahan bunyi, yaitu falsafat dan oleh orang Indonesia
disebut filsafat.
Dalam bahasa Yunani istilah fisafat dijenal dengan kata philosophia yang
berasal dari duaunsur kata, yaitu philo yang berarti cinta dan kata Sophia yang berarti
kearifan, hikmah, kebijaksanaan, keputusan ataupun pengetahuan yang benar. Dari
kata ini dapat diketahui, bahwa secara harfiah fisasat dapat diartikan sebagai cinta
akan kebenaran dan atau kebijaksanaan.
Ruang Lingkup
Berdasarkan objek kajiannya, kajian filsafat biasanya dibagi kedalam tiga
bidang permasalahan: metafisika, epistomologi, dan aksiologi.
Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mengkaji persoalan yang berkenaan
denganhakikat realitas. Konsentrasi filsafat ini lebih diarahkan untuk menelaah dan
atau mengkajisecara mendalam dan menyeluruh tentang hakikat yang ada dan
dianggap ada. Metafisikaterfokus telaahannya pada bidang esensi.
Epistemologi
Dalam bidang epistemologi, konsentrasi filsafat tertuju pada pembicaraan
problem pengetahuan. Kajian epistemologi adalah suatu kajian filsfat tentang ilmu pe
ngetshuan dansegala hal yang terkait dengannya mesti dioerientasikan pada substansi
ilmu sebagai pengetahuan tentang realitas yang merupakan awal dan akhir realitas
sekaligus juga sebagai ilmu pengetahuan, sumber realitas, dan sumber kebenaran itu
sendiri.
Aksiologi
Dalam bidang aksiologi, pemikiran filsafat diarahkan pada persoalan nilai, baik
dalamkonteks estetika, moral maupun agama.

B. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

Bahan filsafat tidaklah sama dengan bahan ilmu pengetahuan. Bahan pada
filsafat bersif atuniversal, sedangkan ilmu terbatas hanya pada bidang- bidang
tertentu, sifatnya parsial. Hal lain yang membedakan dunia filsafat dengan ilmu
pengetahuan adalah aktivitasnya. Filsafat memulaikerjanya dengan langkah yang tidak
memberikan kepemihakan. Lain halnya dengan pengetahuan yang memiliki nilai
kebenaran yang bersifat parsial, maka dalam aktivitas pencariannya, ia mesti
mengabaikan aspek-aspek yang lai, kendatipun ilmuwan menyadari bahwa hubungan
interdepedensi antar- realitas itu tidak dapat dielakkan.
Pengetahuan dan KebenaranPengetahuan
Pengetahuan pada hakikatnya akan selalu bersifat relasional, yaitu adanya
hubunganinterpedensi antara subjek dan objek.
Kebenaran
Kebenaran dalam bahasa sehari- hari selalu dipertentangkan dengan
kebohongan ataudusta; sesuatu yang memiliki celah salah, keliru dan ketidak validan.
Dalam konteks filsafat,istilah filsafat lebih lazin dipertentangkan dengan kekeliruan
atau kekhilafan..Dalam konteks kajian filsafat pengetahuan, paling tidak ada enam teori
kebenaran, yaitu:
1. Teori korespondensi; teori ini berpendapat bahwa kebenaran adalah hubungan
antarasubjek dan objek.
2. Teori konsistensi; teori ini mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang
selalu samakesan antarsubjek terhadap objek yang saman, sehingga
validitasnyapun sangattergantung pada tanggapan-tanggapan subjek yang satu
dengan yang lainnya
3. Teori pragmatism; teori ini mengatakan bahwa kebenaran adalah pemikiran
yang berguna bagi kehidupan praktis manusia.
4. Teori relativisme; kebenaran adalah kesesuaian pengetahuan dengan
perangkat persepsiyang sehat.
5. Teori Empirisme; kebenaran adalah pengetahuan yang bias dialami secara
indrawi.
6. Teori relijius; teori ini berpandangan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang
dating dariTuhan.
C. Sistematika Berpikir Filsafat
Dalam tata cara beroikir filsafat, suatu pengungkapan dapat dikatakan tepat jika
iadisusun atas dasar putusan-putusan (premis) yang benar, dan penarikan
kesimpulannya pundidasarkan pada kaidah-kaidah filsafat.
Ada tiga hal yang berhubungan langsung dengan sistematika berpikir filsafat,
yaitu bagaimana seseorang itu berupaya membentuk dan membangun suatu ide, pen
gerti an dan atau konsep; bagaiman prosedur yang dapat ditempuh seseorang dalam
membuat
keputusandan bagaimana pula sistem yang dapat dipedomani dalam upaya penutura
n dan atau pengungkapanapa yang tengah subjek pikirkan.

BAB II
PENGERTIAN, KEGUNAAN, DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pengertian
Filsafat dan pendidikan memang merupakan dua istilah yang berdiri pada
makna dan hakikat masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan dalam satu
terma khusus, makaiapun memiliki makna tersendiri yang menunjuk kedalam suatu
kesatuan pengertian yang tidakterpisahkan. Filsafat pendidikan adalah bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari filsafatkeseluruhan, baik dalam sistem maupun metode.
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany menyebutkan, bahwa filsafat pendidikan
adalah pelaksanaa pandangan filsafat dan kaidah-kaidah filsafat dalam
bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut dengan pendidikan.
B. Kegunaan Filsafat Pendidikan
Pendidikan sangat terkait dengan aktivitas mulia manusia yang tugas utamanya
adalahmembantu pengembangan humanitas manusia untuk menjadi manusia yang
berkepribadianmulia anutama menurut karakteristik idealitas manusia yang
diinginkan. Hal ini sangatdiperlukan mengingat manusia memiliki potensi-potensi
dalam taraf kodrat
Humandity (martabat manusia) yang memiliki kesadaran diri yang mendorongnya
untuk merealisasikan berbagai potensinya, sehingga berkembang dengan
baik menjadi
self realization ( realisasi diri) yang akan menentukan bagi penunjukan jati dirinya
yang ideal, agar dpat berfungsi dan bermanfaat bagihidup dan kehidupannya secara
individu maupun social kemasyarakatan. Ada beberapa alasan mengapa kualitas
masyarakat memiliki relevansi dengan pendidikan sekolah.
Pertama bahwa sekolah memiliki kecenderungan untuk pengupayaan
perubahan-
perubahan tingkah laku yang merupakan cerminan dari setiap individu yang bernaun
g dalam suatu masyarakat. Selain itu, pendidikan sekolah dapat dilihat sebagai
pengupayaan manusiasejatinya yang disengaja, terarah, dan tertata sedemikian rupa
menuju pembentukan manusia-manusia yang idela bagi kehidupannya. Pendidikan
sekolah tidak lain adalah segala pengupayaanyang dilakukan secara sadar dan terarah
untuk menjadikan manusia sebagai manusia yang baikdan ideal.
Artinya, sekolah merupakan penyediaan kondisi yang baik untuk
menyediakan perilaku-perilaku potensial yang dianugerahkan kepada manusia tidak
lagi sebatas kecenderungan manusiawi an sich, tetapi benar-benar aktual dalam
merealita kehidupannya. Jika demikian, pendidikan sekolah adalah suatu kemestian
bagi percepatan kemajuan dalam suatu masyarakat.
C. Objek dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan memberikan aksentuasi kajiannya tentang aspek-aspek


pendtingyang berhubungan dengan jalannya proses pembelajaran yang dimaksud bai
k meliputi unsur tujuan,isi, metode, strategi dan prosedur, maupun unsur evaluasi dan
penunjang penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Realitas-realitas kependidikan
yang menjadi objek kajian filsafat pendidikan antara lain hal-hal yang berkenaan
dengan
1. Hakikat manusia ideal sebagai acuan pokok bagi pengembangan dan
penyempurnaan.
2. Pendidikan dan nilai-nilai yang dianut sebagai suatu landasan berpikir dan
berbuat dalamtatanan hidup suatu masyarakat.
3. Hakikat tujuan kependidikan sebagai arah bangun pengembangan pola dunia
pendidikan.
4. Hakikat pendidik dan anak didik sebagai subjek-subjek yan terlihat langsung
dalam pelaksanaan proses edukasi.
5. Hakikat pengetahuan dan nilai sebagai aspek penting yang dikembangkan
dalam aktivitas pendidikan.
6. Hakikat kurikulum sebagai tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam proses
kependidikanmenuju peraihan tujuan-tujuan.
7. Hakikat metode dan strategi pembelajaran yang memungkinkan
penumbuhkembangan potensi subjek didik.
8. Alternatif-alternatif yang mungkin dilalui dalam pengembangan sumber daya
manusia baik menyangkut prinsip-prinsip, metode maupun alat-alat
pendukung peraih tujuan.
9. Keterkaitan dunia pendidikan dengan lembaga-lembaga lain dalam lingkup
masyarakat,seperti pendidikan dan dunia politik, pendidikan dan sistem
pemerintahan, pendidikan,tata hokum dan adat dalam masyarakat.
10. Keterkaitan dunia kependidikan dengan perubahan-perubahan taraf hidup
dalammasyarakat.
11. Aliran-aliran filsafat yang tumbuh dan berkembang dalam memecahkan
berbagai ragam problem kependidikan.
12. Keterkaitan pendidikan sebagai suatu lembaga dengan ideology yang dianut
dan yang berkembang dalam suatu masyarakat.

BAB III MANUSIA DAN PENDIDIKAN

A. Hakikat dan Kedudukan Manusia di Dunia


1. Hakikat Manusia
Manusia secara sederhana dapat saja dikatakan sebagai makhluk Tuhan yang
unik yang bermukim dibumi yang memiliki karakteristik tersendiri yang mem
bedakan dirinya dari makhluk-makhluk lain yang berada di dunia. Para filsuf
berbeda-beda dalam memandang hakikat manusia, yang sekaligus juga
menunjuk pada perkembangan-perkembangan pemikiran dalam dunia filsafat
itu sendiri. Plato umpamanya, ia memandang manusia sebagi suatu pribadi
yang tidak terbatas padasaat bersatunya jiwa dengan raga. Bagi Plato manusia
lahir membawa ide kebaikan ( innateideal). Aristoteles dan para pengikutnya
pun dengan pemikirannya yang cerdas telah pulamelakukan analisis panjang
tentang manusia dengan suatu kesimpulan bahwa manusia adalah mahluk
organis yang fungsionalisasinya tergantung pada jiwanya. Rene Descartes
seorang tokoh rasionalisme, menjelaskan bahwa jiwa
adalahterpadu,rasional,dan konsisten yang dalam aktifitasnya selalu terjadi
interaksi dengan tubuh. Kehendak bagi Schopenhauer adalah suatu kekuatan
yang menggerakkan intelek kita untuk dirinya.
2. Tugas dan Fungsi Manusia
Sebagai makhluk yang termulia, manusia diberi potensi untuk mengembangkan
diri dan kemanusiannya. Potensi-potensi tersebut merupakan modal dasar bagi
manusia dalam menjalankan berbagai fungsi dan tanggung jawab kemanusiaannya.
Oleh karena
itu,agar potensi ini menjadi aktual dalam kehidupan perlu di kembangkan dan digirin
g pada penyempurnaan-penyempurnaan melalui upaya pendidikan.

B. Eksistensi Pendidikan dalam Pengembangan Fitrah Manusia


1. Hakikat Pendidikan

Menjadikan manusia sebagai dirinya erat kaitannya dengan menyadarkan


manusia ituakan dirinya yang memang terlahir untuk moral. Oleh karena itu
aksentuasi pendidikansemestinya pula ditujukan pada upaya menumbuh kembangkan
kesadaran moral dalam dirimanusia sehingga benar-benar aktual dalam
kehidupannya.
2. Urgensi Pendidikan Berdimensi Moral Bagi Manusia
Manusia adalah hamba Tuhan yang dianugerahkan kelengkapan potensi psikis
berupaakal,kemauan dan perasaan agar ia mampu berkreativitas dan berimajinasi
dalam kehindupannyadengan berlandaskan pada iman dan moralitas yang tinggi yang
sangat berguna bagi kehidupanmanusia.
Pendidika dalam halam hal ini dapat dilihat sebagai manusia sejatinya,
disengaja, terarah,dan tertata sedemikian rupa menuju pembentukan manusia-
manusia yang ideal bagikehidupannya, atau dengan kata lain, pendidikan tidak lain
adalah segala pengupayaan yangdilakukan secara sadar dan terarah untuk menjadikan
manusia yang baik dan ideal.

BAB IV

PENGETAHUAN DAN NILAI

A. Epistemologi dan Pendidikan

Pengetahuan adalah salah satu kekuatan yang dapat membentuk sejarah


peradaban suatu pengetahuan. Epistemologi berdasarkan akar katanya episteme
(pengetahuan) dan logos (ilmusistematis, teori) dapat diartikan sebagai suatu
pengetahuan yang sistematis dengan pengetahuan. Kendatipun banyak defenisi
yang diberikan para ahli tentang epistemologi, namun secara umum dapat dipahami,
bahwa epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang berbicara persoalan hakikat,
sumber, struktur, metode dan validitas pengetahuan. Hal yang dipikirkan dalam
wilayah epistemologi adalah tentang hakikat dan seluk beluk ilmu pengetahuan dalam
keseluruhan realitasnya, seperti persoalan apakah esensi dan
eksistensi pengetahuan; tentang persoalan-
persoalan aktivitas apa saja yang berkaitan
dengan persoalan seperti mengetahui, mengenai perbedan mendasar antara “men
getahui” dengan“memercayai”, mengenai apakah kita dapat mengetahui sesuatu yang
melampaui indra kita. Epistemologi merupakan sesuatu yang amat penting dalam
pengembangan humanitas manusia. Hal ini mengingat bahwa dunia ini sarat dengan
berbagai aliran dan ideologi yangsecara niscaya tentu berlandaskan pada bagaimana
pola dan caranya memandang realitas, baik hakikat maupun strategi dan sistem yang
digunakan yang kesemua ini tidak lain tentu berdasarkan pada landasan epistemologi.
1. Tipe-tipe Pengetahuan
a) Pengetahuan Wahyu
Pengetahuan wahyu dapat digambarkan sebagai suatu pengetahuan atas kalam-
kalamyang difirmankan Tuhan, Sang Penguasa alam kepada manusia dalam
kemahakuasaan-Nya melalui perantara Rasulnya.
b) Pengetahuan Intuitif
Pengetahuan intuitif adalah, suatu pengetahuan tentang kebenaran yang
dianugerahkanTuhan dalam diri manusia yang paling dalam yang dalam variannya
selalu melibatkan integritasakal dan hati sebagai dua daya jiwa yang tidak terpisahkan.
Pengetahuan intuitif adalah pengetahuan dimana seseorang mendapatkan didalam
dirinya suatu insight. Insight atau intuisi itu merupakan sesuatu peristiwa yang dating
tiba-tiba dan memunculkan suatu ide dan ataukesimpulan yang dihasilkan melalui
proses ketidaksadaran individu yang panjang.
c) Pengetahuan Rasional
Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperolah melalui latiha akal
budidalam mencerna ragam realitas yang ada dan hal-hal yang munkin ada, baik
melalui dan atautanpa observasi dari keadaan-keadaan aktual.
d) Pengetahuan Empiris
Sampai saat ini, pengetahuan empiris atau pengetahuan yang di konfirmasi
melalui bukti-
bukti indrawi merupakan sesuatu yang amat pening. Dengan demikian pengetauan d
alam konteks ini terdiri dari ide-ide yang terbentuk sesuai dengan observasi fakta.
e) Pengetahuan Otoritatif
Pengetahuan otoritatif merupakan suatu pengetahuan dinggap baik dan benar
bukanlahkarena kita telah membuktikannya sendiri sebagai suatu yang benar, tetapi
lebih dikarenakanoleh bukti-bukti yang diperoleh melalui otoritas para ahli dalam
bidangnya. Dengan demikian pengetahuan otoritatif lebih bersifat psikologis daripada
bersifat epistemologis.
2. Epistemologi Idealisme tentang Pendidikan
Tokoh utama aliran idealism ini adalah Plato dengan ajaran filosofinya yang
fundamentaldengan mengatakan bahwa suatu yang riil adalah sesuatu yang berada
diruang idea. Idealisme berkeyakinan bahwa apa yang tampak dalam alam realitas
bukanlah merupakan sesuatu yang riil,tetapi lebih merupakan bayangan atas apa yang
bersemayam dalam alam pikiran manusia yangtidak lain merupakan ekspresi jiwa
piker manusia dalam merumuskan dunia ideanya kea lammaterial. Idea dalam
epistemologi idelisme ini merupakan sesuatu yang memiliki relasi pentingdalam alam
kosmos.Teori pendidikan Plato sebagai tokoh penting dalam idealism mengarahkan
perhatiannya pada empat fakta utama, yaitu:1. Ajarannya berkenaan dengan jiwa dan
segala unsur yang menyangkut kesemua varian personality manusia.2.Ajaran
pokoknya tentang manusia.3.Ajaran filsafatnya tentang hubungan individu dan
masyarakat.4.Pendasaran pendidikan pada hal-hal sebelumnya.
3. Epistemologi Realisme tentang Pendidikan
Realisme merupakan filsafat yang memandang bahwa sesuatu yang riil adalah
sesuatuyang bersifat fisik dan psikis. Beberapa tokoh yang disebut-sebut sebagantara
lain: Aristoteles, John Amos Comenius, Francis Bacon, John Locke, Galileo, DavidHume,
dan John Stuart Mill.Aliran realisme dalam konteks ini meyakini, bahwa memuaskan
subjek didik hanyalahsebagai instrumen untuk peraihan tujuan pendidikan, bukan
sebagai focus aktifitas pembelajaran.Epistemologi realisme tentang pendidikan
meniscahyakan bahwa setiap proses pembelajarnmesti didekati dengan pendekatan
induktif bukan deduktif. Pendekatan ini baginya adalah carayang relevan untuk
menanamkan pengetahuan dan nilai kedalam diri subjek didik.
4. Epistemologi Pragmatisme tentang Pendidikan
Kaum pragmatisme meyakini bahwa pikiran manusia bersifat aktif dan
berhubungan langsung dengan upaya penyelidikan dan penemuan. Kelompok
pragmatisme mengklaim bahwa suatu ide dikatakan benar jika ia benar-benar bisa
diterapkan. Kaum pragmatism
meyakini bahwa subjek didik harus belajar dari keingintahuan, sementara guru me
sti merangsang keingintahuan itu tampil dalam proses inquiry.
5. Epistemologi Islam tentang Pendidikan
Mengingat ibadah dalam islam selalu dikaitkan dengan aktivitas berpikir dan
memang berpikir adalah perintah ilahi agar manusia bias beriman, maka manusia me
niscayakan pengetahuan rasional didalam proses kependidikan islam berorientasi
pada nilai-nilai ketuhanan.

B. Nilai dan Kependidikan


Nilai adalah gambaran tentang sesuatu yang indah dan menarik, yang
mempesona, yang menakjubkan, yang membuat kita bahagia, senang dan merupakan
sesuatu yang menjadikan seseorang atau sekelompok orang ingin memilikinya. Nilai
pada hakikatnya tidak timbul dengan sendirinya, tetapi ada faktor-faktor yang menjadi
prasyarat dan pembangkit.Secara sederhana nilai merupakan sebuah ide atau konsep
tentang sesuatu yang
amat penting dalam kehidupan dan memang menjadi perhatian seseorang, sehingg
a jika seseorang sedang memikirkan sesuatu nilai, maka pada dasarnya ia telah
mengushakan nilai-nilai dari
1. Nilai dan Pendidikan Menurut Aliran Idealisme
Seperti telah diuraikan diatas, kaum idealism dengan pahamnya bahwa sommum
bonum(ide kebaikan tertinggi) kehidupan manusia sesungguhnya telah ada
bersamaan dengankemunculan dirinya kedunia, menjadikan, bahwa nilai apapun
selalu bersifat tetap dantidak berubah-ubah,absolut.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa realisasi nilai absolut dalam diri
manusia memerlukan pengupayaan-pengupayaan atau sokongan dari unsur-unsur
lain diluarindividu itu agar ia tampil dalam tindakan. Dalam kaitannya dengan
pendidikan, segala upayaedukasi selalu bermakna pembiasaan-pembiasaan dan
pengupayaan-pengupayaan tegaknyaaturan-aturan, dan norma-norma kebaikan
2. Nilai dan Pendidikan Menurut Aliran Realisme
Ajaran filsafat memperlihatkan, bahwa suatu yang riil atau sesuatu yang benar adalah
sesuatu yang merupakan gambaran nyata atau salinan sebenarnya dari dunia realitas.
Realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-
hal yang hanya terdapat di dalam dantentang dirinya sendiri, serta yang hakikatnya
tidak terpengaruh oleh seseorang.
3. Nilai dan Pendidikan Menurut Aliran Pragmatisme
Bagi kelompok pragmatis nilai itu bersifat relatif. Etik dan aturan-aturan moral tidak
permanen tetapi tampil karena perubahan budaya dan masyarakat. Semakin komplek
s sebuahmasyarakat, tuntutan kepada individu pun juga semakin besar.Tetapi
kelompok pragmatismenolak konsep individualism ini yang mengarah pada
eksploitasi dan jiga persetujuan sosialyang menggabungkan individualitas orang.
4. Nilai dan Pendidikan dalam Islam
Nilai dalam konteks islam terbagi kepada dua hal, yaitu yang tetap dan yang
tidak tetap.Yang pertama disebut dengan nilai-nilai yang wajib yang entitasnya telah
disepakati dan jelas,sedangkan yang kedua bersifat fleksibel dan lahir dari dinamika
masyarakat.Paling tidak ada tiga unsur yang tidaj dapat terlepas dari nilai,
yakni1.Bahwa nilai berhubungan dengan subjek.2.Bahwa nilai teraplikasi dalam
tindakan praktis.3.Bahwa nilai-nilai bersifat subjektif.

C. Etika dan Pendidikan

Nilai, moral dan etika merupakan tiga isitilah yang saling terkait yang bias
anya dalam bahasa sehari-
hari dianggap sepadan,baik dalam makna maupun dalam fungsi, pada hal hetigakata
itu memiliki hakikat dan orientasi yang berbeda-beda kendati pun antara satu dengan
yanglain terkait
erat. Nilai adalah gambaran seseorang tentang sesuatu yang indah dan yang menari
k, yang mempesona, yang menakjubkan, yang membuat kita bahagia, senang dan ingin
memilikinya.Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompokdalam mengatur tingkah lakunya.

D. Estetika dan Pendidikan

Estetika merupakan studi nilai dalam realitas keindahan. Nilai estetika biasanya
sukaruntuk dinilai , karena nilai-nilai ini menjadi nilai milik personal dan sangat
subjektif. Pendeknya, pendidikan dan estetika merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan begitu saja, tidak saja.karena aktifitasnya yang membutuhkan nilai estetis,
tetapi juga mengingat entitasnya yangmemang juga akan membangun nilai-nilai
estetis dalam diri subjek didik.

BAB V

TEORI-TEORI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

A. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan

Secara umum, berbagai pemikiran filosofis tentang eksistensi manusia dalam


kaitannyadengan pengembangan kemanusiaannya di dunia ini dapat digambarkan
kepada tiga kelompok pemikiran, yaitu nativisme, empirisme, dan konvergensi.
Pendidikan adalah usaha sadar bersama yang dilakukan secara sistematis dan terarah
menuju terwujudnya generasi-generasi yang di cita-citakan.

B. Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Konteks Islam

Dalam mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan ini diperlukan daya


nalar dan kecermatan daya pandang yang baik. Daya nalar akan baik apabila selalu
berhadapan dengan problem yang mesti dihadapi.
Oleh karena itu memupuk kepekaan subjekdidik terhadp dunia realita dan mampu
membuat rumusan masalah-masalah yang ia hadapi merupakan sesuatukemestian
dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam konteks ini.

C. Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Aliran-aliran Filsafat


1. Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran filsafat yang paling tua yang umumnya
disandarkan denganfilsuf besar Plato. Aliran memiliki suatu keyakinan, bahwa realitas
ini terditi dari substansisebagaimana ide-ide atau spirit.Aliran ini menekankan realitas
moral dan spiritual sebagai sumber untuk menerangkanalam. Aliran ini memandang
nilai adalah suatau yang absolut dan universal. Idealisme meyakini, bahwa manusia
lahir kedunia dengan membawa ide yang disebutnyadengan innate idea (ide bawaan).
Disini ide merupakan suatu ultimate. Ajaran tersebut menjadikan aliran ini sampai
pada suatu pemahaman bahwa manusia lahir dengan membawanila-
nalai kebaikan yang dengannya manusia mesti memeliharanya agar apa
yang telahdibawanya menjadi nyata dalam realitas.
2. Rasionalisme
Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat yang muncul pada zaman modern
denganmenekannkan bahwa dunia luar adalah sesuatu yang riil. Rasionalisme
menekankan bahwakesempurnaan manusia tergantung pada kualitas rasionya dalam
mencerna realitas yang adadi sekitarnya.
Berdasarkan pemikirannya ini, aliran ini berpendapat bahwa tujuan pendidikan
adalahsemacam pertumbuhan dan perkembangan subjek didik secara penuh
berdasarkan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang luas yang berguna bagi
kehidupannya, sehingga iapun lebih mudah dapat menyesuaikan diri dengan
masyarakat dan lingkungannya. Pada hakikatnya kelahiran realism sebagai suatu
aliran dalam filsafat sebagai sintesis antara filsafat idealism Immanuel Kant di satu
sisi dan empirisme John Locke disisi lainnya. Menurut aliran realism, sesuatu
dikatakan benar jika memang riil dan secara substantif ada. Aliran ini meyakini, bahwa
adanya hubungan interaksi pikiran manusia dan alam semesta tidakakan
memengaruhi sifat dasar dunia.
3. Eksistensialisme
Kaum eksistensialis membedakan antara eksistensi dan esensi. Eksistensi berate
keadaanaktual yang terjadi dalam ruang dan waktu, eksistensi menunjuk sesuatu yang
ada disini, dansekarang , eksistensi berate kehidupan yang penuh, tangkas, sadar,
tanggung jawab dan berkembangan.
4. Eksperimentalisme
Seperti halnya eksistemsialisme, kelompok eksperimentalisme juga memandang
manusia sebagai makhluk yang dinamis, aktif, dan kreatif. Manusia manusia
eksperimentalis adalah manusia-manusia yang optimis bahwa ia dapat membentuk
kualitas dirinya melalui pembiasaan berpikir kraatif berdasarkan pengalaman-
pengalaman.Eksperimentalisme memandang bahwa belajar mestilah dimaknai den
gan memberikan latihan kecerdasan dalam menghadapi berbagai tantangan
persoalan hidup, sehingga subjek didik dapat terbiasa aktif mengolah berbagai datadan
informasi untuk memecahkan problem hidupnya.
5. Dialog Antar-Aliran
Secara keseluruhan, tampak bahwa orientasi aliran-aliran dalam pengembangan
sumberdaya manusia pada dua kelompok pengembangan, dalam konteks idealism-
rasionalisme di satusisi dan realisme-empirisme disisi lainnya. Yang pertama
menjadikan rasionalitas sebagai tujuandan orientasi pengembangan, sedangkan yang
lain menjadikan rasionalitas sebagai instrument pengembangan. Konsekuensinya
jika yang pertama mengabaikan pengalaman riil manusia, makayang kedua mereduksi
kebenaran semata-mata yang teramati,terukur dirasakan manfaatnyasecara riil.

BAB VI

ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN

Pengantar
Dalam analisis konsep, jawabannya berbentuk defenisi-defenisi, dan defenisi
terantung pulakepada tokoh-tokoh atau lembaga yang mengeluarkan atau
menciptakannya.

D. Peranan Filsafat Pendidikan

Pendidikan adalah sebagai pelaksanaan dari ide-id filsafat. Pandangan


Kilpatnck dapat dipahami, bahwa peranan dan fungsi filsafat adalah menyelidiki
perbandingan pengaruh dan: Filsafat-filsafat yang bersaing didalam proses
kehidupan Kemungkinan proses-proses pendidikan dan pembinaan watak keduanya,
mengusahakan untuk menemukan pengelolaan pendidikan yang dikehendaki untuk
membina watak yang paling konstruktif bagi golongan muda dan tua.Adapun
perbandingan pengaruh dan beberapa ide filsafat dalam pendidikan dapat diketahui
melalui sejarah pendidikan, antara lain tersimpul dalam pandangan-pandangan
berikut:
1. Aliran Empiris
Menurut teori empiris, pendidik dapat berbuat sekehendak hati dalam
pembentukan pribadi anak didik untuk menjadi apa saja yang sesuai diinginkannya.
2. Nativisme dan Naturalismea. Nativisme
Pendidik menurut aliran ini tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Pandangan
danaliran ini disebut pesimistis, karena menerima kepribadian sebagimana adanya
dengan tidakmempercayai adanya nilai-nilai pendidikan untuk mengubah
kepribadian.
b. Naturalisme
Aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena berpandangan bahwa pendidik
hanyawajib membiarkan pertumbuhan anak didik saja dengan sendirinya, dan
selanjutnya diserahkankepada alam.
3. Teori Konvergensi
Pendidikan itu serba mungkin diberikan kepada anak didik Pendidikan itu diartikan
sebagai pertolongan yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan pembawaan
yang baik dan mencegah pembawaan yang buruk. Hasil pendidikan tergantung kepada
pembawaan dan lingkungan Peranan dan fungsi pendidikan bagi para pendidik seperti
yang dikemukakan secara singkat tapi rinci oleh Brubacher tersimpu sebagai
berikut:Fungsi Spekulatif Fungi Normatif Fungsi KritikFungsi Teori bagi praktik.

BAB III

MASALAH POKOK FILSAFAT DAN PENDIDIKAN

A. Objek dan Sudut Pandang Filsafat

a. .Objek materi filsafat terdiri atas tiga persoalan pokok yaitu:


b. Masalah Tuhan, yang sama sekali diluar atau diatas jangkauan ilmu
pengetahuan biasa.
c. Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan
biasa.
Objek formal filsafat, yaitu mencari keterangan sedalam-dalamnya, sampai
keakar persoalan, sampai kepada sebab-sebab
terakhir tentang objek materi filsafat, sepanjang kemungkinan yang ada pada akal
budi manusia.

B. Sikap Manusia Terhadap Filsafat

Untuk memudahkan peninjauan filsafat pendidikan, terlebih dahulu akan


diketaui bagaimana pandangan, pendirian, dan atau sikap orang-
orang terhadap filsafat. Pengertianmereka dapat diartikan sebagai berikut:
1) Pandangan yang berpendapat bahwa apabila mendengar kata filsafat maka
terbayanglahdihadapan mereka tentang sesuatu yang sulit
2) Pandangan yang bersifat skeptic, yakni orang yang berpendapat bahwa filsafat
adalahsuatu perbuatan yang tidak ada gunanya
3) Pandangan yang bersifat negative karena mengambil manfaat secara negtif,
dengan tidakmengatakan bahwa berfilsafat berarti bermaain apai atau
berbahaya
4) Golongan yang memandang dan positif, yakni filsafat adalah suatau lapangan
studi,tempat melatih akal untuk berpikir.

C. Masalah Esensial Filsafat dan Pendidikan

Dalam tinjauan dari segi sistematik ini filsafat berhadapan dengan tiga problem
utama, yaitu sebagai berikut:1. Realitas 2. Pengetahuan 3. Nilai

BAB IV

PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN


A. Pendahuluan

Filsaat pendidikan mempelajari proses kehidupan dan alternative proses


pendidikandalam pembentukan watak, dimana kedua proses itu pada hakikatnya
adalah satu.

B. Proses Pendidikan Bersama Perkembangan Proses Kehidupan

Bidang filsafat pendidikan adalah juga masalah hidup dan kehidupan manusia.
Denganmengambil pengertian secara luas, berarti masalah pendidikan mempunyai
ruang lingkup manusia atau sepnjang pengalaman yang dialami seseorang sejak ia
dilahirkan hingga berpisahdengan dunia kehidupan atau mati.

C. Proses Hidup Manusia dan Filsafat Pendidikan

Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia, bahwa


merekaharus melaksanakan dan ditunaikan dengan baik dan sempurna, sejak zaman
kehidupan merekayang sederhana, di hutan rimba dan di gua batu, atau di tempat
lainnya, sampai kehidupan umatabad ini.

BAB V

TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN

A. Manusia dan Tujuan Hidupnya

Manusia adalah salah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota
populasidipermukaan bumi ini. Ia adalah suatu himpunan yang memiliki ciri khas yang
tidak dimilikioleh sekian juta makhluk hidup lainnya.

1. Tujuan Hidup Manusia Mengalami Proses Perkembangan

Kedidupan manusia memerlukan perjuangan yang keras untuk


memertahankan hidup,dalam suasana serba sulit, serba ketakutan, sengsara dan tidak
merasakan kebahagiaan.Sehingga, tujuan hidup mereka tidak begitu jelas, atau hamper
tidak ada sama sekali. Namunmungkin, pendidikan dalam arti sempit sudah
berlangsung bagi manusia pada saat itu, yaknimengajarkan bagaimana menghadapi
hidup, berjuang untuk menghadapi serangan binatang buas,dan lain sebagainya.

2. Tujuan Hidup Bangsa Indonesia


a. Mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata material
dan spiritual berdasarkan pancasila
b. Didalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bersatu,dan berkedaulatan rakyat.
c. Dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan
dinamisd. Dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat,
tertib, dan damai.
3. Tujuan Hidup Manusia Menurut Pandangan Islam

Tujuan hidup sebagai muslim adalah menyembah, dan berbakti kepada Allah.
Artinya,mengabdikan diri kepada-Nya harus sesuai dengan kehendak-Nya. Semua
aktivitas dalamkehidupan manusia seharusnya sesuai dengan petunjuk dan aturan-
Nya, baik dalam kehidupanindividu, keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan
bernegara, baik sebagai masyarakatawam maupun sebagai pejabat penguasa, sebagai
orang yang tak punya maupun sebagai orang jutawan, baik dalam mencari maupun
menafkahkan harta.

E. Aliran Rekonstruksionalisme

Rekonstruksionalisme bercita-cita untuk mewujudkan dunia dimana


kedaulatan nasional berada dalam pengayoman atau subordinat serta kedaulatan dan
otoritas nasional.

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Perbandingan Antara Kedua Buku

Kedua buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua buku memiliki
judul yang sama dengan “Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok untuk
pegangan mahasiswa dalam mengambil matakuliah filsafat pendidikan, namun
memiliki pengarang yang berbeda. Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan Prof. Dr.
Muhmidayeli, M.Ag membahas tentang ilmudasar filsafat dimulai dari pengertian,
kemudian filsafat filsafat pendidikan dan mazhab mazhab filsafat pendidikan serta
orientasi psikologis yang mempengaruhi filsafat pendidkan. Sedangkan karangan
Muhammad Anwar menjelaskan tentang filsafat pendidikan mulai dengan
pengertian filsfat pendidikan dan membahas aliran-aliran yang mendukung
filsafat pendidikan, membahas tentang filsafat pendidikan pancasila yang berupa das
ar dari negara indonesia. Selain itu buku ini juga membahas tentang hakekat
pendidikan dari berbagai filsuf-filsuf. Dari pembahasan sub bab yang disajikan dapat
diketahui bahwa buku pembanding memiliki kelengkapan materi yang lebih dari
buku utama. Hal ini dapat kita lihat pada
bagian buku pembanding memiliki 5 Bab yang berisi Materi penuh Filsafat
dengan tambahan Filsafat pendidikan bagi bangsa Indonesia sedangkan pada buku
utama tidak ada. Dari segi penulisan buku sudah benar dan baik dan mudah dipahami
pembaca.

3.2 Keunggulan

Pada kedua buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang
cocok digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan mahasiswa mata
kuliahfilsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung didala
mnya tersusun secara sistematis yang memudahkan mahasiswa untuk memahami
secara berkala materi yang dibahas pada setiap babnya. Namun untuk bahasan
yang lebih lengkap terdapat pada buku pembanding,tetapi khusus Bab II mengenai
filsafat buku utama lebih jelas dalam memaparkan materijnya. Bahasa yang digunakan
dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan bahasa yang dapat dipahami
mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat. Pada bagian awal setiap Bab pada buku
pembanding terdapat indikator yang membantu mahasiswa mencapai kompetensi
ajarnya.
3.3 Kelemahan

Pada dasarnya kedua buku ini hampir tidak memiliki kekurangan, namun pada
beberapa bagian materi yang terdapat didalam bab menggunakan bahasa yang tinggi
yang sulit untuk dimengerti mahasiswa mengingat mahasiswa merupakan permulaan
pada awal pembelajaran filsafat. Selain itu tidak dicantumkan rangkuman pada akhir
bab pada kedua buku merupakansalah satu kelamahan yang ada, karna rangkuman
sangat membantu mahasiswa dalam meringkasulang apa isi dari materi yang ada.
Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salahsatu penarik perhatian
pembaca.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran
dengan cara berpikir dan karena adanya suatu keragu -
raguaan. Maka dari itu dibutuhkan suatu
buku sebagai pegangan bagi mahasiswa untuk lebih memahami secara mendalam
tentang mata kuliah filsafat pendidikan. Dan untuk
mendalami apa yang ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical Book Report
sebagai salah satu cara dalam membantu mahasiswa dalam memhami isi buku
tersebut. Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:

1. Walaupun memiliki judul buku yang samaakan tetapi kedua buku memiliki
perbedaandalam pembahasan materinya serta bagian bagian tambahan
pada buku pembanding terdapat tujuan filsafat pendidikan bagi bangsa.
2. Buku Pembanding lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan
buku utama,namun dilain Bab buku utama memiliki pembahasan yang lebih
lengkap dibandingdengan buku pembanding ( Bab yang membahasa
pengantar Filsafat dan filsafat pendidikan )
3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak dilengkapi dengan gambar
pendukung.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview


menyarankan agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan
baik guru, orang tua maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak
dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu, juga disarankan agar adanya
perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku sehingga nantinya dilengkapi dengan
gambar agar peserta didik yang membacanya lebih tertarik.

Buku Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai
buku pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena
kedua buku ini memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar
filsafat dan penyusunan materi yang sistematis. Namun tidak menutup kemungkinan
agar mahasiswa menggunakan beberpara referensi buku lain sebagai pegangan dalam
berfilsafat.
DAFTAR PUSTAKA

Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan,Refika Aditama, Bandung 2013

Anwar Muhammad, Filsafat Pendidikan, Jakarta 2018

Anda mungkin juga menyukai