Oleh :
Nama : Puji Purnama Sari
Semester : I (satu)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala
hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo'a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan kritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
(PENYUSUN)
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 2
C. Tujuan Masalah ............................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan ................... 3
B. Pendidikan dalam analisis filsafat .................................. 4
C. Pendekatan Filosofi Dalam Pemecahan Masalah Pendidikan 6
D. Hubungan filsafat dan teori pendidikan ......................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari filsafat dan filsafat pendidikan?
2. Bagaimana pendidikan dalam analisis filsafat?
3. Bagaimana pendekatan filosofi dalam pemecahan masalah pendidikan?
4. Bagaimana Hubungan filsafat dan teori pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat dan filsafat pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan dalam analisis filsafat.
3. Untuk mengetahui pendekatan filosofi dalam pemecahan masalah
Pendidikan.
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan filsafat dan teori pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
2
3
B. Pendidikan dalam analisis filsafat
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan
manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses
perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya
adalah proses yang satu.3
Pengertian yang luas dari pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh
Lodge, yaitu bahwa: “life is education, and education is life”, akan berarti
bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan
segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan dan memberikan pengaruh
pendidikan baginya. Dalam artinya yang sempit, pendidikan hanya mempunyai
fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup kepada
generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan
formal di sekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan belajar yang
serba terkontrol.
Bagaimanapun luas sempitnya pengertian pendidikan, namun masalah
pendidikan adalah merupakan masalah yang berhubungan langsung dengan hidup
dan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang
telah sadar akan kemanusiaanya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan
menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi mu,
agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-
tugasnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakikat dan ciri-ciri kemanusiannya
dan pendidikan formal di sekolah hanya bagian kecil saja dari padanya. Tetapi
merupakan inti dan bisa lepas kaitannya dengan proses pendidikan secara
keseluruhannya.
Dengan pengertian pendidikan yang luas, berarti bahwa masalah
kependidikan pun mempunyai ruang lingkup yang luas pula, yang menyangkut
seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Memang diantara permasalahan
kependidikan tersebut terdapat masalah pendidikan yang sederhana yang
menyangkut praktek dan pelaksanaan sehari-hari, tetapi banyak pula pula
diantaranya yang menyangkut masalah yang bersifat mendasar dan mendalam,
10
sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dalam memecahkannya. Bahkan
pendidikan juga menghadapi persoalan-persoalan yang tidak mungkin terjawab
dengan menggunakan analisa ilmiah semata-mata, tetapi memerlukan analisa dan
pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat. Berikut ini akan dikemukakan
beberapa masalah kependidikan yang memerlukan analisa filsafat dalam
memahami dan memecahkannya, antara lain:
1. Masalah kependidikan pertama yang mendasar adalah tentang apakah hakikat
pendidikan itu. Mengapa pendidikan itu harus ada pada manusia dan
merupakan hakikat hidup manusia itu. Dan bagaimana hubungan antara
pendidikan dengan hidup dan kehidupan manusia.
Apakah pendidikan itu berguna untuk membawa kepribadian manusia,
apakah potensi hereditas yang menentukan kepribadian manusia itu, atau
faktor-faktor yang berasal dari luar/lingkungan dan pendidikan. Mengapa anak
yang mempunyai potensi hereditas yang tidak baik, walaupun mendapatkan
pendidikan dan lingkungan yang baik, tetap tidak berkembang.
2. Apakah sebenarnya tujuan pendidikan itu. Apakah pendidikan itu untuk
individu, atau untuk kepentingan masayarakat. Apakah pendidikan dipusatkan
untuk membina kepribadian manusia ataukah untuk pembinaan masyarakat.
Apakah pembinaan manusia itu semata-mata unuk dan demi kehidupan riel
dan materil di dunia ini, ataukah untuk kehidupan kelak di akhirat yang kekal.
Masalah-masalah tersebut merupakan sebagian dari contoh-contoh
problematika pendidikan, yang dalam pemecahannya memerlukan usaha-
usaha pemikiran yang mendalam dan sistematis, atau analisa filsafat. Dalam
memecahkan masalah-masalah tersebut.
analisa filsafat menggunakan berbagai macam pendekatan yang sesuai
dengan permasalahannya. Diantara pendekatan (approach) yang digunakan
antara lain:
1. Pendekatan secara spekulatif, yang disebut juga sebagai cara pendekatan
reflektif, berarti memikirkan, mempertimbangkan, juga membayangkan
dan menggambarkan.
10
2. Pendekatan normatif, artinya nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku
dan dijunjung tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia.
3. Pendekatan analisa konsep, artinya pengertian atau tangkapan seseorang
terhadap sesuatu objek. Setiap orang mempunyai pengertian atau
tangkapan yang berbeda-beda mengenai yang sama, tergantung pada
perhatian, keahlian dan kecendrungan masing-masing.
10
Filsafat pendidikan sebagai filsafat terapan, yaitu studi tentang penerapan
asas-asas pemikiran filsafat pada masalah-masalah pendidikan pada dasarnya
mengenal dua pendekatan yang polaritis, yaitu :5
1. pendekatan tradisional,
2. pendekatan progresif.
Pengertian masing-masing pendekatan dan variasi pendekatan daripadanya
dan aliran-aliran filsafat pendidikan dihasilkannya akan dijelaskan di bawah
ini:
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional dalam filsafat pendidikan melandaskan diri pada
asas-asas sebagai berikut:
a. Bahwa dasar-dasar pendidikan adalah filsafat, sehingga untuk
mempelajari filsafat pendidikan haruslah memiliki pengetahuan dasar
tentang filsafat.
b. Bahwa kenyataan yang esensial baik dan benar adalah kenyataan yang
tetap, kekal dan abadi.
c. Bahwa nilai norma yang benar adalah nilai yang absolut, universal dan
obyektif.
d. Bahwa tujuan yang baik dan benar menenukan alat dan sarana, artinya
tujuan yang baik harus dicapai dengan alat sarana yang baik pula.
e. Bahwa faktor pengembang sejarah atau sosial (science, technology,
democracy dan industry) adalah sarana alat untuk prosperity of life dan
bukannya untuk welfare of life sebagai tujuan hidup dan pendidikan
sebagaimana yang ditentukan oleh filsafat.
2. Pendekatan Progresif
Sebagai penghujung yang lain dari pendekatan di atas dan dari kontinuitas
aliran filsafat pendidikan adalah pendekatan progresif kontemporer dengan
dasar-dasar pemikiran sebagai berikut:
10
a. Bahwa dasar-dasar pendidikan adalah sosiologi, atau filsafat sosial
humanisme ilmiah, yang skeptis terhadap kenyataan yang bersifat
metafisis transendental.
b. Bahwa kenyataan adalah perubahan, artinya kenyataan hidup yang
esensial adalah kenyataan yang selalu berubah dan berkembang.
c. Bahwa truth is man-made, artinya kebenaran dan kebajikan itu adalah
kreasi manusia, dengan sifatnya yang relatif temporer bahkan
subyektif.
d. Bahwa tujuan dan dasar-dasar hidup dan pendidikan relatif ditentukan
oleh perkembangan tenaga pengembang sosial dan manusia, yang
merupakan sumber perkembangan sosial masyarakat.
e. Bahwa antara tujuan dan alat adalah bersifat kontinu, bahwa tujuan
dapat menjadi alat untuk tujuan yang lebih lanjut sesuai dengan
perkembangan sosial masyarakat.
10
kemukakan oleh jenis dan aliran filsafat tertentu sepanjang sejarah terhadap
problematika kehidupan yang dihadapinya menunjukkan pandangan-
pandangan tertentu yang tentunya juga akan memperkaya teori-teori
pendidikan. Dengan demikian terdapat hubungan fungsional antara filsafat dan
teori pendidikan
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan teori pendidikan
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara
Pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan
problematika pendidikan dan menyusun teori- teori pendidikannya,
disamping menggunakan metode- metode ilmiah lainnya. Sementara itu
dengan filsafat, sebagi pandangan tertentu terhadap sesuatu obyek,
misalnya filsafat idealisme, realisme, materialisme dan sebaginya, akan
mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori- teori
pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori-
teori pendidikan yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut.
Dengan kata lain, teori- teori dan pandangan- pandangan filsafat
pendidikan yang dikembangkan oleh fillosof, tentu berdasarkan dan
bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan airan filsafat yang dianutnya.
b. Filsafat, juga berpungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut
pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan
filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan
dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan
hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah
merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan
filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya, dan dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan
hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam
memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga
10
merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan
kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
c. Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori
pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek
kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat
pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk
dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-
data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa
filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-
data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta
dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan
berkembanglah ilmu pendidikan (pedagogik).
Di samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori pendidikan,
juga terdapat hubungan yang bersifat suplementer,7 sebagai berikut :
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep
tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi
pendidikan serta isi moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education)
yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau
organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk
pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan
masyarakat dan Negara
Definisi di atas merangkum dua cabang ilmu pendidikan yaitu, filsafat
pendidikan dan system atau teori pendidikan, dan hubungan antara keduanya
adalah bahwa yang satu “supplemen” terhadap yang lain dan keduanya
diperlukan oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai
pengajar di bidang studi tertentu”.8
7
8
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Pendidikan dalam pandangan filosofis disini adalah pendidikan merupakan
suatu system yang dalam pelaksanaannya, perlu menggunakan filsafat sebagai
acuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Filsafat tersebut digunakan sebagai
nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai, mendasari, dan
memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem pendidikan.
2. Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan
untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di
balik objek formanya
3. Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan
ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang
menggunakan akal sehat dengan adanya kebenaran dalam memecahkan
permasalahan/kesulitan. Sedangkan pendidikan adalah salah satu dari suatu
proses yang diharapkan untuk mencapai tujuan, seperti kematangan, integritas
atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim.
4. Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia
menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan
Jadi filsafat dan pendidikan ini saling berhubungan. Keduanya menjadi arah,
dasar, dan pedoman suatu kehidupan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Lodge, Ruper c. 1974. Philoshopy of education, New York, Harer & Brother,
hal.23.
12