Anda di halaman 1dari 35

EVALUASI DIRI SEKOLAH

(Laporan Hasil Pemetaan Mutu)

KETERCAPAIAN
8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SMK MUHAMMADIYAH GISTING


KABUPATEN TANGGAMUS
LAMPUNG

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

i
MUHAMMADIYAH WILAYAH LAMPUNG
SMK MUHAMMADIYAH GISTING
( Kelompok Teknologi Dan Rekayasa )
TERAKREDITASI (A)
NPSN : 10804874 NSS : 402. 120. 605. 022

Alamat :Jl. Irigasi Gisting Bawah Kec. Gisting Kab. Tanggamus 35378  (0729) 347 558

LEMBAR PENGESAHAN

Evaluasi Diri Sekolah Sebagai Hasil Pemetaan Mutu Tahun Pelajaran 2019/2020 Sebagai Dasar
Analisis Pengembangan SMK MUHAMMADIYAH GISTING

Telah Mendapat Pertimbangan Komite Sekolah dan Disyahkan Oleh Yayasan Muhammadiyah
Gisting
Untuk Dipergunakan Dengan Penuh Tanggung Jawab

Mengetahui, Gisting, Desember 2020


Ketua Komite Kepala Sekolah

SUMIARDI RIYANTO, ST. MM

Mengesahkan
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung

Drs. SUNARDI, M.Pd


Pembina Tk.I
NIP. 196710241997021001

KATAPENGANTAR

ii
Tolak ukur efektivitas implementasi delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP) dapat
membangun melalui kerja sama dalam pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan. Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
dengan mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan mutu pendidikan, sebagai dasar
perencanaan dan pengambilan keputusan dalam peningkatan mutu berkelanjutan di sekolah. Empat hal
penting yang perlu dilakukan dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan untuk pendidikan dasar
dan menengah di Indonesia, yaitu : (1) Pengkajian mutu pendidikan, (2) Analisis dan pelaporan mutu
pendidikan, (3) Peningkatan mutu merujuk pada Standar Nasional Pendidikan, dan (4) Penumbuhan budaya
peningkatan mutu berkelanjutan.
Salah satu aspek dalam pengembangan sistem penjaminan termasuk peningkatan mutu pendidikan
adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sebagai cara menumbuhkan budaya peningkatan mutu berkelanjutan di
sekolah. EDS dilaksanakan oleh setiap sekolah sebagai satu kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dan mutu
sekolah secara berkelanjutan. EDS merupakan mekanisme evaluasi internal yang dilakukan oleh kepala
sekolah bersama pendidik atau guru, komite sekolah, orangtua, dengan bantuan pengawas. Hasil Evaluasi
Diri Sekolah dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyusun program pengembangan sekolah dan laporan
kepada dinas pendidikan tentang pencapaian sekolah untuk pengembangan lebih lanjut.
Laporan EDS SMK MUHAMMADIYAH GISTING disusun untuk menindaklanjuti hasil temuan yang
didapatkan melalui instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) berdasar instrumen akreditasi, dengan merujuk
pada delapan SNP. Dengan adanya hasil EDS ini, kiranya dapat dimanfaatkan dalam mendorong peningkatan
kualitas pendidikan di SMK MUHAMMADIYAH GISTING

Gisting, Desember 2020

DAFTAR ISI
iii
COVER ..............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAH .......................................................................1


A. Rasional..................................................................................1
B. Dasar Hukum..........................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................2
D. Sasaran ...................................................................................2

BAB II. PROSEDUR PENYUSUNAN PETA MUTU ...........................3

BAB III. PENGUMPULAN DATA PENGELOLAAN


DATA PETA MUTU SEKOLAH .............................................7
A. DATA LAPORT MUTU SEKOLAH.....................................7
B. PENGOLAHAN DAN ANILISIS DATA ..............................18

BAB IV. ANALISIS KONTEKS ...............................................................21


A. Indentifikasi Kekuatan dan Kelemahan ..................................21
B. Indentifikasi Peluang dan Ancaman .......................................22
C. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Potensial ...........22
D. Menetapkan Kuadran SWOT ..................................................25
E. Matriks Analisis Strategi SWOT Menetapkan Kebijakan
Menetapkan Kebijakan Pengembangan SMK Erlangga .........26
F. Kebijakan Mutu ......................................................................27
G. Peninjauan Visi dan Misi Sekolah ..........................................28

BAB V. PENUTUP ....................................................................................29

LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di tiap sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah
dan dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru,
Komite Sekolah, orangtua peserta didik, dan pengawas. Proses EDS dapat mengikutsertakan
tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Instrumen EDS ini khusus dirancang untuk
digunakan oleh TPS dalam melakukan penilaian kinerja sekolah terhadap Standar
Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya
menjadi masukan dan dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam
upaya peningkatan kinerja sekolah.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


22.Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 28 Tahun 2016 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

1
C. Tujuan

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) disusun sebagai bahan kajian dan dasar sekolah dalam
melaksanakan analisis potensi diri, melalui pemahaman terhadap potensi dan keunggulan
sekolah serta kelemahan dan kekurangan dalam mengimplementasikan 6 standar Nasional
pendidikan. Dengan demikian EDS dapat digunakan untuk

1. Laporan EDS mengungkapkan berbagai temuan yang dapat digunakan untuk validasi
internal

2. Proses EDS adalah mengenai perubahan dan peningkatan, hal ini akan bermanfaat bila
diwujudkan dalam perencanaan bagi peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar
peserta didik.

3. Rekomendasi EDS dijadikan acuan dalam mengembangkan sekolah melalui


penyusunan Program kerja sekolah ; RKJM, PKT, RAKS, Pengembangan Buku 1
KTSP yang merupakan landasan program dan kegiatan dilaksanakan di SMK
Muhammadiyah Gisting untuk memenuhi 8 SNP melalui Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SMPI),

D. Sasaran

Sasaran pelaksanaan penyusunan peta mutu melalui kegiatan evaluasi diri adalah

1. Diperoleh peta capaian standar nasional pendidikan di SMK Muhammadiyah Gisting,


sebagai baseline.

2. Identifikasi masalah-masalah yang dihadapi SMK Muhammadiyah Gisting dalam


pencapaian SNP

3. Adanya rekomendasi peningkatan mutu di SMK Muhammadiyah Gisting

2
BAB II
PROSEDUR
PENYUSUNAN PETA MUTU

Pemetaan mutu pendidikan pada satuan pendidikan berdasarkan SNP melalui kegiatan
evaluasi diri yang menghasilkan peta mutu (capaian standar), akar masalah yang dihadapi dan
rekomendasi. Seluruh komponen satuan pendidikan dan pemangku kepentingan harus terlibat
dalam pelaksanaan EDS

EDS sebagai wujud pelaksanaan penyusunan peta mutu, dilaksanakan dengan langkah-

1. Rapot Mutu

Rapot mutu dijadikan sebagai dasar kajian EDS Satuan pendidikan.

2. Pengolahan dan analisis data

Data yang bersumber dari Instrumen EDS dan Raport Mutu diidentifikasi untuk
menemukan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), hal ini digunakan untuk
Identifikasi Akar Masalah pada setiap kelemahan sekolah sehingga dapat
direkomendasikan upaya peningkatan mutu sekolah melalui pemilihan strategi
peningkatan mutu sekolah.

3. Pembuatan peta mutu

Pembuatan peta mutu dilakukan dengan analisis SWOT, dengan analisis ini dilakukan
kajian internal yang meliputi Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan), serta
kajian eksternal yang terdiri dari Opportunity (Peluang) dan Threath (Ancaman).

1) Strength (Kekuatan) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari


dalam organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut dapat terus tumbuh,
berkembang, atau mencapai kondisi yang lebih baik. Kekuatan yang
mendukung pemasaran produk (jasa pendidikan)

2) Weakness (Kelemahan) merupakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari


dalam organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,
kekalahan, degradasi atau penurunan keadaan.
3) Opportunity (Peluang) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari
luar organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kemajuan,
perkembangan, atau pencapaian kondisi yang lebih baik, sehingga bisa digunakan
untuk meningkatkan pemasaran produk / jasa pendidikan, serta meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah.
4) Threath (Ancaman) merupakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari luar
organisasi yang dapat mengakibatkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,

3
5) kemunduran, atau jatuh ke kondisi yang lebih buruk. Ancaman atau tantangan dari
pihak luar yang mempengaruhi kondisi dan pengembangan sekolah serta menjadi
faktor tuntutan sehingga SMK Muhammadiyah Gisting melakukan tindakan /
perubahan / peningkatan kualitas

Dalam analisis ini dilakukan kajian internal yang meliputi Strength (Kekuatan) dan
Weakness (Kelemahan), serta kajian eksternal yang terdiri dari Opportunity (Peluang) dan
Threath (Ancaman).

1. Strength (Kekuatan) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari dalam
organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut dapat terus tumbuh, berkembang,
atau mencapai kondisi yang lebih baik. Kekuatan yang mendukung pemasaran produk
(jasa pendidikan)

2. Weakness (Kelemahan) meruapakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari


dalam organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,
kekalahan, degradasi atau penurunan keadaan.
3. Opportunity (Peluang) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari luar
organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kemajuan,
perkembangan, atau pencapaian kondisi yang lebih baik, sehingga bisa digunakan untuk
meningkatkan pemasaran produk / jasa pendidikan, serta meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah.
4. Threath (Ancaman) merupakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari luar
organisasi yang dapat mengakibatkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,
kemunduran, atau jatuh ke kondisi yang lebih buruk. Ancaman atau tantangan dari pihak
luar yang mempengaruhi kondisi dan pengembangan sekolah serta menjadi faktor
tuntutan sehingga SMK Muhammadiyah Gisting melakukan tindakan / perubahan /
peningkatan kualitas

Langkah-langkah Penerapan analisis SWOT dilaksanakan sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi STRENGTHS (Kekuatan), WEAKNESSES (Kelemahan),


OPPORTUNITIES (Peluang) dan THREATS (Ancaman) dari aspek-aspek yang akan
dinilai dalam organisasi sekolah, dengan sekup analisis, menyeluruh atau parsial.
Dalam melaksanakan analisis ini dilakukan analisis secara menyeluruh sesuai dengan
delapan standar nasional pendidikan.
2) Menyusun instrumen untuk melakukan assessment / pembobotan, yaitu menganalisis
secara kuwantitatif kekuatan dan kelemahan serta Peluang dan Ancaman dengan
menghitung bobot (skala 1 s.d 10) berdasar ada kepentinghan / urgensi, mendesaknya
serta pengaruhnya. Dari pembobotan ini muncul STRENGTHS (Kekuatan),
WEAKNESSES (Kelemahan), OPPORTUNITIES (Peluang) dan THREATS
(Ancaman) potensial.

4
3) Menentukan Kwadran SWOT
Kwadran SWOT dilakukan untuk mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik
(x,y) pada kuadran SWOT. Dengan memperhatikan skor bobot pada langkah ke dua di
atas, titik kwadran dieroleh dengan melakukan pengurangan antara jumlah total faktor
S dengan W (titik x) dan faktor O dengan T (titik y). Jika ditarik garis panah dari titik
O ke (X,Y) diperoleh sebuah posisi yang memiliki makna :
a. Kuadran I (positif, positif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

b. Kuadran II (positif, negatif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan
yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi,
artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan
berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

c. Kuadran III (negatif, positif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.

d. Kuadran IV (negatif, negatif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya
kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi diri.

4) Menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi berupa strategi, kebijakan, program


dan kegiatan berdasarkan hasil analisis, untuk peningkatan mutu sekolah dengan
menggunakan matrik SWOT sesuai Kwadran SWOT.

5
Gambar 2.1 Strategi SWOT

6
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
DATA PETA MUTU SEKOLAH

A. DATA RAPORT MUTU SEKOLAH

IDENTITAS
Nama Sekolah : SMKS ERLANGGA
1080487
NPSN : 6
Kabupaten : Kab. Tanggamus
Provinsi : Prov. Lampung
2016 2017 2018 2019 2020
Capaian Sekolah : 1,1 5,08 5,24 6,49 0
Capaian Kabupaten/Kota : 3,83 5 5,21 6,29 0
Capaian Provinsi : 3,87 4,83 5,28 6,31 0
Capaian Nasional : 4,09 4,6 5,29 6,31 5,38

7
CAPAIAN PER STANDAR

Radar PMPRadar
Antar PMP
Tahun2019
10
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Pembiayaan 10 Standar Isi
5
5

Standar Pengelolaan Pendidikan 0 Standar Proses


0

Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan Standar Penilaian Pendidikan


Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Capaian 2016 Capaian 2017


Capaian 2018 Capaian 2020

8
Kab. Prov.
Capaian Capaia Capaia Capaia Capaia
Nomor Standar Nasional Pendidikan   Tanggamu Lampung
2016 n 2017 n 2018 n 2019 n 2020
s 2020 2020

1 Standar Kompetensi Lulusan 0,38 5,89 6,16 6,99


2 Standar Isi 0,67 4,53 5,9 6,99
3 Standar Proses 0,16 6,31 6,54 6,99
4 Standar Penilaian Pendidikan 5,48 5,53 6,99
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2,94 3,12 3,16 4,67
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 2,8 3,46 2,77 5,39
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 0 5,81 5,79 6,92
8 Standar Pembiayaan 0,77 6,07 6,04 6,99

KATEGORI CAPAIAN
  Kategori   Batas Bawah Batas Atas
 Menuju SNP 1 0   2,04  
 Menuju SNP 2 2,05   3,7  
 Menuju SNP 3 3,71   5,06  
 Menuju SNP 4 5,07   6,66  
 SNP 6,67   7  

9
CAPAIAN
STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR CAPAIAN 2016 CAPAIAN 2017 CAPAIAN 2018 2019
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator   Nilai Katego Nilai Katego Nilai Kategori Nilai
ri ri
1 Standar Kompetensi Lulusan   0,38  5,89  6,16   
1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap      6,94  6,88   
1.1.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan 6,76  6,9 

bertakwa kepada Tuhan YME


1.1.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter 7  6,95 

1.1.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin 6,97  6,9 

1.1.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun 6,84  6,99 

1.1.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur 7  7 

1.1.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli 7  6,93 

1.1.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri 6,89  6,73 

1.1.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab 7  6,95 

1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat 6,95  6,5 

1.1.10. Memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani 7  7 

1.2. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan   1,15  2,62  4,37   
1.2.1. Memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, 1,15  2,62  4,37 

metakognitif
1.3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan      6,47  6,33   
1.3.1. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif 6,43  6,03 

1.3.2. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak produktif 5,82  5,37 

1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis 6,6  6,3 

1.3.4. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri 6,62  6,61 

1.3.5. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif 6,65  6,96 

1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak komunikatif 6,68  6,72 

2 Standar Isi   0,67  4,53  5,9   


2.1. Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan      3,12  5,27   
2.1.1. Memuat karakteristik kompetensi sikap 3,49  4,77 

10
2.1.2. Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan 2,67  5,01 

2.1.3. Memuat karakteristik kompetensi keterampilan 2,53  4,92 

2.1.4. Menyesuaikan tingkat kompetensi siswa 3,57  6 

2.1.5. Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran 3,36  5,65 

2.2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai      4,86  6,52   
prosedur
2.2.1. Melibatkan pemangku kepentingan dalam pengembangan 4,05  6,16 

kurikulum
2.2.2. Mengacu pada kerangka dasar penyusunan 7  7 

2.2.3. Melewati tahapan operasional pengembangan 3,09  6,23 

2.2.4. Memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan pendidikan yang 5,3  6,72 

dikembangkan
2.3. Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan      5,62  5,89   
2.3.1. Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur 4,04  6,99  6,99 

kurikulum yang berlaku


2.3.2. Mengatur beban belajar bedasarkan bentuk pendalaman materi 4,09  3,49 

2.3.3. Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan lokal 4,48  6,16 

2.3.4. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa 6,92  6,93 

3 Standar Proses   0,16  6,31  6,54   


3.1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan      6,3  6,62   
3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan 6,65  6,9 

3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi 6,3  6,61 

3.1.3. Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sistematis 5,95  6,51 

3.1.4. Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas 6,3  6,44 

sekolah
3.2. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat   0,5  6,52  6,77   
3.2.1. Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai 7  6,79  6,79 

ketentuan
3.2.2. Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran 6,31  6,73 

3.2.3. Mendorong siswa mencari tahu 6,59  6,83 

3.2.4. Mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah 6,58  6,84 

11
3.2.5. Melakukan pembelajaran berbasis kompetensi 6,67  6,86 

3.2.6. Memberikan pembelajaran terpadu 6,6  6,84 

3.2.7. Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang 6,56  6,81 

kebenarannya multi dimensi;


3.2.8. Melaksanakan pembelajaran menuju pada keterampilan aplikatif 6,55  6,8 

3.2.9. Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar 6,76  6,87 

sepanjang hayat
3.2.10. Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja 6,76  6,88 

adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.


3.2.11. Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budaya 6,31  6,84 

siswa.
3.2.12. Menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa 6,3  6,57 

3.2.13. Memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan 6,3  6,47 

efisiensi dan efektivitas pembelajaran


3.2.14. Menggunakan aneka sumber belajar 6,01  6,64 

3.2.15. Mengelola kelas saat menutup pembelajaran 6,75  6,82 

3.3. Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses      6,11  6,24   
pembelajaran
3.3.1. Melakukan penilaian otentik secara komprehensif 5,66  5,46 

3.3.2. Memanfaatkan hasil penilaian otentik 6,37  6,37 

3.3.3. Melakukan pemantauan proses pembelajaran 6,11  6,6 

3.3.4. Melakukan supervisi proses pembelajaran kepada guru 6,51  5,72 

3.3.5. Mengevaluasi proses pembelajaran 5,65  6,37 

3.3.6. Menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran 6,38  6,91 

4 Standar Penilaian Pendidikan      5,48  5,53   


4.1. Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi      6,6  6,23   
4.1.1. Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan 6,72  6,5 

4.1.2. Memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah 6,48  5,95 

4.2. Teknik penilaian obyektif dan akuntabel      5,58  5,05   
4.2.1. Menggunakan jenis teknik penilaian yang obyektif dan akuntabel 5,73  5,65 

4.2.2. Memiliki perangkat teknik penilaian lengkap 5,42  4,46 

12
4.3. Penilaian pendidikan ditindaklanjuti      5,05  5,95   
4.3.1. Menindaklanjuti hasil pelaporan penilaian 5,5  6,19 

4.3.2. Melakukan pelaporan penilaian secara periodik 4,6  5,71 

4.4. Instrumen penilaian menyesuaikan aspek      5,49  4,78   


4.4.1. Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap 5,23  4,76 

4.4.2. Menggunakan instrumen penilaian aspek pengetahuan 5,71  5,38 

4.4.3. Menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan 5,53  4,19 

4.5. Penilaian dilakukan mengikuti prosedur      4,68  5,64   


4.5.1. Melakukan penilaian berdasarkan penyelenggara sesuai 4,4  5,8 

prosedur
4.5.2. Melakukan penilaian berdasarkan ranah sesuai prosedur 6,17  5,91 

4.5.3. Menentukan kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yang 3,47  5,2 

sesuai
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan   2,94  3,12  3,16   
5.1. Ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan   4,76  5,33  3,17   
5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 6,3  7  5,72 

5.1.2. Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar seimbang 0  0  0 

5.1.3. Tersedia untuk tiap mata pelajaran 0  0 

5.1.4. Bersertifikat pendidik 7  1,9 

5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik 3,33  3,33  3,33 

5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik


5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik 4,64  4,64  4,64 

5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik 0 

5.2. Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan   1,75  2,1  4,72   
5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 7  7  7 

5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan 7  7  7 

5.2.3. Berpengalaman mengajar selama yang ditetapkan 0  7 

5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara 0  0  0 

5.2.5. Bersertifikat pendidik 0  0 

5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah 0  0 

13
5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik 0  0 

5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik 0  0 

5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik 0  0  0 

5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik 0  0  0 

5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik 0  0  0 

5.3. Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai   2,33  4,2  2,1   
ketentuan
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi 0 

5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi berkualifikasi minimal 0 

SMK/sederajat
5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat
5.3.4. Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi 7  7  7 

5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi berpendidikan 4,66  4,66  4,66 

sesuai ketentuan
5.3.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik
5.3.7. Berkompetensi sosial minimal baik
5.3.8. Berkompetensi teknis minimal baik
5.3.9. Berkompetensi manajerial minimal baik
5.4. Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan   2,33  0  1,57   
5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium 0  0 

5.4.2. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium berkualifikasi sesuai 0  7 

5.4.3. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium bersertifikat


5.4.4. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium berpengalaman sesuai 7 

5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran 0  0  0 

5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan sesuai


ketentuan
5.4.7. Tersedia Tenaga Laboran 0  0 

5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan sesuai ketentuan 0 

5.4.9. Berkompetensi kepribadian minimal baik


5.4.10. Berkompetensi sosial minimal baik
5.4.11. Berkompetensi manajerial minimal baik

14
5.4.12. Berkompetensi profesional minimal baik
5.5. Ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai ketentuan   2,33  0  0   
5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan 0  0 

5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berkualifikasi sesuai 0  0 

5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan bersertifikat


5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berpengalaman sesuai 0 

5.5.5. Tersedia Tenaga Pustakawan 0  0  0 

5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan sesuai ketentuan 0 

5.5.7. Berkompetensi manajerial minimal baik


5.5.8. Berkompetensi pengelolaan informasi minimal baik
5.5.9. Berkompetensi kependidikan minimal baik
5.5.10. Berkompetensi kepribadian minimal baik
5.5.11. Berkompetensi sosial minimal baik
5.5.12. Berkompetensi pengembangan profesi minimal baik
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan   2,8  3,46  2,77   
6.1. Kapasitas daya tampung sekolah memadai   3,5  3,87  2,88   
6.1.1. Memiliki kapasitas rombongan belajar yang sesuai dan memadai 7  7 

6.1.2. Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa 0  0  0 

6.1.3. Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan 6,06  7 

6.1.4. Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah siswa 0 

6.1.5. Kondisi bangunan sekolah memenuhi persyaratan 5,57  6,25 

6.1.6. Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan 1,43  2,33 

6.2. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang   0,58  1,78  2,15   
lengkap dan layak
6.2.1. Memiliki ruang kelas sesuai standar 1,75  4,86  5,27 

6.2.2. Memiliki laboratorium IPA sesuai standar 0  0 

6.2.3. Memiliki ruang perpustakaan sesuai standar 0  0  0 

6.2.4. Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai standar 0  0 

6.2.5. Memiliki laboratorium biologi sesuai standar 0  0 

6.2.6. Memiliki laboratorium fisika sesuai standar 0  0 

15
6.2.7. Memiliki laboratorium kimia sesuai standar 0  0 

6.2.8. Memiliki laboratorium komputer sesuai standar 4,22  5,42 

6.2.9. Memiliki laboratorium bahasa sesuai standar 0  0 

6.2.10. Kondisi ruang kelas layak pakai 0  4,2  5,54 

6.2.11. Kondisi laboratorium IPA layak pakai 0  0 

6.2.12. Kondisi ruang perpustakaan layak pakai 2,33  0 

6.2.13. Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai 7 

6.2.14. Kondisi laboratorium biologi layak pakai 0 

6.2.15. Kondisi laboratorium fisika layak pakai 0 

6.2.16. Kondisi laboratorium kimia layak pakai 0  0 

6.2.17. Kondisi laboratorium komputer layak pakai 2,33  2,33 

6.2.18. Kondisi laboratorium bahasa layak pakai 0  0 

6.3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap   4,32  1,91  2,52   
dan layak
6.3.1. Memiliki ruang pimpinan sesuai standar 0  0 

6.3.2. Memiliki ruang guru sesuai standar 0,58  4,66 

6.3.3. Memiliki ruang UKS sesuai standar 0  0 

6.3.4. Memiliki tempat ibadah sesuai standar 0  0 

6.3.5. Memiliki jamban sesuai standar 4,32  2,44  5,77 

6.3.6. Memiliki gudang sesuai standar 1,75  5,25 

6.3.7. Memiliki ruang sirkulasi sesuai standar


6.3.8. Memiliki ruang tata usaha sesuai standar 0  0 

6.3.9. Memiliki ruang konseling sesuai standar 0  0 

6.3.10. Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai standar 0  0 

6.3.11. Menyediakan kantin yang layak 5,13  5,26 

6.3.12. Menyediakan tempat parkir yang memadai 6,06  5,43 

6.3.13. Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja 6  6,76 

6.3.14. Kondisi ruang pimpinan layak pakai 3,5  0 

6.3.15. Kondisi ruang guru layak pakai 4,2  5,6 

6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai 0,5  1,4 

16
6.3.17. Kondisi tempat ibadah layak pakai 0  0 

6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar 0,87  4,66 

6.3.19. Kondisi gudang layak pakai


6.3.20. Kondisi ruang sirkulasi layak pakai 7  7 

6.3.21. Kondisi ruang tata usaha layak pakai 0  0 

6.3.22. Kondisi ruang konseling layak pakai 0  0 

6.3.23. Kondisi ruang organisasi kesiswaan layak pakai 0  0 

7 Standar Pengelolaan Pendidikan   0  5,81  5,79   


7.1. Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan      6,51  6,46   
7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan 6,86  6,73 

7.1.2. Mengembangkan rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai 6,58  6,53 

ketentuan
7.1.3. Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan 6,08  6,12 

pengelolaan sekolah
7.2. Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan      6,25  6,48   
7.2.1. Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap 5,73  6,11 

7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan 6,63  6,59 

7.2.3. Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan 6,69  6,6 

7.2.4. Melaksanakan kegiatan evaluasi diri 6,4  6,68 

7.2.5. Membangun kemitraan dan melibatkan peran serta masyarakat 6,12  6,57 

serta lembaga lain yang relevan


7.2.6. Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan 5,93  6,33 

pembelajaran
7.3. Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas   0  2,16  2,19   
kepemimpinan
7.3.1. Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik 0 

7.3.2. Berjiwa kepemimpinan 6,58  6,47 

7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan baik 0  0 

7.3.4. Mengelola sumber daya dengan baik 6,4  6,71 

7.3.5. Berjiwa kewirausahaan 0  0 

7.3.6. Melakukan supervisi dengan baik 0  0 

17
7.4. Sekolah mengelola sistem informasi manajemen      5,9  5,64   
7.4.1. Memiliki sistem informasi manajemen sesuai ketentuan 5,9  5,64 

8 Standar Pembiayaan   0,77  6,07  6,04   


8.1. Sekolah memberikan layanan subsidi silang   2,33  6,99  6,99   
8.1.1. Membebaskan biaya bagi siswa tidak mampu 0  7  7 

8.1.2. Memiliki daftar siswa dengan latar belakang ekonomi yang jelas 0  7  7 

8.1.3. Melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang 7  7  7 

mampu
8.2. Beban operasional sekolah sesuai ketentuan      7  7   
8.2.1. Memiliki biaya operasional non personil sesuai ketentuan 7  7 

8.3. Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik   0  4,21  4,12   
8.3.1. Mengatur alokasi dana yang berasal dari 0  0  0 

APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya
8.3.2. Memiliki laporan pengelolaan dana 5,7  5,89 

8.3.3. Memiliki laporan yang dapat diakses oleh pemangku 6,93  6,47 

kepentingan

B. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Berdasar pada hasil pengumpulan data dari instrument EDS dan Raport Mutu Sekolah diperoleh kekuatan dan kelemahan sekolah sebagai berikut:

18
Tabel 3.2
Pemetaan Mutu SMK ERLANGGA

Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
Kekuatan Kelemahan

1 Standar Kompetensi Lulusan

1.1.5. Memiliki perilaku yang Capaian pada indikator ❖ Perilaku yang  Kebiasaan ❖ siswa yang ❖ Guru jarang bertanya Mengembangkan perilaku guru
mencerminkan sikap jujur Baik Sekali dengan mencerminkan sikap jujur mengungkapkan alesan mengerjakan tugas di kepada siswa apa mereka yang lebih hangat agar siswa
nilai 7 berada pada ditumbuhkan dengan tidak mengerjakan sekolah mengerti atau tidak tugas berani untuk bertanya
rentang kategori N>6,66 fasilitasi berbagai kegiatan tugas belum optimal yang di berikan
artinya telah mencapai oleh sekolah.
SNP

2 Standar ISI

2.3.1. Menyediakan alokasi waktu Capaian pada indikator  Alokasi waktu


pembelajaran sesuai struktur Baik Sekali dengan pembelajaran sesuai
kurikulum yang berlaku nilai 6,99 berada pada KTSP
rentang kategori N>6,66
artinya telah mencapai
SNP

3 Standar Proses

3.2.10. Menerapkan prinsip bahwa siapa Capaian pada indikator  Adanya penugasan dari  Membutuhkan waktu  Membutuhkan  Kurangnya kerja sama  Pembelajaran tematik &
saja adalah guru, siapa saja adalah Baik Sekali dengan guru yang behubungan yang cukup banyak waktu yang cukup antar mapel yang se Diskusi antar mapel
siswa, dan di mana saja adalah nilai 6,88 berada pada dengan masyarakat banyak tema

19
kelas. rentang kategori N>6,66
artinya telah mencapai
SNP

4. Standar Penilaian Pendidikan

4.1.1. Mencakup ranah sikap, Capaian pada indikator Penilaian sudah Penilaian sikap masih Tidak adanya Belum terbentuknya tim Dibentuk tim supervisi untuk
pengetahuan dan keterampilan Baik dengan nilai 6,5 dilakukan oleh semua berupa dokumen supervisi untuk supervisi untuk penilaian sikap
Penilaian sudah pendidik untuk administratif, dan masih penilaian sikap penilaian sikap
dilakukan mencakup mengetahui deskripsi banyak yang belum
penilaian sikap, pengetahuan dan melakukan penilaian
Sikap,Pengetahuan dan ketrampilan siswa sikap secara optimal.
Ketrampilan

5. Standar Pendidikan dan Tenaga


Kependidikan

5.3.4. Tersedia Tenaga Pelaksana Capaian pada indikator  Seluruh urusan  Pelaksana urusan  Jumlah tenaga  Belum merekrut tenaga  Merekrut tenaga administrasi
Urusan Administrasi Baik dengan nilai 7 administrasi terlaksana administrasi terkait administrasi kurang administrasi yang baru yang baru & mengajukan
*)pelaksana tenaga Tata sarana prasarana kurang karena berhubungan tenaga administrasi
Usaha ada 2 orang maksimal karna tidak dengan masalah
(wanita) mempunyai TU laki-laki penggajian
*)pelaksana urusan
kesiswaan juga
memegang urusan
kurikulum
*) pelaksana urusan
persuratan dan arsip
dipegang oleh 1 orang
*) pelaksana urusan
hubungan sekolah
dengan masyarakat
dipegang oleh seluruh
tenaga kependidikan
6. Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan

20
6.2.13. Kondisi tempat bermain/lapangan Capaian pada indikator  Masih memungkinkan  Lahan terbatas  Lahan terbatas  Lahan terbatas  Revitalisasi bangunan dan
layak pakai Baik Sekali dengan menambah lahan hijau membuat masterplant
nilai 7 dan tempat bermain bangunan

lahan hijau dan tempat


bermain masih kurang

7. Standar Pengelolaan
Pendidikan

7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan Capaian pada indikator  Alokasi visi, Misi dan
yang jelas sesuai ketentuan Baik Sekali dengan mempunyai Tujuan
nilai 6,73 berada pada yang jelas
rentang kategori N>6,66
artinya telah mencapai
SNP

8. Standar Pembiayaan

8.1.2. Memiliki daftar siswa dengan Capaian pada indikator  Kebanyakan siswa  Banyak siswa dari latar  Banyak siswa yang  Kurangnya pemahaman  Di berikan bantuan berupa
latar belakang ekonomi yang jelas Baik Sekali dengan rumahnya berada di belakang ekonomi berkeinginan orang tua tentang moril dan material kepada
nilai 7 berada pada lingkungan Sekolah menengah kebawah berhenti sekolah penting nya sekolah siswa yang mempunyai
rentang kategori N>6,66 karna membantu kendala ekonomi
artinya telah mencapai orang tua
SNP

21
BAB IV
ANALISIS KONTEKS

A. Identifikasi Kekuatan Dan Kelemahan ( Analisis Lingkungan Internal)

Strengths Weaknesses
Kode Kode
(Kekuatan) (Kelemahan)

Perilaku yang mencerminkan


Kebiasaan mengungkapkan
sikap jujur ditumbuhkan dengan
S.1 W.1 alesan tidak mengerjakan tugas
fasilitasi berbagai kegiatan oleh
belum optimal
sekolah.
Alokasi waktu pembelajaran
S.2 W.2 Terkendali
sesuai ktsp
Adanya penugasan dari guru Membutuhkan waktu yang
S.3 yang behubungan dengan W.3 cukup banyak
masyarakat
Penilaian sudah dilakukan oleh Penilaian sikap masih berupa
semua pendidik untuk dokumen administratif, dan
S.4 mengetahui deskripsi sikap, W.4 masih banyak yang belum
pengetahuan dan ketrampilan melakukan penilaian sikap
siswa secara optimal.
Pelaksana urusan administrasi
Seluruh urusan administrasi terkait sarana prasarana kurang
S.5 W.5
terlaksana maksimal karna tidak
mempunyai tu laki-laki
Masih memungkinkan
S.6 menambah lahan hijau dan W.6 Lahan terbatas
tempat bermain
Alokasi visi, misi dan
S.7 W.7 Terkendali
mempunyai tujuan yang jelas
Kebanyakan siswa rumahnya Banyak siswa dari latar
S.8 berada di lingkungan sekolah W.8 belakang ekonomi menengah
kebawah

21
B. Identifikasi Peluang Dan Ancaman (Analisis Lingkungan Eksternal)

Opportunities Threats
Kode Kode
(Peluang) (Ancaman)

Adanya bantuan dari ekskul


Pengaruh dari lingkungan luar
O1 kerohanian membantu membina T1
sekolah
sikap kejujuran
Dukungan dari pihak
O2 T2 Terkendali
pengembang sekolah

Dukungan dari huimas dan


O3 T3 Waktu yang kurang cukup
komte sekolah

O4 Kolaborasi antar guru mapel T4 Tidak berkelanjutan

Mempunyai kendala dengan


O5 Saling tolong dan kerjasama T5
kegiatan yang menggukan fisik
Masih ada lahan kosong di dekat
O6 sekolah bisa di gunakan olah T6 Bukan lahan milik sekolah
raga/bermain
Di dukung oleh semoa
O7 T7 Terkendali
pemangku sekolah
Memuahkan dalam memantau
Orang tua yang menyuruh anak
O8 dan komunikasi dengan orang T8
nya bekerja
tua

C. Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Potensial

Untuk mendapatkan analisis lingkungan strategis potensial, dilakukan pembobotan terhadap


aspek internal dan eksternal sebagaimana able berikut ini:

Tabel 3.
Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Potensial

Jumlah
OPPORTUNITIES (Peluang) Skor
Skor
No / Pengaru
Uraian Urgensi Mendesak
Kode h
Adanya bantuan dari ekskul kerohanian
O1 7 7 8 22
membantu membina sikap kejujuran
O2 Dukungan dari pihak pengembang sekolah 7 7 8 22
O3 Dukungan dari humas dan komte sekolah 8 6 8 22
O4 Kolaborasi antar guru mapel 7 7 8 22
22
O5 Saling tolong dan kerjasama 9 7 9 23
Masih ada lahan kosong di dekat sekolah
O6 9 7 9 25
bisa di gunakan olah raga/bermain
O7 Di dukung oleh semua pemangku sekolah 7 7 8 22
Memduahkan dalam memantau dan
O8 7 7 8 22
komunikasi dengan orang tua
Jumlah 180

SCOR PELUANG (O) (180/2) = 90

Jumlah
THREATS (Ancaman) Skor
Skor
Pengaru
Kode Uraian Urgensi Mendesak
h

T1 Pengaruh dari lingkungan luar sekolah 7 6 8 21

T2 terkendali

T3 Waktu yang kurang cukup 7 6 8 21

T4 Tidak berkelanjutan 8 7 7 22

Mempunyai kendala dengan kegiatan yang


T5 8 7 9 24
menggukan fisik

T6 Bukan lahan milik sekolah 8 7 8 23

T7 terkendali

T8 Orang tua yang menyuruh anak nya bekerja 8 8 8 24

Jumlah 135

SCOR ANCAMAN (T) (135/2) = 67,5

STRENGTHS (Kekuatan) Skor ( 1 s.d 10)


Jumlah
No / Mendesa Pengaru Skor
Uraian Urgensi
Kode k h
Perilaku yang mencerminkan sikap jujur
S.1 ditumbuhkan dengan fasilitasi berbagai 8 7 8 23
kegiatan oleh sekolah.
S.2 Alokasi waktu pembelajaran sesuai KTSP 7 7 7 21

S.3 Adanya penugasan dari guru yang behubungan 7 8 8 23


dengan masyarakat
23
Penilaian sudah dilakukan oleh semua
S.4 pendidik untuk mengetahui deskripsi sikap, 8 7 8 23
pengetahuan dan ketrampilan siswa
S.5 seluruh urusan administrasi terlaksana 7 7 8 22
masih memungkinkan menambah lahan hijau
S.6 8 7 9 24
dan tempat bermain
Alokasi visi, Misi dan mempunyai Tujuan
S.7 7 7 7 21
yang jelas
Kebanyakan siswa rumahnya berada di
S.8 7 7 8 22
lingkungan Sekolah

Jumlah 180

SCOR KEKUATAN (S) (180/2) = 90

WEAKNESSES (Kelemahan) Skor


Jumlah
No / Mendesa Pengaru Skor
Uraian Urgensi
Kode k h

Kebiasaan mengungkapkan alesan tidak


W.1 8 8 7 23
mengerjakan tugas belum optimal

W.2 terkendali

W.3 Membutuhkan waktu yang cukup banyak 8 8 8 24

Penilaian sikap masih berupa dokumen


W.4 administratif, dan masih banyak yang belum 8 7 8 23
melakukan penilaian sikap secara optimal.
pelaksana urusan administrasi terkait sarana
W.5 prasarana kurang maksimal karna tidak 9 7 9 25
mempunyai TU laki-laki

W.6 lahan terbatas 8 7 8 23

W.7 terkendali

Banyak siswa dari latar belakang ekonomi


W.8 8 8 8 24
menengah kebawah

Jumlah 142

SCOR KELEMAHAN (W) (142/2) = 71

24
Berdasar pada pemberian skor di atas diperoleh jumlah sebagai berikut

O = 90
T = 67
S = 90
W = 71

Dengan demikian diperoleh titik kuadran SWOT sebagai berikut

Titik x = S - W = 90 – 71 = 19

Titik y= O - T = 90 - 67 = 23

D. Menetapkan Kuadran SWOT

Dengan demikian dapat digambarkan diagram kwadran SWOT sebagai berikut:

Grafik 2.1

Kwdran SWOT SMK …………

Berdasar analisis di atas, Posisi sekolah berada di kuadran ke 3, Posisi ini menandakan
sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja INTERNAL organisasi.

E. Matrik Analisis Strategi Swot Menetapkan Kebijakan Pengembangan SMK Erlangga


25
Untuk melakukan kajian terhada kebijakan yang harus dilakukan SMK Erlangga pada tahapan
selanjutnya dari analisis SWOT dilakukan dengan membuat matrik SWOT, untuk data melakukan
peningkatan kinerja melalui . Sesuai dengan hasil analisis kwadran SWOT, matrik SWOT yang
digunakan untuk saat ini kondisi program keahlian berada pada kuadran I. (POSITIF, POSITIF)
dengan urutan kekuatan dan tantangan sebagai berikut

Kekuatan

Peringkat Kode Uraian scor

1 S6 masih memungkinkan menambah lahan hijau dan tempat 24


bermain
2 S.1 Perilaku yang mencerminkan sikap jujur ditumbuhkan 23
dengan fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah.
3 S.3 Adanya penugasan dari guru yang behubungan dengan 23
masyarakat
Penilaian sudah dilakukan oleh semua pendidik untuk
4 S.4 mengetahui deskripsi sikap, pengetahuan dan ketrampilan 23
siswa
5 S.5 seluruh urusan administrasi terlaksana 22
6 S.8 Kebanyakan siswa rumahnya berada di lingkungan Sekolah 22
7 S.2 Alokasi waktu pembelajaran sesuai KTSP 21
8 S.7 Alokasi visi, Misi dan mempunyai Tujuan yang jelas 21

Peluang

Peringkat Kode Uraian scor

1 O6 Masih ada lahan kosong di dekat sekolah bisa di gunakan 25


olah raga/bermain
2 O5 Saling tolong dan kerjasama 23

3 O1 Adanya bantuan dari ekskul kerohanian membantu 22


membina sikap kejujuran
4 O2 Dukungan dari pihak pengembang sekolah 22
5 O3 Dukungan dari humas dan komte sekolah 22
6 O4 Kolaborasi antar guru maple 22
7 O7 Di dukung oleh semua pemangku sekolah 22
Memduahkan dalam memantau dan komunikasi dengan
8 O8 22
orang tua

F. Kebijakan Mutu

26
Pengambilan kebijakan pengembangan SMK Erlangga dilakukan melalui kajian matrik
analisis SWOT berikut:

MATRIK ANALISIS STRATEGI SWOT

Lingkungan 1. Masih ada lahan kosong di dekat


Ekternal sekolah bisa di gunakan olah
raga/bermain
2. Saling tolong menolong
3. Adanya bantuan dari ekskul
kerohanian membantu membina sikap
kejujuran

Lingkungan Internal

Kekuatan KEBIJAKAN STRATEGIS

1. masih memungkinkan menambah lahan hijau dan tempat (misi SEKOLAH)


bermain
Berdasar kajian kebijakan yang dijadikan
strategidengan
2. Perilaku yang mencerminkan sikap jujur ditumbuhkan pengembangan SMK ………. :
fasilitasi berbagai kegiatan oleh sekolah.

3.Adanya penugasan dari guru yang behubungan dengan


1. Mengoptimalkan pelaksanaan PPDB
masyarakat untuk memenuhi target jumlah peserta
didik
2. Mengoptimalkan sarana bermain /
olahraga
3. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
(GLS)
4. Melaksanakan Penyelarasan Kejuruan
5. Pengembangan pembelajaran dengan
teknologi terkini dengan melaksanakan
Pembelajaran Teknologi Terkini (RI
4.0)
6. Implementasi program antri
radikalisme
7. Peningkatan Mutu Penilaian
8. Magang Guru di Industri
9. Pembuatan/Pengembangan dan
Pengelolan Web Informasi Sekolah
10. Implementasi program TEFA
11. Implementasi SPMI
12. Memberikan layanan subsidi silang

G. PENINJAUAN VISI MISI SEKOLAH

27
Berdasar pada kondisi SMK ERLANGGA, sebagaimana digambarkan dalam analisis rencana strategis
di atas, visi, misi dan Tujuan SMK ERLANGGA dilakukan peninjauan sebagai berikut;

 VISI SATUAN PENDIDIKAN

 MISI SATUAN PENDIDIKAN

28
BAB V
PENUTUP

Demikian laporan Evaluasi Diri Sekolah kami buat dengan harapan rekomendasi-rekomendasi
tersebut diatas dapat terimplementasikan ke dalam rencana pengembangan sekolah dan menjadi acuan
bagi pemangku kepentingan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung sebagai bahan pertimbangan untuk
membantu sekolah dalam upaya memenuhi delapan standar Nasional Pendidikan yang berdampak
kepada primanya layanan bagi peserta didik, orangtua, masyarakat, dan pemangku kepentingan.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan, Komite Sekolah, Pengawas Pembina SMK Kabupaten Tanggamus,
Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, dan pihak lain, yang telah membantu penyusunan RKAS
ini.Kami menyadari bahwa RKAS ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akan datang sangat kami harapkan.

29
30

Anda mungkin juga menyukai