Anda di halaman 1dari 31

Critical book report

Filsafat pendidikan

Disusun oleh:

Kelompok 8

Rani Anggriani (3191121006)

Restu Zebua (3192421012)

B REGULER

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan dan petunjuk-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah CBR filsafat
pendidikan. Dan terima kasih kepada ibu dosen Dr.Nurmayani ,M.Ag. dan kepada
teman teman saya yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah dapat tersusun dengan baik.

Dalam makalah ini kita mengambil nilai-nilai positif dan membuang hal
hal negatif. Dalam membuat makalah,saya memakai sumber-sumber dari
beberapa buku. Yang akan terdapat dalam makalah ini. Saya harap makalah ini
bisa membantu saya dalam mengerjakan tugas.

Terima kasih kepada pihak yang sudah membantu saya dalam


mengerjakan tugas makalah ini. Apabila ada kesalahan mohon dimaafkan.

MEDAN, SEPTEMBER 2019

PENYUSUN

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................I

Daftar isi..................................................................................................................II

BAB I IDENTITAS BUKU

A.Buku Utama..............................................................................................1

B. Buku Pembanding...................................................................................2

BAB II RINGKASAN BUKU

A. Buku Utama.............................................................................................3

B. Buku Pembanding.................................................................................14

BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................24

BAB IV PENUTUP............................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

3
BAB I

IDENTITAS BUKU

A. BUKU UTAMA

Judul : Filsafat Ilmu Pendidikan

Pengarang : Dr. Redja Mudyahardjo

Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA

Kota terbit : Bandung

Tahun Terbit : Maret 2004

Tebal buku : 245 Halaman

ISBN : 979-692-027-1

4
B. BUKU PEMBANDING

Judul : Filsafat Pendidikan

Pengarang : Prof.Dr.H.Jalaluddin dan Prof.Dr.H.Abdullah Idi,M.Ed.

Penerbit : PT Rajagrafindo persada

Kota terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2014

Tebal buku : 229 Halaman

ISBN : 978-979-769-372-5

5
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. BUKU UTAMA

Bab 1 Pengertian Filsafat Ilmu Pendidikan

A.Filsafat Umum Dan Khusus

Filsafat pendidikan adalah filsafat khusus atau filsafat terapan.Apabila di


lihat dari sudut pandang objeknya,Filsafat dapat di bedakan menjadi dua macam
yaitu filsafat umum atau bersifat murni dan filsafat khusus yang bersifat terapan.

Berbeda dengan filsafat umum yang objeknya adalah kenyataan


keseluruhan segala sesuatu,filsafata khusus mempunyai objek kenyataan salah satu
aspek penting kehidupan manusia yang penting (misalnya : hukum , sejarah, seni ,
ilmu , pendidikan,dan sebagainya).

Filsafat pendidikan,yang menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang


bersangkut paut dangan tujuan,latar belakang,cara dan hasilnya, serta hakikat ilmu
pendidikan, yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap sruktur dan
kegunaannya. (B. Othanel Smith, Philosophy of education, encyclopedia of
educational research, hlm.957-963).

B. Objek Dan Status Filsafat Ilmu Pendidikan

Sosok pendidikan yang dapat kita kenali dalam kehidupan manusia dapat
di bedakan dalam dua macam,yaitu (1) Praktek pendidikan dan (2) Ilmu
pendidikan sebagai salah satu teori pendidikan.Oleh karena itu, ditinjau dari segi
sosok atau bentuk tampilan pendidikan, filsafat pendidikan dalam arti luas dapat
dibedakan menjadi dua macam,yaitu (1) Filsafat praktek pendidikan, dan (2)
Filsafat ilmu pendidikan.Filsafat praktek pendidikan adalah analisis kritis dan

6
kompherensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan di selenggarakan dan
dilaksanakan dalam kehidupan manusia.Filsafat praktek pendidikan
diselenggarakan dan dilaksanakan dalam kehidupan manusia.Filsafat praktek
pendidikan dapat dibedakan menjadi: (1) Filsafat proses pendidikan dan (2)
Filsafat sosial pendidikan.Filsafat proses pendidikan adalah analisis kritis dan
kompherensif tentang bagaimana seharunya kegiatan pendidikan di laksanakan
dalam kehidupan manusia.Filsafat proses pendidikan biasanya membahas tiga
masalah pokok, yaitu

1.Apakah seharunya pendidikan itu

2.Apakah tujuan pendidikan itu sebenarnya; dan

3.Dengan cara apakah tujuan pendidikan dapat tercapai

(henderson; 1959:237)

Apabila lebih rinci lagi maka objek ilmu pendidikan dapat dibedakan dalam empat
macam,yaitu :

a. Ontologi ilmu pendidikan, yang membahas tentang hakikat substensi dan


pola organisasi ilmu pendidikan.
b. Epistemologi ilmu pendidikan, yang membahas tentang hakikat cara-cara
kerja dalam menyusun ilmu pendidikan; dan
c. Aksiologi ilmu pendidikan, yang membahas tentang hakikat nilai kegunaan
teorestis dan praktis ilmu pendidikan.

Bab 2 Pengertian Ilmu Pendidikan

A.Substansi Dan Strukur Ilmu Pendidikan

Ditinjau dari substansi atau isinya, ilmu pendidikan merupakan sebuah


sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Oleh karena
pengetahuan yang dihasilkan konsep tersebut disajikan dalam bentuk konsep-
konsep pendidikan,maka ilmu pendidikan dapat pula dibataskan sebagai sistem
konsep pendidikan yang dihasilkan melalui riset.

7
Isi sebuah konsep baru jelas,apabila konsep tersebut didefenisikan.
Defenisi adalah pernyataan tersurat tentang makna atau arti yang terkandung
dalam sebuah istilah atau konsep. Defenisi dapat dibedakan dalam dua
macam,yaitu (1) defenisi konotatif, dan (2) defenisi denotatif. Defenisi konotatif
adalah defenisi yang menyatakan secara tersurat tentang isi pengertian yang
terkandung dalam istilah atau konsep yang didefinisikan. Isi pengertian adalah
sifat-sifat yang menjadi menjadi ciri utama dari makna yang terkandung dalam
istilah atau konsep. Cara mendefenisikan sebuah konsep secara konotatif
dilakukan dengan menyebutkan nama golongan atau kelas kemudian menyatakan
sifat pokok yang membedakan dia (konsep yang didefenisikan) dengan anggota
lainnya yang tergolong satu kelas. Teknik ini disebut per genus at
differentia.Defenisi denotatif adalah defenisi yang menyatakan secara luas
pengertian dari istilah atau konsep yang didefenisikan. Luas pengertian adalah hal-
hal yang merupakan bagian kelas dari konsep yang didefenisikan.Cara
mendefenisikan konsep secara denotatif adalah dengan menyebutkan keseluruhan
bagian atau salah satu bagian yang termasuk dalam kelas dari konsep yang
didefenisikan.

Berdasarkan strukturnya, kurikulum sebagai program belajar mengajar,


menurut young dan wynn dalam american education, dibedakan dalam lima
macam,yaitu

(1) Kurikulum mata pelajaran (subject curriculum)


(2) Kurikulum terkolerasi atau terdifusi (correlated of fused curriculum)
(3) Kurikulum bidang studi luas (broad fields curriculum)
(4) Kurikulum inti (core curriculum) dan
(5) Kurikulum fungsional atau pengalaman (experience of functional
curriculum).

Kurikulum mata pelajaran adalah program pengajaranyang terdiri atas sejumlah


mata pelajaran yang terpisah-pisah, tidak saling tergantung. Kurikulum terkolerasi
atau fusi adalah program pelajaran yang terfusi atau memiliki hubungan tertentu.

8
Kurikulum bidang studi luas adalah program pengajaran yang berisi bidang-bidang
tertentu, yang setiap bidang studinya merupakan kesatuan dari beberapa mata
pelajaran.Kurikulum inti adalah program pengajaran yang terdiri dari sub-sub
program yang merupakan program inti yang berlaku pada setiap siswa. Kurikulum
fungsional adalah atau pengalaman adalah program pengajaran yang menyediakan
sub-sub program yang diambil setiap siswa sesuai dengan bakat, minat, dan
kebutuhan masing-masing siswa.

Bab 3 Objek Formal Ilmu Pendidikan

A.Pengertian Maha Luas Tentang Pendidikan

Ilmu pendidikan memiliki objek yang menjadi ruang lingkup dan hal-hal
yang diteliti. Di tinjau dari fungsinya, objek ilmu pendidikan dapt dibedakan
menjadi objek formal atau bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup
garapan riset pendidikan dan objek langsung riset pendidikan.Objek formal ilmu
pendidikan adalah pendidikan dapat diartikan secara maha luas sama dengan
hidup. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan seseorang.Dalam pengertian maha luas, pendidikan berlangsung
sepanjang hidup (lifelong) sejak lahir hingga mati.

B.Pengertian Sempit Tentang pendidikan

Dalam arti sempit pendidikan adalah sekolah atau persekolan (schooling).


Sekolah adalah lembaga pendidikan formal sebagai salah satu hasil rekayasa
peradaban manusia, disamping keluarga,dunia kerja,negara,dan lembaga
keagamaan. Dalam pengertian sempit, tujuan pendidikan bersatu dalam suatu
proses pendidikan, tetapi dirumuskan sebelum proses pendidikan berlangsung,
dengan demikian diluar proses pendidikan,tetapi dirumuskan sebelum proses
pendidikan berlangsung,dengan demikian diluar proses pendidikan.

C.Pengertian Luas Terbatas Tentang Pendidikan

Defnisi mahaha luas tentang pendidikan memiliki kelebihan, antara lain


terletak pada penempatan pengalaman belajar sebagai inti dalam proses

9
pendidikan yang berlangsung dimanapun dalam lingkungan hidup baik di sekolah
maupun di luar sekolah.Adapun kelmahannya tidak dapat menggambarkan dengan
tegas batas-batas pengeruh pendidikan dan non pendidikan terhadap pertumbuhan
individu.Selanjutnya,kelemahan dalam defenisi sempit tentang pendidikan, antara
lain terletak pada sangat kuatnya campur tangan pendidik dalam proses pendidikan
sehingga lebih kepada proses mengajar bukan belajar yang mempunyai makna
pendidik mempunyai otoritas sangat kuat.Adapun kekuatannya, antara lain terletak
pada bentuk kegiatan pendidikannya yang dilaksanakan secara terprogram dan
sistematis.

Bab 4 Objek Material Ilmu Pendidikan

A. Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem

Baik dibataskan secara mahaluas,sempit,maupun luas terbatas, pendidikan


tetap merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam kehidupan manusia, yang
berawal dari hal-hal yang bersifat aktual menuju pada hal-hal yang ideal. Kegiatan
pendidikan adalah kegiatan yang menjembatani antara kondisi aktual dan kondisi
ideal.

Proses belajar mengajar berlangsung dalam bentuk-bentuk kegiatan pendidikan


berupa bimbingan, pengajaran, dan latihan.Bimbingan merupakan sebuah layanan
yang bersifat universal, yang tidak hanya disekolah dan keluarga, tetapi terjadi
pula diperusahaan dan industri, pemerintah, rumah sakit, dan dimanapun orang
yang memerlukan bantuan dan dimanapun orang yang ingin membantu.
Bimbingan bertujuan membantu menumbuhkan kebebasan dan kemampuan untuk
dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri.Pengajaran bertujuan untuk
membantu murid memperoleh pengetahuan dan dengan demikian
mengembangkan kecerdasan mereka sendiri.Adapun yang dimaksud dengan
pengajaran adalah bantuan dalam bentuk memberi dorongan, mengarahkan
kegiatan, menumbuhkan kemampuan, dan memaksimalkan upaya murid-murid
dalam memperoleh pengetahuan sehingga mengembangkan kecerdasan mereka.

B.Pendidikan Seumur Hidup

10
Dave dalam bukunya lifelong education and school curriculum (1973)
mencoba menggambarkan kerangka kerja teoretis dan operasional pendidikan
seumur hidup dalam empat tahap,yaitu

1. Deskripsi komponen hidup


2. Deskripsi aspek-aspek dalam perjalanan sepanjang hidup
3. Deskripsi pendidikan dan,
4. Deskripsi operasional pendidikan seumur hidup

Hidup (life) mempunyai tiga komponen yang saling berhubungan satu dengan
lainnya, yaitu individu,masyarakat,dan lingkungan fisik.

Perjalanan manusia seumur hidup (lifelong) mengandung perkembangan dan


perubahan yang mencakup tiga komponen yaitu

(1) Tahap perkembangan individu (masa balita,masa kanak-kanak,masa


sekolah,masa remaja,dan masa dewasa)
(2) Peranan sosial yang umum dan unik dalam kehidupan, yang berbeda di
setiap lingkungan hidup
(3) Aspek-aspek perkembangan kepribadian (fisik,mental,sosial,dan
emosional).

Sebuah sistem operasional seumur hidup mencakup komponen-komponen :

a.Tujuan pendidikan seumur hidup

b.Asumsi-asumsi yang mendasari pendidikan seumur hidup

c.Prinsip pembimbing untuk pengembangan sistem pendidikan seumur hidup

d.Bentuk-bentuk belajar.

Perpaduan antara empat komponen tersebutmembentuk sebuah sistem belajar di


rumah; sekolah; dan masyarakat.

Bab 5 Metodologi Ilmu Pada Umumnya Sebelum Abad 19

11
A.Tonggak Pertama: ARIOSTELES

Ilmu pendidikan dibangun melalui berbagai riset pendidikan. Riset


merupakan pemecahan masalah masalah yang lebih formal, sistemasis, dan
intensif, apabila dibandingkan dengan metode ilmiah. Sehubungan dengan itu,
Best dalam Reseacrh in Education (1977: 8-9) membataskan riset sebagai hasil
analisis dan perekaman yang sistemastis dan objektif tentang hasil observasi yang
sistematis yang terawasi, yang tertujupada pengembangangeneralisasi, prinsip-
prinsip, atu teori-teori yang hasilkan dari prediksi pengontrolan yang tepat
terhadap banyak peristiwa yang dapat berupa akibat atau sebab dari perlakuan-
perlakuan khusus.Dengan demikian riset merupakan metode pemecahan masalah
yang terencana dan cermat tertuju pada penemuan yang dapat menambah
kemampuan memahami,memprediksi, dan mengendalikan peristiwa-peristiwa
alam dan kehiupan manusia.

Arisoteles sebagai bapak ilmu menganggap riset sebagai suatu gerak maju
dan kegiatan-kegiatan observasi menuju pada penyusunan prinsip-prinsip umum
yang bersifat menerangkan dan kembali pada observasi. Metode ini disebut
metode induksi deduksi. Metode ini disebut metode induksi-deduksi.Metode ini
terdiri atas dua tahap,yaitu: (1) tahap induksi dan, (2) tahap deduksi. Tahap induksi
terdiri atas penjumlahan atau perhitungan sederhana.Deduksi terdiri atas empat
macam silogisme kategoris ( A,E,I, dan O)

a.tahap induksi

Menurut arisoteles, setiap hal yang khusus adalah sebuah kesatuan materi
dan bentuk-bentuk. Materi adalah apa yang menyebabkan sebuah hal yang khusus
merupakan sebuah individu yang unik, dan bentuk adalah apa yang menyebabkan
hal khususmerupakan sebuah anggota dari sebuah kelas dari hal-hal yang sama.

Arisoteles berkayinan bahwa melalui induksi,generalisasi ( kesimpulan


umum) tentang bentuk, ditarik dari pengalaman penginderaan. Dia membahas dua
tipeinduksi, yaitu (1) perhitungan sederhana dan (2) induksi intutif.Dua tipe

12
induksi tersebut mempengaruhi ciri cara kerja penarikan kesimpulan, dari
pernyataan –pernyataan khusus menjadi pernyataan-pernyataan umum.

b.tahap dedukasi

Tahap kedua dalam penyilidikan ilmiah,kesimpulan-kesimpulan umum


yang ditarik melalui induksi dipergunakan sebagai premis-premis untuk deduksi
dari pernyataan tentang observasi yang pertama. Arisoteles memberikan suatu
pembatasan yang penting pada macam-macam pernyataan pernyataan yang dapat
dipergunakan sebagai premis-premis dan kesimpulan dari penalaran deduktif
dalam ilmu.

B.Tonggak Kedua: FRANCAIS BACON

Tonggak kedua dalam sejarah perkembangan metode riset dicetuskan oleh


Francais Bacon (1561-1626) melalui karangannya “Navun Organon” yang
merupakan bagian dari “Instaurato Magna”. Francais Bacon malalui Instaurato
Magna secara positif ingin membangun kembali ilmu yang baru, dan secara
negatif menentang konsep-konsep tentang ilmu dari arisoteles atau aristolianisme.

Menurut Francais Bacon, jiwa rasional mempunyai tiga macam daya,yaitu


(1) ingatan (2) imajinasi dan, (3)pikiran. Daya ingatan menciptakan sejarah. Daya
imajinasi menciptakan puisi.Sedangkan daya pikiran menghasilkan filsafat.
Filsafat terdiri atas tiga bagian yaitu (1) filsafat tentang tuhan atau teologi
alam/rasional, (2) filsafat tentang alam dan, (3) filsafat tentang manusia.

Bab 6 Metodologi Ilmu Pada Umumnya : Abad 19 Dan 20

A.Tonggak Ketiga: Perkembangan Abad 19

Jhon stuart mill (1806-1873) berusaha merumuskan teknik-teknik induktif


yang menilai hubungan antara kesimpulan dengan evidensi atau hal-hal yang
menjadi sumbernya. Dalam system of logic dikemukakan aturan-aturan
pembuktian hubungan sebab-akibat. Filsafat ilmu mill merupakan contoh

13
induktivisme, yaitu sebuah pandangan yang menekankan pentingnya penalaran
induktif bagi ilmu.

John Stuart Mill adalah seorang yang propoganda efektif dalam


menyebarkan metode-metode induktif yang dikemukakan oleh Duns Scotus,
Ockham, Hume, Herscel, dan lain sebagainya. Banyak yang mengatakan bahwa
metode tersebut tersebut sebagai metode penyelidikan eksperimental dari Mill. Dia
menekankan pada pentingnya metode tersebut dalam penemuan hukum-hukum
ilmiah. Ia membahas empat metode induktif, yaitu (1) metode persamaan (2)
metode perbedaan (3) metode variasi-variasi konkomitan dan, (4) metode residu.

Pendapat mill yang induktivis tentang pola pembenaran segera ditentang


oleh javons. William Stanley Javons (1835-1882) melukiskan sebuah pandangan
deduktif-hipotetico tentang prosedur ilmiah, yang terdiri atas tiga tahap yaitu (1)
perumusan tentang sebuah hipotesis dalam bentuk sebuah hukuman umum (2)
dedukasi akibat-akibat yang dijabarkan dalam hukum (3) perbandingan akibat-
akibat tersebut dengan hasil-hasil observasi.

Ernest Mach (1838-1916) memberikan sumbangan pada mekanika,


akoustika, thermodinamika, psikologi eksperimental, dan filsafat ilmu. Antara lain
menyatakan bahwa ilmu hendaknya tertuju pada penyusunan sebuah deskripsi
yang ekonomis (efisien) tentang hubungan gejala-gejala. Ia mengembangkan
sebuah kritik terhadap filsafat ilmu newton yang sejajar dengan kritik yang
dilancarkan oleh barkeley.

B.Tonggak Keempat: Perkembangan pada abad 20

Percy williams bridgman (1888-1961) memperjuangkan sebuah orientasi


metodologis yang dikenal sebagai operasionalisme yang menekankan kepada
operasi-operasi yang dilakukan untuk memberikan nilai pada konsep-konsep
ilmiah. Operasionalisme adalah sebuah pandangan tentang demakrasi konsep-
konsep ilmiah, sebuah pandangan yang sebagian bersumber pada tuntutan newton
bahwa ilmu eksperinental hanya berhubungan dengan sifat-sifat yang nilainya
dapat di ukur. Bridgman mengungkapkan pendapatnya tentang metodologi

14
merupakan penegasan lebih lanjut tentang metologi yang telah dipraktekan oleh
para ilmuan tertentu seperi March, Poincare, Dukem, dan Einsten.

Pembahasan Eintein (simultaneity) sangat berkesan bagi Bridgman.


Bridgman menunjukan bahwa dalam karya einstein pertama,keserempakan
dianggap sebagai sebuah sifat objektif dari dua peristiwa atau lebih.Peristiwa-
peristiwa A dan B diyakini mempunyai satu kemungkinan dan hanya satu dari tiga
kemungkinan hubungan-hubungan temporal.

Dalam tulisannya yang terakhir, Bridgman juga membahas keterbatasan


yang melekat dalam analisis operasional. Salah satu keterbatasan tersebut adalah
bahwa analisis operasional tidak mungkin menentukan semua kondisi yang
ada,apabila suatu operasi harus dapat diulangi oleh setiap pengamat yang
berwenang (qualified).

Bab 7 Metodologi Ilmu Pendidikan; Riset Kualitatif

A.Dasar Filosofis Dan Karakteristik

Riset kualitatif merupakan sekumpulan metode-metode pemecahan


masalah yang terencana dan cermat dengan desain yang cukup longgar,
pengumpulan data lunak, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan
melalui induktif langsung.Desain dalam riset kualitatif tidak dirumuskan secara
ketat terhadap variabel penelitiannya, tetapi cukup dirumuskan secara garis besar
sesuai dengan kebutuhan peneliti. Pengumulan data dilaksanakan secara lentur
dimana peneliti sebagai instrumen pengumpulan data yang utama dan untuk
mendapatkan data lunak.

Pengumpulan data yang dilakukan secara lentur berarti sampel penelitian


tidak sejak awal ditentukan dengan tegas.Sampel penelitian dilakukan dengan
proses perjalanan pelaksanaan pengumpulan data dengan berpegang teguh pada
prisnsip kecukupan yang ditentukan oleh peneliti sendiri.Ciri-ciri riset kualitatif
menurut bogdan dan biklen adalah sebagai berikut :

a.Riset kualitatif mengehendakin situasi-situasi alamin (natural)

15
b.Riset kualitatif adalah deskriptif, dalam arti yang dikumpulkan merupakan kata
atau gambar daripada angka-angka.

c.Riset kualitatif lebih tertuju pada proses daripada hasil

d.Riset kualitatif cenderung mengehendaki analisis data secara induktif dalam


penyusunan teori

e.Riset kualitatif terutama bertujuan menggali mengenali peristiwa dalam


kehidupan sehari-hari.

B.Bentuk-Bentuk Riset

Metode-metode riset kualitatif yang digunakan dalam menyusun ilmu


pendidikan ,antara lain mencakup (1) metode fenomenologi (2) metode
komperatif (3) metode historis (4) metode interaksi simbolis (5) metode etnografi
(6) etnometodologi.

Metode fenomenologi adalah metode yang bermula sabagaimana adanya,kemudan


melakukan reduksi eiditis dan reduksi transenden agar dapat menemukan eidos
atau hakikat yang menjadi makna sebenarnya dari gejala-gejala. Metode historis
dalam pendidikan berkenaan dengan penggambaran apa yang telah terjadi dalan
dunia pendidikan selama kurun waktu tertentu. Metode komperatif adalah
pendekatan kultural yang dipengaruhi instuisi-instuisi dan kepercayaan-
kepercayaan yang dominan dari suatu budaya.Metode interaksi simbolik adalah
metode riset yang bertujuan memahami makna tingkah laku interaktif dalam
pendidikan,dengan jalan memahami defenisi-defenisi dan proses interaksi yang
terjadi dalam penysunan defenisi-defenisi tersebut.Metode etnografis adalah
metode yang bertujuan untuk menyusun sebuah deskripsi penuh arti ( thick
description) tentang jaringan hubungan , kegiatan-kegiatan dan keyakinan pihak-
pihak yang terlibat dalam lingkungan pendidikan.Etnometodologi adalah metode
yang digunakan dalam penyelidikan pokok masalah.

16
Bab 8 Metodologi Ilmu Pendidikan: Riset Kuantitatif

A.Dasar Filosofis Dan Karakteristik

Riset kuantitatif adalah metode pemecahan masalah terencana dan


tercermat, dengan desain yang terstrukutur ketat,pengumpulan data secara
sistematis berkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara
induktif dalam keragka pembuktianhipotesis secara empiris.Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka dapat kita kenali ciri-ciri riset kuantitatif sebagai berikut
:

a.Riset kuantitatif mengehandaki adanya perekayasaan situasiyang akan diteliti.

b.Riset kuantitatif adalah eksperimental atau percobaaan dilakukan secara


terenan,sistematis,dan terkontrol

c.Riset kuantitatif tertuju pada penelitian tentang hasil daripada proses

d.Riset kuantitatif lebih tertuju pada proses pengumpulan data melalui observasi
untuk pembuktian hipotesis yang melalui observasi

e.Riset kuantitatif terutama bertujuan menghasilkan penemuan-penemuan.

B.Bentuk-Bentuk Riset Kuantitatif

Riset kuantitatif dilaksanakan denganmenggunakan metode


eksperimental.Riset eksperimen merupakan penyelidikan yang penelitiannya
mengontrol kondisi-kondisi perlakuan dan pengaruh dari luar.Metode
eksperimental sering berkenaan dengan hubungan sebab akibat.Kita menilai
dinamika sebab dan akibat dalam sebuah sistem tertutup dan kondisi yang
terawasi.

17
B. BUKU PEMBANDING

BAB 1 Pengertian Dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan

A. Filsafat

kata filsafat berasal dari bahasa yunani. Kata berasal dari philosophia yang
berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari philos berarti cinta, senang dan suka, serta
kata sophia berarti pengetahuan,hikmah dan kebijaksanaan ( Ali,1986:7) .Hasan
shadily(1984:4) mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta dan
kebenaran. Filsafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka
kepada hikmah dan kebijaksanaan. Orang yang berfilsafat adalah orang yang
mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah, dan bijaksana. Dari
uraian diatas, bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan komprehensifyang berusaha
memahami persoalan-persoalan yang timbul didalam keseluruhan ruang lingkup
pengalaman manusia.

B. Filsafat Pendidikan

filsafat pendidikan didefenisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang


pendidikan yang menggambarkan aspek aspek pelaksanakan falsafah umum dan
menitikberatkan pada pelaksanaaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi
dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan persoalan
pendidikan secara praktis. Pendidikana yaitu sebagai suatu proses usaha dari
manusia dewasa yang telah sadar atas kemanusiaanya dalam
membimbing,melatih, mengajar, dan menanamkan nilai-nilai dan dasar dasar
pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang
sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia,sesuai
dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaanya. Dari uraian diatas bahwa filsafat
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan
merumusakan kaidah-kaidah, norma-norma dan ukuran tingkah laku perbuatan
yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.

18
Dari fungsinya secara praktis,adalah sarana bagi manusia untuk dapat
memecahkan berbagai problematika kehidupan yang dihadapinya, termasuk
dalam problematika dibidang pendidikan. Dalam hubungan antara filsafat
(umum)dan filsafat pendidikan,filsafat pendidikan memiliki beberapa
batasan,yaitu:

Pertama , filsafat pendidikan merupakan pelaksana pandangan filsafat dan kaidah


filsafat dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut pendidikan.

Kedua , karena adanya kepercayaan bahwa kajian sangat penting dalam


mengembangkan pandangan terhadap proses pendidikan dalam upaya meperbaiki
kedaaan pendidikan.

Ketiga , memiliki prinsip prinsip ,kepercayaan, konsep, andaian yang terpadu satu
sama lainnya.

C.Bahasa Filsafat Dan Filsafat Pendidikan

filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah masalah yang timbul
dalam kehidupan manusia merupakan alat dalam mencari jalan keluar yang
terbaik agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan kehidupan yang
dihadapi. Dan bertujuan memberikan pengertian yang dapat diterima oleh
manusia mengenai konsep konsep hidup secara ideal dan mendasar bagi manusia
agar mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraaan.

D.Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan

hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan sebagai berikut:

1. Filsafat, dalam arti filosofis ,merupakan satu cara pendekatan yang dipakai
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori teori
pendidikan oleh para ahli.

2. Filsafat, berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang ada menuntut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relevasi dengan kehidupan nyata.

19
3.Filsafat, pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah
dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

Filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat dan
tak terpisahkan. Karena akan meningkatkan kemajuan,dan landasan kokoh, bagi
tegaknya sistem pendidikan.

E. Hubungan Filsafat Pendidikan Dengan Fakultas Tarbiyah

Fakultas tarbiyah adalah bagian dari lembaga pendidikan yang


menggunakan ajaran islam sebagai landasan pendidikannya. Dasar dan tujuan
filsafat pendidikan islam pada hakikatnya identik dengan dasar tujuan ajaran islam
itu sendiri. Berasal dari sumber yang sama,Al-Qur’an dan hadis Rasulullah
(Jalaluddin &Said,1994:19).

Adapun tujuan pendidikan islam harus sejalan dengan misi islam itu
sendiri,mempertinggi nilai nilai akhlak mulia. Tujuan yang terkandung dalam
tugas kenabian yang diemban oleh Rasulullah Saw,sebagaimana dikatakan dalam
hadisnya bahwa”sesungguhnya aku diutus adalah untuk membimbing manusia
agar mencapai akhlak yang mulia”.

Bab 2 Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendididkan

A. Perkembangan Pemikiran Filsafat Spiritualisme Kuno

filsafat mulai berkembang dan berubah fungsi,dari sebagai induk ilmu


pengetahuan menjadi semacam pendekatan dan perekat kembali berbagai macam
ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dan terpisah satu dengan lainnya.

1.timur jauh:hindu,buddha,taoisme,shinto.

2.timur tenggah:yahudi,kristen,romawi dan yunani,

B. Reaksi Terhadap Spiritualisme Di Yunani

Sejarah Romawi Kuno bersumber pada legenda yang dikisahkan dalam


bentuk syair karya seseorang pujangga besar Romawi vergelius yang berjudul

20
Aenied(Aeneis). Tujuannya adalah untuk membentuk manusia yang selalu siap
sedia berkorban membela kepentingan tanah airnya,membentuk warga negara
menjadi tentara. Adapun tokoh tokoh Romawi yang termansyur adalah Cicero dan
Quintilianus. Keduannya banyak memberikan sumbangan pemikiran kepada
pendidikan dan filsafat. Bentuk bentuknya ialah idealisme ,materialisme
rasionalisme.

C. Pemikiran Filsafat Yunani Kuno Hingga Abad Pertengahan

Bagi orang yunani, filsafat merupakan ilmu yang meliputi semua


pengetahuan ilmiah. Diantara jasa Sofis adalah fondasi untuk pendidikan
sistematis bagi kaum muda dan mengambil manusia sebagai objek dari pemikiran
filsafat, dan mempersiapkan filsafat baru yang direalisasikan oleh Socrates, Plato,
dan Aritoteles.

D. Pemikiran Filsafat Pendidikan Menurut Socrates

Socrates adalah seorang pemikirbesar kuno (470-299 SM)yang gagasan


filosofis dan metode pembelajarannya sangat memengaruhi teori dan praktik
pendidikan diseluruh dunia barat. Prinsip dasar pendidikan, menurut Socrates
adalah metode dialektis. Sebagai dasar teknik pendidikan yang direncanakan
untuk mendorong seseorang belajar berfikir secara cermat.

E.Pemikiran Filsafat Pendidikan Menurut Plato(427-347 SM)

Tujuan pendidikan menurut Plato ialah untuk menentukan kemampuan


kemampuan ilmiah setiap individu dan melatihnya sehingga ia menjadi seorang
warga yang baik,masyarakat yang harmonis,yang melaksanakan tugas-tugasnya
secara efisien sebagai seorang anggota masyarakat.

F. Pemikiran Filsafat Pendidikan Menurut Aritoteles ( 367-345 Sm)

Menurut Aritoteles adalah pengumpulan dan penelitian fakta-fakta belajar


induktif,suatu pencarian yang objektif akan kebenaran sebagai dasar dari semua
ilmu pengetahuan.

21
Bab 3 Aliran Filsafat Pendidikan Modern Ditinjau Dari Ontologi,
Epistemologi , Dan Aksiologi.

A. Pengertian Ontologi, Epistemologi, Dan Aksiologi.

Ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidikin alam nyata dan


bagaimana keadaaan yang sebenarnya, apakah hakikat dibalik alam nyata ini.
Epitemologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pernyataaan –
pernyataan seperti apakah pengetahuan,cara manusia memperoleh dan menangkap
pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Aksiologi merupaka pendidikan yang
menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia.

B. Aliran Aliran Filsafat Pendidikan Modern

Beberapa aliran antara lain,adalah progresivisme, esensialisme,


perennialisme, dan rekonstruksionalisme.

1.progresivisme

a) Asas belajar
b) Pandangan kurikulum progresivisme
c) Pandangan progresivisme tentang budaya

2.aliran esensialisme

a) Pandangan ontologi esensialisme


b) Pandangan epistomologi esensialisme
c) Pandangan aksiologi esensialisme
d) Pandangan esensialisme tentang belajar
e) Pandangan esensialisme tentang kurikulum

3. aliran perenialisme

a) Pandangan ontologi perenialisme


b) Pandangan epistomologi perenialisme
c) Pandangan aksiologi perenialisme

22
4. aliran rekonstruksionisme

a) Pandangan ontologi
b) Pandangan epistemologis
c) Pandangan aksiologi

Bab 4 Hubungan Antara Filsafat,Manusia,Dan Pendidikan

A. Teori Kebenaran Menurut Pandangan Filsafat Bidang Ontologi,Epistemologi,


Dan Aksiologi.

1. ontologi

Ontologi identi dengan metafisika yang disebut sebagai proto-filsafat atau


filsafat pertama, atau filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah hakikat
sesuatu,keesaan, persekutuan, sebab dan akibat ,realita, prima, atau tuhan dengan
segala sifatnya, malaikat, relasi atau segala sesuatu yang ada dibumi dengan
tenaga tenaga yang dilangit, wahyu, akhirat, dosa, neraka, pahala, dan surga.
Ontologi membahas tentang realisme. Realisme adalah kenyataan yang
sellanjutnya menjurus pada sesuatu kebenaran.

2. epistemologi

Sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengan sifat dasar dari ruang
lingkup pengetahuan praanggapan dan dasar dasarnya serta realitas umum dari
tuntutan pengetahuan sebenarnya.

3.aksiologi

Adalah pendidikan menguji dan mengintegrasikan semua nilai dalam


kehidupan manusia dan membinanya didalam kepribadian anak.

B. Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia

23
Ada empat aliran yang dibahas ,pertama,aliran serba zat. Kedua,aliran
serbah roh. Ketiga, aliran dualisme. Keempat, aliran eksistensialisme.

1. pandangan ilmu pengetahuan tentang manusia

Menurut tinjuan Islam,manusia adalah pribadi atau individu yang


berkeluarga, selalu bersilahturahmidan pengabdi tuhan. Karena dasarnya manusia
adalah makhluk religius,yang dengan pernyataan itu mewajibkan manusia
memperlakukan agama sebagai suatu kebenaran yang harus dipatuhi dan diyakini
( Muhaimin,1989:69).

2.kepribadian manusia dan pendidikan

Dalam ilmu mantiq,manusia disebut sebagai hayawan al-nathiq . berpikir


disini maksudnya adalah berkat-kata dan mengeluarkan pendapat serta pikiran
(Anshari,1982:4). Dalam kaitan ini, perlu ditinjau kembalitentang teori nativime,
empirisme, dan konvergensi.

3.masalah rohani dan jasmani

Terlalu banyak sebutan yang diberikan untuk makhluk-makhluk berakal


ciptaan Tuhan, homo sapiens,homo rasionali,animal social, al-insan, dan lain
sebaginya. Kebanyakan ahli Yunani berpendapat bahwa roh itu merupakan satu
unsur halus yang dapat meninggalkan badan. Islam berpandangan abhwa hakikat
manusia merupakan perakitan antara badan dan roh.

C. Sistem Nilai Dan Kehidupan Manusia

nilai akan muncul apabila manusia mengadakan hubungan sosial atau


bermasyarakat dengan manusia lain.

1.pengertian penilaian

Segala sesuatu yang ada dalam alam raya ini bernilai, yang dalam filsafat
pendidikandikenal dengan istilah aksiologi. Atau hasil dari kerativitas manusia

24
dalam rangka melakukan kegiatan sosial ,baik itu berupa cint ,simpati, dan lain-
lain.

2.bentuk dan tingkat-tingkat nilai

Nilai merupakan sesuatu yang ada hubunganya dengan subjek manusia.


Menurut Burbecher, dibedakan dalam dua bagian,yaitu nilai intrinsik dan nilai
instrumental. Adapun tingkat perkembangan nilai,menurut Auguste Comte,itu
terbagi menjadi tiga, yaitu tingkat teologis, tingkat metafisik, tingkat positif.

3.nilai-nilai pendidikan dan tujuan pendidikan

Untuk menetapkan tujuan pendidikan dasar, harus melalui beberapa


pendekatan seperti:(1) pendekatan melalui analisis historis lembaga lembaga
sosial. (2)pendekatan melalui analisis ilmiah tentang realita kehidupan aktual.(3)
pendekatan melalui nilai nilai filsafatyang normatif.

4. etika jabatan

Dalam pendidikan seorang guru harus mempunyai asas-asas umum yang


universal yang dapat dipandang sebagai prinsip umum,seperti:

a) Melaksanakan kewajiban dasar good will atau itikad baik, dengan


kesadaran pengabdian.
b) Memperlakukan siapa pun,anak didik sebagai satu pribadi yang
sama dengan pribadinya sendiri.
c) Menghormati perasaan tiap orang
d) Selalu berusaha menyumbangkan ide-ide, konsepsi- konsepsi, dan
karya karya (ilmiah) demi kemajuan bidang kemajuanya.
e) Akan menerima haknya semata-mata sebagai satu kehormatan.

D. Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan

Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan filsafat


yang menjiwai, mendasari,dan memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem
pendidikan atau satu kesatuan bulat dan utuh, atau kesatuan organik yang

25
berlandaskan pancasila. Dan untuk merealisasikan pandangan filsafat tentang
pendidikan,ada beberapa unsur yang dapat dijadikan tonggak untuk
pengembangan pendidikan lebih lanjut, meliputi: (1) dasar dan tujuan pendidikan,
(2) pendidikan dan peserta didik,(3) kurikulum, (4) sistem pendidikan.

Bab 5 Filsafat Pendidikan Pancasila

A. Pancasila Sebagai Filsafat Hidup Bangsa

Dalam ketetapan MPR Nomor 11/MPR/1978, pancasila adalah jiwa dan


seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan bangsa
Indonesia dan dasar negara. Pancasila yang dirumuskan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang terdiri dari 5 sila dan penjabaranya sebanyak
36 butir yang masing masing tidak dapat dipahami secarah terpisah melainkan
satu kesatuan.

B. Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam UU No.2 Tahun 1989


tentang sistem pendidikan nasional yakni: pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya , yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur,memiliki pengetahuan,keterampilan, kesehatan jasmani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab ke masyarakat.

C. Hubungan Pancasila Dengan Sistem Pendidikan Ditinjau Dari Filsafat


Pendidikan

Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk


mencari sesuatu kebenaran. Sementara Filsafat Pendidikan adalah pemikiran yang
mendalam tentang kependidikan berdasarkan filsafat.

D. Filsafat Pendidikan Pancasila Dalam Tinjauan Ontologi,Epistemologi,Dan


Aksiologi

1. ontologi

26
Adalah bagian dari filsafat yang menyelidiki tentang hakikat yang ada.
Dan dijabarkan menurut sila sila dari pancasila adalah sebagai berikut:

a) Sila pertama, ketuhanan yang maha esa.


b) Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Sila ketiga, persatuan Indonesia.
d) Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
e) Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. epistemologi

Berarti bidang filsafat yang menyelidiki sumber,syarat,proses terjadinya


ilmu pengetahuan, batas validitas dan hakikat ilmu pengetahuan.

3. aksiologi

Adalah bidang filsaft yang menyelidiki nilai-nilai. Dikatakan mempunyai


nilai,apabila berguna, benar (logis), bermoral, etis dan ada nilai religius.

Bab 6 Filsafat Pendidikan Peningkatan Sumber Daya Manusia.

A. Filsafat Pendidikan Dan Kepribadian

Dilihat dari sudut pandang Individu, pendidikan merupakan usaha untuk


membimbing dan menghubungkan potensi individu. Sementara dari sudut
pandang masyarakat , pendidikan adalah usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari
generasi tua kepada generasi muda,agar nilai nilai budaya tetap terpelihara.
Kepribadian dapat dilihat dari empat aspek muatanya.pertama, aspek
personalia,yaitu kepribadian dilihat dari pola tingkah laku lahir dan batin yang
dimiliki seseorang. Kedua, aspek individualitas, yakni karakteristik atau sifat sifat
khas yang diiliki seseorang,hingga dengan adanya sifat-sifat ini seseorang secara
individu berbeda dengan individu lainnya. Ketiga,aspek mentalitas, sebagai
perbedaan yang berkaitan dengan cara berpikir. Keempat,aspek identitas,yaitu

27
kecenderungan seseorang untuk mempertahankan sikap dirinya dari pengaruh
luar.

B. Filsafat Pendidikan Dan Sumber Daya Manusia

Terdapat tiga aliran filsafat, pertama, aliran naturalisme ialah manusia


memiliki potensi bawaan yang dapat berkembang secara alami,tanpa memerlukan
bimbingan dari luar. Kedua, aliran empirisme adalah manusia bertumbuh dan
berkembang atas bantuan atau karena adanya intervensi lingkungan. Ketiga, aliran
konvergensi adalah gabungan antara naturalisme dan empirisme.

Bab 7 Pendidikan Nasional Dan Pembinaan Karakter

A. Urgensi Pendidikan Karakter

Karakter adalah kualitas moral dan mental yang pembentukanya


dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah atau nature) dan lingkungan.

B. Proses Pembentukan Karakter

Menanamkan nilai-nilai kebajikan (moral, karakter,akhlak) pada anak didik


aganya sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan keluarga /orang
tua pada anaknya.

28
BAB III

PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU UTAMA

Kelebihan

a. Penulis menjelaskan pokok pembahasan sacara terperinci dan lebih ilmiah


sehingga pembaca bisa lebih mudah dipahami
b. Penulis menggunakan istilah asing namun tetap memberikan penjelasan
arti dari istilah asing yang digunakan

Kelemahan

a. Penulis seringkali mengulang kata yang sama dalam melengkapi baris


kalimat bukunya.
b. Penulis sering menggunakan pemborosan kata sehingga pembaca
terkadang sulit memahami maksud penulis

B. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU PEMBANDING

Kelebihan

a. Penulis selalu membuat kutipan kutipan disetiap buku atau info dari mana
kutipan itu diambil (pengarang,tahun,dan halaman) .
b. Cover dan warna buku menarik pembaca untuk ingin membaca buku
tersebut
c. Penulis banyak membuat defenisi defenisi para ahli

Kelemahan

a. Penulis banyak menggunakan bahasa yang susah dimengerti atau


menggunakan bahasa yang terbelit belit.
b. Penulis Sering membuat pemborosan kata sehingga pembaca sulit untuk
memahami maksud penulis tersebut.

29
BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

kata filsafat berasal dari bahasa yunani. Kata berasal dari philosophia yang
berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari philos berarti cinta, senang dan suka, serta
kata sophia berarti pengetahuan,hikmah dan kebijaksanaan ( Ali,1986:7) .Hasan
shadily(1984:4) mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta dan
kebenaran. Filsafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka
kepada hikmah dan kebijaksanaan.

Filsafat pendidikan adalah filsafat khusus atau filsafat terapan.Apabila di


lihat dari sudut pandang objeknya,Filsafat dapat di bedakan menjadi dua macam
yaitu filsafat umum atau bersifat murni dan filsafat khusus yang bersifat terapan.

B.SARAN

Demi kesempurnaan tugas CBR ini , kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kai harapkan ,agar tugas ini dapat dijadikan suatu pedoman
untuk kalangan umum. Kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala sesuatu
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan Tugas ini. Atas kritik,saran,dan
perhatianya kami ucapkan terima kasih.

30
DAFTAR ISI

Mudyahardjo, Redja. 2004. Filsafat Ilmu Pendidikan.Bandung:PT Remaja


Rosdakarya.

Jalaludin,H dan H.Abdullah Idi.2013.Filsafat Pendidikan.Jakarta:Raja Grafindo


Persada

31

Anda mungkin juga menyukai