FAKULTAS EKONOMI
2021
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan kasih sayangNya penulis dapat menyelesaikan tugas critical book report mata kuliah
Filsafat Pendidikan. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak dosen yang
membimbing mata kuliah ini dan memberi kesempatan untuk memaparkan hasil pemahaman
penulis mengenai isi suatu buku.
Sebagai manusia biasa tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
tugas ini.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tugas ini dapan bermanfaat
guna menambah pengetahuan bagi pembaca.
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………………..1
Daftar Isi………………………………………………………………………………...2
Bab I PENDAHULUAN………………………………………………………………3
1.2 Tujuan……………………………………………………………………….3
1.3 Manfaat……………………………………………………………………..3
Identitas Buku…………………………………………………………………..4
Bab IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….20
4.2 Saran………………………………………………………………………20
Daftar Pustaka.............................................................................................................22
Lampiran.……………………………………………………………………………..23
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat adalah dasar dari segala ilmu atau disebut juga dengan induk dari ilmu-ilmu yang
ada.Filsafat dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini secara mendalam, sistematis dan menyeluruh untuk memperoleh kebenaran yang
hakiki.Fungsi filsafat dalam kehidupan adalah sangat penting yakni sebagai pendobrak,pembebas
dan pembimbing.fungsi pendobrak berarti membawa intelektual keluar dari zona tradisi dan
kebiasaan.Fungsi pembebas yaitu filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak
teratur dan tidak jernih,cara berpikir tidak kritis yang mudah membuat manusia menerima
kebenaran semu yang menyesatkan. Sedangkan fungsi sebagai pembimbing adalah filsafat hadir
dalam membimbing manusia keluar dari belenggu yang mempersempit akal budinya.Dalam hal
ini instrumen nyata filsafat untuk menjalankan fungsinya adalah pendidikan. Pendidikan adalah
usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya,dalam membimbing, melatih,
mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda
agar menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab sesuai dengan hakikat dan ciri-ciri
kemanusiaan. Filsafat merupakan lapangan utama pemikiran dan penyelidikan manusia. Filsafat
mendahului ilmu pengetahuan dan karena kesimpulan filsafat bersifat hakiki, menyebabkan
kedudukan filsafat dianggap lebih tinggi daripada ilmu pengetahuan. Karena itu, filsafat
dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan atau yang melahirkan ilmu pengetahuan, bahkan
karena kedudukannya yang tinggi itu, filsafat disebut pula sebagai ratu ilmu pengetahuan (queen
of knowledge). Filsafat merangkum semua disiplin ilmu dengan jangkauan teoritis dan berusaha
membangun hubungan-hubungan antara disiplin-disiplin ilmu tersebut.
1.2 Tujuan
1. Tujuan dari pembuatan Critical Book Report ini adalah untuk lebih mengetahui apa itu
filsafat dan Aliran aliran filsafat dengan buku yang berbeda beda.
2. Menilai kelebihan dan kekurangan isi buku dan cara penyajian materi dalam buku.
1.3 MANFAAT
Manfaat dari Critical Book Report ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat
pendidikan. Selain itu juga bisa memberi referensi buku yang berbobot mengenai buku filsafat
pendidikan baik dari segi isi,penulisan,penggunaan bahasa,dan cara penyajian materi di dalam
buku.
Identitas Buku
Buku Utama
a. Judul Buku : Filsafat Pendidikan Teori dan Praktik
b. ISBN : 978-979-692-086-0
c. Penulis : DRS. H.SOEGIONO,M.M. – DR. TAMSIL MUS
d. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
e. Tahun Terbit : 2012
f. Edisi/Cet : Pertama
g. Jumlah Halaman : 140
h. Kota Terbit :Bandung
Buku Pembanding
a. Judul Buku : Filsafat Pendidikan;Manusia,Filsafat, dan Pendidikan
b. Penulis : Prof. Dr. H. Jalaluddin & Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed.
c. Penerbit : Rajawali Pers
d. Tahun Terbit : 2013
e. Edisi :Revisi
f. Jumlah Halaman : 229 hlm
g. Kota Terbit :Jakarta
BAB II
ISI BUKU
Dalam sejarah kehidupan manusia muncul dan berkembang aktivitas manusia yang
disebut filsafat. Kata filsafat memiliki sebutan-sebutan lain sesuai dengan bergesernya waktu
ataau karena adanya berbagai bahasa didunia. Namun demikian filsafat sebagai hasil manusia
berfilsafat masih menunjukkan adanya kesamaan makna, yaitu kegiatan manusia yang lebih
banyak menggunakan salah satu potensi dasar manusia, yaitu kemampuan berpikir. Arti
kemampuan berpikir sendiri juga dimaknai dengan berbagai arti meskipun secara umum dapat
juga ditemukan makna yang sama, yaitu kemampuan untuk menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah.
Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi tentang filsafat, khususnya
dalam hal-hal berikut ini : memahami pengertian filsafat secara umum, memahami manfaat
filsafat bagi manusia, memahami kedudukan filsafat sebagai ilmu, memahami kaitan filsafat
dengan ilmu-ilmu yang lain, memahami berbagai cabang filsafat beserta karakteristiknya
masing-masing, memahami aliran-aliran filsafat beserta karakteristiknya masing-masing,
memahami peran filsafat dalam pemikiran dan praktik pendidikan, memahami penerapan filsafat
dalam tiap komponen pendidikan, memahami masalah-masalah filosofis dalam praktik
pendidikan, memahami perlunya guru memiliki wawasan filosofis dalam tugasnya, memahami
kedudukan Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan
A. Materi
Sebagian orang berpendapat bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah yang
dikaitkan dengan kata sofiah yang berarti bijaksana dan kata sufi sebagai sebutan bagi orang
yang ahli berfilsafat. Dipihak lain ada yang berpendapat bahwa kata filsafat justru berasal dari
bahasa Latin (Yunani) dan merupakan penyatuan dua kata philo yang berarti teman, sahabat dan
kata sophia yang artinya sama dengan arti dalam bahasa Arab yaitu bijaksana. Sehingga ditinjau
dari makna arti katanya filsafat berarti senang atau cinta kebijaksanaan atau kebenaran.
BUKU 1
2. ALIRAN ALIRAN FILSAFAT
Aliran Filsafat Idealisme
Idealisme merupakan filsafat tertua dengan tokoh aliran ini adalah Plato (427-347
SM) yang dianggap sebagai Bapak Idealisme di dunia Barat. Sejarah idealisme berawal
dari pemikiran Plato tentang kebenaran empiris yang dilihat dan dirasakan dalam alam
ideal (esensi) atau ide. Aliran filsafat Idealisme menekankan moral dan realitas spiritual
sebagai sumber-sumber utama di alam ini.
Idealis adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat
dipahami dalam ketergantungan pada jiwa dan roh. Idealis diambil dari “idea” yaitu
sesuatu yang hadir dalam jiwa. Idealis mempunyai argumen efistimologis tersendiri dan
aliran ini memandang dan menganggap yang nyata hanya idea. Idea tersebut selalu tetap
atau tidak mengalami perubahan dan pergeseran.
Perennialisme berasal dari kata perennial yang dapat diartikan abadi, kekal atau fana (tiada
akhir). Perenialisme berarti segala sesuatu yang ada sepanjang sejarah. Aliran filsafat Perennial
berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi, dengan demikian perenialisme
dianggap suatu aliran yang ingin kembali atau mundur kepada nilai-nilai masa lampau dengan
maksud mengembalikan keyakinan akan nilai-nilai asasi manusia masa silam untuk menghadapi
problem kehidupan manusia saat sekarang dan bahkan sampai kapanpun dan dimanapun.
Filsafat Esensialisme didasari oleh pemikiran filsafat idealisme Plato dan realisme
Aristoteles. Aliran filsafat Esensialisme muncul pada zaman renaissance merupakan perpaduan
ide filsafat idealisme objektif di satu sisi dan realisme objektif di sisi lainnya. Perbedaan utama
ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, dimana serba
terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Aliran filsafat essensialisme pertama kali muncul sebagai reaksi atas simbolisme mutlak dan
dogmatisme abad pertengahan. Filsafat ini menginginkan agar manusia kembali kepada
kebudayaan lama karena kebudayaan lama telah banyak melakukan kebaikan untuk manusia,
termasuk dalam pendidikan yang harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan
tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Aliran Progresivisme dapat diartikan secara umum sebagai aliran yang menginginkan
kemajuan-kemajuan secara cepat. Progresivisme disebut juga instrumentalisme, karena aliran ini
beranggapan bahwa kemampuan intelejensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk
mengembangkan kepribadian manusia.
Filsafat progrevisme dalam pendidikan adalah suatu aliran yang menekankan, bahwa
pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek didik tetapi
hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir mereka.
Dengan demikian mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti
memberikan analisis, pertimbangan dan pembuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang
paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
Pragmatisme adalah suatu aliran modern yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang
membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara
praktis. Aliran ini bersedia menerima apa saja, asalkan praktis. Pengalaman-pengalaman pribadi,
mistik semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asal membawa akibat yang
praktis yang bermanfaat. Dengan demikian dasar pragmatis adalah manfaat bagi hidup praktis.
Aliran ini memandang realitas sebagai Sesuatu yang secara tetap mengalami perubahan terus
menerus. Pragmatis adalah satu aliran yang lebih mementingkan orientasi kepada pandangan anti
posentris (berpusat kepada manusia) kemampuan kreativitas dan pertumbuhan manusia kearah
hal-hal yang bersifat praktis, kemampuan kecerdasan dan individual serta perbuatan dalam
masyarakat.
Di Amerika Serikat tokoh aliran pragmatisme adalah William James dan John Dewey. Di
Inggris ada F.c Schiller. James mengatakan bahwa kebenaran tiada yang mutlak, yang berlaku
umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal.
Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah mazhab filsafat paling tua dalam sejah pemikiran di Eropa.
Tampaknya aliran ini dirintis oleh Thales dan kawan-kawan. Thales termasuk tokoh yang berani
berpikir rasional, melepaskan diri dari takhyul. Dari pengamatan dunia di awal abad keenam
sekitar perairan dan pentingnya air bagi kehidupan beliau berkesimpulan bahwa hakekat segala
sesuatu tidak tersembunyi melainkan melekat pada dunia kenyataan, yaitu pastilah air.
Aliran ini dipelopori oleh Leukipos dan Demokritos (awal abad ke-5/ sezaman dengan
Socrates) yang berkesimpulan bahwa kenyataan alam semesta terbuat dari dua unsur, yaitu ruang
kosong dan atom-atom yang bergerak. Keduanya bersama Epikurus (hidup 11/2 abad kemudian)
dan Lukretius (pada abad ke-1 SM) dipandang sebagai perintis dan ahli-ahli filsafat alam (natural
philosophy) di zaman Yunani kuno. Aliran ini menjadi pudar pengaruhnya selama masa
kejayaan Plato dan Aristoteles disusul semaraknya pengaruh agama Nasrani dan dunia Islam
yang lebih kondusif terhadap pemikiran Aristoteles. (Sampai sekarang juga tak cukup akurat kita
dalam berpikir untuk menerangkan terbitnya kesadaran idealis, moralitas dan nilai-nilai spritual
atas dasar zat (materi) yang bergerak Jadi pandangan filsafat materialisme kurang memadai
untuk melandasi pendidikan sekalipun dalam bentuk ”behaviorisme” cukup relevan untuk
menerangkan gejala proses belajar/perubahan perilaku).
Aliran Realisme
Filsafat realisme sebagai aliran modern di Eropa (khususnya di Inggris sesudah tahun 1600
M) merupakan reaksi terhadap filsafat idealisme dan rasionalisme yang meluas sejak zaman
Yunani klasik. Menurut realisme, alam semesta tidak bersifat abstrak dan psikhis. Sebaliknya
realisme berasumsi bahwa alam semesta itu terdiri dari substansi materiil dan bahwa objek-objek
serta peristiwa-peristiwa merupakan hal-hal yang bersifat sejati, tidak kebetulan. Ini adalah
ajaran tentang prinsip kemerdekaan tentang manusia dan kenyataan yaitu bahwa pengetahuan
manusia adalah pengetahuan tentang dunia nyata yang ada di luar sana yaitu alam semesta yang
ada sebelum eksistensi manusia dan dunia nyata itu berlangsung terus sekalipun manusia sudah
mati. Ketika manusia dapat menggunakan fantasi dan berpikir tentang segala segala sesuatu,
namun pikirannya harus berkorespondensi terhadap realitas agar pengetahuan itu tidak bersifat
khayal (antara lain dijelaskan Francis Bacon, 1561-1626, dalam Novum Organum).
Aliran Rasionalisme
Aliran ini berpendapat bahwa semua pengetahuan bersumber pada pikiran atau rasio.
Tokohnya antara lain Rene Descartes (1959-1650). Ahli filsafat yang mengatakan pengetahuan
yang benar bersumber dari rasio, karena rasio adalah realitas sesungguhnya. Hal ini yang termuat
dalam bukunya yang terkenal adalah Discourse on method yang memberi petunjuk mencari
kebenaran antara lain memuat:
a) Jangan mengakui sesuatu sebagai benar sebelum jelas buktinya. Kita harus meraguragukan
sesuatu, kecuali kalau sesuatu tersebut tidak mungkin diragukan. Cara berpikir seperti ini
disebutkan dengan metode keragu-raguan universal.
b) Bagilah setiap permasalahan menjadi beberapa bagian yang mungkin c) Susunlah satu
pemikiran mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks d) Buatlah perincian (anumerasi)
yang lengkap dan tinjaulah sekompherensif mungkin sehingga tidak ada hal penting yang
terlewatkan.
Mulai dari ide bawaan yang universal dan bersifat intuitif yang disebut aksioma (self evident
truths), bukan yang berasal dari pengalaman, melainkan ide yang sudah ada dalam pikiran
walaupun belum disadari oleh subjek
Implikasi dari kebenaran aksioma adalah ilmu matematika yang menggunakan metode
penalaran dedukatif.
Kriteria bagi kebenaran adalah pertama-tama ide yang dikemukan terlihat jelas sekali
bedanya (clear and distrinct) sehingga tidak mungkin untuk diragukan lagi.
Cogito ergo sum adalah titik tolak dalam pemikiran descartes untuk membuktikan adanya
kepastian kebenaran mengenai eksistensi diri subjek yang berpikir.
Berpikir yang bertitik tolak dari keberadaan diri ini akan sampai pada pembuktian adanya
Tuhan.
BAB III
PEMBAHASAN
Kedua buku yang bertemakan filsafat pendidikan ini menurut saya sangat bagus karena
disamping materi yang padat dan cukup luas,kedua buku ini juga dilengkapi dengan materi awal
yang mengajak pembaca untuk lebih memahami kajian materi nya dengan baik sehingga
pembaca lebih mengerti maksud dari penulis yang ingin disampaikan kepada pembaca.Dalam
kedua buku, materi dalam buku disajikan dengan berlandaskan banyak teori-teori para ahli
filsafat sehingga tidak sekedar asumsi atau pendapat penulis buku saja.Banyaknya kutipan dari
pendapat para ahli memperjelas cakupan dan pendalaman materi yang dibahas dalam buku
semakin luas dan terperinci,walaupun dari segi penyampaian materi buku pembanding masih
lebih baik.
a. Buku Utama
Menurut saya buku utama memiliki kelebihan adalah dalam pembahasannya banyak
memuat ilustrasi sebagai penjelas materi yang hendak disampaikan oleh pengarang buku.Banyak
ilustrasi pada buku langsung berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan
dalam memahami isi materi dalam buku.
b. Buku Pembanding
Menurut saya buku pembanding memiliki kelebihan dari segi bahasa,cara penyajian dan
dibandingkan buku utama.Dalam buku ini bahasa yang digunakan lebih sederhana dan tidak
bertele-tele.Hal ini membuat buku pembanding lebih mudah dipahami isi materi yang
disampaikan dari pada buku utama.
a. Buku Utama
b. Buku Pembanding
Tidak terdapat nomor halaman sehingga sedikit susah untuk menemukan bagian buku yang
ingin dibaca
Kurangnya pembahasan maupun kurangnya evaluasi yang ada pada buku pendamping
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Filsafat sebagai induk dari setiap ilmu dan ilmu pendidikan.Filsafat berperan sebagai
dasar pondasi atau landasan dalam berdirinya setiap ilmu termasuk didalamnya ilmu
pendidikan.Filsafat berupaya mengkaji keabsahan ilmu itu sendiri.Peranan filsafat yang cukup
penting yakni sebagai pendobrak,pembebas,dan pembimbing. Filsafat pendidikan adalah ilmu
yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan dalam lapangan pendidikan. Oleh
karena itu bersifat filosofis dengan sendirinya filsafat pendidikan ini pada hakikatnya adalah
penerapan suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Jadi, hubungan antara filsafat pendidikan dan pendidikan dapat ditunjukkan dengan
adanya kenyataan bahwa problema-problema utama dari filsafat juga merupakan problema-
problema dari pendidikan. Dengan demikian, pandangan diatas mendorong pemikiran bahwa
identifikasi filsafat berdasarkan perkembangannya dalam sejarah dapat merupakan landasan
pengembangan sistematika filsafat pendidikan berdasarkan problema pendidikan yang timbul
dalam sejarah pula.
4.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan setelah mengkritik kedua buku ini adalah bahwa para
penulis masih harus lebih memperhatikan isi buku yaitu dari penggunaan bahasa terlebih buku
utama agar tidak terjadi lagi kesulitan bagi pembaca dalam memahami isi buku sendiri. Dan
juga alangkah lebih baiknya apabila penulis juga lebih memperhatikan hal hal yang ingin
disampaikan agar lebih diperjelas kembali, karena dapat membuat konsep yang lain merupakan
cara efektif untuk membuat pembaca lebih mudah memahami serta menarik minat untuk
membaca buku tersebut.
Daftar Pustaka
Buku Utama
Buku Pembanding
A. Pengantar
12
B. Progresivisme
C.Perenialisme 13
D. Esensialisme
F. Dialog Antar-Aliran
Berbagai pemikiran yang ditampilkan oleh masing-masing aliran filsafat diatas
bergulir diatas bangunan epistemologi masing-masing. Proses pendidikan dalam konteks
progresivisme adalah memberikan pengalaman empiris kepada subjek-subjek didik agar ia
memiliki kemampuan ilmiah dakam memecahkan berbagai problem kehidupan agar ia siap
menghadapi berbagai perubahan dalam suatu kehidupan di masyarakatnya.
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan bahasa
yang dapat dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat.Pada bagian awal setiap
Bab pada buku pembanding terdapat indikator yang membantu mahasiswa mencapai
kompetensi ajarnya.
Kelemahan
Pada dasarnya kedua buku ini hampir tidak memiliki kekurangan, namun pada beberapa
bagian materi yang terdapat didalam bab menggunakan bahasa yang tinggi yang sulit
untuk dimengerti mahasiswa mengingat mahasiswa merupakan permulaan pada awal
pembelajaran filsafat. Selain itu tidak dicantumkan rangkuman pada akhir bab pada kedua
buku merupakan salah satu kelamahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu
mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada. Kedua buku tidak
melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, Refika Aditama, Bandung 2013