Disusun Oleh:
Kelompok 4
2.Fajar Al Rizki
3.Indriyani Julialfita
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Hakikat Ilmu Pendidikan".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………… i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena
di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk
memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia.
Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan
masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing
bangsa atau masyarakat dan bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan
kegiatan pendidikan tersebut. Dengan demikian selain dari bersifat universal, pendidikan juga
bersifat nasional. Sifat nasionalnya akan mewarnai penyelenggaraan pendidikan bangsa itu.
Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidik dengan subjek didik
dan mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan
menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut alat pendidikan. Keenam komponen
pendidikan itu, yaitu: tujuan pendidikan, pendidik, subjek didik, bahan atau materi
pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan disebut faktor-faktor pendidikan
yang saling berkaitan serta saling menunjang satu sama lainnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan berarti Pendidikan sebagai sarana yang tepat
untuk mendapatkan berbagai wawasan yang didapat dari hasil kajian, penelitian , serta
tindakan yang tepat berdasar sistematika tertentu sehingga berguna bagi manusia itu sendiri.
Salah satu fungsi pendidikan sebagai ilmu yang paling utama adalah mengembangkan potensi
dan mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan begitu, hal ini diharapkan dapat
menjadikan individu menjadi pribadi yang memiliki kreativitas, berpengetahuan luas, dan
bertanggung jawab. Persyaratan pendidikan sebagai ilmu, sekurang-kurangnya ada 3 syarat
bagi ilmu pendidikan : 1. memiliki obyek studi baik obyek material maupun obyek formal
3. memiliki metode.
Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang
mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara
tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini
menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu.
2
Gruber (1991) memberikan definisi yang sering digunakan oleh beberapa orang,
definisi tersebut adalah “Ontologi merupakan sebuah spesifikasi eksplisit dari
konseptualisme”. Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah
untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah
knowledge base”.
a. Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontos ada,dan
Logos ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
b. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,
yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak (Bakhtiar , 2004)
Dengan demikian dapat disimpulkan Ontologi merupakan adalah suatu teori tentang
makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin
terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah
studi tentang sesuatu yang ada dan bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat
dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri menurut lingkup
cabang-cabang keilmuan tersendiri.
Secara historis, istilah epistemologi digunakan pertama kali oleh J.F. Ferrier, untuk
membedakan dua cabang filsafat, epistemologi dan ontologi. Sebagai sub sistem filsafat,
epistemologi ternyata menyimpan “misteri” pemaknaan atau pengertian yang tidak mudah
dipahami. Pengertian epistemologi ini cukup menjadi perhatian para ahli, tetapi mereka
memiliki sudut pandang yang berbeda ketika mengungkapkannya, sehingga didapatkan
pengertian yang berbeda-beda, buka saja pada redaksinya, melainkan juga pada substansi
persoalannya. Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Secara
etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani episteme berarti pengetahuan, dan
logos berarti teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang
mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan.
3
Pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan
jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya. Dalam pendidikan terdapat
dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Jadi epistemologi
pendidikan adalah filsafat tentang sumber-sumber pendidikan dan seluk-beluk pendidikan.
Secara epistemologi, landasan pendidikan mengacu pada fitrah sebagai dasar pengembangan
dan inovasi pendidikan yang berkarakter, karena pendidikan yang berkarakter selalu bertolak
dari aspek-aspek kemanusiaan.
4
Aksiologi dilihat dari kajian ilmu filsafat memiliki banyak sekali kegunaan, kemudian
dibedakan menjadi dua fungsi. Yakni:
A. Kegunaan Teoritis
aksiologi memiliki fungsi yang sifatnya berupa teori. Berhubungan dengan segala materi
pembelajaran di dunia pendidikan.
Semua ilmu pengetahuan biasanya dirangkum dalam bentuk tulisan yakni bisa dalam
bentuk buku, ensiklopedia, dan lain sebagainya. Ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan
adalah unsur utama.
Digunakan untuk membangun sumber daya manusia yang memiliki etika dan memiliki
estetika dalam menilai suatu hal. Sekaligus bisa mendapatkan lebih banyak ilmu pengetahuan
yang bermanfaat bagi kehidupan mereka.
B. Kegunaan Praktis
Kegunaan yang kedua adalah secara praktis. Secara sederhana bisa diartikan sebagai
penerapan atau aplikasi dari pemahaman nilai-nilai dalam suatu kehidupan. Jika mendapatkan
ilmu pengetahuan maka tugas pertama adalah mempraktekannya.
Dalam dunia pendidikan, ilmu yang didapatkan selama belajar atau sekolah akan
dipraktekan setelah lulus dari bangku sekolah maupun perguruan tinggi. Praktek ini bisa
dalam bentuk membangun interaksi dengan masyarakat sebagai bagian dari mereka.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gurusiana.id/read/samlay/article/pendidikan-sebagai-ilmu-pengetahuan-2637296
https://id.scribd.com/document/343850505/Makalah-Aksiologi-Dalam-Filsafat-Pendidikan
https://www.slideshare.net/GktmG/makalah-ontologi-filsafat-ilmu
http://www.296.web.id/2019/02/epistemologi-pendidikan.html
https://www.studocu.com/id/document/universitas-bina-bangsa/filsafat-pendidikan/makalah-
filsafat-pendidikan-kelompok-2-bab-ii/26756941
7